Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH TUGAS MATA KULIAH GIZI DAN DIET

ZAT GIZI MIKRO (NUTRISI MINERAL)

DOSEN PEMBIMBING:
DALI, SKM, M.Kes.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. SURAYA (P00320022166)

2. HASTITA BIRA (P00320022167)

3. SULISTIANI (P00320022168)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-III KEPERAWATAN BUTON
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................... 2

D. Manfaat ................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4

A. Pengertian Mikronutrien ....................................................................... 4

B. Gambaran Umum Mikronutrien (Makro Mineral Dan Mikro Mineral) 5

C. Karakteristik Mineral (Makro Mineral dan Mikro Mineral) ................. 6

D. Klasifikasi Mineral ............................................................................... 9

E. Jenis dan Fungsi Mineral Bagi Tubuh ................................................ 13

F. Sifat Mineral ........................................................................................ 17

G. Sumber Masing-masing Mineral ........................................................ 24

H. kebutuhan Masing-masing Mineral dan Pengaruhnya........................ 29

I. Pencernaan dan Metabolisme Mineral ................................................. 31

J. Upaya Menjaga Keutuhan Kandungan Mineral................................... 36

K. Efek Kekurangan dan Kelebihan Mineral .......................................... 36

L. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Mineral ............................... 38

M. Masalah Kesehatan yang Berkaitan Dengan Mineral ........................ 40

N. Hasil Penelitian Tentang Mineral Yang Berhubungan


Dengan Kesehatan .............................................................................. 41

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 42

i
A. Simpulan ............................................................................................ 42

B. Saran ................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 44

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zat mikro adalah zat gizi berupa vitamin dan mineral, yang walaupun

kuantitas kebutuhannya relative sedikit namun memiliki peranan yang sangat

pentingpada proses metabolism dan beberapa peran liainnya pada organ tubuh.

Kekurangan akan zat gizi mikro esensial secara luas menimpah lebih dari seratus

juta penduduk Indonesia. Asupan yang cukup serta ketersediaan vitamin dan

mineral yang esensial secara erat berkaitan dengan kelangsungan hidup,

perkembangan fisik dan mental, kesehatan yang baik, serta kesejahteraan

menyeluru dari semua individu dan masarakat.

Zat gizi mikro yang penting bagi tubuh antara lain zat besi, dna asam volat

(vitamn B9) kekuran zat gizi mikro yang paling umum di jumpai adalah

kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia. Berdasarkan kelompok umur,

penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar 18,4% pada

kelompok umur 15-24 tahun. Selain kekurangan zat besi, sering di jumpai juga

kekurangan asupan asam volat. Kurangnya asupan asam volat dapat mengganggu

proses metabolism dalam tubuh, menimbulakan berbagai kelainan saraf,

berkurangnya memori, dan mempengaruhi perkembangan fetus pada wanita hamil.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian mikronutien dan mineral?

2. Bagaimana gambaran umum mikronutrien (makro mineral dan mikro

mineral)?

3. Bagaimana karakteristik mineral (makro mineral dan mikro mineral)?

1
4. Bagaimana klasifikasi mineral?

5. Bagaimana Jenis dan fungsi masing-masing mineral?

6. Bagaimana sifat mineral?

7. Dari mana sumber masing-masing mineral?

8. Bagaimana kebutuhan masing-masing mineral dan pengaruhnya?

9. Bagaimana pencernaan dan metabolism mineral?

10. Bagaimana upaya menjaga keutuhan kandungan mineral?

11. Bagaimana efek kelebihan dan kekurangan mineral?

12. Apa saja factor yang mempengaruhi kebutuhan mineral?

13. Apa saja masalah kesehatn yang berkaitan dengan mineral?

14. Bagaimana hasil-hasil penelitian tentang mineral yang berhubungan dengan

kesehatan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian mikronutien dan mineral

2. Untuk mengetahui gambaran umum mikronutrien (makro mineral dan

mikro mineral)

3. Untuk mengetahui karakteristik mineral (makro mineral dan mikro mineral)

4. Untuk mengetahui klasifikasi mineral

5. Untuk mengetahui Jenis dan fungsi masing-masing mineral

6. Untuk mengetahui sifat mineral

7. Untuk mengetahi masing-masing sumber mineral

8. Untuk mengetahui kebutuhan masing-masing mineral dan pengaruhnya

9. Untuk mengetahui pencernaan dan metabolism mineral

10. Untuk mengetahui upaya menjaga keutuhan kandungan mineral

2
11. Untuk mengetahui efek kelebihan dan kekurangan mineral

12. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi kebutuhan mineral

13. Untuk mengetahi masalah kesehatn yang berkaitan dengan mineral

14. Untuk mengetahui Hasil-hasil penelitian tentang mineral yang berhubungan

dengan kesehatan

D. Manfaat

1. Pembaca lebih mengenal apa itu zat gizi mikronutrien dan bagaimana fungsi

drai setiap makan yang kita konsumsi tersebut

2. Dari hasil pembahasan tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa

pentingnya asupan zat gizi mikronutrien pada kesehatan tubuh dan fungsi

organ lain

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikronutrien

Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang di butuhkan oleh tubuh

dalam jumblah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam

pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan

sistem reproduksi. Yang termasuk mikro nutrien adalah vitamin (baik yang larut air

maupun larut lemak) danmineral. Mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu

makro mineral dan mikro mineral, Makro mineral adalah mineral yang dibutuhkan

tubuh sebanyak minimal 100mg per hari (contoh: kalsium, fosfor), sedangkan

mikromineral (trace elements) adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah

kurang dari 100 mg per hari (contoh: seag, besi).

Ada pula mikro mineral dibutuhkan dalam jumlah hanya beberapa mikrogram

per hari, seperti cuprum dan molib denum. Mikro nutrien diperoleh dari luar tubuh

seperti dari makanan atau suplemen.karena tubuh tidak mampu memproduksinya

dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan tubuh. Meskipun hanya

dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, mikro nutrien sangat

dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan zat gizi mikro dapat meningkatkan resiko

terserang penyakit menular, kematian akibat diare, campak. malaria dan paru-paru.

Kondisi tersebut merupakan bagian dari 10 penyebab utama kematian di dunia saat

ini. WHO mencatat bahwalebih dari 2000 juta penduduk di dunia menderita

kekurangan vitamin dan mineral, terutama vitamin A. yodium, besi dan seng.

4
B. Gambaran Umum Mikronutrien (Makro Mineral Dan Mikro Mineral)

Makronutrien dan mikronutrien adalah bagian penting dari zat gizi.

Makronutrien merupakan gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, sedang

mikronutrien dibutuhkan dlam jumlah lebih sedikit. Berikut adalah contoh

makronutrien dan mikronutrien beserta masing-masing manfaatnya.

1. Contoh Makronutrien

a. Karbohidrat

Karbohidrat ditemukan secara alami dalam pada makanan nabati, seperti

biji-bijian. Karbohidrat dipecah oleh tubuh menjadi bentuk glukosa,

menciptakan sumber energi utama tubuh.

b. Protein

Protein adalah makronutrien yang dibutuhkan untuk struktur, fungsi,

pengaturan jaringan dan organ tubuh, serta sangat penting untuk membangun

massa otot. Asam amino menyusun komposisi kimia protein. Protein dapat

ditemukan pada daging sapi, telur, ikan, tahu, tempe, dan lainnya.

c. Lemak

Lemak, adalah senyawa organik dari asam lemak, minyak, hormon, dan

membran lainnya. Lemak tidak larut dalam air dan memiliki peran penting di

dalam tubuh. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi, mengatur hormon,

mengangkut nutrisi yang larut dalam lemak, dan lainnya. Lemak dapat

ditemukan pada daging sapi, daging kambing, ikan salmon, ikan makarel,

kacang kenari, kacang kedelai dan lainnya.

2. Contoh Mikronutrien

5
Mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral. Vitamin merupakan zat

organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk digunakan dalam

proses metabolisme seperti respirasi, pertumbuhan dan fungsi kekebalan tubuh.

Sementara mineral didefinisikan sebagai zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh

untuk proses metabolisme seperti pertumbuhan, perbaikan dan kesehatan tulang.

Beberapa contoh dari kedua kategori mikronutrien adalah:

a. Vitamin

Vitamin A- Terdapat dalam makanan seperti wortel, daging sapi, dan produk

susu seperti keju dan krim

• Vitamin C- Terdapat dalam buah-buahan seperti jeruk dan paprika

• Vitamin K- Terdapat dalam sayuran berdaun hijau seperti kangkung dan

selada

• Vitamin B kompleks- Terdapat pada daging, sayuran hijau dan lainnya.

b. Mineral

• Zat Besi- Dapat ditemukan dalam sayuran hijau seperti bayam, dan kacang

putih

• Kalsium- Dapat ditemukan dalam produk susu dan brokoli

• Kalium- Dapat ditemukan dalam pisang dan lainnya.

C. Karakteristik Mineral (Makro Mineral dan Mikro Mineral)

1. Jenis-Jenis Makro Mineral

Beberapa jenis mineral yang termasuk ke dalam kelompok makro mineral

adalah:

a. Fosfor

6
Fosfor merupakan satu dari empat jenis makro mineral. Dalam tubuh, zat ini

memiliki fungsi penting sebagai komponen pembentuk enzim dan sel. Selain itu,

mineral ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang dan

mengoptimalkan metabolisme tubuh. Idealnya, tubuh membutuhkan asupan fosfor

tidak kurang dari 700 mg per hari.eberapa makanan yang menjadi sumber fosfor di

antaranya daging ayam, ikan, dan sapi.

b. Kalsium

Kalsium merupakan mineral yang memiliki banyak peranan penting dalam

kesehatan tubuh. Selain menjaga kepadatan tulang, kalsium juga berperan dalam

pembekuan darah saat luka, mengaktifkan berbagai enzim penting dalam tubuh, dan

bahkan dapat mencegah preeklampsia. Beberapa contoh makanan yang kaya akan

kalsium adalah susu, yoghurt, keju, dan makanan laut. Umumnya, tubuh

membutuhkan asupan kalsium sebanyak 1200 mg per hari. Kebutuhan ini bisa

berbeda-beda sesuai usia atau kondisi kesehatan seseorang.

c. Magnesium

Mineral lain yang juga termasuk ke dalam jenis makro mineral adalah

magnesium. Magnesium diperlukan dalam pengaturan tekanan darah, gula darah,

dan kontraksi otot. Mineral ini juga berperan dalam menghantarkan sinyal pada

saraf, mengaktifkan beberapa enzim dalam tubuh, serta menjaga keseimbangan

elektrolit. Magnesium banyak terkandung dalam beberapa jenis makanan, seperti

sayuran hijau, alpukat, kacang-kacangan, dan cokelat hitam. Dalam sehari, tubuh

memerlukan 320-420 mg asupan magnesium.

d. Natrium

7
Mineral yang satu ini sangat populer di khalayak karena banyak terkandung

dalam garam dan bahan penguat rasa. Walau sering dikaitkan dengan penyakit

hipertensi dan dijadikan “musuh” bagi penderitanya, tubuh sebenarnya tetap

membutuhkan asupan natrium untuk membantu menjaga keseimbangan kadar air

dalam tubuh. Asupan natrium yang ideal dalam sehari adalah tidak lebih dari 1500

mg atau sekitar setengah sendok teh garam dapur. Jika kamu merasa kesulitan

mengurangi garam dalam masakanmu, kamu bisa mencoba mengurangi konsumsi

makanan instan seperti makanan kaleng atau saus-saus yang tinggi akan sodium.

2. Jenis-Jenis Mikro Mineral

Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, bukan berarti jenis

mineral ini tidak penting. Mikro mineral juga memiliki macam-macam peranan

dalam fungsi tubuh. Berikut adalah beberapa jenis mikro mineral dan fungsinya:

a. Yodium

Yodium merupakan bagian penting dari hormon tiroid yang berperan dalam

mengatur seluruh proses metabolisme dalam tubuh. Kekurangan yodium dapat

menyebabkan gejala hipotiroid, seperti kenaikan berat badan dan munculnya

gondok. Umumnya, tubuh memerlukan sekitar 150 mcg asupan yodium per hari.

