Anda di halaman 1dari 16

S

MAKALAH METABOLISME DAN GIZI MAKRO

“PROSTAGLANDIN”

Dosen Pengampu : Drs. I Made Tangkas, M.Kes

DISUSUN OLEH :

NAMA : JADRERYKA PRISELLYA


NIM : P21121088
KELAS : GIZI B

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunia- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Kimia Organik Bahan
Alam yang berjudul “Prostaglandin“. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah kami di semester tiga ini, yaitu mata
kuliah Metabolisme Energi dan Gizi Makro.
Selesainya penyusunan makalah “Prostaglandin” ini tidak terlepas berkat bantuan dari
berbagai pihak, terutama kepada Bapak Dr.Drs. I Made Tangkas, M.Kes selaku dosen
mata kuliah Metabolisme Energi dan Gizi Makro. Oleh karena itu melalui
kesempatan yang sangat berharga ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa membalasnya dengan yang lebih baik.
Akhir kata “tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna”, begitupun
dengan karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penulis, ucapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Palu, November 2022

Jadreryka Prisellya
SDAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
BAB II PERMASALAHAN..................................................................................................5
2.1 Rumusan Masalah........................................................................................................5
2.2 Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................6
3.1 Pengertian Prostaglandin............................................................................................6
3.2 Klasifikasi Prostaglandin.............................................................................................7
3.3 Karakteristik Enzim....................................................................................................8
3.4 Biosintesa Prostaglandin..............................................................................................9
3.5 Mekanisme Kerja.......................................................................................................10
3.6 Fungsi Prostaglandin.................................................................................................10
3.7 Efek kelebihan dan kekurangan hormone prostaglandin.......................................12
3.8 Senyawa Penghambat Prostaglandin........................................................................12
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................14
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................14
4.2 Saran...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prostaglandin adalah senyawa turunan asam lemak tidak jenuh, terdiri dari ikatan 20
atom C yang membentuk satu cincin siklopentana, dua rantai sisi aJifatik dan sebuah
gugus karboksil dari turunan asam prostanoat. Secara alami terdapat 14 macam
Prostaglandin yang dikategorikan dalam empat seri (E, F, A dan B), kemudian
masing- masing seri digolongkan berdasarkan jumlah ikatan rangkap dan
stereoisomer (misalnya PGE1 , PGE2, PGF20e dan PGF3CC ) (Azizah,2021).
Sintesis prostaglandin dapat terjadi bila membran sel mengalami kerusakan oleh
suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, sehingga enzim fosfolipase diaktifkan
untuk mengubah fosfolipida menjadi asam arakhidonat. Asam lemak poli tak jenuh
ini kemudian diubah sebagian oleh enzim siklooksigenase menjadi asam
endoperoksida dan seterusnya menjadi zat-zat prostaglandin. Bagian lain dari
arakhidonat diubah oleh enzim lipoksigenase menjadi zat-zat leukotrien. Baik
prostaglandin maupun eukotrien bertanggung jawab atas sebagian besar gejala
peradangan (Katzung, 1994; Tjay dan Rahardja,2007).Pemberian asetosal
mengakibatkan terjadinya hambatan pembentukan prostaglandin dan dapat
mengakibatkan peningkatan sekresi asam lambung (Price and Wilson, 1995)
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang
Prostaglandin karena kurangnya pengetahuan tentang prostaglandin dan
hubungannya dengan asam lemak
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut
1. Apa pengertian dari Prostaglandin
2. Bagaimana klasifikasi Prostaglandin
3. Bagaimana karakteristik prostaglandin
4. Bagaimana biosintesa prostaglandin
5. Bagaimana mekanisme reaksi
6. Apa fungsi prostaglandin
7. Bagaimana efek kelebihan dan kekurangan pada hormone prostaglandin
8. Bagaimana senyawa penghambat prostaglandin

