Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

SOLUSIO PLACENTA
A. Pengkajian
1. Biodata
Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara lain :
a. Nama
Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas
untuk membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar
nama dan diagnosa penyakitnya.
b. Jenis kelamin
Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan mengalami
kehamilan.
c. Umur
Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi
penurunan kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa
menopause.
d. Pendidikan
Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak
mengetahui cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan.
e. Alamat
Solusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan, karena
mereka tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan untuk kehamilan.
f. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami pelepasan
plasenta.
g. Status perkawinan
Dengan status perkawinan apakah pasien mengalami kehamilan (KET) atau hanya
sakit karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
h. Agama
Untuk mengetahui gambaran dan spiritual pasien sebagai memudahkan dalam
memberikan bimbingan kegamaan.
i. Nama suami
Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberi
persetujuan dalam perawatan.
j. Pekerjaan
Untuk mengetahui kemampuan ekonomi pasien dalam pembinaan selama istrinya
dirawat.
2. Keluhan utama
 Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri
 Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah dengan
dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim tegang.
 Perdarahan yang berulang-ulang.
3. Riwayat penyakit sekarang
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang keluar
sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan pucat.
Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre
eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil (hydroamnion
gameli) dll.
4. Riwayat penyakit masa lalu
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi, tali pusat
pendek, trauma, uterus / rahim feulidli.
5. Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak mengetahui asal
dan penyebabnya.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
 Kesadaran : composmetis s/d coma
 Postur tubuh : biasanya gemuk
 Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa
 Raut wajah : biasanya pucat
b. Tanda-tanda vital
 Tensi : normal sampai turun (syok)
 Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)
 Suhu : normal / meningkat (> 370 c)
 RR : normal / meningkat (> 24x/menit)
c. Pemeriksaan cepalo caudal
 Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah mengelupas rambut
biasanya rontok / tidak rontok.
 Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma
 Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung
 Mata : conjunctiva anemis
 Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat da dangkal,
hiperpegmentasi aerola.
 Abdomen
 Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut, terlihat linea
alba dan ligra
 Palpasi rahim keras, fundus uteri naik
 Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan janin.
 Genetalia
Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar darah yang merah
kehitaman, terdapat farises pada kedua paha / femur.
 Ekstimitas
Akral dingin, tonus otot menurun.
d. Pemeriksaan penunjang
 Darah : Hb, hemotokrit, trombosit, fibrinogen, elektrolit.
 USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan janin
B. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai dengan
conjungtiva anemis , acral dingin , Hb turun , muka pucat & lemas .
2. Resiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan perfusi darah ke
plasenta berkurang .
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus di tandai
terjadi distress / pengerasan uterus , nyeri tekan uterus .
4. Gangguan psikologi ( cemas ) berhubungan dengan keadaan yang dialami .
5. Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan .
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Gangguan perfusi Setelah 1. Bina hubungan 1. pasien percaya
jaringan dilakukan saling percaya tindakan yang
berhubungan tindakan dengan pasien dilakukan
dengan perdarahan keperawatan 2. Jelaskan 2. pasien paham
ditandai dengan diharapkan penyebab tentang kondisi
conjunctiva anemis, suplai / terjadi yang dialami
acrar dingin, Hb kebutuhan perdarahan
turun, muka pucat, darah 3. Monitor tanda- 3. tensi, nadiyang
lemas kejaringan tanda vital rendah, RR dan
terpenuhi tensi, nadi suhu tubuh
dengan kriteria yang rendah, yang tinggi
hasil : RR dan suhu menunjukkan
1. Conjunctiva tubuh yang gangguan
tida anemis, tinggi sirkulasi darah
acral menunjukkan
hangat, Hb gangguan
normal sirkulasi darah.
muka tidak 4. Kaji tingkat 4. mengantisipasi
pucat, tida perdarahan terjadinya syok
lemas setiap 15 – 30
menit
5. Catat intake 5. produsi urin
dan output yang kurang
dari 30 ml/jam
menunjukkan
penurunan
fungsi ginjal
6. Kolaborasi 6. cairan infus
pemberian isotonik dapat
cairan infus mengganti
isotonic volume darah
yang hilang
akiba
perdarahan
7. Kolaborasi 7. tranfusi darah
pemberian mengganti
tranfusi darah komponen
bila Hb rendah darah yang
hilang akibat
perdarahan

2 Resiko tinggi Setelah 1. Jelaskan resiko 1. kooperatif pada


terjadinya fetal dilakukan terjadinya tindakan
distres berhubungan tindakan dister janin /
dengan perfusi keperawatan kematian janin
darah ke placenta diharapkan pada ibu
berkurang tidak terjadi 2. Hindari tidur 2. tekanan uterus
fetal distress terlentang dan pada vena cava
dengan kriteria anjurkan tidur aliran darah
hasil : ke posisi kiri kejantung
1. DJJ normal / menurun
terdengar, sehingga terjadi
2. Bisa perfusi jaringan
berkoordina 3. penurunan dan
si 3. Observasi peningkatan
3. Adanya tekanan darah denyut nadi
pergerakan dan nadi klien terjadi pad
bayi sindroma vena
4. Bayi lahir cava sehingga
selamat klien harus di
monitor secara
teliti

4. penurunan
4. Oservasi frekuensi
perubahan plasenta
frekuensi dan mengurangi
pola DJ janin kadar oksigen
dalam janin
sehingga
menyebabkan
perubahan
frekuensi
jantung janin
5. meningkat
5. Berikan O2 10 oksigen pada
– 12 liter janin
dengan masker
jika terjadi
tanda-tanda
fetal distress
3 Gangguan rasa Setelah 1. Jelaskan 1. dengan
nyaman nyeri dilakukan penyebab nyeri mengetahui
berhubungan tindakan pada klien penyebab nyeri,
dengan kontraksi keperawatan klien kooperatif
uteres ditandai diharapkan terhadap
terjadi distrensi klien dapat tindakan
uterus, nyeri tekan beradaptasi 2. menentukan
uterus dengan nyeri 2. Kaji tingkat tindakan
dengan kriteria nyeri keperawatan
hasil : selanjutnya
1. Klien dapat 3. dapat
melakukan 3. Bantu dan mengalihkan
tindakan ajarkan perhatian klien
untuk tindakan untuk pada nyeri yang
mengurangi mengurangi dirasakan
nyeri. rasa nyeri
2. Klien  Tarik nafas
kooperatif panjang
dengan (dalam)
tindakan melalui
yang hidung dan
dilakukan. meng-
hembuskan
pelan-pelan
melalui
mulut 4. posisi miring
4. Memberikan mencegah
posisi yang penekanan pada
nyaman vena cava
(miring kekiri /
kanan) 5. memberi
5. Berikan dukungan
masage pada mental
perut dan
penekanan
pada punggung
4 Gangguan Setelah 1. Anjurkan 1. Dengan
psikologis (cemas) dilakukan klilen untuk mengungkapka
berhubungan tindakan mengemukaka n perasaannya
dengan keadaan keperawatan n hal-hal yang akan
yang dialami diharapkan dicemaskan mengurangi
klien tidak beban pikiran
cemas dan 2. Ajak klien 2. mengurangi
dapat mengerti mendengarkan kecemasan
tentang denyut jantung klien tentag
keadaannya janin kondisi janin
dengan kriteria 3. Beri 3. mengurangi
hasil : penjelasan kecemasan
1. Klien tidak tentang kondisi tentang kondisi
cemas janin / keadaan janin
2. Klien 4. Beri informasi 4. mengembalika
tenang tentang kondisi n kepercayaan
3. Klien tidak klien dan klien
gelisah 5. Anjurkan 5. dapat memberi
untuk rasa aman dan
manghadirkan nyaman bagi
orang-orang klien
terdekat
6. Anjurkan klien 6. dapat
untuk berdo’a meningkatkan
kepada Tuhan keyakinan
kepada Tuhan
tentang kondisi
yang dilami
7. Menjelaskan 7. penderita
tujuan dan kooperatif
tindakan yang
akan diberikan
5 Potensial terjadinya Setelah 1. Kaji 1. mengetahui
hypovolemik syok dilakukan perdarahan adanya gejala
berhubungan tindakan setiap 15 – 30 syok sedini
dengan perdarahan keperawatan menit mungkin
diharapkan 2. Monitor 2. mengetahui
syok tekanan darah, keadaan pasien
hipovolemik nadi,
tidak terjadi pernafasan
dengan kriteria setiap 15
hasil : menit, bila
1. Perdarahan normal
berkurang observasi
2. Tanda- dilakukan
tanda vital setiap 30
normal menit
3. Kesadaran 3. Awasi adanya 3. menentukan
kompos tanda-tanda intervensi
metit syok, pucat, selanjutnya dan
menguap terus mencegah syok
keringat sedini mungkin
dingin, kepala
pusing
4. Kaji 4. mengetahui
konsistensi perdarahan
abdomen dan yang
tinggi fundur tersembunyi
uteri
5. Catat intake 5. produksi urine
dan output yang kurang
dari 30 ml/jam
merupakan
penurunan
fungsi ginjal
6. Berikan cairan 6. mempertahanka
sesuai dengan volume cairan
program sehingga
sirkulasi bisa
adekuat dan
sebagian
persiapan bila
diperlukan
transfusi darah

Anda mungkin juga menyukai