Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

STROKE
Disusun untuk Melengkapi Tugas Profesi Ners Departemen Emergenccy
diIGD Rumah Sakit BANGIL

Disusun Oleh :

NITA PURNAMA SARI


160070301111024
KELOMPOK 21

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan yang berjudul STROKEdi Rumah Sakit Bangil yang
akan dilaksanakan pada hari tanggal
Juni 2017 yang disusun oleh:

MAHASISWA:

Nita Purnama Sari

Telah disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Telah Disetujui Oleh:

Mengetahui

Pembimbing Klinik

_________________________ _______________________
Satuan Acara Penyuluhan

Topik : Stroke
Pokok Bahasan : Mengenal stroke
Sasaran : Keluarga, pengunjung, dan petugas di IGDRumah Sakit Bangil
Tempat : Di IGD Rumah Sakit Bangil
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 30 menit

1. Latar Belakang:
Stroke merupakan penyebab kematian terbanyak kedua di dunia setelah penyakit
jantung iskemia. Diperkirakan 3 juta wanita dan 2,5 juta pria meninggal setiap tahunnya di
seluruh dunia akibat stroke. Terdapat 1 kematian akibat stroke setiap 3 menit di Amerika
Serikat (WHO, 2004). Di Indonesia stroke merupakan penyebab kematian nomer 1 (CDC,
2013) dengan kasus kematian antara 100.000-199.999 pertahunnya (WHO, 2008).Indonesia
merupakan negara berkembang dengan prevalensi stroke yang cukup tinggi. Menurut data
Riskesdas tahun 2013, prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi tersebut naik dari 8,3 kasus per mil pada tahun
2007. Yogyakarta menempati urutan ke-2 untuk provinsi dengan prevalensi stroke tertinggi
dengan kisaran kasus 16,9 per mil (Kemenkes, 2013).
Menurut WHO (2004), terdapat 15 juta kasus baru stroke setiap tahun yang
sepertiganya akan mengalami cacat fisik dan kognitif yang permanen. Total biaya direk dan
indirek akibat stroke di Amerika Serikat diestimasikan mencapai 312,6 juta dolar (Go et al.,
2013). Di Indonesia, Disability-adjusted life Years (DALYs) stroke merupakan yang tertinggi
dibanding penyakit lain dengan presentase 8,02% (CDC, 2013). Satu dari 3 penduduk dunia
berisiko mengalami stroke, demensia, atau keduanya secara bersamaan (Seshadri & Wolf,
2007). Diperkirakan 64% pasien dengan stroke akan mengalami gangguan kognitif (Jin et al.,
2006). Oleh karena itu diperlukan pengobatan secepat mungkin.
Pengenalan dan pengobatan cepat tidak hanya dapat membuat perbedaan antara
hidup dan mati, tetapi juga dapat menurunkan cacat jangka panjang. Dalam rangka
mengembangkan respon efisien yang potensial untuk pasien stroke, American Heart
Association mengembangkan Rantai Pertahanan Hidup Stroke. Rantai ini melibatkan delapan
langkah yang akan diambil oleh pasien, anggota keluarga, dan personil ruang gawat darurat
dalam merawat pasien stroke. Pendekatan ini efisien bagi pasien stroke dalam memastikan
perawatan yang tepat dan secepat mungkin, untuk mengoptimalkan pemulihan penuh.
Masing-masing dari 8 D's dalam rantai kelangsungan hidup adalah langkah-langkah penting
untuk meningkatkan kemungkinan diagnosis dan pengobatan stroke yang cepat.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran mengetahui tentang kastroke.
3. Tujuan Khusus
a. Mengetahuipengertian stroke
b. Mengetahui penyebab stroke
c. Mengetahui factor resiko stroke
d. Mengetahuitanda gejala stroke
e. Mengetahuipenatalaksanaan stroke
f. Mengetahui pencegahan stroke
4. Materi Terlampir
a. Pengertian Stroke
b. Penyebab Stroke
c. Faktor Resiko Stroke
d. Tanda Gejala Stroke
e. Penatalaksanaan Stroke
f. Pencegahan Stroke

5. Strategi Pelaksanaan
a. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
b. Media : Leaflet
c. Sasaran : Keluarga, Dan Pengunjung
6. Lokasi
IGD Rumah Sakit Bangil
7. Rencana Pelaksanaan Ket:
a. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
i. Penyaji :Nita Peserta

ii. Moderator : nita


iii. Observer :nita Penyaji
b. Waktu
10.00 10.30 (30 Menit)
c. Denah
d. Strategi
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan peserta Metode Media
Pendahuluan 5 Pembukaan: Menjawab Ceramah
menit Membuka kegiatan dengan salam
mengucapkan salam Medengarkan
Meperkenalkan diri dan menyimak
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan
diberikan
Penyajian 15 1. Penyampaian materi Mendengarkan Ceramah Leaflet
menit Mengetahui pengertian stroke dan menyimak Tanya
Mengetahui penyebab stroke Bertanya jawab
Mengetahui factor resiko dan mengenai hal-
tanda gejala stroke hal yang belum
Mengetahuipenatalaksanaan jelas dan belum
stroke dimengerti
Mengetahui cara mencegah
stroke
2. Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada
sasaran untuk bertanya
Penutup 10 1. Evaluasi : Mendengarkan Ceramah Leaflet
menit Menanyakan pada sasaran dan menyimak Tanya dan
tentang materi yang telah Menjawab jawab Power
diberikan pertanyaan yang Point
2. Menyampaikan kesimpulan diajukan
materi Mengucapkan
3. Mengakhiri pertemuan dan salam
mengucapkan salam

8. Evaluasi
Kriteria Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan satuan acara penyuluhan
b. Menyiapkan materi dan media untuk penyuluhan
c. Menyiapkan tim penyuluh
d. Melakukan kontrak waktu dengan sasaran
e. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan

Kriteria Evaluasi Proses


Penyuluh :
1. Diharapkan penyuluh mampu menjelaskan materi secara komunikatif dan jelas
2. Diharapkan penyuluh mampu mengajak sasaran untuk memperhatikan dan
mendengarkan penyuluh saat menjelaskan
3. Diharapkan penyuluh mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh sasaran
Sasaran :
1. Diharapkan sasaran memperhatikan dengan cermat pada saat berlangsungnya
penyuluhan,
2. Diharapkan sasaran aktif bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti saat dijelaskan
3. Diharapkan sasaran mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh

Kriteria Evaluasi Hasil


Sebelum melakukan penyuluhan pemateri memberikan pertanyaan dasar
mengenai stroke, kemudian setelah penyuluhan peserta diberikan pertanyaan yang sama
dengan pertanyaan yang diberikan sebelum dilakukan penyuluhan. Penyuluhan dikatakan
berhasil jika dari total seluruh sasaran yang mengikuti penyuluhan dengan kriteria hasil
80% sasaran dapat menjawab dengan benar berupa:
a. Pengertian Stroke
b. Penyebab Stroke
c. Faktor Resiko Stroke
d. Tanda Gejala Stroke
e. Penatalaksanaan Stroke
f. Pencegahan Stroke

9. Materi (Terlampir)
10. Daftar Pustaka (Terlampir)
MATERI SAP

1. Pengertian Stroke
CVA (Cerebro Vascular Accident) atau sering disebut stroke merupakan kelainan fungsi otak
yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak yang
dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses
berpikir, daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan lain hingga menyebabkan kematian (Muttaqin,
2008:234).
2. Penyebab Stroke
a. Perdarahan Intraserebral
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, hal ini terjadi karena aterosklerosis, aneurisma,
dan hipertensi. Keadaan ini pada umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun akibat pecahnya
pembuluh darah arteri otak.
b. Trombosis serebri
Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan
otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya.Trombosis biasanya terjadi
pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.Terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah. Trombosis serebri ini disebabkan karena adanya:
Aterosklerostis: mengerasnya/berkurangnya kelenturan dan elastisitas dinding
pembuluh darah
Hiperkoagulasi: darah yang bertambah kental yang akan menyebabkan viskositas/
hematokrit meningkat sehingga dapat melambatkan aliran darah cerebral
Arteritis: radang pada arteri
c. Emboli
Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah otak oleh bekuan darah,
lemak, dan udara.Biasanya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat sistem arteri serebri. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan emboli:
Penyakit jantung reumatik
Infark miokardium
Fibrilasi dan keadaan aritmia : dapat membentuk gumpalan-gumpalan kecil yang dapat
menyebabkan emboli cerebri
Endokarditis : menyebabkan gangguan pada endocardium
3. Faktor Resiko Stroke
Faktor Resiko yang Dapat Faktor Resiko yang Tidak Dapat
dimodifikasi dimodifikasi
- Tekanan darah tinggi - Usia tua
- Merokok - Jenis kelamin (banyak terjadi
- Diabetes Mellitus pada laki-laki)
- Aterosklerosis - Herediter/genetik
- Atrial fibrilasi - Riwayat stroke atau serangan
- Penyakit jantung lain jantung sebelumnya
- Transient ischemic attack
- Anemia bulan sabit
- Kolesterol tinggi
- Obesitas
- Intake alkohol yang tinggi
- Penggunaan obat-obatan ilegal

