Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Herawati, S.Kep
Mely Ratna Wijayanti, S.Kep
Ns. Kiki Hardiyansyah S, S.Kep, MB, M.Kep Ns. Misbahul Anam, S.Kep
NIK : 113072.83.11.023
Mengetahui,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Demain, & Latter, 2015). Orang yang hidup dengan stroke menghadapi tantangan
besar, terutama setelah melewati perawatan akut, pasien diharapkan dapat
ketergantungan yang sangat besar terhadap orang lain, terutama keluarga. Penting
bagi keluarga untuk mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan untuk perawatan
B. Tujuan.
1. Tujuan Umum.
prinsip gerakan ROM, klasifikai gerakan ROM, dan cara Gerakan ROM baik aktif
maupun pasif.
2. Tujuan Khusus.
Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit tentang gerakan
3
C. Manfaat.
1. Bagi Peserta.
Peserta dapat memahami bagaimana gerakan ROM pada penderita stroke dan
klien dan keluarga dapat menerapkan gerakan ROM pada penderita stroke di
rumah.
2. Bagi Mahasiswa.
4
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
A. Latar Belakang.
dengan jumlah kematian lebih banyak di Negara Berkembang (WHO, 2015). Data
yang dilaporkan oleh Stroke Association bahwa stroke merupakan penyebab
kematian dengan angka 6,7 juta setiap tahun (Association, Stroke, 2015). Prevalensi
stroke di Indonesia terus meningkat dari 7 % menjadi 10, 9 % pada tahun 2018.
2018).
dengan angka 14,7 per 1000 diikuti propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Sulawesi utara. Dinas kesehatan Kalimantan Timur melaporkan bahwa stroke
5
terutama tentang bagaimana perawatan pasien paska stroke. Dengan perawatan
yang baik akan memperbaiki kualitas hidup penderita stroke dan sebagai upaya
B. Tujuan Pembelajaran.
1. Tujuan Instruksional Umum.
C. Sasaran.
Keluarga Stroke yang menjalani perawatan di ruang Teratai / Unit Stroke RSUD.
Kanujoso Djatiwibowo dengan jumlah sekitar 40 orang.
D. Materi.
E. Metode.
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi.
Leaflet, LCD, dan Powerpoint di proyeksikan ke layar LCD berisi gambar dan tulisan
tentang jenis kegiatan perawatan penderita stroke di rumah yang di edukasikan
untuk keluarga pasien di Ruang Teratai / Unit Stroke RSUD. Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan.
G. Evaluasi Pembelajaran.
6
b. Jenis Tes : Tanya jawab.
c. Butir Soal :
H. Proses Penyuluhan
I. Kriteria Evaluasi.
1. Evaluasi Struktur.
7
b. Keluarga Pasien tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan
selesai.
3. Evaluasi Hasil.
a. Mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali pengertian gerakan
ROM
b. Keluarga dan pasien mengetahui tentang tujuan dilakukan ROM
J. Pengorganisasian.
1. MC dan Moderator.
K. Materi.
1. PENGERTIAN ROM
8
f. Mengurangi kelemahan
g. Mencegah kontrakture dan kekakuan pada persendian
b. Kelemahan otot
c. Fase rehabilitasi fisik
minimal 2x
b. ROM harus dilakukan perlahan dan hati-hati
d. ROM dapat dilakukan pada semua bagian persendian atau hanya pada
bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit.
6. KLASIFIKASI ROM
a. Gerakan ROM pasif
dengan mobilisasi terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan
paralisis. Gerakan yang dapat dilakukan meliputi :
9
Supinasi = gerakan memutar ke atas
Inversi = gerakan kedalam
Latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tampa bantuan perawat
dari setiap gerakan yang dilakukanya. Indikasinya adalah pasien yang
10
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Adientya, Gabriella. 2012 Stres Pada Kejadian Stroke. Jurnal Nursing Studies, Volume 1,
https://media.neliti.com/media/publications/135067-ID-stres-pada-kejadian-
stroke.pdf, diakses tanggal 13 Nopember 2019
Kosasih, Cecep. 2018. Pengaruh Edukasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien Stroke
dan Keluarga : Peran, Dukungan, dan Persiapan Perawatan Pasien di Rumah.
https://www.researchgate.net/publication/330040617_Pengaruh_Edukasi_Kese
13
hatan_Terhadap_Pengetahuan_Pasien_Stroke_dan_Keluarga_Peran_Dukungan_
dan_Persiapan_Perawatan_Pasien_Stroke_di_Rumah. Diakses tanggal 13
Nopember 2019
Pratiwi, Lina. 2017. Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Kekuatan
Otot Ekstremitas Bawah Pada Pasien Stroke Non Hemoragik di RSUD dr.
Seodiran Sumarso Wonogiri
14