Anda di halaman 1dari 21

MINERAL

DI SUSUN OLEH :
NAMA : WIWINK INDRIANI
NIM : NH0317035

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2017
KATA PENGANTAR

1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmaT, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “MINERAL”.

      Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Mineral ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 22-Desember-2017

Penulis

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar.....................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................1
C. Tujuan....................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Mineral................................................................3
1. Ketersediaan Biologis Mineral.........................................3
2. Sumber Mineral................................................................4
3. Keracunan Karena Mineral..............................................5
B. Klasifikasi Mineral..................................................................5
1. Mineral Berdasarkan Jenisnya.........................................5
2. Mineral Berdasarkan Kegunaannya................................5
3. Mineral Berdasarkan Bentuknya......................................6
C. Akibat kelebihan dan kekurangan mineral …………………. 16

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................17
B. Saran.....................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................18

BAB I

3
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengehuan dari masa ke masa semakin
bertambah, seperti halnya dengan pada disiplin ilmu Biologi dan Kimia yang
melahirkan bdang ilmu yang disebut Biokimia. Biokimia merupakan disiplin
ilmu pengetahuan yang membahas tentang aktivitas kimia pada tubuh
makhluk hidup.
Makhluk hidup, utamanya manusia pasti membutuhkan zat-zat tertentu
dalam membantu aktivitas metabolisme dalam tubuhnya. Sehingga organ-
organ manusia dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang kadang tidak
disadari kerjanya, seperti penyerapan sari-sari makanan di usus,
penghalusan makanan di lambung dan lain sebagainya.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat
diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan
vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh,
bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian
besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO) hidrogen menjadi
uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan
tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana,
serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen
sehingga terbentuk garam anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi,
tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga
ada mineral esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang
sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu
kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam
tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh.
Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan

4
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral
non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum
diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya
tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.

B.  RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian mineral?
2. Bagaimana klasifikasi mineral?
3. Apa akibat kekurangan mineral dan kelebihan mineral ?

C.  TUJUAN
1. Mengetahui pengertian mineral.
2. Mengetahui klasifikasi mineral.
3. Memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Dasar II.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN MINERAL
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang pearnan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor dan magnesium
adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan
iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam berbagai
tahap metabolism, terutama sebagai kofaktor dalam akivitas enzim-enzim.
Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk
pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-
basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membrane sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.
Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro adalah mneral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari
100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg
sehari. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. hingga saat ini
dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial. Jumlah itu setiap waktu
bisa bertambah.
1. Ketersediaan Biologis Mineral
Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk
keperluan tubuh, namun tidak semuanya dapat dimanfaatkan. Hal ini
bergantung pada ketersediaan biologiknya (ketersediaan biologis adalah
tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh tubuh). Sebagian
zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan dicerna atau tidak
diabsorpsi dengan baik. Faktor-faktor yang memperngaruhi ketersediaan
biologik mineral dijelaskan dibwah ini.

a. Interaksi mineral dengan mineral

6
Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan
(valensi) yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan
demikian dalam ketersediaan biologiknya. Contohnya magnesium,
kalsium, besi dan tembaga yang mempunyai valensi +2. Kalsium yang
dimakan terlalu banyak akan mengahmbat absorpsi besi. Demikian
pula kebanyakan makan seng akan menghambat absorpsi tembaga.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan suplemen
mineral tanpa berkonsultasi dengan dokter.
b. Interaksi vitamin dengan mineral
Vitamin c meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada waktu
bersamaan. Vitamin d kalsiterol meningkatkan adsorpsi kalsium.
Banyak vitamin membutuhkan mineral untuk melakukan peranannya
dalam metabolsme. Misalnya koenzim tiamin membutuhkan
magnesium untuk berfungsi secara efisien.
c. Interaksi serat dengan mineral
Ketersediaan biologic mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-
bahan nonmineral di dalam makanan. Asam fitat dalam dalam serat
kacang-kacangan dan serealia serta asam oksalat dalam bayam
mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi.
Makan tinggi serat (lebih dari 35 gram sehari) menghambat absorpsi
kalsium, zat besi, seng dan magnesium.
2.Sumber Mineral
Sumber paling baik mineral adalah makan hewani, kecuali
magnesium yang lebih banyak terdapat di dalam makanan nabati. Hewan
memperoleh mineral dari tumbuh-tumbuhan dan menumpuknya di dalam
jaringan tubuhnya. Di samping itu, mineral berasal dari makanan hewani
mempunyai ketersediaan biologic lebih tinggi dari pada yang berasal dari
makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih sedikit bahan
pengikat mineral daripada makanan nabati.

7
Keracunan Karena Mineral
Mineral dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan keracunan
(toksik). Pekerja tambang bila tidak berhati-hati dapat mengalami
keracunan mineral, terutama mangan. Sifat toksik ini perlu mendapat
perhatian dalam penggunaan suplemen mineral.

B. Klasifikasi Mineral
1. Berdasarkan jenisnya, klasifikasi mineral dibagi atas :
a. Mineral Organik
Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita,
yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap
hari seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan,
atau vitamin tambahan.
b. Mineral Anorganik
Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi
tubuh kita. Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi
Teroksidasi), Mercuri, Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-
bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain.
2. Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, klasifikasi mineral
dibagi atas :
a. Mineral Esensial.
Mineral adalah Komponen anorganik yang terdapat dalam tabel
periodik unsur. Di antara mineral yang ada di alam, hanya sekitar 17
Mineral yang diperlukan oleh tubuh manusia, yaitu yang disebut
dengan mineral esensial. Mineral esensial dapat di kelompokan
menjadi mineral makro (macro mineral) dan mineral mikro (trace
mineral). Yang termasuk mineral makro adalah kalsium (Ca), fosfor
(P), Magnesium (Mg), sodium (Na), klor (Cl), potassium (K), dan Sulfur

8
(S). Sedangkan yang termasuk mineral mikro adalah adalah iodin (I),
seng (Zn), besi (Fe), tembaga (Cu), Flor (F), Selenium (Se),
Molibdenun (Mo), Mangan (Mn), dan Cobalt (Co).
b. Mineral Nonesensial
Logam  nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna,
atau belum diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga
hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan
keracunan. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya bagi makhluk
hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), kadmium (Cd),
dan aluminium (Al).
3. Berdasarkan bentuknya, klasifikasi mineral dibagi atas :
a. Mineral Makro
Yang termasuk mineral makro antara lain : natrium, klor,
kalsium, kalium, fosfor, magnesium, dan sulfur.
1). Kalsium
Tubuh manusia mengandung sekitar 22 gram kalsium per kg
berat badan tanpa lemak. Kira-kira 99 persen kalsium terdapat
dalam tulang dan gigi. Komposisi belum diketahui secara jelas,
namun diperkirakan menyerupai suatu hidroksiapatit
Ca10(PO4)6(OH)2.
Peranan kalsium tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi
tersebut diatas, namun juga memegang peranan penting pada
berbagai proses fisiologik dan biokhemikdi dalam tubuh, seperti
pada pembekuan darah, eksitabilitas syaraf otot, kerekatan seluler,
tranmisi impul-impul syaraf, memelihara dan meningkatkan fungsi
membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormone.
Kerangka tulang yang merupakan cadangan besar kalsium
komplek yang tidak larut, berada dalam keseimbangan dinamik
dengan kalsium bentuk larut di dalam sirkulasi.

9
Walaupun terutama mekanisme homeostatic yang mengontrol
kadar kalsium dalam plasma adalah kelenjar paratiroid dan
metabolit vitamin d aktif, namun sejumlah hormone, vitamin dan
penghambat klasifikasi biologic dapat mempengaruhi tubuh dalam
metabolism kalsium.
Kadar kalsium dalam sirkulasi darah kira-kira konstan sekitar
10 mg/ 100 ml, dan biasanya kalaupun bervariasi tidak sampai 10
persen. Kurang dari 50 persen kalsium dalam darah dan cairan
lainnya berada dalam bentuk ion bebas; sekitar jumlah yang sama
terkait pada protein, terutama albumin dan globulindan jumlah yang
sangat sedikit merupakan ikatan kompleks dengan asam organic
seperti sitrat atau asam anorganik seperti sufat dan fosfat.
Kalsium diperlukan dalam mengaktifkan enzim-enzim lipase.
ATP-ase dari aktomisin dan myosin, kholinesterase serta
dehidrogenase suksinik. Peranan kalsium dalam pembekuan darah
ada hubunganny dengan vitamin k. mineral ini tampaknya diperluka
untuk mengaktifkan protrombin yang berperan dalam rentetan
proses pembekuan darah.
Bahan makanan yang kaya akan kalsium adalah susu dan hasil
olahnya (kecuali mentega) seperti keju dan es krim. Di samping itu
sayur-sayuran tertentu, brokoli, kacang-kacangan dan buah-
buahan juga merupakan sumber kalsium.
2). Fosfor
Tubuh manusia mengandung sekitar 12 gram fosfor per
kilogram jaringan tanpa lemak. Dari jumlah ini kira-kira 85 persen
terkandung dalam kerangka tulang. Di dalam plasma terdapat
fosfor sekitar 3.5 mg/100 ml plasma. Bila butir darah merah
termasuk maka total fosfod dalam daran antara 30-45 mg/100 ml
darah.

