Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik/Materi : Pencegahan Dini HIPERTENSI pada Lansia


Sasaran : Masyarakat
Hari/tanggal : 2019
Waktu : 30 menit
Tempat :

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi (“silent killer“) dan perannya
terhadap gangguan jantung dan otak tidak diragukan lagi. Survei Kesehatan Rumah
Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi hipertensi semakin meningkat dibandingkan
(1)
tahun-tahun sebelumnya. Baik di negara maju maupun berkembang terjadi
kecenderungan meningkatnya prevalensi hipertensi. Hasil National Health and Nutrition
Examination Survei (NHANES III) di Amerika Serikat tahun 1989-91, menunjukkan
sekitar 50 juta atau satu dari 4 organ dewasa menderita tekanan darah tinggi (tekanan
darah sistolik/TDS S 90 mmHg) berdasarkan hasil satu kali pengukuran.(2) Prevalensi
hipertensi semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Ternyata kematian dan cacad
akibat penyakit jantung koroner (PJK) dan serebrovaskuler meningkat secara tajam di
berbagai negara berkembang dan merupakan penyebab kematian utama. (3)
Hipertensi merupakan faktor risiko terpenting untuk penyakit jantung koroner,
stroke, gagal jantung, insufisiensi ginjal dan vaskuler perifer. Faktor risiko tersebut tidak
membedakan jenis kelamin dan usia. Dibandingkan dengan penderita normotensi, risiko
absolut hipertensi akan lebih progresif dengan meningkatnya usia. Banyaj studlebih
menekankan pada risiko yang berkaitan dengan meningginya TDD. Namun akhir-akhir
ini meningginya TDS mulai banyak diteliti.(2) Resiko terjadinya kesakitan dan kematian
penyakit kardiovaskuler semakin meningkat dengan meningginya TDS. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah dapat menurunkan morbiditas
yang sering diukur dengan parameter serangan stroke dan infark miokard akut. (1,2,6,7)
Di Amerika Serikat antara tahun 1980- 1991, jumlah penderita hipertensi yang terkontrol
sampai dibawah 140/90 mmHg meningkat dari 10% menjadi 29% dan ini menyebabkan
penurunan yang dramatis dari morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi. Sebagai
contoh angka kematian akibat stroke turun mendekati 60% dan akibat payah jantung
koroner (PJK) turun 53%.(2) Meningginya tekanan darah merupakan faktor penting bagi
terjadinya PJK dan stroke, dan jelas merupakan tantangan bagi dokter praktek untuk
mengendalikan hipertensi baik secara individu maupun masyarakat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan masyarakat RW 04 Kel
Tangkerang Tengah Kec Marpoyan Damai Pekanbaru dapat mengerti dan memahami
tentang pencegahan Hipertensi pada lansia.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat RW 04 Kel
Tangkerang Tengah Kec Marpoyan Damai Pekanbaru dapat :
a. Mengerti penjelasan pencegahan Hipertensi
b. Mengerti gejala Hipertensi
c. Mengerti bagaimana pencegahan Hipertensi

C. POKOK BAHASAN
Pentingnya pengetahuan tentang Pencegahan Penyakit Hipertensi pada Lansia.

D. SUB POKOK BAHASAN


a. Pengertian Hipertensi
b. Gejala Hipertensi
c. Pencegahan Hipertensi

E. METODE
1. Jenis model pembelajaran : Pertemuan (Tatap muka)
2. Landasan teori : Ceramah dan Diskusi
3. Langkah pokok :a.Menciptakansuasana pertemuan yang baik
F. MEDIA
Leaflet

G. PROSES KEGIATAN

Tahap Kegiatan
Kegiatan Pemateri/Penyuluh Media
Kegiatan Peserta
1. Memberi salam, Memperhatikan
memperkenalkan diri dan
membuka penyuluhan Memperhatikan
2. Menjelaskan materi secara Memperhatikan
Pendahuluan umum Leaflet
3. Menjelalaskan tentang
Tujuan Instruksional Umum
(TIU) dan Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)
1. Menjelaskan Pengertian Memperhatikan
Hipertensi
2. Menanyakan kepada Memberikan
masyarakat apabila ada yang pertanyaan
Leaflet
Penyajian kurang jelas Memperhatikan
3. Menerima dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
masyarakat

1. Memberikan pertanyaan Menjawab


tentang materi yang baru pertanyaan yang
dijelaskan diajukan
Penutup
pemateri
2. Menampung jawaban yang Memperhatikan
diberikan masyarakat
3. Mendiskusikan bersam Memberikan
jawaban dari masyarakat sumbangan
4. Bersama masyarakat saran
menyimpulkan materi yang Memberikan
telah dibahas sumbangan
5. Menutup pertemuan dan saran
memeberi salam Memperhatikan
dan membalas
salam

H. SETTING TEMPAT

Moderator : :

Leader :

Fasilitator : :

Peserta :
I. PENGORGANISASIAN
Leader (Pemateri ) : Endang Lustiani Lahagu
Moderator (Membimbing jalanya diskusi) : Rizki Amelia
Fasilitator (pemfasilitasi) :M.Fauzi,Rangga
Aprialdis,Wandriauni,Beby,Jamiati
Notulen (penulis pertanyaan) : Novi Wulamdari, Sesy Palupy Ramadhany,
Observer (pengamat jalannya diskusi ) : Delvita Azhari, Fitri Banjar Nahor,

J. EVALUASI

K. LAMPIRAN
Materi : Pencegahan Hipertensi
Leaflet

Pekanbaru, 30 Juli 2018

(Pemateri)
LAMPIRAN MATERI

PECEGAHAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA

A. Pengertian Hipertensi

Tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg.
Hipertensi dalam bahasa inggrisnya adalah Hypertension, Hypertension berasal dari dua kata
yaitu Hyper yang berarti tinggi, dan Tension yang berarti tegangan.

Batasan hipertensi Hipertensi atau tekanan darah yang meninggi bersifat arbitrary, berarti
penentuan titik potong (cut-off point) sebagai batas antara normotensi dan hipertensi sangat
tergantung dari kondisi popilasu setempat.

1. Ukuran tekanan darah erat berkaitan dengan resiko penyakit kardiovaskuler, dan
itulah sebabnya definisi hipertensi ditetapkan secara arbitrary.
2. Ternyata banyak penyakit yang berkaitan menurunkan tekanan darah dijumpai pada
individu yang dikategorikan normotensi.
3. Pembuktian tentang manfaat dan resiko menurunkan tekanan darah diperoleh dari
penelitian pada penderita hipertensi.
4. Masih belum jelas apakah perkiraan efek pengobatan yang diperoleh dari
penelitian penderita hipertensi dapat diekstrapolasikan pada individu dengan
tekanan darah rendah.
5. Perlu dilakukan penelitian untuk menilai manfaat menurunkan tekanan darah pada
penderita resiko tinggi yang tidak menderita hipertensi.

B. Mengukur sendiri TD

Pengukuran sendiri TD memberi informasi yang berharga untuk penilaian pada penderita
hipertensi dan untuk mengawasi respons pengobatan, disamping mencegah adanya white
coat hypertension (WCH). WCH adalah meningkatnya TD secara persisten pada pengukuran
di ruang pemeriksaan klinik dan TD normal di luar ruang pemeriksaan klinik. Definisi ini
arbitrary dan diagnosis WCH ditegakkan dengan memonitor TD selama 24 jam. Prevalesi
WCH besarnya berkisar antara 5–60% tergantung karakteristik klinik dari populasi
setempat.(3,4) WCH banyak dijumpai pada usia muda, wanita kurus pada usia subur. Cara
yang baik untuk menghindari adanya WHC adalah melakukan Ambulatory Blood Pressure
Monitoring (ABPM, (1,2,7) namun cara ini jarang dipakai. Data criteria yang
direkomendasikan adalah :

1. Daytime, <135/85 mmHg


probably normal, • 140/90 mmHg
probably abnormal )
2. Night-time, <120/70 mmHg
probably normal, • 125 /75 mmHg
probably abnormal )
3. 24 hour <130/80 mmHg
probably normal, • 135/85 mmHg
probably abnormal.

C. Pencegahan Hipertensi

Haruslah diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati penderita hipertensi secara
adekuat, harga obat-obat antihipertensi tidaklah murah, obat-obat baru amat mahal, dan
mempunyai banyak efek samping. Untuk alas an inilah pengobatan hipertensi memang
penting tetapi tidak lengkap tanpa dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor
resiko penyakit kardiovaskuler akibat hipertensi. Pencegahan sebenarnya merupakan bagian
dari epngobatan hipertensi karena mampu memutus mata rantai penatalaksanaan hipertensi
dan komplikasinya.
Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua pendekatan :
a. Iintervensi untuk menurunkan tekanan darah di populasi dengan tujuan
menggeser
distribusi tekanan darah kea rah yang lebih rendah.
b. Strategi penurunan tekanan darah ditujukan pada mereka yang mempunyai
kecenderungan meningginya tekanan darah, kelompok masyarakat ini termasuk
mereka yang mengalami tekanan darah normal dalam kisaran yang tinggi (TDS
130-139 mmHg atau TDD 85-89 mmHg), riwayat keluarga ada yang menderita
hipertensi, obsitas, tidak aktif secara fisik, atau banyak minum alcohol dan garam.

Berbagai cara yang terbukti mampu untuk mencegah terjadinya hipertensi, yaitu
pengendalian berat badan, pengurangan asupan natrium kloride, aktifitas alcohol,
pengendalian stress, suplementasi fish oil dan serat The 5-year primary prevention of
hypertension meneliti berbagai faktor intervensi terdiri dari pengurangan kalori, asupan
natrium kloride dan alcohol serta peningkatan aktifitas fisik. Hasil penelitian menunjukkan
penurunan berat badan sebesar 5,9 pounds berkaitan dengan penurunan TDS dan TDD
sebesar 1,3 mmHg dan 1,2 mmHg. Penelitian yang mengikut sertakan sebanyak 47.000
individu menunjukan perbedaan asupan sodium sebanyak 100 mmo1/hari berhubungan
dengan perbedaan TDS sebesar 5 mmHg pada usia 15-19 tahun dan 10 mmHg pada usia 60-
69 tahun.

Meningginya TDS dan TDD, meningkatnya sirkulasi kadar kateholamin, cortisol,


vasopressin, endorphins, andaldosterone, dan penurunan ekskresi sodium di urine merupakan
respons dari rangsangan stress yang akut. Intervensi pemnegdalian stress seperti relaksasi,
meditasi dan biofeedback mampu mencegah dan mengobati hipertensi.(8)

D. Pengobatan Farmakologik
Keputusan untuk memberikan pengobatan farmakologik mempertimbangkan beberapa
factor, yaitu, derajat kenaikan TD, adanya kerusakan organ target, dan adanya penyakit
kardiovaskuler.(2,9,10) Tujuan pengobatan adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas
akibat hipertensi dengan memelihara tekanan darah sistolik di bawah 140 mmHg, tekanan
diastolic di bawah 90 mmHg disamping mencegah resiko penyakit kardiovaskuler lainnya.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada penggunaan obat anti hipertensi,
yaitu : i) saat mulai pengobatan gunakanlah dosis yang kecil, ii) bila efek tidak memuaskan
tambahkan obat untuk kombinasi, dan iii) pergunakan obat long acting dengan dosis tunggal
yang dapat mencakup efek selama 24 jam.
E. Kesimpulan Dan Saran
Hipertensi merupakan penyebab paling penting untuk timbulnya penyakit kardiovaskuler-
renal. Prevalensi hipertensi semakin meningkat dengan bertambahnya usia, dan pemberian
obat-obatan terbukti sangat bermanfaat untuk mengobati hipertensi. Namun hanya
pendekatan pengobatan saja tidak dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler-renal
akibat hipertensi di masyarakat. Selanjutnya sangatlah sulit untuk menjamin bahwa semua
pasien hipertensi sudah terdeteksi dan diberikan pengobatan secara adekuat. Banyak
obat=obat untuk hipertensi yang harganya cukup mahal dan tidak mungkin terjangkau oleh
sebagian besar masyarakat. Pencegahan merupakan faktor penting untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kematian. Pengobatan bersifat individualistis dan sepanjang masa
dengan tetap memperhatikan perubahan gaya hidup.

Anda mungkin juga menyukai