Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ESSAY

BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME

Zidan Imana Putra Fauzi

2008260103

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


2021
I. PENDAHULUAN

Setiap makhluk hidup membutuhkan energi untuk melakukan segala aktivitasnya


masing-masing. Energi tersebut didapatkan dari hasil metabolisme tubuh setelah
mengonsumsi makanan yang kaya akan molekul karbohidrat, protein, dan juga lemak.
Molekul makro tersebut akan di proses melalui proses katabolisme dan anabolisme sehingga
bisa digunakan oleh tubuh tersebut sebagai bahan energi. Karbohidrat sebagai sumber energi
utama akan diubah menjadi glukosa melalui proses Glikolisis. Glukosa tersebut akan
dialirkan ke seluruh sel-sel pada tubuh agar mendapatkan pasokan energi untuk melakukan
fungsinya masing-masing.

Jika tubuh tidak mendapatkan pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi proses
glikogenolisis. Proses glikogenolisis tersebut terjadi agar tubuh dapat mempertahankan
kondisi homeostasis dan dapat menyuplai sel-sel tubuh dengan energi sehingga bisa
melanjutkan aktivitas. Proses glikogenolisis tersebut hanya dapat terjadi ketika tidak ada
glukosa yang cukup pada tubuh untuk menyuplai energi seluruh sel tubuh tersebut. Berbeda
dengan glikogenesis, proses metabolisme ini terjadi ketika kadar glukosa dalam darah
seseorang menumpuk. Seluruh proses metabolisme ini memliki jalur dan siklusnya masing
-masing yang melibatkan banyak enzim.
METABOLISME GLUKOSA DALAM DARAH

II. PEMBAHASAN

II.1 Glikolisis

Glikolisis merupakan proses pemecahan gula darah menjadi asam piruvat ataupun asam
laktat.1 Proses glikolisis tersebut terjadi di dalam sel, lebih tepatnya pada bagian sitoplasma.
Glikolisis terjadi di sitoplasma dikarenakan enzim-enzim yang berperan dalam proses
tersebut hanya terdapat di sitoplasma. Proses glikolisis dapat berlangsung dalam 2 keadaan,
yakni aerob (ada oksigen) dan anaerob (tanpa oksigen). Glikolisis dalam keadaan anaerob
terjadi pada sel yang tidak mengandung mitokondria atau jaringan yang dalam keadaan
anoksia (tidak terdapat oksigen).2 Produk yang dihasilkan pada glikolisis aerob dan anaerob
juga berbeda. Dalam keadaan aerob, glukosa akan dioksidasi sehingga menghasilkan produk
akhir berupa piruvat. Berbeda dengan glikolisis anaerob, produk akhir yang dihasilkan
berupa asam laktat. Pada glikolisis aerob, jumlah ATP (Adenosin trifosfat) yang dapat
dihasilkan jauh lebih banyak daripada anaerob yang ATP yang dihasilkan berjumlah 8 ATP.
Berbeda dengan aerob, jumlah ATP yang dapat dihasilkan dari glikolisis anaerob jauh lebih
sedikit, yakni 2 ATP. Walaupun perbedaan dari ATP yang dihasilkan sangat besar, proses
glikolisis anaerob membutuhkan waktu yang lebih singkat dari proses glikolisis aerob untuk
menghasilkan ATP tersebut.

Proses glikolisis diawali dari glukosa yang di fosforilasi menjadi glukosa 6-phosphat
yang dilakukan oleh enzim heksokinase. Pada tahap ini juga diperlukan energi ATP. Setelah
ATP tersebut melepaskan energinya, maka ia akan berubah menjadi ADP (Adenosin
Difosfat). Setelah itu glukosa 6-phosphat akan diubah menjadi fruktosa-6 fosfat. Perubahan
tersebut dikatalisis oleh enzim fosfohexosa isomerase. Kemudian fruktosa-6 fosfat tersebut
akan diubah menjadi fruktosa 1,6 bifosfat yang dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase.
Pada proses tersebut energi ATP diperlukan kembali. Fruktosa 1,6 bifosfat akan dipecah
kembali gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang dikatalisis oleh enzim
aldolase. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh
enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase dan akan membentuk molekul NADH. Reaksi
tersebut berlanjut dengan pengubahan 1,3 bifosfogliserat menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat kinase yang dimana juga akan terbentuk ATP pada pengubahan tersebut. Lalu
3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase. 2-
fosfogliserat tersebut akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase. Lalu pada
tahap terakhir, fosfoenalpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Pada proses terakhir tersebut akan menghasilkan persamaan reaksi C 6H12O6
+ 2NAD + 2ADP + 2Pi = 2C3H4O3 + 2NADH2 + 2ATP.

II.2 Glikogenesis

Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen dari glukosa. 3 Pembentukan


glikogen tersebut dilakukan oleh tubuh untuk menjaga homeostasis tubuh. Apabila kadar
gula darah kita naik sesaat setelah makan, maka otak akan mengirimkan sinyal ke organ
pankreas untuk mensekresikan hormon insulin. Hormon insulin tersebut memiliki peran
utama dalam mengatur enzim glikogen sintase sebagai kunci dari proses glikogenesis
tersebut. Apabila tubuh mengalami gangguan dalam mensekresikan hormon insulin, maka
hal tersebut dapat mengakibatkan gangguan metabolisme seperti penyakit diabetes melitus.
Glikogen yang telah dibentuk dari proses glikogenesis ini akan disimpan pada sel hepatosit
(sel hati) dan myosit (sel otot). Hati manusia mampu untuk menyimpan glikogen sebanyak
6% dari massa hati tersebut, sedangkan oto manusia hanya mampu menyimpan glikogen
sebanyak 1% dari massa ototnya tersebut.4

Proses glikogenesis ini diawali dengan fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-
fosfat yang dikatalisis oleh enzim glukokinase atau hexokinase. Kemudian glukosa 6-fosfat
akan mengalami reaksi isomerasi sehingga berubah menjadi glukosa 1-fosfat yang
dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase. Setelah terjadi reaksi isomerasi, glukosa 1-fosfat
akan bereaksi dengan senyawa uridin triphosphat (UTP) untuk membentuk uridin
diphosphat glukosa (UDPglc) yang dikatalisiskan oleh enzim uridin diphosphat glukosa
pirofosforilase. Setelah terbentuknya UDPglc, maka enzim glikogen sintase akan bekerja
sebagai penghubung antara UDPglc dengan glikogen primer. Enzim glikogen sintase
tersebut akan mengikat atom C1 pada glukosa aktif pada UDPglc ke atom C4 glukosa
terminal glikogen sehingga membentuk ikatan glikosidik 1-4. Apabila tidak terdapat enzim
glikogen sintase tersebut, maka proses glikogenesis ini tidak dapat berlanjut. Lalu branching
enzyme akan memindahkan 6 residu glukosa pada glikogen primer untuk membentuk titik
cabang. Enam residu glukosa tersebut akan diikat pada atom C6 dari molekul glikogen
primer tersebut.
II.3 Glikogenolisis

Glikogenesis merupakan proses pemecahan simpanan energi cadangan glikogen dalam


hati menjadi glukosa.5 Glikogenesis terjadi apabila kadar gula darah pada tubuh seseorang
terlalu rendah. Apabila hal tersebut terjadi, maka tubuh akan kekurangan pasokan energi
yang akan diperlukan oleh seluruh bagian tubuh. Untuk mencegah hal tersebut, tubuh akan
memberikan sebuah negative feedback berupa mensekresi hormon glukagon. Hormon
glukagon tersebut berfungsi untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Glukagon akan
mengubah glikogen yang tadinya tersimpan dalam hati kembali menjadi glukosa kembali.
Hormon tersebut juga akan berfungsi sebagai inhibitor dari enzim glikogen sintase yang
dimana akan menghentikan proses glikogenesis. Terkecuali pada otot, glikogen yang
tersimpan pada otot-otot tidak akan digunakan untuk meregulasi kadar gula darah di seluruh
tubuh untuk kembali menjadi normal, namun hanya akan digunakan untuk proses kontraksi
dari otot tersebut. Kecepatan dari proses glikogenesis ini berbeda-beda untuk setiap
individunya. Hal tersebut ditentukan oleh faktor-faktor pola hidup seperti asupan makan dan
kebiasaan seseorang dalam berolahraga. Pada seseorang dengan asupan glukosa yang tinggi
sebelum beraktivitas, supply glukosa dalam darah sudah cukup tinggi untuk memenuhi
kebutuhan energi selama beraktivitass. Oleh karena itu, proses glikogenolisis tersebut akan
terjadi secara lambat. Begitu juga dengan seseorang yang rajin berolahraga. Kebiasaan
berolahraga tersebut akan membuat tubuh seseorang menjadi tidak memerlukan banyak
supply energi. Hal tersebut juga menyebabkan proses glikogenolisis pada seseorang yang
rajin berolahraga juga terjadi secara lambat.

Proses glikogenolisis diawali dengan penambahan fosfat anorganik dan pembebasan


glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat yang dikatalisis oleh enzim glikogen fosforilase.
Kemudian enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ke cabang-cabang
yang lain. Hal tersebut akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang berikatan
dengan alpha 1-6 glikosidik. Kemudian debranching enzim akan membebaskan glukosa
pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk glukosa.
III. KESIMPULAN

Pada tubuh manusia terdapat banyak proses metabolisme seperti glikolisis, glikogenesis,
glikogenolisis, glukoneogenesis, dan lain-lain. Proses metabolisme tersebut juga banyak
melibatkan berbagai macam enzim sebagai katalisatornya dan tidak dapat terjadi di
sembarang termpat. Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi piruvat
ataupun asam laktat yang akan menghasilkan ATP. Glikolisis terbagi menjadi 2, yaitu aerob
dan juga anaerob. Pada tubuh seseorang juga terjadi proses metabolisme glikogenesis yang
merupakan proses terbentuknya glikogen dari glukosa. Jalannya proses ini diatur oleh
hormon insulin yang di sekresikan pada organ pankreas. Proses metabolisme ini juga
merupakan bentuk regulasi dalam mempertahankan kadar gula darah agar dalam taraf yang
selalu normal . Glikogen tersebut akan disimpan dalam hepatosit dan myosit. Lalu juga ada
proses glikogenolisis yang merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa kembali.
Glikogen yang terdapat di dalam hati akan dipecahkan kembali menjadi glukosa agar dapat
meregulasi kadar gula darah apabila sedang terjadi penurunan. Proses glikogenolisis ini
diatur oleh hormon glukagon yang disekresikan oleh organ pankreas.
IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Basundoro, Aji P, Adhipireno, Purwanto: Hubungan Kadar Glukosa Darah Terhadap


Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus Pada Pasien Diabetes Melitus.2017
URL: http://eprints.undip.ac.id/56123/
2. Harvey, Richard A., Ph. D. Lippincott's Illustrated Reviews. Biochemistry.
Philadelphia :Wolters Kluwer Health.2011
3. Hendriksz, C. J., & Gissen, P. (2016). Glycogen storage disease. Paediatrics and Child
Health (United Kingdom) , 25(3), 139-144. https://doi.org/10.1016/j.paed.2014.10.007
4. Chahyani M, Santosa B, Rahayu Muji: Gambaran Kadar Gula Darah 2 Jam Post Prandial
Dengan Penundaan Pemeriksaan.2017
URL: http://repository.unimus.ac.id/439/
5. Syafitri D, Berawi K N. (2020). Pengaruh Aktivitas Fisik Intensitas Sedang terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Laki-laki. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Sai betik, 15(2), 163. https://doi.org/10.26630/jkep.v15i2.1791

Anda mungkin juga menyukai