Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“KIMIA NABATI ENDEMIK DANAU LINDU”

“SENYAWA FENOL DAN ASAM FENOLAT”

Disusun oleh :

Kelompok II

Afdila Sidiq Nur (A25119013)

Moh. Wahyudi Aprianto (A25119111)

Magfira Ridwan (A25119047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah
untuk mata kuliah Biokimia Lanjut.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Glukoneogenesis. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Palu, 20 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
Cover

Kata Pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang…………………………………………………….


2.1 Rumusan masalah…………………………………………………
3.1 Tujuan……………………………………………………………..
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Glukonegenesis……………………………………….
2.2 Subtrat Proses Glukoneogenesis………………………………….
2.3 Jalur proses Glukoneogenesis…………………………………….
2.4 Pengaturan proses Glukoneogenesis………………………………
2.5 Reaksi-reaksi pada proses Glukoneogenesis………………………
2.6 Peranan gluconeogenesis dalam tubuh……………………………
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………
Daftar Pustaka...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup
semua mekanisme dan lintasan yang bertanggung jawab untuk mengubah
senyawa nonkarbohidrat menjadi glukosa atau glikogen.Subtrat utama bagi
glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol dan
propionat. Hati dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat, Karena
kedua organ tersebut mengandung komplemen enzim-enzim yang diperlukan
(Refika, 2013).
Glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, contohnya asam laktat dan beberapa asam amino. Karena
senyawa yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah
sejumlah senyawa glukogenik terutama berasal dari asam amino-L, laktat
atau gliserol. Proses ini terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup
mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan turunnya kadar glukosa
darah (Refika, 2013).
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat
karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam makanan.
Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energi,
khususnya bagi sistem syaraf dan eritrosit. Kegagalan pada Glukoneogenesis
biasanya berakibat fatal. Kadar glukosa darah di bawah nilai yang kritis akan
menimbulkan disfungsi otak yang dapat mengakibatkan koma dan kematian
(Murray dkk, 2003)
Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adiposa sebagai sumber
gliserida-gliserol, dan mungkin mempunyai peran di dalam mempertahankan
kadar intermediat pada siklus asam sitrat dibanyak jaringan tubuh. Bahkan
dalam keadaan lemak memasok sebagian besar kebutuhan kalori bagi
organisme tersebut, selalu terdapat kebutuhan basal tertentu akan glukosa.
Glukosa merupakan satu-satunya bahan bakar yang yang memasok energi
bagi otot rangka pada keadaan anaerob. Unsur ini merupakan prekursor gula
susu (laktosa) di kelenjar payudara dan secara aktif diambil oleh janin
(Refika, 2013).
Selain itu, mekanisme glukoneogenik dipakai untuk membersihkan
berbagai produk metabolisme jaringan lainnya dari darah, misal laktat yang
dihasilkan oleh otot dan eritrosit, dan gliserol yang secara terus-menerus
diproduksi oleh jaringan adipose. Propionat, yaitu asam lemak glukogenik
utama yang dihasilkan dalam proses digesti karbohidrat oleh hewan pemamah
biak, merupakan substrat penting untuk Glukoneogenesis di dalam tubuh
spesies ini (Refika, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Glukoneogenesis?
2. Bagaimana Subtrat dari Proses Glukoneogenesis?
3. Bagaimana Jalur Proses Glukoneogenesis?
4. Bagaimana Pengaturan Proses Glukoneogenesis?
5. Bagaimana Reaksi-Reaksi pada Proses Glukoneogenesis?
6. Bagaimana Peranan Proses Glukoneogenesis dalam tubuh?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pegertian Glukonegenesis!
2. Untuk Mengetahui Subtrat dari Proses Glukoneogenesis!
3. Untuk Mengetahui Jalur Proses Glukoneogenesis!
4. Untuk Mengetahui Pengaturan Proses Glukoneogenesis!
5. Untuk Mengetahui Reaksi pada Proses Glukoneogenesis!
6. Untuk Mengetahui Peranan Glukoneogenesis dalam tubuh!
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Glukoneogenesis


Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, contohnya asam laktat dan beberapa asam amino. Karena
senyawa yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah
sejumlah senyawa glukogenik terutama berasal dari asam amino-L, laktat
atau gliserol. Proses ini terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup
mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan turunnya kadar glukosa
darah.
D-glukosa harus dibentuk karena senyawa ini penting untuk fungsi
sebagian besar sel dan mutlak dibutuhkan oleh sistem syaraf dan eritrosit.
Jalur metabolisme ini terjadi terutama di hati dan ginjal, tetapi
glukoneogenesis secara fisiologis tidak berarti dalam otot karena otot tidak
mempunyai enzim glukosa 6-fosfatase yang mengubah glukosa 6-fosfat
menjadi glukosa untuk dilepaskan ke darah.Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama dalam hati. Asam laktat yang terjadi pada proses
glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini asam laktat diubah menjadi
glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yaitu
glukoneogenesis (pembentukan gula baru).
Glukoneogenesis yang dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan
suplai glukosa yang tetap.Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintesis
glukosa akhirnya berasal dari katabolisme asam amino.Laktat yang dihasilkan
dalam sel darah merah dan otot dalam keadaan anaerobik juga dapat berperan
sebagai substrat untuk glukoneogenesis. Glukoneogenesis mempunyai banyak
enzim yang sama dengan glikolisis, tetapi demi alasan termodinamika dan
pengaturan, glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisis.karena
ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan
enzim lain untuk reaksi kebalikannya.
2.2 Subtrat Proses Glukoneogenesis
Terdapat empat substrat yang berfungsi sebagai precursor
gluconeogenesis.Setiap prekursor untuk glukoneogenesis pada jaringan harus
diangkut dulu ke hati untuk menjadi substrat.
1. Laktat
Glikolisis menghasilkan sejumlah besar laktat di otot, sel darah
merah dan sel-sel lain yang kekurangan mitokondria atau yang memiliki
konsentrasi oksigen yang rendah.laktat dilepaskan otot rangka selama
bekerja. Setelah dibawa ke hati, laktat diubah menjadi piruvat oleh laktat
dehidrogenase dan kemudian menjadi glukosa oleh
glukoneogenesis.Glukosa yang dihasilkan oleh hati memasuki aliran darah
dan di bawa ke jaringan.Siklus ini dikenal sebagai siklus Cori.Perubahan
laktat menjadi glukosa membutuhkan energi, sebagian besar merupakan
energy yang berasal dari oksidasi asam lemak di hati.Dengan demikian,
siklus Cori mentransfer energi potensial kimia dalam bentuk glukosa dari
hati ke jaringan perifer.
2. Asam Amino
Sebagian besar asam amino dikatabolisis ke piruvat atau zat
perantara pada siklus asam sitrat.Produk akhir pada jalur katabolisis ini
dapat berfungsi langsung sebagai prekursor pada sintesis glukosa 6 - fosfat
dalam sel yang mampu melakukan glukoneogenesis.Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, piruvat yang terbentuk dari katabolisme asam
amino ini maupun dari glikolisis harus diangkut ke hati sebelum
digunakan dalam sintesis glukosa.
Siklus Krebs adalah salah satu cara untuk pengangkutan ini, yaitu
dengan mengubah piruvat menjadi laktat di otot dan mengubahnya
kembali menjadi piruvat dalam sel hati. Siklus alanine - glukosa adalah
sistem transportasi yang sama. Piruvat dapat menerima suatu gugus amino
dari asam α-amino, seperti glutamat, membentuk alanin melalui proses
transaminasi.
Alanin mengalami transaminasi dengan α- ketoglutarat saat menuju
hati, membentuk kembali piruvat untuk glukoneogenesis.Aspartat juga
merupakan prekursor glukosa.Aspartat adalah pemberi gugus amino dalam
siklus urea, jalur yang menghilangkan kelebihan nitrogen dari sel. Aspartat
diubah menjadi fumarat dalam siklus urea.fumarat yang terhidrasi dengan
malat, dioksidasi menjadi oksaloasetat. Selain itu, transaminasi aspartat
dengan α- ketoglutarat langsung menghasilkan oksaloasetat.
Dari semua asam amino yang dapat diubah untuk intermediet
glikolitik (molekul disebut sebagai glucogenic) ,alanin mungkin yang
paling penting.Saat berolahraga otot menghasilkan sejumlah besar piruvat,
beberapa molekul diubah ke alanin oleh reaksi transaminasi yang
melibatkan glutamate.
3. Gliserol
Gliserol dari metabolisme lemak dalam jaringan adiposa, diangkut
ke hati dalam darah kemudian diubah menjadi gliserol - 3 - fosfat oleh
gliserol kinase yang hanya ada dalam hati.Oksidasi gliserol - 3 - fosfat
untuk membentuk DHAP terjadi ketika konsentrasi NAD+ sitoplasma
relatif tinggi.
4. Propionat
Pada sapi, domba, jerapah, rusa, dan unta, propionat dan laktat
yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam rumen (lambung berbilik)
yang diserap dan masuk ke jalur glukoneogenesis.Propionat diubah
menjadi propionil KoA lalu menjadi suksinil CoA.Suksinil CoA adalah
perantara dari siklus asam sitrat yang dapat dimetabolisme menjadi
oksaloasetat.Laktat dari rumen dioksidasi menjadi piruvat.
2.3 Jalur Proses Glukoneogenesis
Proses glukoneogenesis dengan siklus asam sitrat berhubungan, yaitu
suatu reaksi kimia yang mengubah asam piruvat menjadi [CO2 +  H2O] dan
menghasilkan energi dalam bentuk ATP, dengan proses oksidasi aerob.
Apabila aerob otot berkontraksi karena digunakan untuk bekerja, maka asam
piruvat dan asam laktat dihasilkan oleh proses glikolisis. Asam piruvat
digunakan dalam siklus asam sitrat. Ketika otot digunakan, jumlah asam
piruvat yang dihasilkan melebihi jumlah asam piruvat yang digunakan dalam
siklus asam sitrat. Dalam keadaan demikian sejumlah asam piruvat diubah
menjadi asam laktat dengan proses reduksi. Reaksi ini akan
menghasilkan[NAD]+ dari NADH. Pada proses glikolisis, asam laktat adalah
hasil yang terakhir. Untuk metabolisme lebih lanjut, asam laktat harus diubah
kembali menjadi asam piruvat terlebih dahulu. Demikian pula untuk proses
glukoneogenesis.
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak
tersedia lagi. Maka tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika
lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya. Protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa
disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara
ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan
sebagai berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak
dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu
gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke
dalam siklus Krebs.
Gambar 1 Ringkasan Jalur Glukoneogenesis (Murray dkk, 2003)