4. Tanda Gejala Stroke


a) Kelemahan di lengan atau kaki atau keduanya pada sisi yang sama: ini dapat berkisar dari
kelumpuhan total ke kelemahan yang sangat ringan.
b) Kelemahan pada otot-otot wajah: wajah mungkin terasa berat atau terlihat miring. Pidato
mungkin cadel karena tidak dapat mengontrol pergerakan bibir atau lidah anda.
c) Kesulitan berbicara: tidak dapat berbicara, berbicara mungkin sangat cadel, atau ketika anda
berbicara, suara halus kata-kata tetapi tidak masuk akal.
d) Masalah Koordinasi: mungkin tampak tidak terkoordinasi dan tersandung atau memiliki
kesulitan berjalan atau kesulitan memungut benda.
e) Pusing dan Tiba-tiba sakit kepala
f) Masalah Pandangan : seperti penglihatan ganda, hilangnya perifer (samping) visi, atau
kebutaan , penglihatan kabur dengan sendirinya.
g) Kehilangan kesadaran: Anda bisa menjadi tidak sadar, stupor, atau sulit untuk membangkitkan
dan bisa mati.

5. Penatalaksanaan Stroke
Ada beberapa penatalaksanaan pada pasien dengan stroke :
1. Untuk mengobati keadaan akut, berusaha menstabilkan TTV dengan :
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten
b. Kontrol tekanan darah
c. Merawat kandung kemih, tidak memakai keteter
d. Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif.
2. Terapi Konservatif
a. Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral
b. Anti agregasi trombolis: aspirin untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis
yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
c. Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya trombosis atau embolisasi
dari tempat lain ke sistem kardiovaskuler
d. Bila terjadi peningkatan TIK, hal yang dilakukan:
1) Hiperventilasi dengan ventilator sehingga PaCO2 30-35 mmHg
2) Osmoterapi antara lain :
Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/ kali dalam waktu 15-30
menit, 4-6 kali/hari.
Infus gliserol 10% 250 ml dalam waktu 1 jam, 4 kali/hari
3) Posisi kepala head of bed elevation (15-30)
4) Menghindari mengejan pada BAB
5) Hindari batuk
6) Meminimalkan lingkungan yang panas

Facial drooping

Facial drooping adalah wajah yang tertarik ke satu sisi atau ke bawah dan sulit untuk digerakkan.
Biasanya Sahabat akan mudah mengenali gejala ini karena tampak secara nyata. Misalnya, daerah
wajah terlihat seperti terjatuh pada satu bagian.Bisa juga misalnya penderita mengalami kesulitan
untuk minum dari cangkir, sehingga ada yang tertumpah.

Arm weakness

Arm weakness adalah ketika seseorang mengalami kesulitan untuk menggerakan lengan
tangannya.Untuk mengetesnya, Sahabat bisa meminta penderita untuk mengangkat kedua tangan ke
atas. Kemudian, Sahabat amati apakah salah satu tangan jatuh atau tidak terangkat secara sempurna.
Pada beberapa kejadian penderita mengalamai mati rasa atau sensasi kebas meskipun masih bisa
menggerakkan tangan.

Speech difficulties

Sesuai dengan namanya, speech difficulties artinya kesulitan berbicara.Pada tahap ini, penderita
berbicara dengan tidak jelas dan cenderung sulit dipahami.Cobalah Sahabat mengucapkan beberapa
patah kata, kemudian mintalah orang tersebut mengulanginya. Jika orang tersebut kesulitan untuk
mengulangi, bisa jadi ia mengalami gejala kesulitan berbicara.

Time
Terakhir, bila terjadi hal-hal di atas, maka waktu respons Sahabat menjadi sangat penting.Sahabat
dianjurkan segera memanggil bantuan medis dan membawa penderita ke rumah sakit.Perlu Sahabat
ketahui bahwa stroke merusak sekitar dua juta sel otak per menit.Jadi, waktu amatlah penting bagi
seseorang yang terkena serangan stroke. Semakin cepat memperoleh pertolongan, maka akan semakin
banyak sel otak yang dapat diselamatkan.