Yodium banyak ditemukan dalam makanan laut, seperti ikan, udang, dan rumput

laut. Namun, menggunakan garam dapur beryodium pada masakan rumah

sebenarnya sudah mencukupi kebutuhan mineral ini.

b. Mangan

Mangan memainkan peranan penting dalam tubuh, yaitu regenerasi sel darah

merah, pembentukan tulang, dan melancarkan siklus reproduksi. Mineral ini

8
banyak ditemukan dalam udang, gandum, serta beberapa jenis biji-bijian. Idealnya,

tubuh orang dewasa memerlukan sekitar 2 mg asupan mangan per hari.

c. Selenium

Selenium diperlukan tubuh untuk metabolisme hormon tiroid, pembentukan

DNA, serta mencegah kerusakan sel-sel dalam tubuh. Selenium banyak terdapat

dalam daging ayam, ikan, telur ikan, kacang-kacangan, jamur, misalnya jamur

shitake, dan biji-bijian. Sesuai dengan jenisnya yang merupakan mikro mineral,

tubuh hanya membutuhkan asupan selenium sekitar 55 mcg per hari.

d. Kromium

Kromium juga termasuk ke dalam jenis mikro mineral. Tubuh membutuhkan

asupan mineral ini untuk membantu menjaga dan mengatur kadar glukosa dalam

darah, serta untuk mengaktifkan hormon insulin. Bukan cuma itu, kromium juga

berperan dalam mengoptimalkan metabolisme tubuh. Mikro mineral yang satu ini

banyak didapatkan dalam daging, sayuran, dan produk olahan susu. Idealnya, tubuh

membutuhkan asupan kromonium sekitar 25-35 mcg per hari. Meski tergolong

sangat sedikit, kekurangan asupan kromium dapat berpengaruh dalam metabolisme

karbohidrat, protein, dan lemak.

Mineral memiliki banyak peranan dalam fungsi tubuh. Namun, perlu diingat,

terlalu banyak mineral juga tidak baik untuk tubuh, terutama bila memang sudah

ada gangguan kesehatan, seperti gagal ginjal, sebelumnya.

D. Klasifikasi Mineral

Mineral adalah salah satu asupan nutrisi penting yang sangat diperlukan oleh

tubuh agar bisa berfungsi dengan baik. Nah sebenarnya, mineral adalah zat

anorganik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Meski demikian, fungsi

9
mineral cukup beragam sehingga mampu mendorong sistem metabolisme tubuh

secara maksimal.

Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi

Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan

komposisi kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar

X berdasarkan hukum fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara

komposisi kimia dengan struktur Kristal. Dana membagi mineral menjadi 8

kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok Native Element (Unsur Murni)

Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan

dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas

ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya

sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu

akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun

tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. sistem kristalnya adalah

isometrik. Contoh mineral dari kelompok Native Element : emas (Au), perak (Ag),

Platina (Pt), tembaga (Cu), bismuth (Bi), arsenic (As).

2. Kelompok Sulfida

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk

dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya

unsur utamanya adalah logam (metal).Pembentukan mineral kelas ini pada

umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur

yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau

sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari

10
magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Beberapa

penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya

umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan

yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat

logam. Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit

(Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2).

3. Kelompok Oksida & Hidroksida

Mineral oksida merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur

tertentu dengan gugus anion oksida (O2-). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat

persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih

sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding

mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang

paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium.

Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit

(Fe2O3), kassiterit (SnO2), Zincite (ZnO), Magnetit (FeFe2O4), Kalium Nitrat

(KNO3),dll

4. Kelompok Halida

Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif,

seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah (<

5).Contoh mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit

(Na3AlF6).

5. Kelompok Karbonat

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”,

umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”,

11
CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama

yang membentuk batuan sedimen.

Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton.

Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang

membentuk gua (caves).

Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah

dolomite (CaMg(CO3) 2, calcite (CaCO3), magnesite (MgCO3), niter (NaNO3),

borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O), nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).

6. Kelompok Sulfat

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam

dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada

daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan

menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Contoh-contoh mineral

yang termasuk kedalam kelas ini adalah Barite (BaSO4), Celestite (SrSO4),

Anhydrite (CaSO4), angelsit dan Gypsum (CaSO4·2H2O). Juga termasuk

didalamnya mineral molybdate (Li2MoO4), selenate (SeO42–), sulfite (SO32−), dll.

7. Kelompok Phosphat

Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya

memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:Apatit Ca 5(PO4)3Cl, OH, F,

Vanadine Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8. 4H2O. Vivianit

Fe3(PO4)2.8H2O

8. Kelompok Silikat

Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang

dikenali. Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang

12
merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal.

Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari

mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km

dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik

itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Contoh mineral

Silikat: Quartz (SiO2), Feldspar Alkali (KAlSi3O8), Feldspar Plagioklas

((Ca,Na)AlSi3O8), Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2), Mica Biotit

(K2 (Mg,Fe)6Si3O10(OH) 2), Olivin ((Mg,Fe)2SiO4), dll.

E. Jenis dan Fungsi Mineral Bagi Tubuh

Tahukah Anda bahwa tingkat kebutuhan mineral adalah berbeda sesuai

jenisnya? Bukan hanya kekurangan, kelebihan mineral adalah hal yang ternyata

juga tidak baik untuk tubuh. Beberapa jenis dan manfaat mineral adalah sebagai

berikut.

1. Kalsium

Kalsium memiliki peran vital bagi tubuh. Keberadaannya berguna untuk

membantu otot dan pembuluh darah dalam berkontraksi serta mengirim pesan ke

pusat saraf. Kalsium sering pula disimpan di dalam gigi dan tulang agar tetap kuat.

Tubuh memerlukan asupan kalsium setidaknya 1.000 hingga 1.500 mg per

hari. Untuk mendapatkannya, Anda bisa mengonsumsi susu, keju, yogurt, kale,

brokoli, serta beberapa jenis ikan seperti sarden dan salmon. Memperoleh asupan

dalam porsi yang pas akan memastikan fungsi mineral bagi tubuh bekerja optimal.

2. Magnesium

13
Magnesium bermanfaat penting dalam mengatur kadar gula dan tekanan

darah. Mineral ini juga berguna untuk menjaga fungsi saraf dan otot serta berkaitan

dengan pembuatan DNA di tubuh.

Sedemikian penting fungsi mineral ini, magnesium harus dikonsumsi oleh

orang dewasa sekitar 310 mg hingga 420 mg per hari. Untuk memperolehnya, orang

dapat memakan berbagai jenis biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau,

serta dairy product.

3. Potassium

Arti penting fungsi mineral bagi tubuh juga tergambar dari peranan potasium.

Keberadaannya berguna dalam mengatur detak jantung sekaligus fungsi maupun

kontraksi otot dan saraf. Selain itu, potasium juga bermanfaat untuk menangkal efek

negatif sodium bagi tekanan darah.