2.4 Pengaturan Proses Glukoneogenesis

Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan


menggunakan glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem
pengaturan yang mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak.Sistem
pengaturan juga harus menjamin bahwa aktivitas metabolik hati sesuai
dengan status gizi tubuh yaitu pembentukan glukosa selama puasa dan
menggunakan glukosa saat glukosa banyak.
Aktivitas glukoneogenesis dan glikolisis diatur secara terkoordinasi
dengan cara perubahan jumlah relatif glukagon dan insulin dalam sirkulasi.
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari
cadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal
ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA
dalam hati. Karena asam amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka
juga terjadi peningkatan kadar asam amino terutama alanin. Asam amino hati
diubah menjadi piruvat dan substrat lain glukoneogenesis. Peningkatan kadar
asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya memegang peranan
mengarahkan substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah
penggunaannya oleh siklus asam sitrat. Asetil-KoA secara alosterik
mengaktifkan piruvat karboksilase dan menghambat piruvat dehidrogenase.
Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat.
Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi menghambat
pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.

Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase


diperantarai oleh senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat.
Pembentukan dan pemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-
enzim yang diatur oleh fosforilasi dan defosforilasi. Perubahan konsentrasi
fruktosa-2,6-bisfosfat sejajar dengan perubahan untuk glukosa dan insulin
yaitu konsentrasinya meningkat bila glukosa banyak dan berkurang bila
glukosa langka. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik mengaktifkan
fosfofruktokinase dan menghambat fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila
glukosa banyak maka glikolisis aktif dan glukoneogenesis dihambat. Bila
kadar glukosa turun, peningkaan glukagon mengakibatkan penurunan
konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat dan penghambatan yang sederajat pada
glikolisis dan pengaktifan glukoneogenesis.

2.5 Reaksi-Reaksi Pada Proses Glukoneogenesis


Krebs menegaskan bahwa penghalang energi merintangi pembalikan
sederhana reaksi glikolisis antara piruvat dan fosfoenolpiruvat, antara
fruktosa 1,6-bisfosfat dan fruktosa6-fosfat antara glukosa 6-fosfat dan
glukosa, serta antara glukosa 1-fosfat dan glikogen. Semua reaksi ini bersifat
non-ekuilibrum dengan melepas banyak energi bebas dalam bentuk panas dan
karenanya secara fisiologis tidak reversibel. Reakri-reaksi tersebut dielakkan
oleh sejumlah reaksi khusus.
1. Piruvat dan Fosfoenolpiruvat
Di dalam mitokondria terdapat :
a. Enzim Piruvat karboksilase, yang dengan adanya ATP, Vitamin B
biotin dan CO2akan mengubah piruvat menjadi oksaloasetat. Biotin
berfungsi untuk mengikat CO2 dari bikarbonat pada enzim sebelum
penambahan CO2 pada piruvat.
b. Enzim fosfoenolpiruvat karboksinase, mengatalisis konversi
oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat. Fosfat energi tinggi dalam
bentuk GTP atau ITP diperlukan dalam reaksi ini, dan CO2 dibebaskan.
Jadi, dengan bantuan dua enzim yang mengatalisis transformasi
endergonik ini dan laktat dehidrogenase, maka laktat dapat diubah
menjadi fosfoenolpiruvat sehingga mengatasi penghalang energi antara
piruvat dan fosfoenolpiruvat.
2. Fruktosa 1,6-bisfosfat dan fruktosa 6-fosfat
Konversi fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, yang
diperlukan untuk mencapai pembalikan glikolisis, dikatalisis oleh suatu
enzim spesifik, yaitu fruktosa 1,6-bisfosfatase. Enzim ini sangat penting
bila dilihat dari sudut pandang lain, karena keberadaanya menentukan
dapat-tidaknya suatu jaringan menyintesis glikogen bukan saja dari piruvat
tetapi juga dari triosafosfat. Enzim fruktosa 1,6-bisfosfatase terdapat di
hati dan ginjal dan juga telah diperlihatkan di dalam otot lurik. Enzim
tersebut diperkirakan tidak terdapat dalam otot jantung dan otot polos.
3. Glukosa 6-fosfat dan glukosa
Konversi glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh enzim
fosfatase yang spesifik lainnya, yaitu glukosa 6-fosfatase.Enzim ini
terdapat di hati dan ginjal tetapi tidak ditemukan di jaringa adipose serta
otot.Keberadaanya memungkinkan jaringan untuk menambah glukosa ke
dalam darah.
4. Glukosa 1-Fosfat dan Glukogen
Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dilaksanakan oleh
enzim fosforilase Sintesis glikogen melibatkan lintasan yang sama sekali
berbeda melalui pembentukan uridin disfosfat glukosa dan aktivitas enzim
glikogen sintase.

