2008260103
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jika tubuh tidak mendapatkan pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi proses
glikogenolisis. Proses glikogenolisis tersebut terjadi agar tubuh dapat mempertahankan
kondisi homeostasis dan dapat menyuplai sel-sel tubuh dengan energi sehingga bisa
melanjutkan aktivitas. Proses glikogenolisis tersebut hanya dapat terjadi ketika tidak ada
glukosa yang cukup pada tubuh untuk menyuplai energi seluruh sel tubuh tersebut. Berbeda
dengan glikogenesis, proses metabolisme ini terjadi ketika kadar glukosa dalam darah
seseorang menumpuk. Seluruh proses metabolisme ini memliki jalur dan siklusnya masing
-masing yang melibatkan banyak enzim.
METABOLISME GLUKOSA DALAM DARAH
II. PEMBAHASAN
II.1 Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pemecahan gula darah menjadi asam piruvat ataupun asam
laktat.1 Proses glikolisis tersebut terjadi di dalam sel, lebih tepatnya pada bagian sitoplasma.
Glikolisis terjadi di sitoplasma dikarenakan enzim-enzim yang berperan dalam proses
tersebut hanya terdapat di sitoplasma. Proses glikolisis dapat berlangsung dalam 2 keadaan,
yakni aerob (ada oksigen) dan anaerob (tanpa oksigen). Glikolisis dalam keadaan anaerob
terjadi pada sel yang tidak mengandung mitokondria atau jaringan yang dalam keadaan
anoksia (tidak terdapat oksigen).2 Produk yang dihasilkan pada glikolisis aerob dan anaerob
juga berbeda. Dalam keadaan aerob, glukosa akan dioksidasi sehingga menghasilkan produk
akhir berupa piruvat. Berbeda dengan glikolisis anaerob, produk akhir yang dihasilkan
berupa asam laktat. Pada glikolisis aerob, jumlah ATP (Adenosin trifosfat) yang dapat
dihasilkan jauh lebih banyak daripada anaerob yang ATP yang dihasilkan berjumlah 8 ATP.
Berbeda dengan aerob, jumlah ATP yang dapat dihasilkan dari glikolisis anaerob jauh lebih
sedikit, yakni 2 ATP. Walaupun perbedaan dari ATP yang dihasilkan sangat besar, proses
glikolisis anaerob membutuhkan waktu yang lebih singkat dari proses glikolisis aerob untuk
menghasilkan ATP tersebut.
Proses glikolisis diawali dari glukosa yang di fosforilasi menjadi glukosa 6-phosphat
yang dilakukan oleh enzim heksokinase. Pada tahap ini juga diperlukan energi ATP. Setelah
ATP tersebut melepaskan energinya, maka ia akan berubah menjadi ADP (Adenosin
Difosfat). Setelah itu glukosa 6-phosphat akan diubah menjadi fruktosa-6 fosfat. Perubahan
tersebut dikatalisis oleh enzim fosfohexosa isomerase. Kemudian fruktosa-6 fosfat tersebut
akan diubah menjadi fruktosa 1,6 bifosfat yang dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase.
Pada proses tersebut energi ATP diperlukan kembali. Fruktosa 1,6 bifosfat akan dipecah
kembali gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksi aseton fosfat yang dikatalisis oleh enzim
aldolase. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh
enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase dan akan membentuk molekul NADH. Reaksi
tersebut berlanjut dengan pengubahan 1,3 bifosfogliserat menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat kinase yang dimana juga akan terbentuk ATP pada pengubahan tersebut. Lalu
3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase. 2-
fosfogliserat tersebut akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase. Lalu pada
tahap terakhir, fosfoenalpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Pada proses terakhir tersebut akan menghasilkan persamaan reaksi C 6H12O6
+ 2NAD + 2ADP + 2Pi = 2C3H4O3 + 2NADH2 + 2ATP.
II.2 Glikogenesis
Proses glikogenesis ini diawali dengan fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-
fosfat yang dikatalisis oleh enzim glukokinase atau hexokinase. Kemudian glukosa 6-fosfat
akan mengalami reaksi isomerasi sehingga berubah menjadi glukosa 1-fosfat yang
dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase. Setelah terjadi reaksi isomerasi, glukosa 1-fosfat
akan bereaksi dengan senyawa uridin triphosphat (UTP) untuk membentuk uridin
diphosphat glukosa (UDPglc) yang dikatalisiskan oleh enzim uridin diphosphat glukosa
pirofosforilase. Setelah terbentuknya UDPglc, maka enzim glikogen sintase akan bekerja
sebagai penghubung antara UDPglc dengan glikogen primer. Enzim glikogen sintase
tersebut akan mengikat atom C1 pada glukosa aktif pada UDPglc ke atom C4 glukosa
terminal glikogen sehingga membentuk ikatan glikosidik 1-4. Apabila tidak terdapat enzim
glikogen sintase tersebut, maka proses glikogenesis ini tidak dapat berlanjut. Lalu branching
enzyme akan memindahkan 6 residu glukosa pada glikogen primer untuk membentuk titik
cabang. Enam residu glukosa tersebut akan diikat pada atom C6 dari molekul glikogen
primer tersebut.
II.3 Glikogenolisis
Pada tubuh manusia terdapat banyak proses metabolisme seperti glikolisis, glikogenesis,
glikogenolisis, glukoneogenesis, dan lain-lain. Proses metabolisme tersebut juga banyak
melibatkan berbagai macam enzim sebagai katalisatornya dan tidak dapat terjadi di
sembarang termpat. Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi piruvat
ataupun asam laktat yang akan menghasilkan ATP. Glikolisis terbagi menjadi 2, yaitu aerob
dan juga anaerob. Pada tubuh seseorang juga terjadi proses metabolisme glikogenesis yang
merupakan proses terbentuknya glikogen dari glukosa. Jalannya proses ini diatur oleh
hormon insulin yang di sekresikan pada organ pankreas. Proses metabolisme ini juga
merupakan bentuk regulasi dalam mempertahankan kadar gula darah agar dalam taraf yang
selalu normal . Glikogen tersebut akan disimpan dalam hepatosit dan myosit. Lalu juga ada
proses glikogenolisis yang merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa kembali.
Glikogen yang terdapat di dalam hati akan dipecahkan kembali menjadi glukosa agar dapat
meregulasi kadar gula darah apabila sedang terjadi penurunan. Proses glikogenolisis ini
diatur oleh hormon glukagon yang disekresikan oleh organ pankreas.
IV. DAFTAR PUSTAKA