10
Fosfat organic merupakan bagian dari struktur badan sel dan
terlibat dalam fungsi seluler. Fosfor adalah bagian dari senyawa
tinggi energy ATP yang diperlukan dalam suplai energy untuk
kegiatan seluler. Oksidasi karbohidrat dalam membentuk ATP juga
memerlukan fosfor karena fosforilasi adalah langkah yang harus
dilalui dalam metabolism monosakarida. Fosfolipid adalah
kmponen dari semua membrane seluler dan factor penentu
permeabilitas seluler. DNA dan RNA yang merupakan genetic
utama bertanggung jawab dalam reproduksi sel, pertumbuhan dan
sintesis protein adalah senyawa fosforilasi.
Konsumsi pangan kurang fosfor jarang dijumpai pada manusia.
Karena perannya yang sangat penting dalam metabolism pada
jaringan hewan dan tanaman maka mineral ini umumnya terdapat
dalam setiap bahan makanan.
Akhir-akhir ini fosfor kurang dapat perhatian dalam
perencanaan pangan karena umumnya ditemukan bila konsumsi 
kalsium dan protein cukup, maka konsumsi fosfor juga cukup.
Kebutuhan fosfor untuk orang dewasa di Amerika Serikat
diperkirakan o.8-1.5 gram per hari.
Fosfor dalam makanan diabsorpsi dalam bentuk fosfat bebas.
Kira-kira 60-70 persen fosfor dari makanan dapat diserap. Berbagai
makanan mengandung fosfor yang tidak langsung dapat digunakan
tubuh karena usus manusia relative kekurangan enzim fosfatase
yang penting untuk hidrolisa ester-ester organic. Senyawa ester
fosfat organik dapat mempengaruhi adsorpsi kalsium, karena
membentuk garam kalsium yang tidak larut di dalam lumen usus.

3). Magnesium

11
Dalam tubuh manusia terdapat sekitar 0.5 gram per kilogram
jaringan bebas lemak, di mana kira-kira 60 persennya berada
dalam jaringan tulang. Fungsi magnesium (Mg) di dalam jaringan
keras belum diketahui secara jelas. Sebanyak sepertiga dari
magnesium tersebut berada dalam kombinasi dengan fosfat,
sisanya melekat secaara bebas pada permukaan struktur mineral.
Sejumlah kecil magnesium terlarut dalam cairan ekstraseluler dan
mudah bertukar dengan yang melekat pada permukaan tulang.
Hanya 1-3 mg magnesium terdapat dalam setiap 100 ml serum;
dari jumlah ini 35 peresen terikat pada protein atau terikat secara
kompleks dengan substansi lainnya yang sulit tidak bisa
bertukaran.
Di antara sel-sel jaringan lemak, konsentrasi magnesium lebih
tinggi daripada mineral lainnya kecuali kalium. Kehilangan
magnesium tubuh biasanya berkaitan dengan pemecahan jaringan
dan destruksi sel. Magnesium digunakan untuk respirasi seluler,
khususnya dalam fosforilasi oksidatif pada pembentuka ATP.
Pada kenyataannya magnesium diperlukan untuk semua
system perubahan fosfat. Dalam beberpa perubahan fosfat
termasuk ATP dan ADP, magnesium digantikan oleh mangan (Mn)
sebagai perangsang aktifitas enzim. Magnesium merupakan
activator semua reaksi enzimatik yang memerlukan ATP: oksidasi
piruvat, konversi ketoglutarat menjadi KoA suksinil dan reaksi
transketolase dari perputaran pentose monofosfat. Beragam reaksi
dalam metabolism lamak dan protein juga memerlukan kalsium.
Perubahan KoA menjadi asetat dan asam kholik membentuk KoA
asetil dan KoA kholik serta sintesis DNA dan RNA.

4). Natrium

12
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler .
35-40 % terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna,
sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung banyak
natrium.
Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber
natrium yang lain berupa monosodium glutamate (MSG), kecap
dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Makanan
yang belum diolah, sayur dan buah mengandung sedikit natrium.
Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega dan
makanan laut lainnya. Fungsi dari natrium antara lain :
a) Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen
ekstraseluer.
b) Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar
dari darah dan masuk ke dalam sel.
c) Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan
mengimbangi zat-zat yang membentuk asam.
d) Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.
e) Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat
gizi lain melalui membrane, terutama melalui dinding usus
sebagai pompa natrium.
5). Besi
a). Penyebaran besi dalam tubuh
Jumlah seluruh besi di dalam tubuh orang dewasa
terdapat sekitar 3.5 g, di mana 70 persennya terdapat dalam
hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan (iron
storage) yang terdiri dari feritin dan hemosiderin terdapat dalam
hati, limfa dan susum tulang.
Besi simpanan ini berfungsi sebagai cadangan untuk
memproduksi hemoglobin dan ikatan-ikatan besi lainnya pyang

13
mempunyai fungsi fisiologis. Jumlah besi simpanan dapat
bervariasi dengan selang yang cukup lebar tanpa
mempengaruhi kesehatan. Komponen besi lainnya dalam
jumlah yang sangat kecil terdapat dalam jaringan padat.
Mioglobin yang mengandung sekitar empat persen dari besi
total adalah protein yang memberikan warna merah pada otot
tulang.
Bagian besi lainnya terdapat di dalam berbagai enzim
oksidatif antara lain katalase, mitokondria, sitokrom dan
flavoprotein. Meskipun ikatan ini merupakan komponen kecil,
nemun memiliki fungsi yang sangat penting di dalam tubuh
(Dallman, 1981).
Dilaporkan bahwa kekurangan besi dapat menurunkan
kekebalan individu, sehingga sangat peka terhadap serangan
bibit penyakit. Hal ini berhubungan erat dengan menurunnya
fungsi enzim pembentuk antibody seperti mieloperoksidase
sebagai akibat kekurangan besi tersebut (Basta, 1977).
Dalam hal penyebaran besi di dalam tubuh, Fairbanks,
dkk., (1971) mengemukakan angka yang sedikit berbeda, yaitu
seperti tercantum pada tabel.
Bagian Banyaknay besi Persentase
(mg)
Hemoglobin 2500 67.19
Cadangan (feritin 1000 26.87
dan hemosiderin)
Mioglobin 130 3.50
Pool labil 80 2.15
Enzima 8 0.21

14
Pengangkutan 3 0.08
Jumlah 3721 100.00

Jumlah besi dalam tubuh diatur terutama oleh penyerapan


yang bervariasi. Bila besi simpanan berkurang, maka
penyerapan besi akan meningkat. Mekanisme
kompensasihomeostatik ini dapat merupakan proteksi terhadap
kemungkinan berkembangnya kurang besi karena makanan
yang kandungan besinya kurang. Namun demikian khususnya
pada wanita dan anak-anak, jumlah cadangan besi secara
proporsional lebih kecil. Oleh karena itu pada kedua golongan
tersebut proteksi terhadap kekurangan besi sangat kurang,
khususnya kemungkinan kurang besi karena rendahnya besi
dalam makanan, infestasi parasit dan menstruasi pada wanita.
Banyak besi yang dimanfaatkan untuk pembentukan
hemoglobin umumnya sebesar 20-25 mg per hari. Pada kondisi
dimana sumsum tulang berfungsi baik, dapat memproduksikan
sel darah merah dan hemoglobin sebesar enam kali.
Besi yang berlebihan disimpan sebagai cadangan dalam
bentuk feritin dan hemosiderin di dalam sel parenkhim hepatic,
sel retikuloendotelial sumsum tulang hati dan limfa.
Ekskresi besi dari tubuh sebanyak 0.5-1.0 mg per hari,
dikeluarkan bersama-sama urine, keringat dan feses. Dapat
pula besi dalam hemoglobin keluar dai tubuh melalui
pendarahan, menstruasi dan saluran urine.

6). Kalium

15
Seperti halnya natrium, kalium (K) merupakan kation penting
di dalam cairan intraseluler yang berperan dalam keseimbangan
pH dan osmolalitas. Tubuh manusia mengandung 2.6 mg kalium
per kilogram berat badan bebas lemak, sel-sel syaraf dan otot
mengandung banyak kalium. Dalam jumlah kecil mineral ini
dijumpai dalam cairan ekstraseluler; kadar K dalam serum adalah
14-22 mg/ 100 ml. tampaknya kalium mempunyai kemampuan
menerobos membrane sel lebih besar dibandingkan dengan
natrium.
Ion kalium diperlukan dalam metabolism karbohidrat dan
protein, namun mekanismenya belum jelas diketahui.
Pembentukan glikogen dan degradasi glucose memerlukan kalium.
Kekurangan kalium jarang diakibatkan oleh makanan kurang
mengandung mineral ini. Kekurangan kalium umumnya disebabkan
karena ekskresi yang berlebihan melalui ginjal, juga dapat terjadi
karena muntah-muntah yang berlebihan, atau diare yang berat.
Pengaruh kekurangan kalium terutama pada otot yaitu lemak
urat dan dapat menimbulkan kelumpuhan. Pengobatan defisiensi
kalium harus dilakukan sangat berhati-hati, karena bila terlalu cepat
dan banyak kalium masuk ke dalam pembuluh darah malahan
dapat menimbulkan hiperkalemia yang lebih serius dari pada
hipokalemia.
7). Khlorida
Ion klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstraseluler
dan berada dalam betuk kombinasi dengan natrium diberbagai
bagian, meskipun dalam jumlah sedikit terikat pada protein dan
substansi lainnya. Kurang dari 15 persen total klorida tubuh terletak
secara intraseluler. Klorida dalam darah dan eritrosit yang biasa

16
dikenal sebagai “chloride shift” suatu mekanisme homeostatic
pertama dalam mengontrol pH darah.
Walaupun klorida bersama natrium umumnya dianggap
berfungsi dalam mempertahankan pH dan osmolaritas cairan
ekstraseluler, ion klorida juga berfungsi sebagai activator amylase
dan penting dalam pembentukan HCl lambung. Hal ini sangat
menarik karena meskipun klorida biasanya diangkut melewati
membrane biologic oleh diffuse pasif, namun dalam lambung dan
mukosa usus ion klorida diangkut secara aktif.
Factor-faktor yang menyeebabkan terjadinya kehilangan
natrium juga dapat menimbulkan kehilangan klorida. Muntah-
muntah menyebabkan kehilangan yang dihasilkan oleh getah
lambung.
b.Mineral Mikro
Kegunaan mineral mikro lain untuk manusia belum diketahui dengan
pasti. Pengetahuan yang ada banyak diperoleh dari hasil penelitian
dengan hewan.
1). Silicon(Si)
Silicon baru dianggap sebagai zat gizi esensial sejak 20 tahun lalu,
knsentrasi tertinggi terdapat dalam epidermis dan jaringan ikat. Silicon
berperan dalam memulai klasifikasi tulang dan mempengaruhi sintesisi
kolagen. Silicon diabsorpsi dalam bentuk asam silikat dan diekskresi
melalui urin. Konsentrasi rata-rata dalam plasma adalah 0.5 nmg/liter.
Silicon terutama terdapat dalam makanan nabati terutama biji-bijian
dan serealia utuh. Bir menganding silicon dalam konsentrasi tingi.
2). Vanadium (Va)
Vanadium berasal dari nama dewi skandinavia yang
menggambarkan kecantikannya, kemudaan, dan kekemilauan.
Vanadium diduga berperan dalam fungsi enzim-enzim yang berkaitan

17
dengan fosforilasi. Vanadium diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tulang serta untuk reproduksi normal.
Sumber baik vanadium adalah serealia dan hasilnya. Daging,
ikan dan unggas merupakan sumber yang sedang.
3). Timah (Pb)
Timah dalam jaringan tubuh mula-mula hanya dianggap sebagai
kontaminasi lingkungan. Belakangan terbukti bahwa timah pada tikus
meningkatkan pertumbuhan. Timah cenderung membentuk ikatan
kovalen seperti halnya karbon. Timah mempunyai pengaruh induksi
terhadap enzim oksigease hem, yang menyebabkan pemecahan hem
dalam ginjal dan mengganggu fungsi sel yang bergantung pada hem.
Belum banyak diketahui tentang kandungan timah dalam makanan.
4). Nikel (Ni)
Nikel pada tahun 1974 ditemukan sebagai zat gizi esensial untuk
ayam, tikus dan kambing. Nikel terdapat di dalam DNA dan RNA.
Fungsinya mungkin menstabilisasi struktus asam nukleat dan protein
atau sebagai kofaktor atau komponen structural berbagai enzim.
Kekurangan nikel dapat menyebabkan kerusakan hati dan alat tubuh
lain. Sumber baik nikel adalah kacang-kacangan, serealia, dan produk
serealia. Makanan hewani hanya sedikit mengandung nikel.
5). Arsen (As) dan Boron (Bo)
Arsen diduga merupakan zat gizi esensial lain. Kebenarannya
masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian pada tikus dan
anjing percobaan menunjukkan bahwa boron berpengaruh terhadap
metabolism mineral mikro. Suplementasi boron pada perempuan
sesudah menopause, dapat mencegah kehilangan kalsium dan
demineralisasi tulang.

18
Mineral mikro lain yang masih memerlukan pembuktian tentang
kegunaannya adalah perak (Ag), merkuri (Hg), stanum (Sn), barium
(Ba), cadmium (Cd) dan arsen (As).
c. Akibat kelebihan dan kekurangan mineral
Kelebihan satu mineral dalam tubuh juga dapat berpengaruh pada
metabolisme tubuh yaitu sebagai berikut :
1) Ca : mengkonsumsi kalsium dosis tinggi dapat menyebabkan nyeri
lambung dan diare
2) Mg : dapat mengakibatkan diare
3) Na : meningkatkan tekanan darah tinggi dan beresiko terhadap stroke
dan serangan jantung
4) P : nyeri lambung dan jika konsumsi dosis tinggi dalam waktu lama
dapat menurunkan jumlah kalsium dalam tubuh sehingga tulang lebih
beresiko terhadap afraktur.
5) Kalium : menyebabkan nyeri lambung, mual dan diare
6) Fe : konstipasi, mual dan nyeri lambung.
7) Boron : mengurangi fertilitas pada pria dan boron banyak terdapat
pada sayuran dan kacang-kacangan
8) Cobalt : berpengaruh pada jantung dan berpengaruh menurunkan
fertilitas pada pria
Kekurangan mineral ini jarang terjadi jika kita mengkonsumsi makanan
yang bervariasi. Akibat Kekurangan Mineral :
1) Kekurangan natrium: gangguan jantung dan ginjal, lelah, kejang otot.
2) Kekurangan kalium : lemah otot, gangguan pernapasan & denyut
jantung
3) Kekurangan kalsium : pembekuan darah lambat, tulang dan gigi rapuh,
pertumbuhan lambat, kejang otot.
4) Kekurangan fosfor : tulang dan gigi rapuh, hilang napsu makan,
rakhitis, lesu, sakit  tulang.

19
BAB III
 PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian
pengendalian komposisi cairan tubuh 65%. Untuk pemeliharaan fungsi tubuh,
manusia memerlukan mineral dalam jumlah tertentu. Mineral yang
dibutuhkan tubuh hingga saat ini dikenal dengan nama mineral makro dan
mineral mikro.Intake (asupan) makanan sehari-hari, membantu manusia
mendapatkan zat yang diperlukan tubuh. Dinamakan mineral mikro, karena
tubuh hanya memerlukan dalam jumlah kurang dari 100 mg saja. Jumlah
yang memang sangat kecil, tapi sudah mencukupi bagi tubuh.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan
organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan,
yaitu mineral makro dan mineral mikro.

B.  SARAN
1. Sebagai manusia, kita perlu menjaga keseimbangan asupan nutrisi dan
selalu menjaga kesehatan.
2.  Mineral Mikro walaupun sedikit asupannya bagi tubuh,tetapi perlu terus di
jaga agar tubuh tidak mengalami defisiensi mineral.
3. Semoga dengan adanya Makalah ini baik penyusun maupun pembaca
dapat memahami akan pentingnya mineral miro dalam kehiduan sehari-
hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

Susnita Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia


Pustaka Utama.
Dr.Feri Kusnandar,MSc. 2010. Kimia Pangan Komponen makro. Jakarta:
PT.DIAN RAKYAT.
Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : kansius.
Wibham Hatta. 2007.  Kimia Organik dan hayati. Jakarta : PT. Glora Aksara.

21

Anda mungkin juga menyukai