Salah satu contoh mineral ini dapat diperoleh dari sayur berdaun hijau seperti

bayam. Namun, wortel dan kentang juga dikenal sebagai sumber potasium yang

baik. Selain itu, potassium pun dapat ditemukan di buah-buahan seperti anggur,

jeruk, dan blackberry. Orang dewasa memerlukan setidaknya asupan 310 mg

potassium per hari.

4. Sodium

Sodium termasuk salah satu contoh mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

Namun, keberadaannya bagai pisau bermata dua. Jika berlebihan, sodium akan

membuat tekanan darah meningkat. Namun, kalau dikonsumsi dalam jumlah pas,

sodium bermanfaat untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, kontraksi otot, dan

transmisi saraf.

14
Untuk itu, orang dewasa disarankan untuk membatasi asupan sodium di

bawah 2,3 gram per hari. Sodium dalam jumlah besar sudah bisa diperoleh dari

garam. Namun contoh mineral ini sering terkandung di berbagai jenis makanan

olahan.

5. Fosfor

Fungsi mineral bagi tubuh yang vital juga terlihat dari peran fosfor.

Keberadaannya ditemukan di berbagai sel tubuh. Fosfor berguna sekali dalam

menjaga kesehatan tulang dan pembuluh darah serta memastikan otot berfungsi

normal.

Fosfor dapat diperoleh di dalam daging sapi, ikan, daging ayam, telur, serta

susu. Orang dewasa disarankan untuk mendapatkan asupannya sebanyak 700 mg

per hari. Kalau kekurangan fosfor, tubuh bisa terasa lemas hingga muncul gangguan

sintesis asam nukleat. Hal itu menjadi bukti bahwa fungsi mineral adalah sangat

penting.

6. Sulfur

Belerang atau sulfur adalah mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk

protein, mencetak sekaligus memperbaiki DNA, dan juga mengubah makanan

menjadi energi. Untuk mendapatkannya, Anda bisa makan makanan seperti daging,

ikan, telur, susu, dan kacang-kacangan.

7. Zat besi

Anda tentu sering menjumpai mineral ini dalam bentuk suplemen. Itu karena

zat besi adalah bagian dari hemogbin atau protein yang bertugas untuk mengangkut

oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Selain itu, zat besi juga dibutuhkan guna

mendorong fungsi normal tubuh dan pertumbuhan sekaligus perkembangan sel.

15
8. Selenium

Selenium merupakan contoh mineral yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat.

Tak hanya itu, selenium juga dibutuhkan untuk membantu melindungi tubuh dari

kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Untuk mendapatkannya, Anda bisa

memperolehnya secara langsung lewat biji-bijian, daging, ataupun makanan laut.

9. Kromium

Umumnya, kromium didapatkan dari keju, biji-bijian, kacang-kacangan, dan

hati. Kromium bekerja sama dengan insulin, sehingga dapat dikatakan bahwa

manfaat mineral yang satu ini yaitu untuk mengatur kadar gula darah dalam tubuh.

10. Yodium

Yodium termasuk bagian dari hormon tiroid yang berperan penting untuk

mengatur jalannya proses metabolisme dalam tubuh. Saking pentingnya,

kekurangan yodium mampu memicu gejala hipotiroid yang menyebabkan

munculnya gondok dan kenaikan berat badan.

Dalam sehari, umumnya tubuh membutuhkan asupan yodium sekitar 150

mcg. Untuk mendapatkannya, Anda sebenarnya dapat mencukupi hanya lewat

garam dapur atau bila perlu melalui makan makanan laut seperti udang, ikan,

ataupun rumput laut.

11. Zinc

Tahukah Anda, mineral adalah kandungan yang sangat berguna untuk

mendorong sistem kekebalan tubuh. Salah satunya yaitu zinc. Selain itu, tubuh juga

membutuhkan zinc untuk membuat protein dan DNA. Bahkan zinc pun dapat

mengatasi diare, membantu proses penyembuhan luka, sekaligus mempertahankan

indra peraba dan penciuman.

16
12. Fluorida

Terakhir, ada contoh mineral fluorida yang sangat penting untuk menjaga

kesehatan gigi. Itulah sebabnya, kekurangan mineral fluorida dalam jangka panjang

dapat memicu masalah pada gigi Anda. Bahkan secara lebih lanjut, fluorida ternyata

juga mampu membantu memperkuat gigi, menahan asam, dan menghambat aksi

bakteri penyebab karies.

Nah kini, Anda tentu paham bukan jika manfaat mineral adalah sangat

penting bagi tubuh? Oleh karena itu, pastikan untuk melengkapi makanan sehari-

hari Anda dengan gizi seimbang, ya. Dapatkan juga mineral alami berkualitas

dengan minum #AQUADULU minimal 2 liter per harinya demi mendukung fungsi

tubuh tetap optimal. Salam sehat.

F. Sifat Mineral

Semua materi mineral yang kita ketahui selama ini memiliki susunan kimiawi

tertentu dan disusun oleh atom – atom yang teratur. Sehingga setiap mineral

mempunyai sifat kimia ataupun fisika yang berbeda antara mineral satu dengan

mineral yang lainnya. Dengan mempelajari sifat – sifat tersebut, setiap mineral akan

mudah untuk diidentifikasi susunan kimianya dalam batasan tertentu. Sifat – sifat

fisik mineral berupa:

1. Struktur (Form)

Bentuk – bentuk mineral dapat dikatakan kristalin apabila mineral tersebut

memiliki bidang kristal yang cukup jelas dan khas atau disebut dengan amorf.

Kekhasan yang dimiliki mineral kristalin dapat berupa:

a. Bangun kubus: galena, pirit.

b. Bangun pimatik: piroksen, ampibole.

17
c. Bangun doecahedon: garnet.

d. Mineral amorf: chert, flint.

Mineral – mineral yang ada di alam biasanya jarang ditemui dalam bentuk

kristalin, hal ini disebabkan adanya gangguan dari proses – proses lain. Sehingga

dalam proses pembentukannya mineral tersebut bergantung pada kondisi

lingkungannya, biasanya akan mengakibatkan bentuk mineral kristal yang khas bisa

berdiri sendiri maupun berkelompok. Kelompok mineral kristal atau agrasi mineral

dapat dikelompokan berdasarkan strukturnya, yaitu:

1) Struktur granular atau struktur butiran

Terdiri atas butiran – butiran mineral yang memiliki dimensi yang sama atau

isometrik. Berdasarkan ukuran butirannya, dapat dibedakan

menjadi penerokristalin/kriptokristalin yaitu mineral yang dapat dilihat dengan

mata telanjang dan sakaroidal yaitu mineral yang memiliki ukuran sebesar gula

pasir.

2) Struktur kolom

Terdiri atas bentuk prisma panjang dan ramping. Jika bentuk prisma tersebut

cukup panjang dan halus, maka mineral tersebut mempunyai struktur fibrous

atau struktur berserat. Struktur kolom sendiri dibedakan menjadi struktur jaring

– jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.

3) Struktur lembaran atau lameler

Terdiri atas lembaran – lembaran mineral. Individu – individu dari mineral yang

berbentuk pipih disebut struktur tabuler contohnya yaitu mika. Struktur

lembaran dibedakan menjadi 2 yaitu struktur konsentris, tabular dan foliasi.

4) Struktur imitasi

18
Merupakan kelompok mineral yang memiliki kemiripan dalam hal bentuk

dengan benda lain, seperti asikular, filiformis, membilah dan lain sebagainya.

Biasanya mineral ini dapat berkelompok maupun berdiri sendiri.

2. Pecahan (Fracture)

Pecahan mineral terbagi menjadi:

a. Concoidal: pecahan yang membentuk gelombang melengkung pada permukaan

pecahan, seperti pecahan botol atau kenampakan kulit kerang, contohnya yaitu

kuarsa.

b. Splintery/Fibrous: pecahan yang memperlihatkan seperti serat. Contohnya yaitu

asbes, augit dan hipersten.

c. Even: pecahan yang dihasilkan bentuk permukaan yang halus. Contohnya

limonit.

d. Uneven: pecahan yang dihasilkan memiliki bentuk permukaan yang kasar.

Contohnya magnetit, hematite, kalkopirite dan garnet.

e. Hackly: pecahan tersebut menghasilkan permukaan yang kasar, tidak teratur dan

runcing – runcing. Contohnya yaitu native elemen emas dan perak.

3. Kilap (Luster)

Kilap adalah kesan yang diberikan oleh mineral saat terkena pantulan cahaya.

Kilap sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Kilap Logam: Pantulan oleh cahaya memberikan kesan seperti logam. Kilap

jenis ini biasa ditemukan pada mineral yang mengandung logam atau mineral

bijih seperti emas, pirit, kalkopirit dan galena.

b. Kilap Non Logam: Kilap ini tidak memberikan kesan logam saat terkena cahaya.

Kilap non logam dapat dibedakan menjadi:

19
1) Kilap kaca atau vitreous luster: kesan yang diberikan seperti kaca saat

terkena cahaya. Contohnya yaitu kuarsa, kalsit dan halit.

2) Kilap intan atau adamantine luster: kasan yang diberikan seperti intan saat

terkena cahaya contohnya intan.

3) Kilap sutera atau silky luster: memberikan kesan seperti sutera dan biasanya

ditemukan pada mineral yang memiliki struktur serat, seperti gipsum, asbes

dan aktinolit.

4) Kilap damar atau resinous luster: kasan yang diberikan seperti damar,

contohnya resin dan sfalerit.

5) Kilap mutiara atau pearl luster: kesan yang diberikan seperti mutiara atau

bagian dalam dari cangkang kerang, contohnya yaitu talk, muskovit,

dolomit dan tremolit.

6) Kilap lemak atau greasy luster: mirip dengan sabun atau lemak, contohnya

talk dan serpentin.

7) Kilap tanah: memiliki kenampakan buram seperti halnya tanah, contohnya

kaolin, bentonit, dan limonit.

4. Kekerasan (Hardness)

Ketahanan suatu mineral terhadap goresan itulah yang dinamakan kekerasan

dalam mineral. Untuk mengetahui tingkat kekerasan mineral, secara relatif dapat

menggunakan skala Mohs yang dimulai dari angka 1 yang artinya paling lunak

hingga angka 10 yang berarti mineral tersebut paling keras. Skala Mohs meliputi:

a. Talk

b. Gipsum

c. Kalsit

20
d. Fluorit

e. Apatit

f. Feldspar

g. Kuarsa

h. Topaz

i. Korundum

j. Intan

Seperti yang kita ketahui jika skala Mohs merupakan skala yang relatif. Untuk

mengukur kekerasan ini, dapat menggunakan alat – alat sederhana seperti kuku,

pisau baja dan lain sebagainya, seperti pada daftar di bawah ini:

Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs

Kuku Manusia 2,5

Kawat Tembaga 3

Pecahan Kaca 5,5 – 6

Pisau Baja 5,5 – 6

Kikir Baja 6,5 – 7

5. Warna (Colour)

Warna pada mineral adalah kenampakan yang dapat dilihat secara langsung

jika terkena cahaya. Warna mineral dibedakan menjadi:

a. Idiokromatik

Warna mineral akan selalu sama atau tetap. Biasanya ditemukan pada mineral

– mineral yang tidak bisa tembus cahaya (opak), seperti magnetik, pirit dan galena.

b. Alokromatik

21
Warna mineral tidak tetap atau dapat berubah, hal ini tergantung dari meterial

pengotornya dan biasanya dapat ditembus cahaya, seperti kalsit dan kuarsa.

6. Cerat (Streak)

Cerat merupakan warna dari mineral dalam wujud serbuk atau hancuran.

Warna mineral ini dapat diperoleh jika mineral digoreskan pada bagian kasar seperti

kepingan porselin atau dilakukan penumbukan mineral lalu dilihat warna bubuk

tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli dari mineral namun ada juga yang

berbeda, seperti contoh

a. Pirit: berwarna keemasan, saat digores hasil serbuknya akan menjadi warna

hitam.

b. Hematit: berwarna merah, namun hasil serbuk akan berwarna merah kecoklatan.

c. Biotite: cerat tidak berwarna

7. Belahan (Cleavage)

Belahan merupakan kenampakan dari mineral yang berdasarkan

kemampuannya untuk membelah melalui bidang belahan yang rata dan juga licin.

Biasanya bidang belahan berbentuk sejajar dengan bidang tertentu. Contoh mineral

yang dapat membelah yaitu kalsit. Kalsit memiliki tiga arah belahan sedangkan

untuk kuarsa, tidak memiliki belahan. Belahan sendiri terbagi menjadi:

a. Belahan satu arah, contohnya: muscovite

b. Belahan dua arah, contohnya: feldspar

c. Belahan tiga arah, contohnya: halit dan kalsit

8. Berat Jenis (Specific Gravity)

Merupakan perbandingan antara berat pada mineral dengan volume mineral.

Untuk mengetahui berat jenis mineral yaitu dengan cara menimbang terlebih dahulu

22
mineral tersebut. Selanjutnya, untuk mendapatkan volume mineral, dapat dilakukan

dengan memasukannya ke dalam air yang berada di gelas ukur. Volume air awal

atau sebelum dimasukan mineral, dikurangi dengan volume air akhir atau setelah

dimasukan mineral. Itulah jumlah volume mineral.

9. Kemagnetan

Sifat dari mineral terhadap gaya magnet. Berdasarkan reaksi mineral saat

dipapar medan magnet, dibedakan menjadi tiga jenis:

a. Ferromagnetik

Mineral – mineral ferromagnetik akan mudah untuk ditarik atau diterik

dengan kuat jika terdapat medan magnet dari luar. Mineral ferromagnetik memiliki

sifat kemagnetan yang permanen. Contohnya yaitu magnetit, pyrrhotit, isovite,

symthite dan lain sebagainya.

b. Paramagnetik

Mineral – mineral paramagnetik akan diterik oleh medan magnet hanya

sementara saja. Mineral ini akan bersifat magnetik saat berada dekat disekitar

medan magnet, jika dijauhkan dari medan magnet akan hilang sifat kemagnetannya.

Contohnya yaitu hematit, pirit, olivin, mineral mika dan lain – lain.

c. Diamagnetik

Mineral – mineral yang tidak akan tertarik oleh medan magnet. Mineral

diamagnetik sebenarnya sedikit menolak medan magnet, dan yang termasuk

mineral ini yaitu sulfur, kuarsa, calcite, ortoklas, gipsum, talk, intan dan lain – lain.

23
10. Sifat Dalam (Tenacity)

Merupakan sifat fisik mineral saat kita mematahkan, menghancurkan,

membengkokkan, memotong atau mengiris. Dan yang termasuk ke dalam sifat

dalam yaitu:

a. Rapuh (brittle): mudah hancur namun biasa terpotong (kuarsa, pirit, kalsit)

b. Mudah ditempa (malleable): bisa ditempa menjadi lapisan tipis (emas dan

tembaga)

c. Dapat diiris (secitile): mampu diiris dengan pisau, hasil irisan sangat rapuh

(gypsum)

d. Fleksibel: mineral dalam bentuk lapisan tipis, mampu dibengkokkan tanpa patah

namun jika sudah bengkok tidak dapat kembali ke bentuk semula (talk dan

selenit).

e. Blastik: mineral dalam bentuk lapisan tipis,saat dibengkokkan dapat kembali ke

bentuk semula jika dihentikan tekanannya (muskovit).

G. Sumber Masing-masing Mineral

Sebagai zat gizi mikro, mineral mempunyai peran penting dalam berbagai

fungsi organ dan mekanisme organ tubuh. Di bawah ini ragam jenis mineral,

kegunaan masing-masing, serta makanan yang menjadi sumbernya.

1. Kalsium

Fungsi utama kalsium yaitu menjaga kepadatan dan kesehatan tulang, serta

berperan dalam pembekuan darah dan penyembuhan luka. Mineral ini juga

mengaktifkan enzim pencernaan tertentu yang akan memecah makanan menjadi zat

gizi.

24
Kebutuhan kalsium untuk orang dewasa dalam sehari yaitu 1.000 miligram.

Anda bisa mencukupi kebutuhan ini dengan mengonsumsi susu dan produk

olahannya, makanan laut (seafood), daging ayam, dan daging sapi.

2. Fosfor

Mineral fosfor memiliki fungsi penting dalam pembentukan tulang dan gigi,

penggunaan lemak dan karbohidrat di dalam tubuh, serta perbaikan sel dan jaringan.

Rata-rata, orang dewasa membutuhkan asupan fosfor sebanyak 700 miligram dalam

sehari.

Makanan yang menjadi sumber mineral ini di antaranya daging sapi, ikan,

ayam, dan biji-bijian dari golongan serealia (beras, jagung, quinoa, dan lain-lain).

Selain itu, banyak pula biskuit atau crackers yang telah diperkaya dengan mineral

ini.

3. Kalium

Mineral kalium berperan dalam fungsi saraf, kontraksi otot, dan detak

jantung. Mineral ini juga membantu membuang zat sisa dari sel, mencegah

hipertensi akibat kadar natrium yang tinggi, serta merupakan salah satu mineral

elektrolit.

Orang dewasa membutuhkan asupan kalium sebanyak 4.700 miligram dalam

sehari. Sumber kalium terbaik yakni sayuran berdaun hijau, wortel, kentang, dan

buah-buahan sitrus seperti jeruk.

4. Magnesium

Magnesium membantu proses metabolisme lemak dan protein, mengaktifkan

lebih dari 300 jenis enzim tubuh, serta menyeimbangkan elektrolit saat otot

25
berkontraksi. Tubuh Anda juga butuh magnesium untuk mengubah makanan

menjadi energi.

Kebutuhan magnesium orang dewasa yaitu 360 miligram per hari untuk laki-

laki dan 330 miligram per hari untuk perempuan. Sumber mineral ini beragam,

termasuk tahu, tempe, sayuran berdaun hijau, dan daging sapi.

5. Belerang (sulfur)

Tubuh butuh mineral belerang untuk membentuk protein, mengubah

makanan menjadi energi, serta mencetak dan memperbaiki DNA. Seperti kalsium

dan fosfor, belerang termasuk mineral yang jumlahnya paling banyak di dalam

tubuh.

Kebutuhan belerang orang dewasa dalam sehari yaitu 800 – 900 miligram.

Anda bisa memenuhinya dengan mengonsumsi kacang-kacangan, biji-bijian,

daging, telur, serta sayuran cruciferous seperti brokoli, kembang kol, dan kubis.

6. Natrium

Natrium merupakan mineral elektrolit seperti halnya kalium. Mineral ini

membantu kerja otot dan saraf, mengatur volume darah, serta memengaruhi tekanan

darah. Meskipun bermanfaat, asupan natrium yang berlebihan dapat menyebabkan

tekanan darah tinggi.

Orang dewasa membutuhkan asupan natrium sebesar 1.500 miligram per hari.

Sumber utama mineral ini berasal dari garam dapur, makanan kemasan dan hasil

pemrosesan, ayam, serta telur.

7. Zat besi

26
Zat besi merupakan mineral penting dalam pembentukan protein khusus yang

disebut hemoglobin dan mioglobin. Hemoglobin berfungsi mengikat oksigen pada

sel darah merah, sedangkan mioglobin mengikat oksigen pada sel otot.

Kebutuhan zat besi laki-laki dewasa adalah 9 miligram per hari, sedangkan

perempuan 14 miligram per hari. Sumber terbaik zat besi antara lain daging merah,

kacang, buah kering, dan makanan yang telah diperkaya dengan mineral ini.

8. Tembaga

Tembaga memiliki fungsi penting untuk memelihara kesehatan tulang,

pembuluh darah, persarafan, dan sistem imun. Anda juga perlu mencukupi

kebutuhan mineral ini untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan pengeroposan

tulang.

Laki-laki dan perempuan dewasa sama-sama memerlukan asupan tembaga

sebanyak 900 mikrogram dalam sehari. Anda bisa memperoleh mikromineral ini

dari kerang, jeroan, kacang-kacangan, lada hitam, dan sayuran berdaun hijau.

9. Seng (zinc)

Tubuh Anda memerlukan asupan mineral zinc untuk mengolah karbohidrat,

protein, dan lemak dari makanan. Selain itu, zinc juga berperan dalam pembentukan

sel tubuh dan enzim serta proses penyembuhan luka.

Kebutuhan zinc orang dewasa yakni 11 miligram per hari untuk laki-laki dan

8 miligram per hari untuk perempuan. Makanan yang paling banyak mengandung

zinc yakni susu, keju, daging merah, dan kerang.

10. Mangan

27
Mangan membantu pembentukan enzim, jaringan ikat, tulang, hormon seks,

dan protein pembeku darah. Mineral ini juga membantu proses penyerapan kalsium,

pengaturan gula darah, serta pengaktifan enzim-enzim.

Laki-laki dewasa dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan mangan sebesar 2,3

miligram per hari, sedangkan perempuan sebesar 1,8 miligram per hari. Anda bisa

mendapatkan mineral ini dari kacang-kacangan, gandum, kacang polong, dan roti.

11. Yodium

Yodium berperan dalam pembentukan hormon tiroid, pertumbuhan fisik dan

psikis, serta pengaturan suhu tubuh. Anda juga perlu memenuhi kebutuhan mineral

ini untuk menjaga kesehatan jaringan saraf dan otot.

Orang dewasa membutuhkan asupan yodium sebesar 150 mikrogram per hari.

Selain garam, sumber yodium berasal dari ikan laut, kerang, serta beberapa jenis

biji-bijian dalam jumlah kecil.

12. Kromium

Mineral kromium penting dalam penguraian lemak dan karbohidrat. Mineral

ini merangsang pembentukan asam lemak dan kolesterol yang diperlukan tubuh.

Selain itu, kromium juga membantu mengaktifkan hormon insulin untuk

mengontrol gula darah.

Kebutuhan kromium orang dewasa yaitu 30 – 36 mikrogram per hari. Untuk

memenuhi kebutuhan ini, Anda bisa mengonsumsi daging merah, kacang-

kacangan, gandum, beras, sorgum, serta biji-bijian sejenisnya yang termasuk dalam

kelompok serealia.

13. Selenium

28
Selenium membantu kerja sistem imun, sistem reproduksi, serta proses

metabolisme lemak. Guna memenuhi kebutuhan selenium sebanyak 24 – 30

mikrogram per hari, Anda bisa mengonsumsi susu, bawang, atau daging ayam.

H. Kebutuhan Masing-masing Mineral dan Pengaruhnya

1. Kalsium (Ca)

Kamu mungkin tidak merasa asing dengan zat yang satu ini, apalagi bagi yang

sering mengonsumsi susu. Kalsium memang kerap menjadi “kandungan andalan”

produk susu. Berperan sebagai pembentuk tulang, dan menjaga kesehatannya. Saat

kekurangan asupan kalsium, seseorang akan lebih rentan mengalami penyakit

osteoporosis.

2. Klorida (Cl)

Mineral klorida berperan sebagai elektrolit dan membantu produksi asam

lambung. Saat tubuh kekurangan asupan klorida, risiko gangguan pertumbuhan,

pusing, merasa lemah, hingga kram jadi lebih rentan terjadi. Selain itu, klorida juga

berfungsi mengaktivasi sel yang memproduksi imun.

3. Magnesium (Mg)

Kekurangan mineral yang satu ini dapat meningkatkan risiko penyakit

jantung koroner diabetes tipe 2, hingga gangguan fungsi otot dan saraf. Pasalnya,

magnesium berperan sebagai zat pembentuk darah merah yang mengikat oksigen

dan hemoglobin. Mineral juga berperan sebagai kofaktor enzim, fungsi otot, dan

saraf.

4. Kalium (K)

Kalium menjadi salah satu jenis mineral yang cukup dibutuhkan tubuh. Zat

ini dibutuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung, regulasi osmosis, fungsi

29
otot dan saraf, kofaktor enzim, dan sebagai metabolisme energi. Kurang

mendapatkan asupan ini bisa memicu terjadinya diare, muntah, lemah otot, serta

turunnya tekanan darah.

5. Zat Besi (Fe)

Zat besi berfungsi untuk membantu mengantarkan oksigen ke seluruh bagian

tubuh. Selain itu, mineral yang satu ini juga dibutuhkan untuk kofaktor enzim,

fungsi otak dan otot, serta memperkuat sistem imunitas dalam tubuh. Kekurangan

zat besi dapat memicu terjadinya anemia yang memiliki gejala pusing, lemas, dan

tidak bertenaga.

6. Tembaga (Cu)

Mineral ini memiliki fungsi yang menyerupai zat besi. Tembaga berfungsi

sebagai kofaktor enzim, metabolisme energi, membantu fungsi saraf, bersifat

antioksidan, dan melakukan sintesis jaringan pengikat. Saat tubuh kekurangan

tembaga, maka risiko anemia, gangguan fungsi saraf, depigmentasi rambut, serta

gangguan tulang pun akan meningkat.

7. Iodium (I)

Mineral iodium berguna dalam fungsi reproduksi, metabolisme, dan

pertumbuhan. Kekurangan iodium dapat memicu terjadinya gondok, tubuh kerdil,

pertumbuhan terhambat, serta gangguan mental.

8. Selenium (Se)

Selenium memiliki peran antioksidan yang dapat membantu mengatasi racun,

serta membantu hormon, sistem imun, dan melindungi sel dari proses oksidasi

sendiri. Kurang selenium bisa memicu terjadinya masalah jantung dan gangguan

sistem kekebalan tubuh.