8D AHA

1) Deteksi: Deteksi melibatkan mengenali tanda-tanda dan gejala stroke akut. Tanda-tanda awal
dari stroke ialah kelemahan pada satu sisi tubuh, bicara cadel dan wajah terasa miring.
Deteksi awal dan pengenalan dari gejala stroke mempercepat pelaksanaan intervensi medis
yang tepat dan meningkatkan hasil pasien yang baik.
2) Dispatch: Langkah kedua dalam rantai kelangsungan hidup adalah 'pengiriman', yang
melibatkan mengaktifkan layanan medis darurat. Dalam kebanyakan kasus, ini memanggil
911. Pengiriman pasien ke UGD secara cepat dapat menyelamatkan nyawa.
3) Delivery: Pengiriman adalah transportasi yang cepat dari pasien ke rumah sakit, atau pusat
stroke. Tenaga medis IGD harus dilatih dalam melakukan penilaian cepat dari kondisi pasien.
Jika stroke dicurigai, pasien harus dibawa ke rumah sakit penerima yang tepat secepat
mungkin. Sebuah riwayat kesehatan dan status mental dasar harus didokumentasikan. Waktu
sejak timbulnya gejala juga harus dicatat yang disebut sebagai 'waktu nol', atau terakhir kali
pasien terlihat normal. Tenaga medis darurat harus memberikan informasi sebelum datang ke
fasilitas penerima sehingga ED dapat mempersiapkan kedatangan seorang pasien stroke yang
potensial.
4) Door: Langkah keempat dalam rantai kelangsungan hidup adalah 'pintu', yang mengacu pada
kedatangan pasien di ruang gawat darurat (ED). Idealnya, tim stroke harus berada di tempat di
fasilitas penerima sebelum kedatangan pasien untuk memastikan penilaian yang cepat dan
diagnosis. Menurut rekomendasi dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke,
penilaian harus diselesaikan oleh seorang dokter ER dalam waktu sepuluh menit setelah tiba
di UGD.
5) Data: Pengumpulan data adalah komponen penting dari rantai kehidupan. Pengumpulan data
termasuk hasil dari tes laboratorium, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis.
Elektrokardiogram 12-lead dianjurkan untuk menyingkirkan aritmia jantung. Selain itu, CT
scan merupakan bagian penting untuk diagnosis yang akurat. CT scan idealnya harus
dilakukan dalam 25 menit dari kedatangan di ruang gawat darurat. Data yang dikumpulkan
juga diperlukan untuk menyingkirkan kondisi yang dapat meniru stroke, seperti tumor otak,
overdosis obat atau hipoglikemia.
6) Decision: Keputusan mengenai jenis pengobatan yang dibutuhkan adalah langkah berikutnya
dalam merawat pasien dengan stroke. Informasi, seperti jenis stroke yang telah terjadi dan
waktu dari timbulnya gejala, dibuat sebelum keputusan perawatan dibuat. Tingkat keparahan
stroke juga mungkin memainkan peran dalam memutuskan pengobatan yang paling tepat.
Pasien dan anggota keluarga juga harus diberitahu tentang risiko dan manfaat dari pilihan
pengobatan.
7) Drug: Pasien dapat diberi obat terapi fibrinolitik, untuk melebarkan pembuluh darah.
Menurut pedoman American Heart Association, terapi fibrinolitik harus diberikan dalam
waktu tiga jam dari timbulnya gejala.
8) Disposisi: disposisi adalah rantai terakhir dalam rantai pertahanan hidup. Langkah dalam
perawatan stroke ini berfokus pada perawatan berkelanjutan dari pasien stroke. Disarankan
bahwa pasien akan dirawat di unit perawatan intensif atau unit stroke dalam waktu tiga jam
dari kedatangan di UGD. Pemantauan terus dari penderita stroke meliputi penilaian status
neurologis, pemantauan kadar glukosa dan tanda-tanda vital, serta pencegahan komplikasi.
Menentukan penyebab stroke juga merupakan bagian dari disposisi.
6. Pencegahan Stroke
a. Kontrol tekanan darah secara teratur
b. Menghentikan merokok
c. Mengurangi konsumsi kolesterol
d. Mempertahankan kadar gula normal
e. Latihan fisik (senam) secara teratur

DAFTAR PUSTAKA

uach, E. Cucchiara, B. 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary


Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation. 2010.
http://circ.ahajournals.org/content/122/18_suppl_3/S818.full Accessed December2016.

National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Stroke Proceedings; Acute Care.
http://www.ninds.nih.gov/news_and_events/proceedings/stroke_proceedings/recs-acute.htm
Accessed December2016.

Anda mungkin juga menyukai