PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber
energi yang utama bagi organisme hidup. Dalam makanan kita, karbohidrat
terdapat sebagai polisakarida yang dibuat dalam tumbuhan dengan cara
fotosintesis. Tumbuhan merupakan gudang yang menyimpan karbohidrat
dalam bentuk amilum dan selulosa. Amilum digunakan oleh hewan dan
manusia apabila ada kebutuhan untuk memproduksi energi. Disamping
dalam tumbuhan, dalam tubuh hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat
yang merupakan sumber energi, yaitu glikogen.
1
BAB II
ISI
2
jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih
besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai
tiga sampai empat kali lebih banyak.
Dalam molekul dengan struktur bercabang cabang lebat ini, hanya satu
residu glukosil yang memiliki sebuah karbon anomerik yang tidak terkait ke
residu glukosa lainnya. Karbon anomerik di awal rantai melekat ke protein
glikogenin. Ujung lain pada rantai itu disebut ujung nonpereduksi. Struktur
yang bercabang-cabang ini memungkinkan penguraian dan sintesis glikogen
secara cepat karena enzim dapat bekerja pada beberapa rantai sekaligus dari
ujung-ujung nonpereduksi.
Di hati berlainan dengan di otot rangka dan jaringan lainnya. Glikogen hati
merupakan sumber glukosa yang pertama dan segera untuk
mempertahankan kadar glukosa darah. Di hati, glukosa 6-fosfat yang
dihasilkan dari penguraian glikogen dihidolisis menjadi glukosa oleh
glukosa 6-fosfatase, suatu enzim yang hanya terdapat di hati dan ginjal.
Dengan demikian, penguraian glikogen merupakan sumber glukosa darah
yang dimobilisasi dengan cepat pada waktu glukosa dalam makanan
3
berkurang atau pada waktu olahraga dimana terjadi peningkatan
penggunaan glukosa oleh otot.
Glikogen otot adalah sumber heksosa untuk proses glikolisis di dalam otot
itu sendiri. Sedangkan glikogen hati adalah simpanan sumber heksosa untuk
dikirim keluar guna mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya di
antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan
glikogen hati terkuras. Tetapi glikogen otot hanya terkuras setelah seseorang
melakukan olahraga yang berat dan lama
Proses glikogenesis terjadi jika kita membutuhkan energi, misalnya untuk
berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika jumlah glukosa
melampaui kebutuhan, maka dirangkai menjadi glikogen untuk menambah
simpanan glikogen dalam tubuh sebagai cadangan makanan jangka
pendekmelalui proses glikogenesis.
4
Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P +
Glukosa 1-fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP)
untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
5
reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat
glikogenesis maupun glikogenolisis.
6
Glikogenolisis merupakan reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi
molekul glukosa. Proses ini terjadi apabila tubuh membutuhkan glukosa,
untuk digunakan lebih lanjut dalam proses glikolisis. Glikogenolisis juga
dapat berarti lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain
glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di
dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Jika glukosa
dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah
untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan
glikogenolisis.
7
2. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-
fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam
reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat
sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari
ADP dan fosfat.
3. Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk
respirasi sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam /
tersimpan dalam bentuk ATP
8
asam piruvat, namun oxaloasetat dan dihidroxiaseton fosfat dapat juga
menjalani proses glukoneogenesis. Asam laktat, beberapa asam amino dan
gliserol dapat dikonversi menjadi glukosa. Glukoneogenesis hampir mirip
dengan glikolisis dengan proses yang dibalik, hanya beberapa tahapan yang
membedakannya dengan glikolisis. ATP dibutuhkan dalam tahapan
glukoneogenesis.
Glukokinase
1. Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP
Fosfofruktokinase
2. Fruktosa-6-fosfat + ATP fruktosa-1,6-difosfat + ADP
Piruvatkinase
3. Fosfenol piruvat + ADP asam piruvat + ATP
9
Gambar 2.3 Tahap Glukoneogenesis
10
(mitokondrion), yang diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat
sebelum terbentuk fosfoenol piruvat.
11
disintesis dalam glukoneogenesis, sel memerlukan 6 ATP dan 2 NADH.
Glikolisis dan glukoneogenesis tidak dapat bekerja pada saat yang sama.
Oleh karena itu, ATP dan NADH yang diperlukan pada glukoneogenesis
harus berasal dari oksidasi bahan bakar lain, terutama asam
lemak.
12
Akan tetapi manusia, primata dan guinea pig tidak bisa membuat asam
askorbat. Karena kekurangan enzim tertentu, maka L-gulonat yang
terbentuk tidak bisa diubah menjadi L-asam askorbat. L-gulonat akan
dioksidasi menjadi 3-keto-L-gulonat, yang kemudian mengalami
dekarboksilasi menjadi L-xylulose.
13
Gambar 2.4 Metabolisme Asam Uronat
Fruktosa banyak di dalam liver dan menyebabkan sintesis dari asam lemak,
meningkatkan esterifikasi dari asam lemak dan meningkatkan sekresi
VLDL. Aldolase reduktase mereduksi glukosa untuk mereduksi sorbitol ke
dalam jaringan retina, ginjal, sperma dan lain-lain. Di dalam hati,
pembentukan sorbitol berubah menjadi fruktosa oleh enzim sorbitol
14
dehidrogenase. Sorbitol tidak seperti glukosa, dia tidak bisa melewati
membran sel akibatnya sorbitol terjebak didalam sel. Ketika sorbitol
dehidgrogenasenya rendah sorbitol akan menumpuk didalam sel. Ini
menyebabkan efek osmotik meningkat, sorbitol menarik air sehingga terjadi
pembengkakan diantaranya katarak, neurophati petipheral, masalah vaskular
yang nantinya mengakibatkan retinophati dan nefrophati.
Galaktosa yang diserap usus, dengan mudah diubah menjadi glukosa dalam
hepar. "Galactose Tolerance Test" adalah suatu pemeriksaan untuk
mengetahui fungsi hepar, namun sekarang sudah jarang dipakai. Jalur yang
dipakai untuk mengubah galaktosa menjadi glukosa adalah sebagai berikut :
Galaktokinase mengkatalisis reaksi (reaksi 1) dan dalam reaksi ini
diperlukan ATP sebagai donor fosfat. Galaktosa 1-fosfat yang terbentuk
15
akan bereaksi dengan uridin difosfat glukosa (UDPG) dan menghasilkan
uridin difosfat galaktosa dan glukosa 1-fosfat. Reaksi ini dikatalisis enzim
galaktosa 1-fosfat uridil transferase, galaktosa menggantikan tempat
glukosa. Suatu epimerase mengubah galaktosa menjadi glukosa (reaksi 2).
16
Gambar 2.6 Metabolisme Galaktosa
Asam amino dalam tubuh terutama digunakan untuk sintesis protein. Tetapi,
jika asupan glukosa rendah, asam amino dapat diubah menjadi glukosa
melalui jalur yang disebut glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa
baru dari nonkarbohidrat. Jalur yang dipakai dalam glukoneogenesis adalah
modifikasi dan adaptasi dari jalur Embden-Meyerhof dan siklus asam sitrat.
Struktur asam -amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus
karboksil di sebelah kanan. Struktur asam amino secara umum adalah satu
atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus
karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue)
17
atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam
amino dengan asam amino lainnya.
18
Gambar 2.7 Metabolisme Asam Amino
19
piruvat kinase, enzim kunci glikolisis. Glukagon menghambat sintesis
glikogen seperti halnya epinephrine. Glukokortikoid mendorong enzim
kunci pada glukoneogenesis dan enzim yang berperan pada degradasi asam
amino pada glukoneogenesis.
Sintesis dan degradasi Fru-2, 6-bP dikatalisis oleh satu dan protein yang
sama. Jika enzim hadir dalam bentuk tidak terfosforilasi, ia bertindak
sebagai kinase dan mengarah ke pembentukan Fru-2,6-bP. Setelah
fosforilasi oleh cAMP-protein kinase A (PK-A), ia bertindak sebagai
fosfatase dan mendegradasi Fru-2, 6 -bP menjadi fruktosa 6-fosfat.
Kesetimbangan antara keduanya diatur oleh hormon. Epinefrin dan
glukagon meningkatkan cAMP. Sebagai hasil dari meningkat PK-A
aktivitas, hal ini mengurangi konsentrasi Fru-2,6-bP dan menghambat
glikolisis, sementara pada waktu yang sama mengaktifkan glukoneogenesis.
Sebaliknya, melalui, insulin mengaktifkan sintesis Fru-2,6-bP dan dengan
demikian terjadi glikolisis. Selain itu, insulin juga menghambat aksi
glukagon dengan mengurangi cAMP.
20
Gambar 2.8 Pengaturan Metabolisme Karbohidrat
21
bila kadar glukosa plasma sangat tinggi akan menyebabkan dehidrasi
seluler.
Pada keadaan puasa, sebagian besar glukosa tubuh berada pada insulin-
independent tissue yaitu 50% berada pada jaringan otak, 25% berada pada
hepar dan saluran pencernaan, sedangkan 25% berada pada insulin-
dependent tissue yaitu otot dan jaringan lemak (DeFronzo, 2004). Kadar
glukosa plasma akan menurun karena pasokan sumber glukosa yang berasal
dari absorbsi usus terhenti. Namun hal ini akan segera direspon oleh tubuh.
22
Terjadinya penurunan kadar glukosa plasma akan merangsang sel
pankreas untuk merespon dengan mensekresikan glukagon. Seperti yang
telah dijelaskan diatas glukagon bekerja dengan meningkatkan
glikogenolisis dan glukoneogenesis sehingga meningkatkan kadar glukosa
plasma.
Pada beberapa jam puasa tubuh mulai menggunakan energi yang berasal
dari simpanan energi. Sekitar 75% glukosa yang disekresikan oleh hepar
berasal dari pemecahan glikogen. Dalam keadaan ini kadar glukosa plasma
masih konstan. Hal ini akan menjaga kadar glukosa plasma untuk utilisasi
organ seperti otak. Namun cadangan glikogen dalam hepar hanya terbatas
dan lama-kelamaan akan menipis. Menurut Mayes (2003) setelah seseorang
puasa selama 8-12 jam maka hampir seluruh simpanan glikogen dalam hati
akan terkuras. Oleh karena itu di dalam hepar mulai dilakukan proses
glukoneogenesis.
Sesaat setelah makan, kadar glukosa plasma akan meningkat dan mencapai
puncak sekitar 60 menit setelah makan, jarang melebihi 140 mg/dl dan
kembali pada kadar sebelum makan setelah 2-3 jam. Peningkatan kadar
glukosa plasma ini akan menstimulasi sekresi insulin oleh sel pankreas.
Sekresi insulin, selain distimulasi oleh peningkatan kadar glukosa darah,
juga distimulasi oleh produksi hormon inkretin oleh usus. Insulin akan
meningkatkan penyimpanan glukosa, menghambat pembentukan glukosa
oleh hepar dan meningkatkan ambilan glukosa oleh sel otot dan lemak
sehingga menyebabkan penurunan kadar glukosa plasma. Kombinasi dari
hiperinsulinemia dan hiperglikemia ini akan menstimulasi ambilan glukosa
23
oleh jaringan perifer dan jaringan splanchnic yaitu hepar dan usus,
penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen oleh hepar dan pembentukan
triaselgliserol oleh asam lemak.
Pada keadaan normal kadar glukosa dalam darah adalah antara 80 sampai
100 mg/100 ml. setelah makan makanan sumber karbohidrat konsentrasi
glukosa darah naik hingga 120 sampai 130 mg / 100 ml, kemudian turun
manjadi normal lagi. Namun pada keadaan tertentu dimana hormon insulin
tidak mampu mengatur konsentrasi kadar glukosa darah maka akan terjadi
penumpukan glukosa dalam darah (hiperglikemi). Terjadinya gangguan
metabolisme yang kronik dan ditandai oleh hiperglikemi disebut Diabetes
Militus. kaKeadaan ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan kadar glukosa
darah dengan menggunakan berbagai macam alat pengukur kadar glukosa
yang dapat digunakan dengan mudah dan praktis pada laboratorium yang
terpercaya.
BAB III
KESIMPULAN
24
2. Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen dari glukosa
kemudian disimpan dalam hati dan otot. Proses Glikogenesis terjadi apabila
jumlah glukosa (dari makanan) yang masuk kedalam tubuh terlalu berlebih
maka glukosa tersebut akan disimpan di hati dalam bentuk glikogen.
6. Fruktosa bisa didapat dari disakarida sukrosa atau juga ditemukan sebagai
monosakarida dalam buah. Fruktosa dalam sel difosforilasi oleh
heksokinase atau fruktokinase yang akhirnya menjadi fruktosa 1 fosfat.
Galaktosa yang diserap usus, dengan mudah diubah menjadi glukosa dalam
hepar. Dalam tubuh galaktosa diperlukan bukan hanya untuk sintesis
laktosa, tetapi juga untuk membuat serebrosida, proteoglikan dan
glikoprotein. Asam amino dalam tubuh terutama digunakan untuk sintesis
protein. Tetapi, jika asupan glukosa rendah, asam amino dapat diubah
25
menjadi glukosa melalui jalur yang disebut glukoneogenesis, yaitu
pembentukan glukosa baru dari nonkarbohidrat.
26
DAFTAR PUSTAKA
David A. Bender dan Peter A. Mayes. 2006. Glikolisis dan Oksidasi Piruvat
dalam Biokimia Harper edisi 27. Jakarta: EGC
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi
XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
27
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
BAB II ISI
2.1 Glikogenesis, Glikogenolisis, dan Glukoneogenesis............................3
2.2 Uronic Acid Pathway...........................................................................14
2.3 Metabolisme Fruktosa, Galaktosa, dan Asam Amino..........................15
2.4 Pengaturan Metabolisme Karbohidrat.................................................20
2.5 Pengaturan Kadar Glukosa Darah........................................................22
DAFTAR PUSTAKA
28
MEKANISME KARBOHIDRAT
Oleh:
Andy Fini Ardhian 1115041003
Koni Prasetyo 1115041024
Mitra Dimas Sanjaya 1115041030
29
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
30