Anda di halaman 1dari 6

NAMA : JADRERYKA PRISELLYA OKTAPIANUS TOSAE

NIM : P211 21 088

KELAS : GIZI B

UTS : METABOLISME GIZI MIKRO

1. Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh, yaitu elektrolit dan non-
elektrolit.
a. Elektrolit Adalah zat yang terdisosiasi dalam cairan, dibedakan menjadi ion positif
(kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium
(Na+ ), sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potasium (K+ ). Anion
utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3- ),
sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43- ). Kandungan
elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial kurang lebih sama, sehingga nilai elektrolit
plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraseluler 3,5 .
b. Non elektrolit Zat-zat yang termasuk ke dalam nonelektrolit adalah glukosa, urea,
kreatinin, dan bilirubin yang tidak terdisosiasi dalam cairan

Air merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia. Persentase cairan tubuh tergantung
pada usia, jenis kelamin, dan derajat status gizi seseorang. Seiring dengan pertumbuhan
seseorang, persentase jumlah cairan terhadap berat badan menurun2 .

Seluruh cairan tubuh tersebut secara garis besar terbagi ke dalam 2 kompartemen, yaitu
intraselular dan ekstraselular.

a. Cairan intraselular Pada orang dewasa, sekitar 2/3 dari cairan dalam tubuhnya terdapat
di intraselular. Sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan
cairan intraselular.

b. Cairan ekstraselular Jumlah relatif cairan ekstraselular menurun seiring dengan


bertambahnya usia, yaitu sampai sekitar sepertiga dari volume total pada
dewasa.Cairan ekstraselular terbagi menjadi cairan interstitial dan cairan intravaskular.
Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel dan termasuk cairan yang
terkandung diantara rongga tubuh(transseluler)seperti serebrospinal, perikardial,
pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan. Sementara, cairan
intravaskular merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah, dalam hal ini
plasma darah5 .

2. Fungsi cairan Tubuh :

1.       Mengatur suhu tubuh


Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
2.       Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan
dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh
pada kinerja otak dan jantung.
3.       Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam
tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan
pernafasan..
4.       Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk  menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat
pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5.       Perncernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui
darah untuk segera dikirim ke sel – sel      tubuh. Konsumsi air yang cukup akan
membantu kerja sistem  pencernaan  di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi
lebih lancer sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6.       Pernafasan
Paru – paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru – paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel –  sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar
tubuh.
7.       Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dsan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Sebaliknya konsumsi air selama
beraktivitas untuk meminimalisasi risiko kejang otot dan kelelahan.

3. ● Besi (Fe)
Sumber pangan yang mengandung besi yaitu hati, daging, kuning telur, sayuran berdaun
hijau tua, tiram, udang.
Manfaat Besi :
Manfaat Zat Besi (Fe) Zat besi (Fe) berperan sebagai sebuah komponen yang membentuk
mioglobin, yakni protein yang mendistribusikan oksigen menuju otot, membentuk enzim,
dan kolagen. Selain itu, zat besi juga berperan bagi ketahanan tubuh.

● Seng (Zn)
Sumber makanan yang mengandung seng terdapat dalam daging, telur, hati, unggas, dan
ikan.
Manfaat seng :
Di dalam pankreas, seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan yang pada waktu
makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Seng dikeluarkan tubuh terutama melalui feses.
Di samping itu, seng dikeluarkan melalui urin, keringat, sel dinding usus, cairan haid, dan
mani.

● Iodium (I)
Sumber yodium diantaranya adalah garam beryodium, ikan laut dan rumput laut.
Fungsi Iodium
sebagai komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid. Ekskresi yodium dilakukan melalui
ginjal, jumlahnya berkaitan dengan banyak sedikitnya yodium yang dikonsumsi. Konsumsi
yodium di atas 2000 mg / hari dianggap berlebihan. Hal ini dapat menghambat pelepasan
yodium dan tiroid. Kelebihan pada tingkat selanjutnya akan menimbulkan gondok seperti
halnya kekurangan yodium.

● Selenium (Se)
Sumber pangan yang mengandung selenium terdapat dalam ikan laut dan kerang. Dalam
pangan nabati tergantung pada kandungan selenium dalam tanah tempat tanaman tersebut
tumbuh.
Fungsi selenium :
sebagai antioksidan. Kekurangan Selenium menyebabkan aktifitas enzim glutation
perioksidase menurun dan kekebalan tubuh menurun. Konsumsi selenium diatas 850mg /
hr berpengaruh pada kesehatan yaitu terjadinya mual, muntah dan diare. Konsumsi diatas
500omg / hr akan menyebabkan terjadinya perubahan kuku dan terjadinya kerontokan
rambut.

4. − Vitamin D
Vitamin D di dalam tubuh bermanfaat untul membentuk struktur tulang dan gigi yang
kuat. Vitamin ini akan meningkatkan absorbs kalsium di saluran pencernaan. Vitamin D3
(kalsitriol) berperan dalam metabolisme absorpsi kalsium ke dalam tulang, fungsi otot,
sekaligus meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Vitamin D diserap di usus dengan bantuan senyawa empedu hati dikarenakan vitamin ini
tidak larut air. Setelah diserap, vitamin D akan disimpan di jaringan lemak (adipose)
dalam bentuk yang tidak aktif.

Vitamin D merupakan satu-satunya vitamin yang diproduksi tubuh ketika tubuh terkena
sinar matahari dimana senyawa kolekalsiferol akan diubah menjadi senyawa kalsitriol
yang diproduksi di ginjal kemudian diedarkan ke bagian-bagian tubuh yang
membutuhkan, terutama tulang dan gigi.

– Hormone Paratiroid
Proses sekresi hormon paratiroid sebagian besar dikendalikan oleh kadar kalsium yang
ada dalam aliran darah. Ketika kadar kalsium dalam darah terlalu rendah, sel-sel
paratiroid akan membuat lebih banyak hormon paratiroid. Setelah hormon paratiroid
dilepaskan ke dalam darah, mereka akan bertugas untuk meningkatkan jumlah kalsium
dalam darah.
− Kalsitonin
Sekresi kelenjar paratiroid dirangsang oleh turunnya kadar kalsium darah. Bersamaan
dengan disekresikannya kalsitonin oleh sel C kelenjar tiroid, kadar kalsium darah
dipertahankan dalam jumlah yang sangat sedikit. Hormon paratiroid adalah regulator
yang paling penting dalam mempertahankan kadar kalsium darah, dan sangat penting
dalam kehidupan. Sedangkan kalsitonin tampaknya berperan
membentuk mekanisme komplementer untuk keseimbangannya.

5. A. Penglihatan
Vitamin A dipergunakan untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi
gelapJika kekurangan vitamin A akan mengakibatkan rabun senja.Vitamin A dipercaya
dapat meningkatkan penglihatan dengan cara membantu senyawa protein tubuh (opsin)
yang sensitif dalam membedakan antara terang dan gelap. Hal ini tidak terlepas dari
senyawa retinol yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel pada mata
yang menyalurkan objek dari mata ke otak. Namun tidak hanya itu saja, penyakit-
penyakit mata seperti rabun senja, glaukoma, katarak juga dapat dihindari dengan
vitamin A.
B. Diferensiasi Sel
Fungsi vitamin A berkaitan dengan sintesis glikoprotein khusus yang terlibat dalam
pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel dan kompleks vitamin A-
CRBP masuk ke dalam nukleus sel sehingga mempengaruhi DNA. Vitamin A atau
retinol, dengan asamretinoik sebagai bahan aktif metabolitnya berperan dalam
pengaturan didalam berbagai sel. Pengaturan oleh retinol atau retinoik termasuk
mengontrol proliferasi sel melalui aktifitas yang merangsang fase G1 Istirahat dan fase
S istirahat. Mekanisme ini terjadi karena retinol atau retinoik mempunyai peran
didalam penguatan ekspresi p53, aktifitas p21, danaktifitas supresi siklin.
C. Kekebalan Tubuh
kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon antibodi yang bergantung pada sel-T
(limfosit yang berperan pada kekebalan selular). Dalam sistim kekebalan tubuh, retinol
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan deferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan
dalam proses kekebalan humoral). Disamping itu, kekurangan vitamin A menurunkan
respon antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan
selular). Bila vitamin A kurang, maka fungsi kekebalan tubuh menjadi menurun,
sehingga mudah terserang infeksi. Lapisan sel yang menutupi trakea dan paru-paru juga
akan mengalami keratinisasi, berkurangnya sel goblet, sel silia dan produksi mukus
sehingga mudah dimasuki mikroorganisme penyebab infeksi saluran pernapasan. Bila
terjadi pada permukaan usus halus dapat terjadi diare.

Anda mungkin juga menyukai