Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan
glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi
menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian
siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.
Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk
berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah
glukosa melampaui kebutuhan, maka dirangkai menjadi glikogen untuk
cadangan makanan melalui proses glikogenesis.
Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka
kelebihan glukosa yang ada, akan disimpan dalam bentuk glikogen.
Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis. Jadi, glikogenesis
adalah proses anabolisme glikogen dari glukosa terutama terjadi di
hati dan otot yang bertujuan untuk menambah simpanan glikogen
dalam tubuh sebagai cadangan makanan jangka pendek (Howell,
1978).
Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa
kemudian disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk
simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan
amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati
(sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena
massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan
glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua
jaringan, tapi yang paling banyak adalah dalam hepar dan dalam

1
otot.Setelah seseorang diberi diet tinggi karbo-hidrat (hidrat arang),
kemudian heparnya dianalisis , maka akan didapatkan kurang lebih
6% berat basah terdiri dari glikogen. Namun 12 sampai 18 jam
kemudian, hampir semua glikogen habis terpakai. Dalam otot
kandungan glikogen jarang melebihi satu persen, tapi untuk
menghabiskan glikogen tersebut agak sulit, yaitu misalnya dengan
olah raga berat dan lama (Howell, 1978). Glikogenolisis adalah
lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain
glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di
dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada
glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim,
glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa.
Hormon yang berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan
adrenalin.
Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa
1-fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini
tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen
fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-
fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya
(glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.
 
Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa
6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase,
dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus
fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP
dari ADP dan fosfat.

2
Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel
untuk respirasi sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam
/ tersimpan dalam bentuk ATP

B . Rumusan Masalah
1)      Bagaimana pengertian glikogenolisis ?
2)      Bagaimana struktur glikogenolisis ?
3)      Bagaimana proses pemecahan glikogen (glikogenolisis) ?
4) Apakah dampak dari glikogenolisis?

C . Tujuan
1)      Mengetahui pengertian glikogenesis
2)      Mengetahui struktur glikogen
3)      Mengetahui proses pemecahan glikogen (glikogenesis)
4) Mengetahui Dampak glikogenolisis

3
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh
tubuh,selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan kadar
glukosa di dalam plasma darah juga untuk menghindari simtoma
hipoglisemia
Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi
glukosa yang terjadi terutama di hati dan otot. Glikogen atau gula otot
merupakan cadangan makanan hewan yang tersusun atas molekul
glukosa yang disatukan dengan ikatan α 1-4 glikosidik (untuk rantai
lurus), α 1-6 dan ikatan untuk titik cabang. Glikogen merupakan
polisakarida yang memiliki banyak sekali percabangan, hal tersebut
diperlukan agar glikogen dapat disimpan dengan maksimal di dalam
sel.
Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah
dan ketika sedang berolahraga. Glikogenolisis dipicu oleh kerja
hormone adrenalin dan glukagon, berkebalikan dengan insulin yang
akan mempengaruhi pembentukan glikogen melalui glikogenesis.
Proses pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis enzim yaitu glikogen
fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.

B. Struktur Glikogenolisis
Glikogen  bentuk penyimpanan glukosa adalah polisakarida
glukosa bercabang yang terdiri dari rantai-rantai unit glukosil yang
disatukan oleh ikatan α-1,4 dengan cabang α-1,6 di setiap 8-10
residu.

4
Dalam molekul dengan struktur bercabang –cabang lebat ini, hanya
satu residu glukosil yang memiliki sebuah karbon anomerik yang tidak
terkait ke residu glukosa lainnya. Karbon anomerik di awal rantai
melekat ke protein glikogenin. Ujung lain pada rantai itu disebut ujung
nonpereduksi. Struktur yang bercabang-cabang ini memungkinkan
penguraian dan sintesis glikogen secara cepat karena enzim dapat
bekerja pada beberapa rantai sekaligus dari ujung-ujung
nonpereduksi.
Glikogen terdapat dalam jaringan sebagai polimer berberat
molekul sangat besar (107-108) yang bersatu dalam partikel glikogen.
Enzim yang berperan dalam sintesis dan penguraian glikogen dan
sebagai enzim pengatur, terikat ke permukaan partikel glikogen.

Fungsi Glikogen pada Otot Rangka dan Hati


Glikogen terurai terutama menjadi glukosa 1-fosfat yang
kemudian diubah menjadi glukosa 6-fosfat. Di otot rangka dan jenis
sel lain, glukosa 6-fosfat masuk ke dalam jalur glikolitik. Glikogen
adalah sumber bahan bakar yang sangat penting untuk otot rangka
saat kebutuhan akan ATP meningkat dan saat glukosa 6-fosfat
digunakan secara cepat dalam glikolisis anaerobik.
Di hati berlainan dengan di otot rangka dan jaringan lainnya.
Glikogen hati merupakan sumber glukosa yang pertama dan segera
untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Di hati, glukosa 6-fosfat
yang dihasilkan dari penguraian glikogen dihidolisis menjadi glukosa
oleh glukosa 6-fosfatase, suatu enzim yang hanya terdapat di hati dan
ginjal. Dengan demikian, penguraian glikogen merupakan sumber
glukosa darah yang dimobilisasi dengan cepat pada waktu glukosa
dalam makanan berkurang atau pada waktu olahraga dimana terjadi
peningkatan penggunaan glukosa oleh otot.

5
Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di
dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati adalah simpanan
sumber heksosa untuk dikirim keluar guna mempertahankan kadar
glukosa darah, khususnya di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam
puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras. Tetapi
glikogen otot hanya terkuras setelah seseorang melakukan olahraga
yang berat dan lama
.
C. Proses Glikogenolisis
Proses glikogenolisis ini terjadi dalam tubuh karena kadar glukosa
dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan kandungan glukosa akibat
berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh. Aktivitas dari luar
tubuh seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, dll. Sedangkan
aktivitas dari dalam tubuh sendiri meliputi proses respirasi,
pencernaan, sistem kerja syaraf,dll.
Proses glikogenolisis ini terjadi dalam tubuh karena kadar glukosa
dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan kandungan glukosa akibat
berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh. Aktivitas dari luar
tubuh seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, dll. Sedangkan
aktivitas dari dalam tubuh sendiri meliputi proses respirasi,
pencernaan, sistem kerja syaraf, dll. Tujuan dari glikogenolisis ini
terbagi menjadi dua yaitu:
1. Di otot : proses ini digunakan untuk keperluan menghasilkan
energy
2. Di hati  : proses ini dilakukan untuk mempertahankan kadar
gula dalam darah pada saat jeda waktu makan.

Glikogenolisis terjadi jika asupan makanan tidak cukup memenuhi


energi yang dibutuhkan tubuh sehinggah untuk mendapatkan energi

6
tubuh mengambil alternatif lain yaitu dengan menggunakan simpanan
glikogen yang terdapat dalam hati atau otot.

Glikogenolisis merupakan reaksi hidrolisis glikogen menjadi


glukosa, perubahan glikogen menjadi sumber energi merupakan
proses katabolisme cadangan sumber energi. Proses glikogenolisis
terkadang menyebabkan meningkatnya kadar gula dalam darah yang
dapat menyebabkan penyakit diabetes

Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan


oleh tubuh,selain glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan
kadar glukosa di dalam plasma darah juga untuk menghindari simtoma
hipoglisemia.

Pada glikogenolisis,glikogen digradasi berturut-turut dengan


3enzim,glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase,menjadi
glukosa

Glikogen dalam hati akan di glikogenolisis setelah 12-18 jam


puasa. Glikogen dalam otot hanya akan mengalami glikogenolisis
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.  Proses
glikogenolisis yang terjadi secara terus- menerus akan dapat
menyebabkan kerusakan pada liver. Kerusakan pada fungsi liver akan
menyebabkan penyakit yang sebagian besar tidak dapat diobati dan
berakhir dengan kematian.

Penyakit liver merupakan penyakit yang sering timbul pada


mereka yang pekerja keras tetapi tidak mempunyai sumber energi
yang banyak. Kekurangan sumber energi terjadi karena para pekerja
yang sering minum alcohol terkadang lupa makan tepat waktu
sehingga kebutuhan tenaga untuk melakukan kerja sangat banyak

7
tetapi asupan energi kurang dan tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Akhirnya untuk dapat memenuhi kebutuhan energi tersebut, tubuh
terpaksa harus merubah glikogen menjadi glukosa sehingga terjadilah
peristiwa glikogenolisis.

Suatu proses hidrolisa glikogen sel posporolitik di dalam saluran


gastrointestinal (di sitosol). Proses ini dikontrol oleh hormon, enzym,
kation dan nukleotida. Pada otot skeletal ada 2 macam posporilase
glikogen yaitu posporilase glikogen a (yang aktif) dan b (yang non
aktif). Posporilase glikogen b di otot dapat aktif bila konsentrasi AMP
tinggi.

Calsium yang berikatan dengan calmodulin (disitosol)


menyebabkan meningkatnya aktivitas perubahan posporilase b ke a
dan kondisi ini juga menyebabkan kontruksi otot. Jadi perombakan
glikogen dan proses kontraksi otot sangat berhubungan dengan
kondisi meningkatnya konsentrasi Ca.

Proses glikogenolisis di hati sama dengan di otot, yang berbeda


adalah hormon yang terlibat yaitu glucagon. Di hati bila terjadi
konsentrasi gula darah menurun, maka gen hati akan di degradasi
akibatnya glucosa daglucagon di produksi tinggi di sel, maka glikorah
normal kembali.

Kapan Proses Glikogenolisis Terjadi?

Pada saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas berat


(latihan,olahraga,bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan
turunnya kadar gula darah dalam darah menjadi 60 mg /100 ml darah
keadaan ini kadar gula darah turun akan memacu hati untuk

8
membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang disebut proses
glikogenolisis.

Glikogenolisis dirangsang oleh hormon glukagon dan


aderenalin. Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh
pankreas yang berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah.
Sedangkan hormon adrenalin adalah hormon yang merangsang
glukagon untuk  bekerja

Pemecahan glikogen menjadi Glukosa 1 p

Beberapa enzim yang menkatalisis ( hormon glukagon -> C-AMP-


enzim posporilase) yaitu:

a. Glikogen fosforilase : Glikogen (α 1,4 glikosidik) -> Glukosa 1-P.


b. Transferase : memindahkan 3 residu glukosa cabang lain lebih
peka difosrilasi.
c. Debranching enzyme ( α 1,6 gilokosilase) ikatan α 1.6 glikosidik.

Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan


glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen,
reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah
glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1- fosfat diubah menjadi
glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi
kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.

Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari


glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan
glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase,
melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak
menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.

9
Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel
untuk respirasi sehingga menghasilkan energy , yang energy itu
terekam / tersimpan dalam bentuk ATP

Istilah yang berhubungan dengan metabolisme penguraian glukosa


dibagi menjadi dua :

1) Respirasi Aerob.
Respirasi aerob adalah proses reaksi kimia yang terjadi apabila
sel menyerap O2, menghasilkan CO2 dan H2O. Respirasi dalam
arti yang lebih khusus adalah proses penguraian glukosa
dengan menggunakan O2, menghasilkan CO2, H2O, dan energi
(dalam bentuk energy kimia, ATP).
2) Fermentasi ( Respirasi Anaerob).

Fermentasi atau peragian adalah proses penguraian senyawa


kimia glukosa tanpa oksigen melalui proses glikolisis yang
menghasilkan asam Piruvat,namun tidak berlanjut dengan
siklus krebs dan transport elektron karena suasana reaksi tanpa
oksigen. Asam Piruvat kemudian akan diproses tanpa oksigen
menjadi Asam Piruvat

( Fermentasi Asam Piruvat ) atau Asam Piruvat menjadi Asetal


dehide kemudian Alkohol dalam Fermentasi Alkohol
menghasilkan gas CO2.

Proses Glikogenolisis Dalam glikogenolisis, glikogen yang


tersimpan dalam hati dan otot, pertama dikonversi menjadi
glukosa-1-fosfat dan kemudian menjadi glukosa-6-fosfat. Dua hormon yang
mengendalikan glikogenolisis adalah peptida, glukagon dari pankreas dan
epinefrin dari kelenjar adrenal. Glukagon dilepaskan dari pankreas dalam

10
menanggapi glukosa darah rendah dan epinefrin dilepaskan sebagai respons
terhadap ancaman atau stres. Kedua hormon bertindak atas enzim glikogen
fosforilase untuk merangsang untuk memulai glikogenolisis dan menghambat
sintetase glikogen (glikogenesis berhenti). Glikogen adalah struktur polimer
bercabang yang mengandung glukosa sebagai monomer dasar. Pertama
molekul glukosa individu dihidrolisa dari rantai, diikuti dengan penambahan
gugus fosfat pada C-1. Pada langkah selanjutnya fosfat tersebut akan
dipindahkan ke posisi C-6 untuk memberikan glukosa 6-fosfat, suatu
senyawa persimpangan jalan. Glukosa-6-fosfat adalah langkah pertama dari
jalur glikolisis glikogen jika adalah sumber karbohidrat dan energi yang lebih
lanjut diperlukan. Jika energi tidak segera diperlukan, glukosa-6-fosfat diubah
menjadi glukosa untuk distribusi di berbagai darah ke sel-sel seperti sel-sel
otak. Glikogenolisis berlangsung dengan jalur yang berlainan. Dengan
adanya enzim fosforilase, fosfat anorganik melepaskan sisa glukose non
mereduksi ujung dalam satu persatu untuk menghasilkan D-glukose fosfat 1-
fosfat. Proses glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen yang
berlangsung lewat jalan yang berbeda, tergantung pada proses yang
mempengaruhinya. Molekul glikogen menjadi lebih kecil atau lebih besar,
tetapi jarang apabila ada molekul tersebut dipecah secara sempurna.
Meskipun pada hewan, glikogen tidak pernah kosong sama sekali. Inti
glikogen tetap ada untuk bertindak sebagai aseptor bagi glikogen baru yang
akan disintesis bila diperoleh cukup persediaan karbohidrat. Sekitar 85% D-
glukose 1-fosfat, sedang 15% dalam bentuk glukose bebas (Montgomery et
al., 1983).

11
12
Proses pada saat makan, hati dapat menarik simpanan
glikogennya untuk memulihkan glukosa di dalam darah (glikogenolisis)
atau dengan bekerja bersama ginjal, mengkonversi metabolit non
karbohidrat seperti laktat, gliserol dan asam amino menjadi glukosa.
Upaya untuk mempertahankan glukosa dalam konsentrasi yang
memadai di dalam darah sangat penting bagi beberapa jaringan
tertentu, glukosa merupakan bahan bakar yang wajib tersedia,
misalnya otak dan eritrosit (Murray et al., 2000). Proses dimulai
dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam
laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut
dinamakan jalur Embeden- Meyerhof. Reaksi-reaksi yang berlangsung
pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua fase. Pada fase pertama
glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan proses fosforilasi. Fase
kedua dimulai dari proses oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam
laktat. Perbedaan antara kedua fase ini terletak pada aspek energi
yang berkaitan dengan reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut
(Poedjiadi, 1994). Terdapat tiga jalur penting yang dapat dilalui piruvat
setelah glikolisis. Pada organisme aerobik, glikolisis menyusun hanya
tahap pertama dari keseluruhan degradasi aerobik glukosa menjadi
CO2 dan H2O. Piruvat yang terbentuk kemudian dioksidasi dengan
melepaskan gugus karboksilnya sebagai CO2, untuk membentuk
gugus asetil pada asetil koenzim A. Lalu gugus asetil dioksidasi
sempurna menjadi CO2 dan H2O oleh siklus asam sitrat, dengan
melibatkan molekul oksigen. Lintas inilah yang dilalui piruvat pada
hewan aerobik sel dan tumbuhan(Leehninger, 1991). Glukosa
dimetabolisasi menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia
melalui lintasan glikolisis. Glukosa merupakan substrat yang unik
karena glikolisis bisa terjadi dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob),
ketika produk akhir glukosa tersebut berupa laktat. Meskipun

13
demikian, jaringan yang dapat menggunakan oksigen (aerob) mampu
memetabolisasi piruvat menjadi asetil koenzim A, yang dapat
memasuki siklus asam sitrat untuk menjalani proses oksidasi
sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan melepasan energi bebas
dalam bentuk ATP, pada proses fosforilasi oksidatif (Murray et al.,
2000). Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka
glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber
energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-
akan kebalikan dari glikogenesisakan tetapi sebenarnya tidak
demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari
glikogen diperlukan enzim fosforilase. Tahap pertama penguraian
glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan
reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-
glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya
glukosa 1- fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang
sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu
fosfoglukomutase. 4 glikogen untukEnzim ini spesifik untuk proses
fosforolisis rangkaian 1 menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil
terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara
berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang
6.tersisa pada tiap sisi cabang 1 (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat(C6)n +
Pi Glikogen Glikogen Glukan transferase dibutuhkan sebagai
katalisator pemindahan unit trisakarida dari 6 terpajan. Hidrolisissatu
cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1 6
memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching
enzyme) yangikatan 1 spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut,
maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung. Dengan
menghilangkan cabang-cabang tersebut kerja selanjutnya enzim

14
fosforilase dapat berlangsung.Gabungan kerja enzim fosforilase dan
enzim-enzim lainnya menghasilkan pemecahan lengkap dari glikogen.
Glikogen sintase dan fosforilase dikendalikan oleh substrat dan juga
hormonal. Fosforilase diaktifkan oleh kenaikan konsentrasi c-AMP
lewat enzim fosforilase kinase. Pada saat bersamaan glikogen sintase
diubah jadi bentuk inaktif. Kedua efek tersebut terjadi dengan
perantaraan Enzim PROTEIN KINASE yang bergantung c-AMP. Jadi
penghambatan glikogenolisis menambah jumlah netto glikogenesis.
Penghambatan glikogenesis menaikkan jumlah netto glikogenolisis.

Penemuan : reaksi defosforilasi enzim fosforilase a, fosforilase


kinase dan glikogen sintase b dilangsungkan oleh hanya sebuah
enzim spesifitas luas. Fosforilase kinase-P (aktif = a) akan mengubah
fosforilase (b=tidak aktif) menjadi fosforilase-P (a). Fosforilase yg aktif
ini akan memecah glikogen menghasilkan glukose G Glukosa masuk
ke peredaran darah, mempertahankan kadar G 6P 1P.Selajutnya
glukosa darah. Enzim ini dihambat oleh protein kinase bergantung c-
AMP lewat inhibitor-1.Jadi glikogenolisis dapat diakhiri dan
glikogenesis dapat dirangsang secara sinkron untuk sebaliknya karena
kedua proses ini disesuaikan dengan aktivitas enzim protein kinase
yang bergantung c-AMP. Fosforilase kinase dan glikogen sintase
dapat alami reaksi fosforilasi yang reversibel pada lebih dari satu
tempat oleh enzim kinase dan fosfatase yang terpisah. Fosforilasi
sekunder ini mengubah kepekaan tempat primer terhadap fosforilasi
dan defosforilasi (multisite phosphorylation), Mengendalikan tahap
pembatas kecepatan dalam glikogenolisis, Menghambat aktivitas
protein fosfatase-1 dengan demikian mengendalikan sintesis glikogen.
Inaktivasi fosforilasi terjadi sebagai hasil akhir penghambatan alosterik
oleh glukosa ketika kadar senyawa ini mengalami kenaikan setelah

15
makan.Aktivasi disebabkan oleh 5’- AMP yang bereaksi terhadap
deplesi ATP. Pemberian insulin menyebabkan inaktivasi segera
fosforilasi yang diikuti oleh aktivasi glikogen sintase.Efek insulin
tersebut memerlukan keberadaan glukosa.Pengaturan enzim
pembentuk dan pemutus cabang tidak ada. Kontrol Glikogenolisis
Dalam otot : o tujuannya: untuk mendapat energi bagi otot o hasil
akhirnya : piruvat / laktat sebab glukosa 6-p yg dihasilkan dr
glikogenolisis masuk ke jalur glikolisis di otot.s Dalam hati : o
tujuannya : untuk mempertahankan kadar glukosa darah di antara dua
waktu makan

Glukosa 6-p akan diubah menjadi glukosa Glukosa 6-p + H2O


Glukosa + Pi Glukosa 6-fosfatase Enzim Glukosa 6-fosfatase terdapat
di : hati, ginjal dan epitel usus ( tetapi tidak di otot ) Enzim Glikogen
fosforilase memutus ikatan α-1,4 glikosidik dr glikogen Debranching
enzyme memutus ikatan α-1,6 glikosidik Penguraian glikogen
menghasilkan glukosa 6-fosfat Glikogen, (glukosa) Pi glikogen
fosforilase Glukosa 1-fosfat + Glikogen, (glukosa) fosfoglukomutase
Glukosa 6-fosfat Gambar

Glikogenolisis: penguraian glikogen menghasilkan glukosa 6-


fosfat Reaksi yang dikatalisasi oleh enzim fosfoglukomutase itu adalah
reversibel sehingga glucosa 6P dapat dibentuk dari glucosa 1P. Dalam
hepar dan ginjal (tidak dalam otot) terdapat enzim glucose 6 Fosfatase
yang mengeluarkan gugus fosfat dari glukosa 6P sehingga
memudahkan difusi glukosa dari sel ke dalam darah.Peristiwa ini
merupakan tahap akhir dalam glikogenolisis hepatik yang dicerminkan
dengan kenaikan kadar glukosa darah.. Apabila glukosa darah turun :
Dalam hepar, glukagon akan mengaktifkan adenilil siklase. Adenilil

16
siklase yg aktif akan membentuk cAMP dari ATP. cAMP akan
mengaktifkan Protein Kinase cAMP Dependent Selanjutnya Protein
Kinase ini akan mengkatalisis fosforilasi beberapa protein, diantaranya
fosforilase kinase

Adenillil siklase ATP AMP AMP Dependent Protein kinase


Fosforilase kinase Fosforilase kinase-PATP ADP
FosforilaseFosforilase-P ADP ATP Glukagon (hepar) c c Epinefrin
(otot) fosfodiesterase 5’ AMP (b) (a) (a) (b) Protein Phosphatase-1 ( ph
= f ) dapat memecah protein-P menjadi protein dan inorganik fosfat ( Pi
). Diantaranya : Glikogen Sintase-P Fosforilase-P Fosforilase
Kinase-P Protein Phosphatase-1 dapat dihambat oleh Inhibitor 1-P
Protein-P Inhibitor 1-P prosesnya = Protein Inhibitor 1 Apabila
“kaget” Adrenalin (dlm otot) bekerja mekanismenya = glukagon dlm
hepar. cAMP. Protein Kinase adenilil sklase. ATP Adrenlin aktif.
aktif. Fosforilase kinase cAMP Dependent karena G 6P  G 1P. 
aktif. Glikogen Fosforilase

G.tidak ada G 6Pase, G 6P tidak bisa ATP glikolisis G 6P


Ca++ otot  syaraf sentral Mata fosforilase kinase aktif
dst.Ca/Calmodulin Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan
glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya
dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6- fosfatase,
melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak
menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat. Glukosa yang terbentuk inilah
nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga
menghasilkan energy , yang energy itu terekam / tersimpan dalam
bentuk ATP Istilah yang berhubungan dengan metabolisme
penguraian glukosa dibagi menjadi dua : A. Fermentasi ( Respirasi

17
Anaerob). B. Respirasi Aerob. Fermentasi atau peragian adalah
proses penguraian senyawa kimia glukosa tanpa oksigen melalui
proses glikolisis yang menghasilkan asam Piruvat,namun tidak
berlanjut dengan siklus krebs dan transport elektron karena suasana
reaksi tanpa oksigen. Asam Piruvat kemudian akan diproses tanpa
oksigen menjadi Asam Piruvat ( Fermentasi Asam Piruvat ) atau Asam
Piruvat menjadi Asetal dehide kemudian Alkohol dalam Fermentasi
Alkohol menghasilkan gas CO2. Respirasi aerob adalah proses reaksi
kimia yang terjadi apabila sel menyerap O2, menghasilkan CO2 dan
H2O. Respirasi dalam arti yang lebih khusus adalah proses
penguraian glukosa dengan menggunakan O2, menghasilkan CO2,
H2O, dan energi (dalam bentuk energy kimia, ATP). 3. Dampak
Glikogenolisis Penyakit yang ditmbulkan akibat glikogenolisis adalah
Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah). Hipoglikemia adalah suatu
keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl. Dalam
keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-
110 mg/dL. Sementara pada penderita diabetes (diabetes memiliki
beberapa type, jadi silahkan merujuk kepada jenis diabetes yang ada),
kadar gula darahnya tersebut berada pada tingkat terlalu tinggi dan
pada penderita hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat
terlalu rendah. Hal ini sangat membahayakan bagi tubuh, terutama
otak dan sistem syaraf, yang membutuhkan glukosa dalam darah yang
berasal dari makanan berkarbohidrat dalam kadar yang cukup. Kadar
gula darah normal adalah 80-120 mg/dl pada kondisi puasa, atau 100-
180 mg/dl pada kondisi setelah makan Kadar gula darah yang rendah
menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan
fungsi. Otak sebagai organ yang sangat peka terhadap kadar gula
darah yang rendah, akan memberikan respon melalui sistem saraf,
merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin).

18
Hal ini akan selanjutnya merangsang hati untuk melepaskan gula agar
kadarnya dalam darah tetap terjaga. Dan parahnya jika kadar gula
turun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak. Hipoglikemia dapat
disebabkan oleh: 1) Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas.
2) Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan
kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya. 3)
Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal. 4) Kelainan
pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.

D.   Dampak Glikogenolisis

Penyakit yang ditmbulkan akibat glikogenolisis adalah


Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah). Hipoglikemia adalah suatu
keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl. Dalam
keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-
110 mg/dL. Sementara pada penderita diabetes (diabetes memiliki
beberapa type, jadi silahkan merujuk kepada jenis diabetes yang ada),
kadar gula darahnya tersebut berada pada tingkat terlalu tinggi dan
pada penderita hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat
terlalu rendah.
Hal ini sangat membahayakan bagi tubuh, terutama otak dan sistem
syaraf, yang membutuhkan glukosa dalam darah yang berasal dari
makanan berkarbohidrat dalam kadar yang cukup. Kadar gula darah
normal adalah 80-120 mg/dl pada kondisi puasa, atau 100-180 mg/dl
pada kondisi setelah makan
Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ
tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak sebagai organ yang sangat
peka terhadap kadar gula darah yang rendah, akan memberikan
respon melalui sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk

19
melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal ini akan selanjutnya
merangsang hati untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah
tetap terjaga. Dan parahnya jika kadar gula turun, maka akan terjadi
gangguan fungsi otak.
Hipoglikemia dapat disebabkan oleh:
1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas.
2. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan
kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula
darahnya.

3. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal.

4. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan


glukosa di hati.

20
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata "Glikogenolisis" di jabarkan menjadi Glikogen yaitu glikogen


dan lisis yaitu pemecahan atau penguraian. Proses glikogenolisis ini
terjadi dalam tubuh karena kadar glukosa dalam tubuh sudah mulai
kekurangan akan kandungan glukosa akibat berbagai aktivitas baik
dalam maupun luar tubuh.

Glikogenolisis dirangsang oleh hormon glukagon dan aderenalin.


Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang
berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Sedangkan
hormon adrenalin adalah hormon yang merangsang glukagon untuk
bekerja.

Penyakit yang ditmbulkan akibat glikogenolisis adalah


Hipoglikemia (Kadar Gula Darah Rendah). Hipoglikemia adalah suatu
keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl.

Hipoglikemia dapat disebabkan oleh:

1)      Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas.

2)      Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan
kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.

3)       Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal.

4)      Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan


glukosa di hati.

21
Glikogenolisis adalah pengubahan glikogen menjadi glukosa.
Untuk mengubah glikogen menjadi glukosa dibutuhkan 3 enzim, yaitu
Enzim Fosforilase, Enzim Glukan Transferase, Enzim penghilang
Cabang/Debranching enzyme Terdapat beberapa kontrol
Glikogenolisis, misalnya: Dalam otot : o tujuannya: untuk mendapat
energi bagi otot o hasil akhirnya : piruvat / laktat sebab glukosa 6-p yg
dihasilkan dr glikogenolisis masuk ke jalur glikolisis di otot.s Dalam
hati : o tujuannya : untuk mempertahankan kadar glukosa darah di
antara dua waktu makan o Glukosa 6-p akan diubah menjadi glukosa
Glukosa 6-p + H2O Glukosa + Pi Glukosa 6-fosfatase

B. Saran

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, pembaca bisa


mencari literature lain yang membahas lebih detail serta
menambahkan hal-hal yang belum terdapat pada makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, A.L. 1991. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 2. Erlangga. Jakarta

Montgomery, R., R.L. Dryer, T.W. Conway and A.A. Spector. 1983. Biokimia.
Jilid 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai