Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH POLIMER

POLIMER ALAM: GLIKOGEN & GLIKOGENESIS

DISUSUN OLEH:
BRIGITA GAMALA (D1121171016)
DOSEN PENGAMPU:
RIYSAN OCTY SHALINDRY, S.Si, M.Eng

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia saya dapat menyelesaikan makalah Polimer yang berjudul
“Glikogen & Glikogenesis” ini. Saya juga berterima kasih kepada Ibu Riysan Octy
Shalindry, S.Si, M.Eng selaku Dosen mata kuliah Polimer yang telah memberikan
tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pontianak, April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, Polimer alam
adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. jumlahnya
yang terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak
stabil karena pemanasan dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat
terbatas.

Kebutuhan fosfat energi tinggi tidaklah sedikit. Bahan bakar harus selalu
tersedia untuk proses-proses penghasil fosfat energi tinggi. Pada hewan yang
pengambilan makanannya terhenti, misalnya tidur panjang musim dingin, bahan
bakar harus dapat disimpan dan digunakan waktu diperlukan. Salah satu bentuk
penyImpanan berupa polimer glukosa, yaitu glikogen.

Glikogen adalah bentuk utama dari cadangan glukosa pada sel-sel hewan
atau binatang. Karbohidrat ini adalah suatu polimer a-1,4 dari glukosa dan rata-rata
mempunyai ikatan cabang a-1,6 untuk tiap satuan yang terdiri dari 16 glukosa yang
terikat satu sama lain melalui ikatan a-1,4 tadi. Pemecahan glikogen di dalam hati
akan membebaskan glukosa yang selanjutnya masuk ke dalam peredaran darah dan
digunakan oleh berbagai jaringan lain. Otot juga memecah glikogen yang ada pada
peredaran darah. Akan tetapi, otot tidak membebaskan glukosa tersebut untuk
masuk ke dalam darah, melainkan mengoksidasinya untuk keperluannya sendiri.
Ini terjadi karena otot tidaklah mempunyai enzim glukosa 6-fosfatase yang perlu
untuk menyingkirkan gugus fosfat. Yang terakhir ini haruslah terjadi lebih dulu
sebelum glukosa dapat dibawa keluar sel.

Bila jumlah glukosa yang diperoleh dari makanan terlalu berlebih, glukosa
akan disimpan dengan jalan diubah menjadi glikogen dalam hati dan jaringan otot.
Proses sintesis glikogen dari glikosa ini disebut glikogenesis. Glikogen dalam hati
dapat pula dibentuk dari asam laktat yang dihasilkan pada proses glikolisis.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah pada makalah ini sebagai
berikut :
a. Apakah pengertian dari glikogen dan glikogenesis ?
b. Apa peranan glikogen dalam metabolisme tubuh?
c. Bagaimana terjadinya pembentukan dan pemecahan glikogen dalam tubuh?
d. Apakah yang akan terjadi jika glikogenesis di dalam tubuh terganggu ?
e. Bagaimanakah poses dari glikogenesis ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari glikogenesis.
b. Untuk mengetahui peranan glikogen dalam metabolisme tubuh.
c. Untuk mengetahui pembentukan dan pemecahan glikogen dalam tubuh.
d. Untuk mengetahui jika glikogenesis di dalam tubuh terganggu.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Glikogen dan Glikogenesis


Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam
tubuh yang berfungsi sebagai salah satu energi. Sementara glikogenesis merupakan
sintesis glikogen dari gukosa. Menurut Baynes (2005), glikogen merupakan sumber
polisakarida utama pada sel manusia dan hewan yang menjadi bentuk simpanan
dari glukosa. Terdapat hampir pada semua jaringan tubuh terutama pada hati dan
otot. Jumlah glikogen berbeda dalam berbagai jaringan bergantung pada
penyediaan glukosa dan kebutuhan energi. Kadar glikogen lebih banyak di hati (3-
5%) daripada di otot (0,5-1%). Akan tetapi, jumlah glikogen seluruhnya lebih
banyak di otot karena massa otot lebih banyak. Sedangkan menurut Mayes (2003),
glikogen disimpan oleh tubuh dengan tujuan sebagai penyedia. Sedangkan glukosa
sebagai bahan bakar atau sebagai bahan penghasil fosfat berenergi tinggi.
Anabolisme dan katabolisme glikogen di dalam hati dan otot bergantung pada
ketersediaan glukosa serta aktivitas tubuh. Dalam kondisi tubuh normal, glukosa
ditimbun sebagai glikogen apabila ada kelebihan glukosa dan glikogen dipecah
kembali menjadi glukosa bila diperlukan. Mekanisme sintesis glikogen
(glikogenesis) atau sebaliknya katabolisme glikogen (glikogenolisis) selain
melibatkan serangkaian fungsi enzim juga kedua hormon yang dihasilkan oleh
pankreas, yaitu hormon insulin dan glukagon

B. Peranan Glikogen dalam Metabolisme Tubuh


Pengaturan Metabolisme Glikogen di HatiGlikogen hati disintesis selama
kita makan makanan yang mengandungkarbohidrat saat kadar glukosa darah
meningkat, dan diuraikan saatkadar glukosa darah menurun.

Pengaturan Metabolisme Glikogen di Otot :

1. Glikogen tidak mempunyai efek terhadap otot


2. AMP adalah aktivator alosterik bagi isozim glikogen fosforilaseotot,
tetapi bukan bagi glikogen fosforilase hati.
3. Efek Ca2+ pada otot terutama disebabkan oleh pelepasan Ca2+
dariretikulum sarkoplasma (RE halus).
4. Glukosa bukan merupakan aktivator fisiologis glikogen sintesa di otot
5. Glikogen adalah inhibitor umpan-balik yang lebih kuat bagi
glikogensintase otot dibandingkan glikogen sintase hati.

