Sasaran : Lansia
Tempat : STIKES WN
I. LATAR BELAKANG
Di Indonesia keberadaan seorang anggota keluarga berusia lanjut di
rumah merupakan hal yang biasa. Bahkan adanya “orang tua” di rumah,
dirasakan sebagai penghangat suasana rumah, sebagai pengayom, bahkan
sebagai tempat mengadu bagi seisi rumah.
Akan menjadi masalah bila warga usia lanjut ini mengalami sakit
atau terganggu mobilitas dan kemandiriannya, ia menjadi seorang pasien.
Pada kondisi ini diperlukan seorang yang dapat mendampingi , menemui,
bahkan merawat dan membantu pasien secara penuh.
Proses menua bukanlah suatu penyakit ataupun kondisi hendaya,
walaupun sebagai besar orang usia lanjut mengalami kemunduran
kemampuan fungsionalnya yang sering disebabkan oleh akibat dari
berbagai penyakit kronik yang umumnya menyertai proses menua. Proses
menua adalah penjumlahan semua perubahan yang terjadi dengan
berlalunya waktu. Perubahan ini menjadi penyebab atau berkaitan erat
dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit, karena
berkurangnya kemampuan tubuh dalam proses-proses penyesuaian diri
dalam mempertahankan keseimbangan tubuh terhadap rangsangan dari
dalam maupun dari luar tubuh. Hal yang nyata adalah terjadi keterbatasan
kapasitas fungsi secara bertahap dan mengurangi kecepatan aktivitas yang
pernah mampu dikerjakan sebelumnya.
Pada umumnya, penyakit yang diderita orang usia lanjut bersifat
kronik diselingi dengan serangan akut. Urutan pola penyakit terbanyak
pada orang usia lanjut adalah penyakit jantung dan pembuluhan darah,
penyakit sendi dan tulang, penyakit kencing manis, disusul dengan
penyakit sistem pernapasan. Deretan penyakit ini sangat berpeluang untuk
menimbulkan kecacatan dan mengganggu kemandirian sehingga dapat
menyebabkan risiko jatuh pada lansia.
II. TUJUAN
A. Umum
Pada akhir proses penyuluhan pendidikan kesehatan tentang
pencegahan jatuh pada lansia selama 10 menit, diharapkan klien
mampu memahami dan selanjutnya melaksanakan cara menghindari
resiko jatuh dan melakukan pencegahan jatuh.
B. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pencegahan jatuh
lansia selama 1 x 10 menit diharapkan sasaran mampu :
a. Menjelaskan pengertian jatuh
b. Penyebab jatuh pada lansia
c. Pencegahan resiko jatuh pada lansia
III. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
IV. MEDIA
a. Leaflet
V. SETTING TEMPAT
a. Peserta (klien) berada dalam 1 ruangan dan duduk dikursi
b. Penyuluh duduk dikursi berhadapan dengan peserta (klien)
Penyaji
Fasilitator Observer
VIII. EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan
b. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk
penyuluhan (leaflet dan lembar balik)
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan
2. Kriteria Proses
a. Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan
dilakukan kunjungan
b. Selama kegiatan penyuluhan, klien aktif mendengarkan dan
memperhatikan.
c. Klien aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
e. Kontrak telah diingatkan oleh petugas
3. Kriteria hasil
a. Klien kooperatif selama diskusi berlangsung
b. Klien kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan petugas
c. Klien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, dan pencegahan
resiko jatuh pada lansia
DAFTAR PUSTKA
Anonim. 2012. Mudah Jatuh pada Lansia. http:// http://pinadepin.blogspot.com .
Diaksestanggal 23 Agustus 2012.
Turana, Yuda. 2009. Menghindari Resiko Jatuh Pada Lansia.
http://http://www.medikaholistik.com . Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
LAMPIRAN
4) Gangguan penglihatan
Pada lansia umumnya mengalami penurunan daya penglihatan terkait
dengan katarak dan penurunan tonus otot mata. Lansia tidak mampu melihat
dengan baik lingkungan sekitarnya sehingga dapat berisiko mengalami jatuh.
5) Dehidrasi
Dehidrasi dapat disebabkan oleh diare, demam serta asupan cairan yang
kurang sehingga dapat timbul ketidakseimbangan pada tubuh. Kondisi yang
tidak seimbang pada lansia dapat menimbulkan jatuh saat lansia melakukan
aktivitas.
b. Faktor Ekstrinsik, merupakan faktor penyebab yang timbul bukan dari dalam
diri lansia, dapat berupa orang, barang maupun kondisi lingkungan sekitar
lansia, seperti :
1) Alat atau perlengkapan rumah yang sudah rapuh atau tergeletak di bawah
tidak pada tempatnya.
2) Tempat tidur yang tidak stabil
3) Lantai yang licin, basah, menurun serta karpet yang tidak dilem atau dalam
posisi terlipat tidak rapi di bawah.
4) Keset yang tebal atau menekuk/terlipat di pinggirnya
5) Benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser
6) Tidak adanya tempat pegangan, tempat pegangan yang tidak kuat atau tidak
mudah dipegang
7) Penerangan yang tidak baik
8) Alat bantu jalan yang rapuh, tidak tepat ukuran, berat maupun cara
penggunaannya
9) Ketinggian meja dan kursi harus ergonomis sesuai dengan kondisi pasien
10) Alas kaki yang tepat sesuai dengan ukuran, berjalan hanya dengan
menggunakan kaus kaki tanpa alas kaki lainnya.
3. Pencegahan Risiko Jatuh pada Lansia
Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat
menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang
sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan
gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan. Dibawah ini akan di
uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua:
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan
kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa
mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang
melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya
adalah berjalan kaki.
b. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik di antara: