Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ARITMIA JANTUNG

I. Identifikasi Masalah

Banyak masyarakat tidak mengetahui tentang kelainan katup jantung. Kelainan katup
jantung hanya diketahui pada orang tertentu yang hanya mempunyai masalah tentang Jantung atau
gangguan pada jantung.
Hal ini berdampak buruk, karena semakin lama penyakit atau gangguan yang terjadi
pada jantung pada penderita akan memperparah penyakit tersebut, sehingga dapat terjadi
komplikasi yang parah sehingga penyakit sulit untuk dikendalikan.
Dari data pengkajian diperoleh bahwa sebagian masyarakat tidak mengetahui tentang
kelainan katup Jantung, bagaimana gangguan tersebut muncul dan bagaimana untuk
menyikapinya. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya penyuluhan tentang kelainan katup
Jantung akan menambah informasi pada masyarakat mengenai Gejala kelainan katup dan
bagaimana menyikapi penyakit tersebut agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah.

II. Pengantar
Masalah : Kelainan katup jantung
Topik : Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Kelainan katup jantung
Sub Topik : Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Kelainan katup jantung Jantung
Sasaran : Masyarakat
Hari / Tanggal : Sabtu, 7 juli 2018
Jam : Pukul 10.00 – 11.00 WIB
Waktu : 45 menit
Tempat : Balai Desa

III. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan, klien mampu memahami tentang Kelainan katup Jantung.
IV. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan klien dapat :
a. Menyebutkan pengertian kelainan katup jantung
b. Menyebutkan gejala – gejala dari kelainan katup jantung
c. Menyebutkan tanda – tanda dari kelainan katup jantung
d. Menyebutkan sebab - sebab dari kelainan katup jantung
e. Menyebutkan cara – cara untuk mencegah kelainan katup jantung
f. Menyebutkan pengobatan dari kelainan katup jantung

V. Materi Penyuluhan
Terlampir

VI. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

VII. Media
a. Materi SAP
b. Leafleat

VIII. kegiatan Pembelajaran

No Waktu Kegiatan role play model Kegiatan peserta


1. 6 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Memberikan salam 2. mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
3. Menyebutkan materi atau pokok
bahasan yang di sampaikan

2. 25 menit- Pelaksanaan materi Menyimak dan memperhatikan


- penyuluhan secara berurutan
dan terartur

3 Materi :
a. pengertian kelainan katup jantung
b. gejala – gejala dari kelainan katup
jantung
c. tanda – tanda dari kelainan katup
jantung
d. sebab - sebab dari kelainan katup
jantung
e. cara – cara untuk mencegah
kelainan katup jantung
f. pengobatan dari kelainan katup
jantung

3. 10 menit Evaluasi : Bertanya dan menjawab


- menyimpulkan isi penyuluhan pertanyaan
- menyampaikan secara singkat
materi penyuluhan
- memberi kesempatan kepada
audience untuk bertanya
- memberikan kesempatan
kepada audience untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan

4. 4 menit Penutup : Menjawab salam


a. menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
b. menyampaikan terima kasih atas
waktu yang telah diberikan oleh
peserta
c. mengucapkan salam

IX. Evaluasi
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Soal : 5 Soal

X. Pertanyaan
1. Apakah pengertian kelainan katup Jantung
………………………………………………………………….
2. Sebutkan gejala dan tanda dari kelainan katup Jantung
………………………………………………………………….
3. Sebutkan sebab dan komplikasi dari kelainan katup Jantung
………………………………………………………………….
4. Sebutkan bagaimana pencegahan dari kelainan katup Jantung
……………………………………………………………………..
5. Sebutkan bagaimana pengobatan dari kelainan katup Jantung
……………………………………………………………………..

XI. Daftar Pustaka


Alih Bahasa: Azwar Agoes. Jakarta: Erlangga.
Guyton dan Hall. 1997. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN, Edisi 9. Jakarta: EGC.
Hudak dan Gaho. 1997. KEPERAWATAN KRITIS: PENDEKATAN HOLISTIK, Alih Bahasa:
Betty Susanto, dkk. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN, Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Price, Sylvia Anderson. 1994. PATOFISIOLOGI: KONSEP KLINIS PROSES-PROSES
PENYAKIT, Buku 1 Ed.4. Jakarta: EGC.
Suzanne, C. Smeltzer. 2001. BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH, Ed.8 Vol.2.
Jakarta: EGC.
Lampiran Materi Penyuluhan
2.1 Definisi Katup Jantung
Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2 ruangan besar di
bawah (ventrikel). Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar searah.
Katup jantung bekerja mengatur aliran darah melalui jantung ke arteria pulmonal dan aorta dengan
cara membuka dan menutup pada saat yang tepat ketika jantung berkontraksi dan berelaksasi
selama siklus jantung.
Katup trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, dan katup
pulmonalis membuka dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis. Katup mitral membuka dari
atrium kiri ke dalam ventrikel kiri, dan katup aorta membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta.
Katub artrioventrikuler memisahkan atrium dan ventrikel, terdiri atas katup trikuspidalis
yag membagi atrium kanan dan ventrikel kanan, serta katup mitral atau bikuspidalis yang membagi
atrium kiri dan ventrikel kiri.
Katup semilunaris terletak antara ventrikel dan arteri yang bersangkutan. Katup pulmonal
terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, sedang katup aorta terletak antara ventrikel
kiri dan aorta.
Bila salah satu katup tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka akan mempengaruhi
aliran darah, bila katup tidak dapat membuka secara sempurna (biasanya karena stenosis),
akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan berkurang. Bila katup tidak dapat menutup
secara sempurna darah akan mengalami kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau
infusiensi.

2. 2 Jenis kelainan katup jantung


Adapun beberapa jenis kelainan katup jantung:
 Syndrome Prolaps Katup Mitral
 Regurgitasi Mitralis
 Stenosis Mitral
 Stenosis Katup Aorta
 Regurgitasi Aorta
 Penyakit Trikuspidalis
 Penyakit Pulmonalis

2.3 Sindrom prolaps katup mitral


- Definisi
Prolaps katup mitral (PKM) adalah suatu sindrom klinik yang disebabkan oleh berbaliknya
satu atau lebih apparatus katup mitral, daun katup, korda tendinea, muskulus papilaris, dan anulus
katup dengan atau tanpa regurgitasi mitral (RM). Nama lain dari Prolaps Katup Mitral adalah
sindrom murmur klik sistolik, sindrom Barlow, katup mitral miksomatosa, billowing mitral cusp
syndrome, dan redundant cusp syndrome.
- Patofisiologi
Sindrom prolaps katup mitral adalah disfungsi bilah-bilah katup mitral yang tidak menutup
dengan sempurna dan mengakibatkan regurgitasi katup, sehingga darah merembes dari ventrikel
kiri ke atrium kiri. Sindrom ini kadang tidak menimbulkan gejala atau juga dapat berkembang
cepat dan menyebabkan kematian mendadak. Pada tahun-tahun belakangan sindrom ini semakin
banyak dijumpai, mungkin karena metode diagnostic yang semakin maju.

2.4 Regurgitasi Mitralis


- Definisi
Regurgitasi Katup Mitral (Inkompetensia Mitral, Insufisiensi Mitral), (Mitral
Regurgitation) adalah kebocoran aliran balik melalui katup mitral setiap kali ventrikel kiri
berkontraksi. Pada saat ventrikel kiri memompa darah dari jantung menuju ke aorta, sebagian
darah mengalir kembali ke dalam atrium kiri dan menyebabkan meningkatnya volume dan tekanan
di atrium kiri. Terjadi peningkatan tekanan darah di dalam pembuluh yang berasal dari paru-paru,
yang mengakibatkan penimbunan cairan (kongesti) di dalam paru-paru.
- Patofisiologi
Infusiensi mitral terjadi bila bilah-bilah katup mitral tidak dapat menutup selama systole.
Chordae tendineae memendek, sehingga bilah katup tidak dapat menutup dengan sempurna,
akibatnya terjadilah regurgitasi atau aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri.
Pemendekan atau sobekan salah satu atau kedua bilah katup mitral mengakibatkan
penutupan lumen mitral tidak sempurna saat ventrikel kiri dengan kuat mendorong darah ke aorta,
sehingga setiap denyut, ventrikel kiri akan mendorong sebagian darah kembali ke atrium kiri.
Aliran balik darah ini ditambah dengan darah yang masuk dari paru, menyebabkan atrium kiri
mengalami pelebaran dan hipertrofi. Aliran darah balik dari ventrikel akan menyebabkan darah
yang mengalir dari paru ke atrium kiri menjadi berkurang. Akibatnya paru mengalami kongesti,
yang pada gilirannya menambah beban ke ventrikel kanan. Maka meskipun kebocoran mitral
hanya kecil, namun selalu berakibat terhadap kedua paru dan ventrikel kanan.

2.5 Stenosis Mitral


- Definisi
Stenosis katup mitral merupakan penyempitan pada lubang katup mitral yang akan
menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Kelainan
struktur mitral ini menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul gangguan pengisian
ventrikel kiri saat diastole.
- Patofisiologi
Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah-bilah katup mitral, yang
menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif aliran darah.
Secara normal pembukaan katup mitral adalah selebar tiga jari. Pada kasus stenosis berat
terjadi penyempitan lumen sampai selebar pensil. Ventrikel tidak terpengaruh , namun atrium kiri
mengalami kesulitan dalam mengosongkan darah melalui lumen yag sempit ke ventrikel kiri.
Akibatnya atrium akan melebar dan mengalami hipertrofi. Karena tidak ada katup yang
melindungi vena pulmonal terhadap aliran balik dari atrium maka sirkulasi pulmonal mengalami
kongesti. Akibatnya ventrikel kanan harus menanggung beban tekanan arteri pulmonal yang tinggi
dan mengalami peregangan berlebihan, yang berakhir dengan gagal jantung.
2.6 Stenosis Katup Aorta
- Definisi
Stenosis katup Aorta adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yang menyebabkan
meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta.
- Patofisiologi
Bilah-bilah katup aorta saling menempel dan menutup sebagian lumen diantara jantung
dan aorta. Ventrikel kiri mengatasi hambatan sirkulasi ini dengan berkontraksi lebih lambat tapi
dengan energy yang lebih besar dari normal, mendorong darah melalui lumen yang sangat sempit.
Mekanisme kompensasi jantung mulai gagal dan muncullah tanda-tanda klinis.
Obstruksi jalur aliran aorta tersebut menambahkan beban tekanan ke ventrikel kiri, yang
mengakibatkan penebalan dinding otot. Otot jantung menebal sebagai respon terhadap besarnya
obstruksi, terjadilah gagal jantung bila obstruksinya terlalu berat.

2.7 Regurgitasi Aorta


- Definisi
Regugitasi Katup Aorta (Inkompetensia Aorta, Insufisiensi Aorta) adalah kebocoran pada
katup aorta yang terjadi setiap kali ventrikel mengalami relaksasi.
- Patofisiologi
Insufisiensi aorta di sebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta,
sehingga masing-masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan rapat selama diastole dan
akibatnya menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Karena kebocoran katup
aorta saat diastole, maka sebgaian darah dalam aorta, yang biasanya bertekanan tinggi, akan
mengalir ke ventrikel kiri, sehingga ventrikel kiri harus mengatasi keduanya yaitu mengirim darah
yang secara normal diterima atrium kiri ke ventrikel melalui lumen ventrikel maupun darah yang
kembali ke aorta. System kardiovaskuler berusaha mengkompensasi melalui refleks dilatasi
pembuluh darah: arteri perifer melemas, sehingga tahanan perifer turun dan tekanan diastolic
turun drastic

2.8 Penyakit Trikuspidalis


Stenosis katup Trikuspidalis akan menghambat aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel
kanan selama diastolik. Kerusakan ini biasanya menyertai penyakit pada katup mitrlis dan aorta
sekunder dari penyakit rematik jantung yang berat. Stenosis trikuspidalis meningkatkan beban
kerja atrium kanan, memaksa pembentukan tekanan yang lebih besar untuk mempertahankan
aliran melalui katup yang tersumbat. Kemampuan kompensasi atrium kanan terbatas, karena itu
atrium mengalami dilatasi secara cepat. Peningkatan volume dan tekanan atrium kanan
mengakibatkan penimbunan darah pada vena sistemik dan peningkatan tekanan.
Regurgitasi Trikuspidalis yang murni biasanya disebabkan gagal jantung kiri yang sudah
lanjut atau hipertensi pulmonalis yang berat, sehingga terjadi kemunduran fungsi ventrikel kanan.
Sewaktu ventrikel kanan gagal dan membesar, terjadilah regurgitasi fungsional dari katup
trikuspidalis.
2.9 Penyakit Katup Pulmonalis.
Insidens penyakit katup pulmonalis sangat rendah. Stenosis pulmonalis biasanya
kongenital dan bukan merupakan akibat penyakit rematik jantung. Stenosis katup pulmonalis
meningkatkan beban kerja ventrikel kanan, mengakibatkan hipertrofi ventrikel kanan. Gejala-
gejala baru timbul bila terjadi gagal ventrikel kanan, menimbulkan pelebaran vena sistemik dan
segala sekuele klinisnya.
Regurgitasi fungsional pulmonalis dapat terjadi sebagai sekuele disfungsi katup sebelah kiri
dengan hipertensi pulmonalis kronik dan dilatasi orifisium katup pulmonalis. Tetapi lesi ini jarang
terjadi.
2.10 Tindakan Pengobatan
1. Terapi Medis
- Penyakit katup mitral.
a. Diuretik: Untuk mengurangi kongesti.
b. Digoksin: Meningkatkan daya kontraksi bila terdapat regurgitasi mitral, atau mengurangi
respon ventrikel pada fibrilsai atrium.
c. Antiaritmia: Jika terjadi fibrilsai atrium.
d. Terapi vasodilator: bila ada regurgitasi mitral untuk mengurangi afterload, dengan
demikian mengurangi mengurangi aliran balik dan menmabah aliran ke depan.
e. Antikoagulan: jika ada embolisasi sistemik.

2. Terapi Bedah
- Penyakit katup mitral.
a. Valvulotomi mitral: Membuka katup mitral dengan pendekatan perkutan atau
transventrikuler. Tindakan operasi transventrikuler memisahkan daun katup tepat pada
tempat di mana daun-daun tersebut menyatu di sepanjang komisura. Di lakukan dengan
memasukkan sebuah dilator melaui apeks ventrikel kiri, dituntun oleh jari menembus ke
atrium kiri melaui orifisium mitralis. Komisura-komisura kemudian dipisahkan dengan
memakai tekanan benda tumpul. Prosedur ini akan memisahkan daun-daun katup yang
menyatu dan mendilatasi orifisium mitralis.
- Penyakit katup aorta.
Penggantian katup merupakan terapi yang di anjurkan pada kelainan aorta karena
kalsifikasi. Valvulotomi aorta perkutan dapat dipertimbangkan pada stenosis aorta yang
beresiko tinggi yang berusia tua, atau penderita yang lebih muda dengan stenosis aorta
yang tidak mengalami kalsifikasi.

- Valvuloplasti balon transluminal per kutan.


Teknik ini sebagai pengobatan paliatif bagi stenosis katup yaitu dengan memasukkan ke
dalam jantung sebuah balon di ujung kateter. Balon dimasukkan melalui pembuluh darah
perifer, di bawah tuntunan fluroskopi, hingga balon menetap pada orifisium katup.
Mekanisme bagaimana dilatasi dapat mengurangi derajat obstruksi adalah dengan
pemisahan komisura yang menyatu, dilatasi anulus katup. Komplikasi yang potensial
termasuk embolisasi berkapur dan regurgitasi katup. Valvuloplasti mitralis lebih umum.

Anda mungkin juga menyukai