C. Pembentukan dan Pemecahan Glikogen dalam Tubuh


Proses Pembentukan Glikogen (Glikogenesis). Jika kita memiliki glukosa
melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan disimpan
dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme inidinamakan glikogenesis. Jadi,
glikogenesis adalah proses anabolisme glikogen dari glukosa terutamaterjadi di hati
dan otot yang bertujuan untuk menambah simpanan glikogen dalam tubuh sebagai
cadanganmakanan jangka pendek

Proses pemecahan glikogen (glikogenolisis) di dalam tubuh. Penguraian


(degradasi) merupakan tahap yangdikatali¬sasi oleh enzim fosforilase dengan
membatasikecepatan dalam glikogenolisis. Jika glukosa dari diettidak dapat
mencukupi kebutuhan, maka glikogen harusdipecah untuk mendapatkan glukosa
sebagai sumberenergi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Jadi, glikogenolisis
adalah proses katabolisme glikogenmenjadi glukosa yang terjadi di hati sedangkan
padaotot menjadi asam piruvat dan asam laktat

Adapun faktor yang mempengaruhi sintesis dan pemecahan glikogen enzim


glikogen fosforilase dan glikogen sintase merupakan enzim utama yang
mengendalikan metabolisme glikogen. Rangkaian reaksi yang berlangsung
meliputi mekanisme allosterik maupun modifikasi kovalen akibat fosforilasi dan
defosforilasi protein enzim yang reversible. Modifikasi kovalen banyak disebabkan
oleh kerja cAMP, dimana banyak hormon bekerja melalui senyawa antara ini.
Fosforilase di otot dapat diaktifkan oleh hormon epiniprin melalui bantuin kerja
cAMP. Pengaktifan cAMP di sitosol ini akan mengaktifkan protein kinase A. di
otot, kadar Ca2+ sitosol yang meningkat, langsung mengaktifkan fosforilase kinase.
KAlmodulin, sub unit δnya merupakan sensor Ca2+ yang dapat merangsang
berbagai enzim kontraksi otot dan hormone- hormon yang memobilisasi Ca 2+ akan
meningkatkan pemecahan glikogen.
D. Akibat yang Ditimbulkan jika Glikogenesis Terganggu.
Pada prinsipnya, glikogenesis menghambat meningkatnya kadar glukosa
dalam darah dengan mengubahnya menjadi cadangan energi yang disebut glikogen.
Ginjal sebagai organ yang berfungsi sebagai penyaring darah tidak bisa
membendung jika kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi. Akibatnya, tubuh kita
bisa terkena penyakit diabetes melitus (kencing manis). Penyakit diabetes melitus
juga bisa disebabkan karena terganggu fungsi hormon insulin. Sependapat dengan
Stumvoll, et al (2005), Pada penderita diabetes mellitus (DM) tubuh kekurangan
insulin atau tubuh sedikit menghasilkan insulin (DM tipe 1) atau insulin tetap
dihasilkan dalam jumlah yang normal (DM tipe 2), namun insulin yang ada tidak
bekerja dengan baik atau terjadi resistensi insulin karena reseptor insulin pada
membran sel berkurang atau strukturnya berubah sehingga tidak tanggap terhadap
insulin.

E. Metabolisme Glikogenesis
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:

1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim


terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase
sedangkan di hati oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan
bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami
fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang
intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
UDPGlc pirofosforilase.
Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia
Harper)

Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis (dipetik dari: Murray


dkk. Biokimia Harper)
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase
inorganik akan menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan
glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga
membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase.
Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada
untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer
protein yang dikenal sebagai glikogenin. Residu glukosa yang lebih lanjut melekat
pada posisi 1→4 untuk membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen
sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen,
sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul
glikogenin.
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan
glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim
pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 1→4 (panjang minimal 6 residu
glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1→6 sehingga
membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh
dengan penambahan lebih lanjut 1→glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya.
Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak
reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis.

Tahap-tahap perangkaian glukosa-glukosa digambarkan pada bagan berikut.


Biosintesis glikogen (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari
glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang
berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang (branching enzyme).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Glikogenesis merupakan proses yang penting bagi tubuh kita untuk
mengkonversikan glukosa yang berlebih menjadi glikogen untuk disimpan
di dalam hati dan otot. Lintasan ini diaktivasi di dalam hati oleh hormon
insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya
karena kandungan karbohidrat setelah makan. Jika tubuh kita merasa butuh
akan glukosa, glikogen yang disimpan tadi akan dirubah kembali menjadi
glukosa yang sebagai sumber energi.
DAFTAR PUSTAKA

Baynes JW. 2005. Carbohydrate storage and synthesis in liver and muscle. Di
dalam: Suarsana, Nyoman. Editor. Medical Biochemistry. 2nd Philadelphia.
Elsivier Mosby, Hlm:157-174.

Mayes PA. 2003. Metabolisme glikogen. Di dalam: Suarsana, Nyoman. Biokimia


Harper’s Edisi 25. Penerjemah: Hartono A. Penerbit EGC. Hlm:187-194.
Terjemahan dari Harper’s Biochemistry.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2003. Biokimia Harper, Edisi
XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC

Stumvoll M, Goldstein BJ, van Haeften TW. 2005. Di dalam : Suarsana, Nyoman.
Type 2 diabetes: principles of pathogenesis and therapy. Lancet. 365: 1333-
46.

Anda mungkin juga menyukai