2.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Menjelaskan pengertian Prostaglandin
2. Menjelaskan klasifikasi Prostaglandin
3. Menjelaskan karakteristik prostaglandin
4. Menjelaskan biosintesa prostaglandin
5. Menjelaskan mekanisme reaksi
6. Menjelaskan fungsi prostaglandin
7. Menjelaskan efek kelebihan dan kekurangan pada hormone prostaglandin
8. Menjelaskan senyawa penghambat prostaglandin
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Prostaglandin


Nama prostaglandin berasal dari kelenjar prostat. Ketika prostaglandin pertama kali
diisolasi dari cairan mani pada tahun 1935 oleh Swedia fisiolog Ulf von Euler, dan
oleh MW Goldblatt, prostaglandin diyakini menjadi bagian dari sekresi prostat.
(Bahkan, prostaglandin yang diproduksi oleh vesikula seminalis). Prostaglandin
adalah setiap anggota kelompok senyawa lipid yang berasal enzimatis dari asam
lemak dan memiliki fungsi penting dalam tubuh hewan.
Prostaglandin (PG) adalah suatu hormon yang termasuk golongan lipid kelas
eicosanoid, sub kelas prostanoid. Prostaglandin mempunyai fungsi biologis yang
penting dalam reaksi inflamasi, demam, sakit, reproduksi wanita, regenerasi jaringan
dan kanker. Prostaglandin dibiosintesis melalui jalur metabolisme asam arakidonat
yang diregulasi oleh tiga tahap enzimatis yaitu fosfolipase A2, siklooksigenase dan
enzim terminal prostanoid sintase. Salah satu enzim terminal tersebut yaitu
Prostaglandin E sintase.
Prostaglandin E sintase (PGES) adalah enzim terminal pada biosintesis prostaglandin
E2 (PGE2), yaitu dengan mengisomerisasi PGH2 secara spesifik menjadi PGE2.
PGES terdapat dalam berbagai karakteristik enzim, ekspresi, lokalisasi dan fungsi
yang berbeda.
Enzim ini dapat digolongkan menjadi 3 (Kudo and Murakami, 2005) :
• mPGES-1 (membran-bound enzyme)
• mPGES-2(membran-bound enzyme)
• cPGES (cytosolic enzyme) Berdasarkan aktivitasnya dapat dibagi menjadi dua:
• Gluthation (GSH) dependent
• Gluthation (GSH) independent
Prostaglandin bukan berbentuk hormon, tetapi autokrin atau parakrin, yang
bertindak secara lokal molekul messenger. Mereka berbeda dari hormon dalam
bahwa mereka tidak diproduksi di lokasi diskrit (tertentu) tapi di banyak tempat di
seluruh tubuh manusia. Prostaglandin ditemukan di sebagian besar jaringan dan
organ Mereka diproduksi oleh semua sel bernukleus kecuali limfosit.Mereka autokrin
dan parakrin mediator lipid yang bertindak berdasarkan trombosit , endotel , uterus
dan sel mast
Prostaglandin berfungsi seperti hormon sebagai senyawa sinyal tetapi hanya bekerja
di dalam sel tempat mereka tersintesis. Prostaglandin diproduksi dalam tubuh oleh
sel- sel dan mempengaruhi setiap sistem organ. Mereka memainkan peran dalam
berbagai proses fisiologis dan hormonal dan kadang-kadang bekerja melawan satu
sama lain untuk melindungi tubuh. Prostaglandin membuat kimia menyebar dan
tindakan mekanik dalam tubuh, tergantung pada rangsangan luar dan struktur sel
biologis
mereka sendiri. Mereka bertindak sebagai pesan kimia. Tapi tidak berpindah ke situs
yang lain, tetapi bekerja dengan baik dalam sel-sel dimana mereka disintesis.
Prostaglandin adalah asam karboksilat tak jenuh. Merupakan lipida yang dibangun
oleh 20 atom karbon pembentuk rantai utamanya. Prostaglandin merupakan lipida
yang mengandung gugus hidroksil (OH) di posisi atom C nomor 11 dan C nomor 15,
dan memiliki ikatan rangkap pada atom C no 13.
Prostaglandin dihasilkan oleh jaringan yang sedang terluka atau sakit yang disintesis
dari asam lemak tak jenuh rantai panjang yaitu asam arakidonat. Kehadiran obat
penghilang rasa sakit seperti aspirin dapat menghambat proses pembentukan molekul
ini.

Gambar 1. Molekul Prostaglandin

3.2 Klasifikasi Prostaglandin


Berdasarkan struktur molekulnya, prostaglandin alam dapat dibedakan atas empat
kelompok, yaitu masing-masing kelompok E (PGE), kelompok F (PGF), kelompok A
(PGA), dan kelompok B(PGB). Masing-masing kelompok PG terdiri dari beberapa
senyawa dengan struktur molekul yang berbeda-beda. Misalnya, PGE1, PGE2, dan
PGE3 masing-masing mengandung ikatan rangkap 13-trans; 5-cis-13-trans-17-cis.
Keenam senyawa yang termasuk PGE Dan PGF dikenal sebagai prostaglandin
primer.
Kelompok E

Kelompok F
Kelompok A

Kelompok B

3.3 Karakteristik Enzim


mPGES-1 adalah enzim yang termasuk dalam membran assosiated proteins in
eicosanoid and glutathione metabolism (MAPEG) superfamily, membentuk struktur
trimer dalam kristalnya, ditemukan di membran perinukleat, dan aktif dengan adanya
GSH.
Ekspresi mPGES-1 diinduksi oleh proinflamasi glukokortikoid dan dihambat oleh
antiinflamasi glukokortikoid. Proses induksi ini dikontrol oleh faktor transkripsi Egr-
1 yang terikat ke kotak GC proksimal pada promotor mPGES-1.
Pada kondisi patologis seperti inflamasi (udem), demam, sakit hiperalgesia, dan
kanker terlihat adanya over-ekspresi mPGES-1. Penelitian menggunakan mencit
dengan defisiensi mPGES-1 menunjukkan kondisi inflamasi yang lebih ringan.
Transfeksi kombinasi mPGES-1 dan siklooksigenase-2 (COX-2) ke dalam sel
HEK293 menunjukkan transformasi sel disertai dengan peningkatan PGE2, sel
tersebut menunjukkan banyak koloni pada kultur agar dan bersifat tumor pada saat
diimplantasikan kepada mencit. Mencit transgenik yang over-ekspresi mPGES-1 dan
COX-2 menunjukkan kondisi metaplasia, hiperplasia dan pertumbuhan tumor pada
glandular perut.
mPGES-2 mempunyai domain katalitik yang homolog dengan tioredoksin. Kristal
mPGES-2 membentuk struktur dimer. Menempel pada lipid membran pada N-
terminal. Dua daerah hidrofobik tersambung membentuk V terletak pada bagian
bawah dengan rongga yang besar. PGH2 masuk dengan tepat pada kantung V. SH
pada Cys110 pada domain homolog tioredoksin disarankan sebagai sisi katalitiknya
Kerja enzim ini diaktivasi oleh senyawa tiol. Enzim ini disintesis sebagai Golgi
membrane
associated protein, penghilangan domain hidrofobik N-terminal mengarah pada
pembentukkan enzim sitosolik. Ekspresi mPGES-2 tidak meningkat pada kondisi
inflamasi maupun kerusakan sel, tapi dilaporkan adanya peningkatan kadar mPGES-
2 pada kanker kolorektal manusia, dimana terjadi peningkatan mPGES-1 pula
cPGES identik dengan p23, suatu co-chaperone pada heat shock protein 90 (HSP90).
Aktivitas cPGES tergantung pada GSH. Aktivitas tertinggi dicapai pada saat cPGES
digabungkan dengan kasein kinase II dan HSP90 dengan komposisi 1:1:1. cPGES
dapat mengkonversi PGH2 baik yang berasal dari COX-1 maupun COX-2 menjadi
PGE2 dalam sel. Ekspresi cPGES tidak dipengaruhi oleh stimulasi proinflamasi, tapi
dalam beberapa kasus mungkin terjadi pengecualian.
Prostaglandin-E sintase bekerja mengkatalisis isomerisasi PGH 2 [(5Z,13E) - (15S)-
9α,11α Epidioxy-15-hydroxyprosta-5,13- dienoate] menjadi PGE2 [(5Z,13E)-(15S)-
11alpha,15-Dihydroxy-9- oxoprosta-5,13-dienoate] dengan memutuskan ikatan
Oksigen 9 (O9 ) dan Oksigen11 (O11) melalui reaksi oksidasi dan reduksi secara
bersamaan, sesuai nomenkaltur enzim ini pada NC.IUBMB (EC.5.3 : enzim
isomerase dengan sub kelas intramolekular oksidoreduktase)
Mekanisme katalisis enzim melibatkan residu Phe 112, Cys113 dan Tyr107. pKa dari
Cys 110 diturunkan dengan ikatan hidrogren dari Phe 112 dan Cys 113 . Cys 110
memprotonasi O11 dari PGH2, menyebabkan O11 menjadi bermuatan positif. Residu
Cys 110 yang terdeprotonasi menjadikannya secara nukleofilik menyerang O 9 dari
PGH2. Reaksi ini menhasilkan pembentukkan ikatan kovalen O 9 - S (gamma) antara
PGH2 dan Cys 110 dan pemutusan ikatan O9 -O11 . Air terpolarisasi melalui ikatan
hidrogen ke Tyr 107. Molekul air kemudian berfungsi mengambil atom hidrogen
terikat pada C9 . Hal ini menyebabkan terlepasnya residu Cys 110, ikatan kovalen O9
- S (gamma) putus dan terbentuklah gugus karbonil C 9 =O9 .

3.4 Biosintesa Prostaglandin


Asam arakidonat merupakan prekursor paling penting dan melimpah dari berbagai
eikosanoid pada manusia dan membatasi kecepatan sintesis eikosanoid . Asam
arakidonat dibentuk dari asam linoleat (suatu asam amino esensial) pada sebagian
besar kasus melalui desaturasi dan pemanjangan dengan asam homo- - linoleat dan
diikuti desaturasi selanjutnya. Sementara eikosanoid tidak disimpan dalam sel-sel,
cadangan prekursor asam arakidonat ditemukan dalam membran lipiddarimana ia
dilepaskan sebagai respons terhadap berbagai rangsangan melalui kerja dari
fosfolipase. Asam arakidonat dapat diubah menjadi prostaglandin endoperoksida
H2, yang merupakan prekursor terhadap prostaglandin, prostasiklin, dan
tromboksan. Untuk sintesis prostaglandin, siklooksigenase (juga disebut sintetase
endoperoksidase) mengubah asam arakidonat menjadi endoperoksidase yang tak
stabil, PGG2, yang dengan cepat direduksi menjadi PGH2. Siklooksigenase
didistribusikan secara luas di seluruh tubuh (kecuali untuk eritrosit dan limfosit) dan
diinhibisi oleh aspirin, indometasin, dan obat-obatan anti-inflamasi non-steroid
lainnya. Tergantung pada13 jaringan, PGH2 dapat diubah menjadi prostaglandin
lain
(contohnya, PGD2, PGE2,PGF2 [via PGE2]) dalam reaksi yang melibatkan
sintetase prostaglandin; prostasiklin (contohnya, PGI2) dalam reaksi yang
melibatkan sintetase prostasiklin, yang prevalen pada sel endotelial dan otot polos,
fibroblas, dan makrofag; dan tromboksan (contohnya, trombosan A2 [TXA2]), yang
lebih banyak dalam platelet dan makrofag. Metabolisme asam arakidonat ol eh 5-
lipoksigenase menimbulkan produksi leukotrien, dan metabolisme oleh 12-
lipoksigenase menghasilkan 12-HPETE (hidroksi peroksieikosatetraenoat) yang
diubah menjadi HETE. Asam arakidonat dapat juga dioksigenasi oleh
monoksigenase sitokrom P450 menjadi berbagai produk oksidasi omega dan
epoksida dan turunan yang dapat memiliki aktivitas biologik
3.5 Mekanisme Kerja
Prostaglandin dilepaskan saat terjadi kerusakan sel dan OAINS menghambat
biosintesis prostaglandin. Obat-obat tersebut tidak menghambat pembentukan
mediator inflamasi lain atau leukotrien. Enzim pertama dalam jalur pembentukan
prostaglandin adalah prostaglandin G/H sintetase, atau yang dikenal dengan nama
siklooksigenase (COX). Enzim ini mengubah asam arakidonat (AA) menjadi
Prostaglandin G2 (PGG2) dan Prostaglandin H2 (PGH2), yang akan diubah menjadi
tromboksan A2 (TXA2) dan bentuk prostaglandin lainnya. Dosis terapeutik OAINS
menurunkan biosintesis prostaglandin dengan menghambat COX, dan terdapat
korelasi antara potensi sebagai penghambat COX dan aktivitas antiinflamasi
(Brunton et al., 2008).
Terdapat dua bentuk COX, COX-1 dan COX-2. COX-1 dapat ditemukan dalam
kebanyakan sel dan jaringan normal, sedangkan sitokin dan mediator inflamasi yang
menyertai inflamasi menginduksi produksi COX-2. COX-1 lebih banyak
diekspresikan, khususnya dalam sel epitel lambung dan merupakan sumber terbanyak
dari pembentukan prostaglandin sitoprotektif. Penghambatan COX-1 pada lokasi ini
memiliki efek terhadap lambung sebagai komplikasi dari terapi OAINS, sehingga
dilakukan penelitian untuk mengembangkan penghambat COX-2 yang diekspresikan
dalam ginjal dan otak (Brunton et al., 2008)
OAINS biasanya diklasifikasikan sebagai analgesik ringan. Obat ini efektif ketika
inflamasi menyebabkan sensitisasi pada reseptor nyeri karena stimulus kimia atau
mekanik. Nyeri yang menyertai inflamasi dan kerusakan jaringan dapat berasal dari
stimulus lokal dari jaringan yang rusak dan meningkatkan sensitivitas nyeri
(hiperalgesia), sebagai konsekuensi dari peningkatan rangsangan dari neuron di
medula spinalis (Brunton et al., 2008).
Kapasitas prostaglandin untuk membuat reseptor nyeri peka terhadap stimulasi
mekanik dan kimia berasal dari penurunan ambang pada nosiseptor fiber C.
Umumnya, OAINS tidak memiliki efek langsung terhadap nyeri, karena kerja obat
ini adalah dengan menghambat biosintesis prostaglandin (Brunton et al., 2008)
3.6 Fungsi Prostaglandin
1. Prostaglandin adalah zat alami yang berasal dari asam lemak dan disintesis
oleh sel dalam tubuh mamalia. Diproduksi di setiap sel tubuh kecuali sel
darah merah, prostaglandin menanggapi rangsangan yang berbeda dalam
tubuh untuk tanggapan efek pada hormon dan sel-sel secara langsung dalam
jaringan di mana mereka berada. Mereka muncul dalam jumlah yang relatif
menit dan dimetabolisme dengan cepat dalam darah;
2. Aktivasi respon inflamasi, produksi nyeri, dan demam. Bila jaringan rusak,
banjir darah sel darah putih ke situs untuk mencoba meminimalkan
kerusakan jaringan. Prostaglandin diproduksi sebagai hasilnya;
3. Gumpalan darah terbentuk ketika sebuah pembuluh darah rusak. Jenis
yang disebut prostaglandin tromboksan merangsang penyempitan dan
penggumpalan platelet. Sebaliknya, diikuti PGI2, dihasilkan memiliki efek
sebaliknya pada dinding pembuluh darah di mana pembekuan tidak boleh
membentuk;
4. Prostaglandin tertentu terlibat dengan induksi persalinan dan proses
reproduksi lainnya. PGE2 menyebabkan kontraksi rahim dan telah digunakan
untuk menginduksi persalinan;
5. Prostaglandin terlibat dalam beberapa organ-organ lain seperti saluran
pencernaan (menghambat sintesis asam dan meningkatkan sekresi lendir
pelindung), meningkatkan aliran darah di ginjal, dan leukotriens
mempromosikan penyempitan saluran pernapasan yang terkait dengan
asma;
6. Menyebabkan penyempitan atau pelebaran dalam pembuluh darah otot halus
sel;
7. Menyebabkan agregasi atau disagregasi dari platelet;
8. Peka tulang belakang neuron terhadap nyeri;
9. Menurunkan tekanan intraokular;
10. Mengatur kalsium gerakan;
11. Kontrol hormon peraturan;
12. Kontrol pertumbuhan sel;
13. Bertindak pada pusat thermoregulatory dari hipotalamus untuk menghasilkan
demam;
14. Bekerja pada mesangial sel dalam glomerulus dari ginjal
untuk meningkatkan laju filtrasi glomerular.
Prostaglandin sintetik digunakan :
 Untuk menginduksi persalinan (nifas) atau aborsi (PGE 2 atau PGF 2
dengan atau tanpa mifepristone , antagonis progesteron);
 Untuk mencegah penutupan ductus arteriosus paten pada bayi baru
lahir dengan khususnya cacat jantung sianosis (PGE 1 );
 Untuk mencegah dan mengobati tukak lambung (PGE);
 Sebagai vasodilator di parah 's fenomena Raynaud atau iskemia dari
anggota badan
 Pada hipertensi paru;
 Dalam pengobatan glaukoma (seperti dalam bimatoprost larutan
tetes mata, analog prostamide sintetik dengan aktivitas hipotensi
okular);
 Untuk mengobati disfungsi ereksi atau dalam rehabilitasi setelah
operasi penis (PGE1 sebagai alprostadil );
 Sebagai bahan dalam bulu mata dan alis produk kecantikan
pertumbuhan karena efek samping yang berhubungan dengan
peningkatan pertumbuhan rambut.

3.7 Efek kelebihan dan kekurangan hormone prostaglandin


Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan kadar
prostaglandin penting peranannya sebagai penyebab terjadinya nyeri haid. Terjadinya
spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang
kemudian diketahui sebagai prostaglandin, kadar zat ini meningkat pada keadaan
nyeri haid dan ditemukan di dalam otot uterus (Dawood, 2006).
Ditemukan kadar PGE2 dan PGF2α sangat tinggi dalam endometrium, miometrium
dan darah haid wanita yang menderita nyeri haid primer (Pickles dkk, 1975).
Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut saraf
terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan
peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intra uterus sampai 400
mm Hg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Atas dasar itu
disimpulkan bahwa prostaglandin yang dihasilkan uterus berperan dalam
menimbulkan hiperaktivitas miometrium. Kontraksi miometrium yang disebabkan
oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel
miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika prostaglandin
dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka akan timbul
efek sistemik seperti diare, mual, muntah (Harel, 2006).
1. Kelebihan :

 Polip;
 Rasa nyeri pada saat menstruasi.
2. Kekurangan :

 Jika jumlah prostaglandin dalam air mani ini kurang dapat juga menjadi
masalah infertilitas.
 Kelainan-kelainan yang terdapat dalam rahim dapat mengganggu dalam hal
implantasi, pertumbuhan intrauterine (dalam kandung rahim), nutrisi, serta
oksigenisasi janin.
3.8 Senyawa Penghambat Prostaglandin
Penghambatan prostaglandin disebabkan oleh prostaglandin antagonis. Prostaglandin
antagonis adalah hormon antagonis yang bertindak atas prostaglandin itu sendiri,
Contohnya NSAID. NSAID (Nonsteroidal anti-inflammatory drugs) menghambat
siklooksigenase dan mengurangi sintesis prostaglandin. Kortikosteroid menghambat
fosfolipase A 2 produksi dengan meningkatkan produksi lipocortin, protein inhibitor.
Obat relatif baru, yang dikenal sebagai inhibitor COX-2 selektif atau coxib,
digunakan sebagai inhibitor spesifik COX-2
Analgetik NSAID mempunyai mekanisme kerja dengan menghambat biosintesis
prostaglandin dengan cara memblok enzim siklo-oksigenase . Enzim siklooksigenase
tersebut berperan sebagai katalisator dari reaksi asam sehingga konversi asam
arakhidonat menjadi PGG2 menjadi terganggu. Selain itu hasil dari proses ini akan
menghambat gastric prostaglandin E yaitu suatu hormone yang melindungi lambung
dari asam, sehingga akan mengakibatkan perdarahan pada lambung sampai ke usus.
Jika hal tersebut terjadi maka harus dilakukan tindakan pembedahan dengan segera.
Analgetik bekerja mempengaruhi biosintesis prostaglandin. Senyawa-senyawa ini
menghambat sistem siklooksigenase yang menyebabkan asam arakhidonat dan asam-
asam C20 tak jenuh lain menjadi endoperoksida siklik. Endoperoksida siklik
merupakan prazat dari prostaglandin serta prazat dari tromboksan A2 dan
prostasiklin. Prostaglandin terlibat dalam terjadinya nyeri dan demam serta reaksi-
reaksi radang, sehingga senyawa-senyawa yang menghambat pembentukan
prostaglandin sekaligus bekerja menekan nyeri, menurunkan demam, dan
menghambat terjadinya radang. Karena penghambatan spesifik dalam berbagai
jaringan tidak memungkinkan, maka pada semua penghambat biosintesis
prostaglandin harus diperhatikan juga efek-efek samping yang sama.
Deskripsi Obat Analgesik

 Salicylates Contoh Obatnya : Aspirin, mempunyai kemampuan menghambat


biosintesis prostaglandin. Kerja obat ini menghambat enzim siklooksigenase
agar tidak menghasilkan prostaglandin, berarti bahwa obat ini bekerja
sebagai inhibitor enzim siklooksigenase.
 p-Aminophenol Derivatives Contoh Obatnya : Acetaminophen (Tylenol).
Obat ini menghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan perifer. Obat
ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri
kepala,mialgia,nyeri pasca persalinan dan keadaan lain.efek samping kadang-
kadang timbul peningkatan ringan enzim hati. Pada dosis besar dapat
menimbulkan pusing,mudah terangsang, dan disorientasi
 ndoles and Related Compounds Contoh Obatnya : Indomethacin (Indocin),
obat ini lebih efektif daripada aspirin, merupakan obat penghambat
prostaglandin terkuat. Efek samping menimbulkan efek terhadap saluran
cerna seperti nyeri abdomen,diare, pendarahan saluran cerna,dan
pankreatitis.serta menimbulkan nyeri kepala, dan jarang terjadi kelainan hati.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Prostaglandin (PG) adalah suatu hormon yang termasuk golongan lipid kelas
eicosanoid, sub kelas prostanoid. Prostaglandin mempunyai fungsi biologis
yang penting dalam reaksi inflamasi, demam, sakit, reproduksi wanita,
regenerasi jaringan dan kanker.
2. Prostaglandin dibiosintesis melalui jalur metabolisme asam arakidonat yang
diregulasi oleh tiga tahap enzimatis yaitu fosfolipase A2, siklooksigenase dan
enzim terminal prostanoid sintase. Salah satu enzim terminal tersebut yaitu
Prostaglandin E sintase. Berdasarkan struktur molekulnya, prostaglandin
alam dapat dibedakan atas empat kelompok, yaitu masing-masing kelompok
E (PGE), kelompok F (PGF), kelompok A (PGA), dan kelompok B(PGB).
3. Karakteristik enzim terbagi atas mPGES-1, mPGES-2 dan cPGES
4. Biosintesa prostaglandin Asam arakidonat dapat diubah menjadi
prostaglandin endoperoksida H2, Untuk sintesis prostaglandin,
siklooksigenase (juga disebut sintetase endoperoksidase) mengubah asam
arakidonat menjadi endoperoksidase yang tak stabil, PGG2, yang dengan
cepat direduksi menjadi PGH2
5. Mekanisme kerja berhubungan dengan sisem biosintesis PG produksi PG
akan meningkat apabila sel mengalami kerusakan. AINS bekerja
menghambat enzim siklooksigenase sehingga konvensi asam arakidonat
menjadi PGG2 terganggu Enzim siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform
disebut COX-1 dan COX-2.
6. Fungsi prostaglandin prostaglandin menanggapi rangsangan yang berbeda
dalam tubuh untuk tanggapan efek pada hormon dan sel-sel secara langsung
dalam jaringan di mana mereka berada. Mereka muncul dalam jumlah yang
relatif menit dan dimetabolisme dengan cepat dalam darah;
7. Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut
saraf terminal rangsang nyeri. Kelainan-kelainan yang terdapat dalam rahim
dapat mengganggu dalam hal implantasi, pertumbuhan intrauterine (dalam
kandung rahim), nutrisi, serta oksigenisasi janin.
8. Penghambatan prostaglandin disebabkan oleh prostaglandin antagonis.
4.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Chandra Mohan, Antibiotics and Antibiotic Resistance, EMD Bioscience, San Diego, 2009.
Chandra Mohan, Antibiotics – A Brief Overview, EMD Bioscience, San Diego, 2008.
Dawood, M. 2006. Primary Dysmenorrhea Advances in Pathogenesis and
Management. Journal Obstetric and Gynaecology Vol. 108, No. 2, August.
Published by Lippincott Williams & Wilkins. ISSN: 0029- 7844/06
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009.
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI.
Harel, Zeev MD. 2006 . Dysmenorrhea in Adolescents and Young Adults: Etiology and
Management J. Pediatr Adolesc Gynecol 19:363-371
Jacobsen, C. 2004. Developing polyunsaturated fatty acids as functional ingredients. In:
Functional foods, cardiovascular disease and diabetes. Edited by: A. Arnoldi. 2004.
CRC Press. Boca Raton. Pp. 308 – 322.
Jakobsson, P-J., et.al. (1999) Identification of Human Prostaglandin E Synthase: A
microsomal glutathione-dependent, inducible enzyme, constituting a potential novel
drug target, Proc.Natl.Acad.Sci.USA, Vol. 96, pp. 7220-7225.
Kudo, I.; Murakami,M., (2005) Prostaglandin E Synthase, a Terminal Enzyme for
Prostaglandin E2 Biosynthesis, Journal of Biochemistry and Molecular Biology, Vol.
38, No.6, pp. 633-638
Muntholib. 2001. Penghambatan biosintesis prostaglandin oleh asam asetil salisilat .Malang:
Universitas Negeri Malang.
Neal M. J., 2006, At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga
Neal, Michael.J.2006. “ At a Glance Farmakologi Medis”. Erlangga: Jakarta
Pickles, VR., Hall, WJ., Best, FA . 1975. Prostaglandin in endometrium and menstrual fluid
from normal and dysmenorrhoea subjects. J Obstet Gynecol Br Comm; 72: 185.
Pratiwi, Sylvia T. 2008. “ Mikrobiologi Farmasi”. Erlangga : Jakarta
Rahmawati, F. N., Mulyaningsih, T., & Daerobi, A. (2019). Pengaruh Karakteristik Rumah
Tangga, Keragaman Makanan, Lingkungan Hidup terhadap Status Gizi Balita The
Impact of Household Characteristics, Dietary Diversity, the Environment on the
Nutritional Status of Children Under Five. Media Kesehat Masy Indones, 15(4), 367-
75.
Sylvia T. Pratiwi, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, 2008.
Thoren, S. et.al. (2003) Human Microsomal Prostaglandin E Synthase-1, The Journal
of Biological Chemistry, Vol. 278, No.25, pp. 22199-22209.
Tjay Tan Hoan. 2007. “Obat-obat Penting”. PT.Gramedia: Jakarta
Wanatabe,K, et.al. (1997) Two types of microsomal prostaglandin E synthase: glutathione-
dependent and – independent prostaglandin E synthases, Biochem. Biophys. Res.
Commun., Vol.235, abstract
Widiyanto, A., Atmojo, J. T., & Darmayanti, A. T. (2019). Pengaruh faktor kerawanan
pangan dan lingkungan terhadap stunting. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 8(1), 61-
66.

Anda mungkin juga menyukai