Enzim yang penting ini memungkinkan pembalikan glikolisis


memainkan peran utama di dalam glukoneogenesis. Hubungan antara
glukoneogenesis dan lintasan glikolisis. setelah transminasi atau
deaminasi, asam amino glukogenik membentuk piruvat atau anggota lain
siklus asam sitrat. Dengan demikian, reaksi yang diuraikan di atas dapat
menjelaskan proses konversi baik asam amino glukogenik maupun laktat
menjadi glukosa atau glikogen. Jadi, senyawa laktat membentuk piruvat
dan harus memasuki mitokondria sebelum konversi menjadi oksaloasetat
serta konversi akhir menjadi glukosa langsung.
Propionat merupakan sumber utama glukosa pada hewan
pemamah-biak, dan memasuki lintasa glukogenesis utama lewat siklus
asam sitrat setelah proses konversi menjadi suksinil KoA. Propionat
pertama-tama diaktifkan dengan ATP dan KoA oleh enzim asil-KoA
sintetaseyang tepat. Propionil-KoA, yaitu produk reaksi ini, menjalani
reaksi fiksasi CO2 untuk membentuk D-metilmaloni-KoA, dan reaksi ini
dikatalis oleh enzim propionil-KoA karboksilase. Reaksi fiksasi ini analog
dengan fiksasi CO2 dalam asetil-KoA oleh enzim asetil KoA karboksilase,
yaitu sama-sama membentuk derivat malonil dan memerlukan vitamin
biotinsebagai koenzim.D-Metilmalonil KoA harus diubah menjadi bentuk
stereoisomernya, yakni L-metilmalonil-KoA, oleh enzim metilmalonil-
KoA rasemase,sebelum langsung isomerisasi akhir senyawa tersebut
menjadi suksinil KoA oleh enzim metilmalonil-KoA isomerase yang
memerlukan vitamin B12 sebagai koenzim. Definisi vitami B12 pada
manusia dan hewan akan mengakibatkan ekskresi sejumlah besar metil
malonat (Basiduria metilmalonat).

Meskipun lintasan ke arah suksinat merupakan jalur utama


metabolisme, propionat dapat pula digunakan sebagai molekul yang
mempersiapkan proses sintesis asam lemak di jaringan adipose dan kelnjar
payudara dengan jumlah atom karbon ganjil pada molekul tersebut. Asam
lemak C15 dan C17 terutama ditemukan di dalam lemak hewan pemamah-
biak. Dalam bentuk seperti itu, lemak tersebut merupakan sumber asam
lemak yang penting di dalam makanan manusia dan akhirnya akan dipecah
menjadi propionat di jaringan tubuh.
Gliserol merupakan produk metabolisme jaringan adipose dan
hanya jaringan yang mempunyai enzim pengaktifnya, gliserolkinase,yang
dapat menggunakan senyawa gliserol.Enzim ini, yang memerlukan ATP,
ditemukan di hati dan ginjal di antara jaringan lainya. Gliserol kinase
mengatalis proses konversi gliserol menjadi gliserol 3-fosfat. Lintasan ini
berhubungan dengan tahap triosafosfat pada lintasan glikolisis, karena
gliserol 3-fosfat dapat dioksidasi menjadi dihidroksiaseton fosfat oleh
NAD+ dengan adanya enzim gliserol 3-fosfat dehidrogenase. Hati dan
ginjal mampu mengubah gliserol menjadi glukosa darah dengan
menggunakan enzim di atas, beberapa enzim glikolisis dan enzim spesifik
pada lintasan glukoneogenesis, yaitu fruktosa-1,6-biofosfatase serta
glukosa–6-fosfatase.

2.6 Peranan Proses Glukoneogenesis dalam Tubuh


Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah
merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan
juga menjadi salah satu mekanisme dengan hati jaringan ekstrahepatik serta
beberapa hormon turut mengambil bagian. Sel-sel hati tampak dapat dilewati
glukosa dengan bebas (melalui transpoter GLUT 2), sedangkan sel-sel pada
jaringan ekstrahepatik, dan glukosa mengalami fosforilasi dengan cepat oleh
heksokinase pada saat masuk ke dalam sel. Sebaliknya, aktivitas enzim
tertentu dan konsentrasi beberapa intermediat yang penting mungkin memberi
pengaruh yang jauh lebih langsung terhadap pengambilan atau pengeluaran
glukosa dari hati. Walaupun begitu, konsentrasi glukosa di dalam darah
merupakan factor penting yang mengendalikan kecepatan ambilan glukosa
baik di hati maupun jaringan ekstrahepatik.
Peranan berbagai protein pengangkut glukosa, yang ditemukan pada
membran sel dengan masing-masing memiliki 12 buah wilayah
transmembran, diperlihatkan tabel.

Tabel Pengangkut Glukosa


Lokasi Jaringan Fungsi
Pengangkut fasilitatif dua-arah
GLUT 1 Otak, ginjal, kolon, plasenta,eritrosit Ambilan glukosa
GLUT 2 Hati, sel B pankreas, usus halus, Ambilan dan pelepasan
ginjal glukosa yang cepat
GLUT 3 Otak, ginjal, plasenta Ambilan glukosa
GLUT 4 Otot jantung dan rangka, jaringan Ambilan glukosa yang
adipose dirangsang oleh insulin
GLUT 5 Usus halus Absorpsi glukosa
Pengangkut satu-arah yang bergantung-natrium
SGLT 1 Usus halus dan ginjal Ambilan aktif glukosa dari
lumen dan reabsorpsi
glukosa di tubulus proksimal
ginjal melawan gradien
konsentrasi
(sumber : Refika, 2013)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat. Contohnya asam laktat dan beberapa asam amino.
Terdapat empat substrat yang berfungsi sebagai precursor
gluconeogenesis yaitu : Laktat, Asam amino, Gliserol, dan Propionate.
Jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan
gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk
dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam
siklus Krebs.
Hati dapat membuat glukosa melalui glukoneogenesis dan menggunakan
glukosa melalui glikolisis sehingga harus ada suatu sistem pengaturan yang
mencegah agar kedua lintasan ini bekerja serentak.
Reaksi-reaksi enzim glukoneogenesis yaitu : Piruvat dan Fosfoenol
piruvat, Fruktosa 1,6-biofosfat dan Fruktosa, Glukosa 6-Fosfat dan Glukosa,
Glukosa 1-Fosfat dan Glukogen.
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah
merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan
juga menjadi salah satu mekanisme dengan hati jaringan ekstrahepatik serta
beberapa hormon turut mengambil bagian.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan
pemateri dan pembaca, dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan penulisan makalah di masa yang
akan datang.
Daftar Pustaka

Cree, Laurie. 2005. Sains dalam Keperawatan. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Jawetz,M.&Adelberg. 1996.Mikrobiologi Kedokteran,18-19. EGC : Jakarta.

Jawetz,M.&Adelberg. 1996.Mikrobiologi Kedokteran,18-19. EGC : Jakarta

Montgomery, Conway, Spector. 1993. Biokimia. Binarupa Aksara : Jakarta.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper, Edisi
XXV. Penerjemah Hartono Andry, EGC : Jakarta.

Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia.UI Press : Jakarta.

Refika, dewi. 2013. Makalah biokimia tentang glukoneogenesis,(Online).


http://refika-dewi.academiacom.Diaskes Tanggal 18 maret 2016.

Stryer L. 1996. Biokimia Edisi IV. Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI). EGC : Jakarta.

Supardan. 1989. Metabolisme Karbohidrat.Lab. Biokimia Universitas : Brawijaya.

Yazid, Eisten. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. CV


Andi Offset :Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai