Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

A DENGAN TAHAP
PERKEMBANGAN KELUARGA USIA PERTENGAHAN DI RT 02
KELURAHAN PURNAMA KECAMATAN DUMAI BARAT

OLEH :

Tengku Muharni Afiza

NIM : 19.021

AKADEMI KEPERAWATAN SRI BUNGA TANJUNG DUMAI

TA 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit yang menjadi persoalan di dunia salahsatunya adalah stroke, terbukti
dengan tanggal 29 oktober merupakan hari stroke sedunia. Tercatat hampir
85% orang mempunyai kemungkinan terkena penyakit stroke, tetapi dengan
adanya atau bertambahnya kesadaran dalam mengatasi faktor resiko yang
terjadi dapat mengurangi jumlah pasien stroke. Prediksi badan kesehatan dunia
mengatakan tingkat penderita strok semakin bertambah, kematian akibat
penyakit jantung serta kanker kurang lebih enam juta pada tahun 2010 dan
menjadi delapan juta pada tahun 2030 (Wahyuni, 2021).
Stroke merupakan kegawatdaruratan neurologi yang mendadak (akut) karena
oklusi atau hipoperfusi pada pembuluh darah otak, sehingga jika tidak segera
diatasi maka akan terjadi kematian sel dalam beberapa menit, kemudian
menimbulkan defisit neurologis dan menyebabkan kecacatan atau kematian.
Di Indonesia data nasional menunujukkan stroke penyebab kematian tertinggi
yaitu 15,4% dan penyebab utama kecacatan pada kelompok usia dewasa Data
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, bahwa prevalensi stroke berdasarkan
terdiagnosis tenaga kesehatan di Sumatera Utara didapatkan sebesar 6.6 %.
Prevalensi stroke cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan pendidikan
rendah baik yang didiagnosis nakes (16,5%) maupun diagnosis nakes atau gejala
(32,8%). Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga mematikan setelah
jantung dan kanker (Sinaga, 2018).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan klien dapat memahami mengenai Stroke.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama ± 30 menit
diharapkan peserta mampu :
TUK 1 : Mengenal masalah kesehatan dalam keluarga.
TUK 2 : Mengambil keputusan yang tepat .
TUK 3 : Merawat anggota keluarga yang sakit.
TUK 4 : Memodifikasi lingkungan keluarga.
TUK 5 :Memberikan saran melakukan pemeriksaan kesehatan keluarga
ke pelayanan kesehatan.

1.3 Kegiatan
Penyuluhan tentang Stroke.
1.4 Metode dan Alat
1.4.1 Metode
Metode yang digunakan dalam penyampai materi ini adalah diskusi.
1.4.2 Alat
Leaflet, dan lembar balik
1.5 Sasaran
Keluarga Tn.A khususnya Ny.A yang menderita Stroke.
1.6 Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Jum’at, 15 April 2022
Waktu : 08.30 WIB
Tempat : Di rumah keluarga Tn.A
1.7 Materi
Terlampir
1.8 Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Ns.Fanny Aristi, S. Kep, M.Kep
 Presentator : Tengku Muharni Afiza
1.9 Setting

Ket : : Penyaji

: Dosen

: Audien

:Dokumentasi
1.10 Strategi Pelaksanaan

No Tahap Waktu Kegiatan


Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam a. Menjawab
b. Memperkenalkan diri salam
c. Menyampaikan tujuan b. Mendengarkan
dari kegiatan penyuluhan c. Mendengarkan
d. Menyebutkan materi d. Mendengarkan
yang akan disampaikan.
2 Pelaksanaan 20 a. Menjelaskan pengertian a. Memperhatikan
menit Stroke
b. Menjelaskan penyebab b. Memperhatikan
Stroke
c. Menjelaskan tanda dan
c. Memperhatikan
gejala Stroke
d. Menjelaskan tentang
d. Memperhatikan
makanan pantangan
Stroke
e. Menjelaskan obat e. Memperhatikan
tradisional

3 Penutup 5 menit a. Menanyakan kepada a. Peserta


klien tentang materi memperhatikan
yang telah disampaikan b. Peserta
b. Mengakhiri kegiatan menjawab salam
dengan mengucapkan
terima kasih kepada
klien atas waktu yang
diluangkan selama
kegiatan penyuluhan.

1.11 Kriteria Evaluasi


a. Evaluasi struktur
 Klien ikut dalam kegiatan penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan Ny.A di RT 02 Kelurahan
Purnama Kecamatan Dumai Barat
b. Evaluasi proses
 Klien antusias terhadap materi penyuluhan
 Klien terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi)
c. Evaluasi hasil
Klien mengerti tentang Stroke dan mampu menjelaskan ulang tentang :
 Pengertian Stroke
 Penyebab Stroke
 Tanda dan gejala Stroke
 Makanan pantangan Stroke
 Obat tradisional untuk pasien Stroke
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diabetes Melitus


2.1.1 Pengertian Diabetes
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. Menurut WHO
stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Susilo, 2021).
2.1.2 Klasifikasi Diabetes Militus
a) Stroke Non Hemorogik
1. Trombosis cerebri, terjadi penyempitan lumen pembuluh darah otak
perlahan karena proses arterosklerosis cerebral dan perlambatan
sirkulasi serebral.
2. Embolisme cerebral, penyempitan pembuluh darah terjadi
mendadak akibat abnormalitas patologik pada jantung Embolus
biasanya menyumbat arteri cerebral tengah atau cabang-cabangnya
yang merusak sirkulasi cerebral.
b) Stroke hemoragik
Stroke hemoragik merupakan pendarahan serebral dan mungkin
perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak pada daerah otak tertentu. Kejadiannya biasanya saat melakukan
aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.
Kesadaran psien umunya dapat menurun.
2.1.3 Tanda dan Gejala

Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi


lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya
tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori).
Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.

1. Kehilangan motorik Stroke adalah penyakit motor neuron dan


mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik.
2. Kehilangan komunikasi Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke
adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling
umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh
hal berikut:
a.Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang
sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang
bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan
bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif.
c.Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang
dipelajari sebelumnya), seperti terlihat ketika pasien
mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya.
3. Gangguan persepsi Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan
sensasi. Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual,
gangguan dalam hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik Disfungsi ini dapat
ditunjukkan dengan kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang
motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi
dalam program rehabilitasi mereka.
5. Disfungsi kandung kemih Setelah stroke pasien mungkin mengalami
inkontinensia urinarius sementara karena konfusi, ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk
menggunakan urinal/bedpan.
2.1.4 Pencegahan Diabetes Militus

MENCEGAH STROKE

• Kontrol teratur tekanan darah.

• Menghentikan merokok.

• Menurunkan konsumsi kolesterol dan kontrol kolesterol rutin.

• Mempertahankan kadar gula darah normal.

• Mencegah minum alkohol.

• Olah Raga teratur.

• Cegah obesitas
2.1.5 Obat Tradisional

Daun kunyit

Daun kunyit komponen utama biologis aktif kunyit adalah kurkumin.


Penelitian telah menunjukkan bahwa kurkumin memiliki antioksidan
kuat, penyembuhan luka, dan sifat anti-inflamasi.

Tanaman bernama latin curcuma longa ini mempunyai manfaat


menurunkan kadar kolesterol dan membantu mencegah penyumbatan di arteri.
Dalam penelitian lainnya, kunyit juga bisa memengaruhi mekanisme yang
melindungi serta membantu regenerasi sel-sel otak setelah stroke.

Berikut ini adalah panduan merebus daun kunyit sebagai obat herbal
stroke.
- Petik 2-3 lembar (15 gram) daun kunyit dari pohonnya.
-Cuci daun hingga bersih menggunakan air mengalir dan sabun.
-Siapkan air 200 ml di dalam panci.
-Masukan daun kunyit ke dalam air, lalu panaskan.
-Rebus sampai mendidih dan air rebusan berubah warna.
-Konsumsi sebanyak satu kali sehari.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stroke merupakan kegawatdaruratan neurologi yang mendadak (akut) karena


oklusi atau hipoperfusi pada pembuluh darah otak, sehingga jika tidak segera
diatasi maka akan terjadi kematian sel dalam beberapa menit, kemudian
menimbulkan defisit neurologis dan menyebabkan kecacatan atau kematian.
Di Indonesia data nasional menunujukkan stroke penyebab kematian tertinggi
yaitu 15,4% dan penyebab utama kecacatan pada kelompok usia dewasa Data
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, bahwa prevalensi stroke berdasarkan
terdiagnosis tenaga kesehatan di Sumatera Utara didapatkan sebesar 6.6 %.
Prevalensi stroke cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan pendidikan
rendah baik yang didiagnosis nakes (16,5%) maupun diagnosis nakes atau gejala
(32,8%). Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga mematikan setelah
jantung dan kanker (Sinaga, 2018).

3.2 Saran

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang Stroke terhadap


kesehatan, diharapkan keluarga Tn.A merawat dan menjaga kesehatanya dari
pengaruh makanan dan pola kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

satrio, W. (2021, Desember 2). Waspada, Penderita Diabetes Terus Meningkat, Indonesia
Jadi Peringkat 5 Dunia. Pikiran rakyat.com, pp. 1-3.

Sinaga, J. d. (2018). Pencegahan Stroke Berulang Melalui Pemberdayaan Keluarga Dan


Modifikasi Gaya Hidup. Jurnal Abdimas Vol 22 No.2.

Susilo, A. d. (2021). Peran Keluarga Dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Medik Pada Pasien
Stroke. Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol 2 No.1.

Wahyuni, A. N. (2021). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Penyakit Stroke Terahdap


Tingkat Pengetahuan Keluarga. Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No.1.

Anda mungkin juga menyukai