Anda di halaman 1dari 9

Materi 5

Dosen: Prinawatie, S,Kep., M.Kes

Konsep Kebutuhan Nutrisi

Pendahuluan
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses tersedianya
energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan, pemeliharaan dan
penggantian sel tubuh. Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang
diperlukan tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas,
mencegah defisiensi, memeliharan kesehatan dan mencegah penyakit, memelihara fungsi tubuh,
kesehatan jaringan, dan suhu tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan membentuk kekebalan.
Energi yang didapat dari makanan diukur dalam bentuk kalori (cal) atau kilokalori (kcal). Kalori
adalah jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. Kilokalori
adalah jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 kg air.
Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan tubuh agar
dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas, mencegah defisiensi,
memeliharan kesehatan dan mencegah penyakit, memelihara fungsi tubuh, kesehatan jaringan,
dan suhu tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan membentuk kekebalan.
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat vital.
Nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi
dalam tubuh berasal dari dalam tubuh itu sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan
hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh
seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia (Sutanto dan Fitriana, 2017). Nutrisi adalah
elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari
berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral

Macam-macam nutrisi
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan terurai dalam
bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh dan kelebihan glukosa akan di simpan di
hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen. Karbohidrat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana seperti fruktosa,
glukosa, dan laktosa, dapat dijumpai dalam buah-buahan, gula dan susu. Sedangkan
karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam sayuran berserat, gandum, nasi, sereal, oat dan
lain sebagainya
b. Protein
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-
senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibody. Protein berperan dalam pemeliharaan
jaringan, perubahan komposisi tubuh, serta proses regenerasi jaringan. Komponen protein di
dalam tubuh meningkat dari 14,6% pada masa pertumbuhan menjadi 18- 19% ketika berusia
4 tahun. Estimasi kebutuhan protein pada masa pertumbuhan sekitar 1-4g/kg BB
c. Lemak atau lipid
Merupakan sumber energi yang mengasilkan jumlah kalori lebih besar dari pada
karbohidrat dan protein. Lemak sebagai komponen utama pembentuk membran sel. Lemak
juga membantu penyerapan dan penyimpanan vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E
dan K. Asam lemak esensial, seperti asam lemak omega 3 dan omega 6 merupakan zat nutrisi
penting yang dibutuhkan dalam pertumbuhan otak.
d. Vitamin
Merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil dan tidak
dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena
fungsinya sebagai katalisator.
Vitamin diklasifikasikan sebagai vitamin larut lemak dan vitamin larut air.
1) Vitamin larut lemak
Vitamin larut lemak disimpan di hati atau jaringan adiposa, sehingga intake vitamin
berlebihan dapat menyebabkan keracunan.
(a) Vitamin A
Vitamin A berfungsi untuk memelihara penglihatan, memelihara jaringan epitel,
meningkatkan perkembangan tulang dan gigi, meningkatkan proliferasi sel. Kekurangan
vitamin A ditandai dengan buta senja atau buta total, degenerasi sel keratin yang
menyebabkan infeksi mata, telinga, dan rongga hidung. Kulit menjadi kasar, kering, dan
bersisik, mata kering, perkembangan gigi dan tulang tidak adekuat. Vitamin A disimpan di
hati dan intake berlebihan menyebabkan keracunan.
(b) Vitamin D
Vitamin D berfungsi untuk mineralisasi tulang, kartilago, dan gigi, memelihara calcium
cairan ekstra selular, dan untuk kontraksi otot. Kekurangan vitamin D menyebabkan riketsia,
kesehatan gigi kurang, otot kaku dan kejang, osteomalasia (tulang lunak dan mudah fraktur
spontan).
(c) Vitamin E
Vitamin E berperan sebagai antioksidan yang membantu memelihara integritas membran sel
dan melindungi vitamin A dan C dari oksidasi. Kekurangan vitamin E ditandai dengan
meningkatnya hemolisis eritrosit, refleks kurang, kerusakan fungsi neuromuskular, dan
anemia.
(d) Vitamin K
Vitamin K berfungsi untuk pembentukan protrombin dan faktor pembekuan lain untuk
pembekuan darah. Kekurangan vitamin K dimanifestasikan dengan perdarahan, dan
penyakit perdarahan pada bayi baru lahir.
2) Vitamin larut air
Vitamin larut air disimpan dalam tubuh. Intake berlebihan diabsorbsi oleh jaringan, dan
diekskresikan dalam urine.
(a) Vitamin B kompleks
Vitamin B1 (thiamine) berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, memelihara fungsi syaraf,
nafsu makan dan pencernaan. Gejala kekurangan vitamin B1 adalah nafsu makan menurun,
apatis, depresi mental, fatigue, konstipasi, edema, gagal jantung, dan neuritis. Vitamin B2
(riboflavin) berfungsi dalam metabolisme protein dan karbohidrat, memelihara kulit dan
penglihatan. Gajala kekurangan vitamin B2 adalah sudut mulut pecah-pecah, dermatitis, dan
peningkatan vaskularisasi kornea dan penglihatan tidak teratur. Vitamin B3 (niacin)
berfungsi dalam metabolisme glikogen, regenerasi jaringan, dan sintesis lemak. Kekurangan
vitamin B3 menyebabkan pellagra, ditandai dengan fatigue, sakit kepala, anoreksi, penurunan
berat badan, nyeri abdomen, diare, dermatitis, gangguan syaraf. Vitamin B12
(cyanocobalamin) berfungsi dalam membentuk eritrosit matang, dan sintesis DNA dan RNA,
absorbsi vitamin A. Kekurangan vitamin B12 menyebabkan anemi pernisiosa, dan kerusakan
syaraf. Asam folat berfungsi sebagai ko enzim metabolisme protein dan pertumbuhan sel,
membentuk eritrosit, perkembangan tulang dan sumsum tulang belakang janin. Tanda
kekurangan asam folat adalah glositis, diare, anemi makrositik, defek kelahiran (spina bifida)
(b) Vitamin C
Vitamin C penting untuk absorbsi Fe, melawan infeksi, penyembuhan luka, pembentukan
kolagen, metabolisme beberapa asam amino. Vitamin C adalah antioksidan, dan melindungi
vitamin A dan E dari oksidasi berlebihan. Kekurangan vitamin C ditandai dengan
penyembuhan luka kurang, rentan infeksi, retardasi pertumbuhan dan perkembangan, nyeri
sendi, anemi, gusi berdarah.
e. Mineral
Adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai katalis dalam reaksi
biokimia. Mineral dan vitamin tidak menghasilkam energi, tetapi merupakan elemen kimia
yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.
f. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam kehidupan sel-sel tubuh. Setiap
hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh kita melalui minum, sedangkan cairan digestif yang
diproduksi oleh berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9 liter, sehingga sekitar 10- 11
liter cairan beredar dalam tubuh.

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Dalam
larutan elektrolit molekul-molekulnya terurai (terdisosiasi) menjadi partikel-partikel bermuatan
listrik positif dan negatif yang disebut dengan ion (ion positif-ion negatif). Ion positif yang
dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Konsentrasi
elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan.
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase cairan tubuh tergantung
pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi seseorang. Seiring dengan pertumbuhan
seseorang, persentase jumlah cairan terhadap berat badan menurun.
Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke dalam 2 kompartemen, yaitu
intraselular dan ekstraselular.
a. Cairan intraselular Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat di
intraselular. Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan
intraselular.
b. Cairan ekstraselular Jumlah relatif cairan ekstraselular menurun seiring dengan
bertambahnya usia, yaitu sampai sekitar sepertiga dari volume total pada dewasa.
Cairan ekstraselular terbagi menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular. Cairan interstitial
adalah cairan yang mengelilingi sel dan termasuk cairan yang terkandung diantara rongga
tubuh(transseluler)seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan
sekresi saluran pencernaan. Sementara, cairan intravaskular merupakan cairan yang terkandung
dalam pembuluh darah, dalam hal ini plasma darah
Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh, yaitu elektrolit dan non-
elektrolit.

a. Elektrolit Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi ion positif (kation)
dan ion negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+ ),
sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potasium (K+ ). Anion utama dalam
cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3- ), sedangkan anion utama
dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43- ). Kandungan elektrolit dalam plasma dan
cairan interstitial kurang lebih sama, sehingga nilai elektrolit plasma mencerminkan
komposisi dari cairan ekstraseluler.
b. Non elektrolit
Zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit adalah glukosa, urea, kreatinin, dan bilirubin
yang tidak terdisosiasi dalam cairan.
Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah kelebihan atau kekurangan cairan yang
mengakibatkan perubahan volume.
1. Overhidrasi Air, seperti subtrat lain, berubah menjadi toksik apabila dikonsumsi secara
berlebihan dalam jangka waktu tertentu. Intoksikasi air sering terjadi bila cairan di konsumsi
tubuh dalam kadar tinggi tanpa mengambil sumber elektrolit yang menyeimbangi kemasukan
cairan tersebut. Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran
cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah
menjadi sangat rendah. Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air lewat
ginjal (gagal ginjal akut), masukan air yang berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan
irigator pada tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelam. Gejala overhidrasi
meliputi, sesak nafas, edema, peningkatan tekanan vena jugular, edema paru akut dan gagal
jantung. Dari pemeriksaan lab dijumpai hiponatremi dalam plasma.
2. Dehidrasi merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat masukan yang kurang atau
keluaran yang berlebihan. Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila air
hilang bersama garam, contoh: GE akut, overdosis diuretik), hipotonik (Secara garis besar
terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar
natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah ke ekstravaskular,
sehingga menyebabkan penurunan volume intravaskular), hipertonik (Secara garis besar
terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang.

Gangguan keseimbangan elektrolit yang umum yang sering ditemukan pada kasus kasus di
rumah sakit adalah:
a. Hiponatremia dan hypernatremia
Hiponatremia selalu mencerminkan retensi air baik dari peningkatan mutlak dalam jumlah
berat badan (total body weight, TBW) atau hilangnya natrium dalam relatif lebih hilangnya
air. Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di bawah 130mEq/L. Jika < 120
mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental, letargi, iritabilitas, lemah dan
henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L maka akan timbul gejala kejang, koma.
Hipernatremia merupakan kondisi berlebihnya kadar natrium darah, yaitu lebih dari 145
mEq/L, menyebabkan hipotensi, hypervolemia, koma, meninggal.
b. Hipokalemia dan hyperkalemia
Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan kalium atau potassium, sedangkan
hyperkalemia adalah kondisi ketika jumlah kalium dalam darah sangat tinggi.
c. Hipokalsemia adalah merupakan kondisi tubuh dengan kadar kalsium rendah.
Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi:
a. Pengetahuan, rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi, sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi
b. Kebiasaan/ budaya, Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah terdapat
larngan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan itu
merupakan sumber vitamin yang baik
c. Kesukaan, Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi
pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh
d. Ekonomi, Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan
makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang
biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi dan sebaliknya.

Masalah gizi
Secara umum, gangguan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi. Masalah gizi lebih
seperti obesitas, masalah gizi kurang seperti malnutrisi.
Masalah gizi di Indonesia, yaitu
a. Kurang Energi Protein (KEP), disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi secara
umum dan kekurangan sumber protein.
Co: Marasmus, Kwashiorkor, Marasmus-Kwashiorkor
b. Anemia Gizi Besi (AGB) Masalah anemia gizi di Indonesia terutama yang berkaitan dengan
kekurangan zat besi (AGB).
c. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Kekurangan iodium umumnya banyak
ditemukan di daerah pegunungan dimana tanah kurang mengandung iodium.
d. Kurang Vitamin A (KVA) KVA merupakan suatu ganguan yang disebabkan karena
kurangnya asupan vitamin A dalam tubuh. KVA dapat mengakibatkan kebutaan, mengurangi
daya tahan tubuh sehingga mudah terserang infeksi, yang sering menyebabkan kematian
khususnya pada anak-anak.
e. Obesitas
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan sehingga membuat berat badan di
atas normal.
f. Stunting
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat
kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan
pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Status gizi
Status gizi (nutritional satus) adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan
zat gizi dari makanan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh.
Penilain status gizi
a. Menghitung berat badan ideal
Berikut cara menghitung berat badan ideal berdasarkan rumus Broca untuk wanita:
(tinggi badan - 100) - (15% x (tinggi badan - 100)). Cara menghitung berat badan ideal
berdasarkan rumus Broca untuk pria: (berat badan - 100) - (10% x (tinggi badan -100)).
Co: Jika seorang wanita memiliki tinggi badan 155 cm, berat idealnya: (155 - 100) -
(15% x (155 - 100)) = 55 - 15 = 40. Maka berat badan ideal wanita dengan tinggi badan
155 cm adalah 40 kg. Jika seorang pria memiliki tinggi badan 180 cm, berat idealnya:
(180 - 100) - (10% x (180 - 100)) = 80 - 8 = 72. Maka berat badan ideal pria dengan
tinggi badan 180 cm adalah 72 kg.
b. Menghitung indeks massa tubuh
Berat badan 70 kilogram dan tinggi 160 cm (1,60 meter). Kalikan tinggi badan dalam
kuadrat: 1,60 x 1,60 = 2,56. Lalu, bagi angka berat badan dengan hasil kuadrat tinggi
badan: 70/2,56 = 23,4. BMI 23,4 jika dilihat berdasarkan standar WHO
DAFTAR PUSTAKA

Susilowati, Kuspriyanto. (2016) Gizi dalam Daur Kehidupan. Refika Aditama: Bandung
Fikawati, Sandra, dkk. (2017) Gizi Anak dan Remaja. RajaGrafindo Persada: Depok
Simatupang, R. (2020) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Gizi Buruk dan Gizi
Kurang pada Balita di Desa Lasarabagawu Wilayah Kerja Puskesmas Mandrehe Barat
Kabupaten Nias Barat Tahun 2019. Jurnal Akrab Juara. 5(3);46-56

Anda mungkin juga menyukai