Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GERAKAN ROM PADA PENDERITA STROKE


DI UNIT STROKE RSUD dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah


Dosen Koordinator : Ns. Chrisyen Damanik S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :

Ayu Dhaya, S.Kep


Dwi Mulyo Jatmiko, S.Kep

Hadiah Endang, S.Kep


Herawati, S.Kep

Mely Ratna Wijayanti, S.Kep


Nur Intang, S,Kep

Sri Ratu Indah B, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

TAHUN AKADEMIK 2019


HALAMAN PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


GERAKAN ROM PADA PENDERITA STROKE

DI UNIT STROKE RSUD dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN

Disusun Oleh :

Ayu Dhaya, S.Kep

Dwi Mulyo Jatmiko, S.Kep


Hadiah Endang, S.Kep

Herawati, S.Kep
Mely Ratna Wijayanti, S.Kep

Nur Intang, S,Kep


Sri Ratu Indah B, S.Kep

Telah disetujui oleh perceptor dan dosen pembimbing

Pada Tanggal ........ .................................. 2019

Dosen Pembimbing Preseptor


Keperawatan Medikal Bedah RSKD Ruang Unit Stroke

Ns. Kiki Hardiyansyah S, S.Kep, MB, M.Kep Ns. Misbahul Anam, S.Kep
NIK : 113072.83.11.023

Mengetahui,

Dosen Koordinator Keperawatan Medikal Bedah

Ns. Chrisyen Damanik, S.Kep., M.Kep


NIK : 113072.83.11.023

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Stroke merupakan penyebab kematian paling umum kedua di dunia, dan


menyebabkan kecacatan (Song & Nam, 2015) serta penurunan kualitas hidup (Boger,

Demain, & Latter, 2015). Orang yang hidup dengan stroke menghadapi tantangan
besar, terutama setelah melewati perawatan akut, pasien diharapkan dapat

beradaptasi sampai dengan pemulihan (Boger et al., 2015).


Pada penderita stroke, terjadi gangguan fungsi saraf yang akan menyebabkan

kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara sampai dengan penurunan kesadaran.


Pada awal terjadinya stroke, pasien merasa bingung dan mengalami

ketergantungan yang sangat besar terhadap orang lain, terutama keluarga. Penting
bagi keluarga untuk mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan untuk perawatan

dirumah pada penderita stroke.

B. Tujuan.
1. Tujuan Umum.

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan klien dan keluarga dapat


mengetahui dan memahami tentang gerakan ROM, tujuan dari gerakan ROM,

prinsip gerakan ROM, klasifikai gerakan ROM, dan cara Gerakan ROM baik aktif
maupun pasif.

2. Tujuan Khusus.
Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit tentang gerakan

ROM klien dan keluarga dapat :


a. Klien dan keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian dari ROM

b. Klien mampu menyebutkan tujuan dari gerakan ROM


c. Klien mampu menyebutkan klasifikasi dari ROM

d. Klien dan keluarga mampu mempraktekkan / mendemonstrasikan cara gerak


ROM pada ekstremitas bawah

3
C. Manfaat.
1. Bagi Peserta.

Peserta dapat memahami bagaimana gerakan ROM pada penderita stroke dan
klien dan keluarga dapat menerapkan gerakan ROM pada penderita stroke di

rumah.
2. Bagi Mahasiswa.

a. Sebagai pembelajaran tentang (PKMRS) dalam proses belajar keperawatan


medikal bedah.

b. Membantu memberikan penyuluhan kesehatan bagi peserta penyuluhan.


c. Menambah ilmu tentang (PKMRS).

d. Sebagai pemenuhan tugas bed side teaching mata kuliah keperawatan


medikal bedah.

4
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Mobilisasi Fisik


Sub Topik : Latihan Gerakan ROM Aktif Dan Pasif

Hari/Tanggal : Sabtu , 07 Desember 2019


Tempat : Ruang Unit Stroke RSUD. dr. Kanujoso Djatiwibowo

Sasaran : Pasien Stroke dan Keluarga Pasien Stroke


Waktu : 10.0 - 10.45 WITA

A. Latar Belakang.

Stroke di Negara Maju merupakan salah satu dari masalah perawatan

kesehatan terbesar karena menyebabkan kematian dan kecacatan. Jumlah


penderita di Eropa Barat yang cacat karena stroke iskemik terus meningkat (Pruvo

et al., 2018). World Health Organization melaporkan bahwa penyakit kardiovaskuler


merupakan penyebab kematian terbesar pada populasi usia 65 tahun keatas

dengan jumlah kematian lebih banyak di Negara Berkembang (WHO, 2015). Data
yang dilaporkan oleh Stroke Association bahwa stroke merupakan penyebab

kematian dengan angka 6,7 juta setiap tahun (Association, Stroke, 2015). Prevalensi
stroke di Indonesia terus meningkat dari 7 % menjadi 10, 9 % pada tahun 2018.

Berdasarkan karakteristik pasien stroke pada laki-laki lebih besar dibandingkan


perempuan dan wilayah perkotaan lebih besar dibandingkan pedesaan (Riskesdas,

2018).

Provinsi Kalimantan Timur menempati urutan pertama untuk penyakit stroke

dengan angka 14,7 per 1000 diikuti propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Sulawesi utara. Dinas kesehatan Kalimantan Timur melaporkan bahwa stroke

menempati urutan ketiga penyakit yang menyebabkan kematian, dimana jumlah


laki-laki lebih besar daripada perempuan (Riskesdas, 2018).

Penderita stroke mengalami ketergantungan yang besar terhadap orang lain,


terutama keluarga. Setelah pulang kerumah setelah perawatan paska stroke, pasien

memasuki masa pemulihan, dimana membutuhkan penanganan yang


komprehensif. Keluarga mempunyai peran yang penting dalam fase pemulihan,

5
terutama tentang bagaimana perawatan pasien paska stroke. Dengan perawatan
yang baik akan memperbaiki kualitas hidup penderita stroke dan sebagai upaya

pencegahan agar tidak terjadi serangan stroke berulang.

B. Tujuan Pembelajaran.
1. Tujuan Instruksional Umum.

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga dan pasien dapat


melakukan gerakan ROM pada penderita stroke.

2. Tujuan Instruksional Khusus.


Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan keluarga pasien di Ruang

Teratai/ Unit Stroke RSUD. Kanujoso Djatiwibowo mampu :


a. Menyebutkan jenis kegiatan gerakan ROM

C. Sasaran.

Keluarga Stroke yang menjalani perawatan di ruang Teratai / Unit Stroke RSUD.
Kanujoso Djatiwibowo dengan jumlah sekitar 40 orang.

D. Materi.

1. Jenis kegiatan melakukan gerakan ROM

E. Metode.
1. Ceramah.

2. Tanya jawab.
3. Diskusi.

F. Media atau Alat Bantu.

Leaflet, LCD, dan Powerpoint di proyeksikan ke layar LCD berisi gambar dan tulisan
tentang jenis kegiatan perawatan penderita stroke di rumah yang di edukasikan

untuk keluarga pasien di Ruang Teratai / Unit Stroke RSUD. Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan.

G. Evaluasi Pembelajaran.

1. Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.


a. Prosedur : Pre test.

6
b. Jenis Tes : Tanya jawab.
c. Butir Soal :

1) Sebutkan jenis kegiatan perawatan penderita stroke dirumah


2. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan yang sama dengan

pertanyaan pada tes awal.

H. Proses Penyuluhan

No Fase Kegiatan Kegiatan Sasaran


1. Pembukaan Memberi salam pembuka. Menjawab salam.
5 menit
Memperkenalkan diri. Memperhatikan.

Menjelaskan pokok bahasan Memperhatikan.


dan tujuan penyuluhan.

Membagi leaflet. Memperhatikan.

2. Pelaksanaan Menjelaskan jenis kegiatan Memperhatikan.


20 menit penderita stroke di rumah.

Memberi kesempatan Bertanya dengan penuh


kepada peserta untuk antusias.
bertanya.
3. Evaluasi Menanyakan kepada Menjawab pertanyaan.
15 menit peserta tentang materi yang
telah diberikan.

4. Terminasi Mengucapkan terima kasih Mendengarkan.


5 menit atas peran serta peserta
Mengucapkan salam Menjawab salam.
penutup.

I. Kriteria Evaluasi.
1. Evaluasi Struktur.

a. Keluarga sasaran hadir dalam kegiatan penyuluhan.


b. Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di Ruang Teratai/ Unit Stroke RSUD.

Dr. Kanujoso Djatiwibowo.


c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya (SAP,

Leafleat, Audio visual power point).


2. Evaluasi Proses.

a. Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan.

7
b. Keluarga Pasien tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan
selesai.

c. Keluarga pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara


benar.

3. Evaluasi Hasil.
a. Mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali pengertian gerakan

ROM
b. Keluarga dan pasien mengetahui tentang tujuan dilakukan ROM

c. Keluarga dan pasien mengetahui prinsip dari gerakan ROM

J. Pengorganisasian.
1. MC dan Moderator.

Membuka, mengatur dan menutup jalannya penyuluhan.


2. Penyaji

Menyajikan materi penyuluhan.


3. Notulen

Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil diskusi saat penyuluhan.


4. Observer.

Mengamati dan memberikan evaluasi terhadap jalannya pendidikan kesehatan.


5. Fasilitator.

Mendampingi pasien dan memfasilitasi pasien saat jalannya penyuluhan

K. Materi.
1. PENGERTIAN ROM

Latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat


kesempurnaan kemampuan menggerakkan persedian secara normal dan

lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.


2. TUJUAN

Latihan ini memberi manfaat yaitu :


a. Mempertahan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot

b. Memperbaiki tonus otot


c. Meningkatkan pergerakan sendi

d. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan


e. Meningkatkan massa otot

8
f. Mengurangi kelemahan
g. Mencegah kontrakture dan kekakuan pada persendian

3. INDIKASI DILAKUKAN ROM


a. Stroke atau penurunan kesadaran

b. Kelemahan otot
c. Fase rehabilitasi fisik

d. Klien dengan tirah baring lama


4. KONTRA INDIKASI

a. Kelainan sendi atau tulang


b. Nyeri hebat

c. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak


d. Trauma baru yang kermungkinan ada frakture yang tersembunyi

5. PRINSIP GERAKAN ROM


a. ROM harus diulang pada tiap gerakan sebanyak 8x dan dilakukan sehari

minimal 2x
b. ROM harus dilakukan perlahan dan hati-hati

c. Bagian-bagian tubuh yang dapat digerakan meliputi persendian seperti


leher, jari, lengan, siku, tumid, kaki dan pergelangan kaki

d. ROM dapat dilakukan pada semua bagian persendian atau hanya pada
bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit.

6. KLASIFIKASI ROM
a. Gerakan ROM pasif

Latihan ROM yang dilakukan dengan bantuan perawat setiap gerakan.


Indikasinya adalah pasien semi koma dan tidak sadar, pasien usia lanjut

dengan mobilisasi terbatas, pasien tirah baring total, atau pasien dengan
paralisis. Gerakan yang dapat dilakukan meliputi :

 Flexi = gerakan menekuk persendian


 Extensi = gerakan meluruskan persendian

 Abduksi = gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis


tubuh

 Adduksi = gerakan satu anggota tubuh ke arah menjauhi aksis


tubuh

 Rotasi = gerakan memutar melingkari aksis tubuh


 Pronasi = gerakan memutar kebawah

9
 Supinasi = gerakan memutar ke atas
 Inversi = gerakan kedalam

 Eversi = gerakan keluar


b. Gerakan ROM aktif

Latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tampa bantuan perawat
dari setiap gerakan yang dilakukanya. Indikasinya adalah pasien yang

dirawat dan mampu untuk ROM sendiri dan kooperatif.

10
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Adientya, Gabriella. 2012 Stres Pada Kejadian Stroke. Jurnal Nursing Studies, Volume 1,
https://media.neliti.com/media/publications/135067-ID-stres-pada-kejadian-
stroke.pdf, diakses tanggal 13 Nopember 2019

Association, A. H. S. (2015). Heart Disease and Stroke Statistics. American Heart


Association. https://doi.org/10.1161/01.cir.0000441139.02102.80.

Kosasih, Cecep. 2018. Pengaruh Edukasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien Stroke
dan Keluarga : Peran, Dukungan, dan Persiapan Perawatan Pasien di Rumah.
https://www.researchgate.net/publication/330040617_Pengaruh_Edukasi_Kese

13
hatan_Terhadap_Pengetahuan_Pasien_Stroke_dan_Keluarga_Peran_Dukungan_
dan_Persiapan_Perawatan_Pasien_Stroke_di_Rumah. Diakses tanggal 13
Nopember 2019

Mulyatsih, Enny. 2018. Perawatan Pasien Pasca Stroke Di Rumah.


http://www.yankes.kemkes.go.id/read-perawatan-pasien-pasca-stroke-di-
rumah-4143.html, diakses tanggal 13 Nopember 2019

Pratiwi, Lina. 2017. Pengaruh Hidroterapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Kekuatan
Otot Ekstremitas Bawah Pada Pasien Stroke Non Hemoragik di RSUD dr.
Seodiran Sumarso Wonogiri

WHO. (2015). WHO | Preventing chronic diseases: a vital investment . WHO.

14

Anda mungkin juga menyukai