30
9. Zinc (Zn)

Zinc memegang peran dalam menjaga fungsi membran, sistem imun, juga

sebagai antioksidan. Kekurangan zinc pada tubuh dapat menyebabkan gangguan

kulit, menurunnya kadar kolesterol baik HDL, serta menurunnya nafsu makan.

10. Flourida (F)

Mineral yang satu ini berfungsi untuk menjaga kesehatan gigi. Flourida dapat

menghambat pembentukan karang gigi, sehingga saat kekurangan mineral ini

masalah gigi dan kerusakan jadi lebih mudah terjadi.

I. Pencernaan dan Metabolisme Mineral

1. Pencernaan Mineral

Zat makanan dapat digolongkan secara umum menjadi makronutrien dan

mikronutrien. Makronutrien adalah zat makanan yang mengandung tinggi kalori

dan berfungsi memenuhi kebutuhan kalori harian. Yang tergolong dalam

makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak. Mikronutrien adalah zat

makanan yang mengandung unsur renik yang berguna untuk menunjang aktivitas

metabolik sel-sel tubuh; yang termasuk dalam mikronutrien ialah vitamin dan

mineral.

Tidak seperti makronutrien yang memerlukan pencernaan (mis. melalui

proses mengunyah, tercampur enzim, teraduk, lalu diserap, diolah di hati dan

didistribusikan ke seluruh tubuh), mikronutrien pada umumnya akan langsung

diserap oleh usus. Pemecahan oleh enzim dari unsur utamanya mungkin diperlukan

sebelumnya (mis. buah-buahan yang kaya vitamin dan mineral tentu terlebih dahulu

perlu diproses secara umum sebelum akhirnya sari-sarinya bisa diserap usus).

Proses penyerapan usus ini nantinya bisa berupa transpor pasif dan transpor aktif;

31
detail mekanismenya tidak akan dibahas disini dan jika Anda tertarik untuk

mempelajarinya dapat dibaca di buku ilmiah yang sesuai.

2. Metabolisme Mineral

Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif

sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein

pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai

mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh.

Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam

getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan

mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma

klinik.Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan,

berlebihan (besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan

akibat kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral

menyebabkan gejala toksik.

Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari. Mineral esensial dan unsur

runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian utuh, buah,

sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang

sedikit.

Di bumi kita ini bnyak sekali mineral-mineral yang telah dimanfaatkan oleh

manusia, tahu kah anda jenis mineral dan apa-apa saja unsur yang terkandung di

dalamnya, Mineral yang terdapat dialam ada yang merupakan unsur bebas, ada pula

yang merupakan gabungan dari beberapa unsur.

a. Mineral Makro

1) Natrium

32
Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi), lalu

dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke

aliran darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam

darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh

hormon aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium

darah menurun. Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan

eksresi ini dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat

diperlukan untuk mempertahankan volume cairan tubuh.

Pengeluaran natrium juga terjadi lewat pengeluaran keringat dan tinja

dalam jumlah kecil. Kekuran natrium dari rute-rute ini dapat mengakibatkan

kematian pada kasus berkeringat dan diare yang berlebihan. Ingesti natrium

dipengaruhi oleh rasa dan dorongan homeostatis (selera terhadap garam) untuk

mempertahankan keseimbangan natrium. Hewan mempunyai dorongan untuk

memakan garam yang di picu oleh natrium plasma yang rendah (Sectiono,

2004).

2) Kalsium (Ca)

Ca diabrospsi duodenum dan jejunum proksimal oleh protein pengikat

Ca yang disintesis sebagagi respon terhadap kerja 1,25-

dihidroksikolekalsiferol (1,25-dihidroksi vitamin D). Abrospsi dihambat oleh

senyawa yang membentuk garam Ca yang tidak larut. Kalsium diekskresi

melalui ginjal bila kadarnya diatas 7 mg/100 ml. Sejumlah besar diekskresi

melalui usus dan hampir semuanya hilang dalam feses.

Untuk mempertahankan kadar kalsium dalam keadaan normal,

diperlukan interaksi beberapa proses antara lain : (1) Pemasukan yang berasal

33
dari makanan dan absorpsi saluran cerna, (2) Pengeluaran melalui ekskresi urin

dan feses, (3) Keseimabnan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai

dinamika tulang (bone turnover). Untuk menjamin keseimbangan proses-

proses diatas dengan baik diperlukan pengaturan secara hormonal yaitu :

Hormon paratiroid, Vitamin D, Kalsitonin.

3) Magnesium (Mg)

Rumen merupakan bagian penting pada penyerapan magnesium terutama

pada domba (Thomas dan Potter, 1976b; Field dan Munro, 1977) dan sapi

(Greene et all., 1983b; Khorasani et all., 1997). Kejadian metabolik dalam

rumen kebanyakan ditentukan dari jumlah konsumsi magnesium. Magnesium

diabsorpsi melalui kombinasi transfor aktif dan transfor pasif. Proses utama

normalnya adalah transport pasif dan dimulai pada membran apikal mukosa

rumen, dimana uptake magnesium diarahkan oleh perbedaan potensial negatif

yang berbeda. Dan dihambat oleh konsentrasi tinggi potassium dalam rumen.

Proses carrier-mediated memungkinkan terjadinya pertukaran ion magnesium

dan hidrogen dan tidak sensitif terhadap potassium, menjadi proses dominan

pada konsentrasi magnesium luminal yang tinggi (Martens dan Schweigel,

2000).

Absorpsi magnesium diselesaikan oleh proses sekunder melalui

transport aktif, terletak dalam membran basolateral yang dapat disaturasi dan

kontrol kealiran darah (Dua dan Care, 1995). Dalam spesies tertentu, pengaruh

utama pada absorpsi magnesium adalah faktor yang dapat berpengaruh pada

kelarutan konsentrasi magnesium dalam rumen dan perbedaan potensial

negatif diseluruh mukosa rumen. Magnesium sulit difiltrasi di gromerulus

34
dibanding kebanyakan makromineral, tetapi dalam jumlah yang cukup

difiltrasi dan lolos dari reabsorpsi tubuler yang dikeluarkan melalui urin (Ebel

dan Gunther, 1980).

b. Mineral Mikro

1) Besi (Fe)

Absorbsi zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu :

a) Kebutuhan tubuh akan besi, tubuh akan menyerap sebanyak yang

dibutuhkan. Bila besi simpanan berkurang, maka penyerapan besi akan

meningkat.

b) Rendahnya asam klorida pada lambung (kondisi basa) dapat menurunkan

penyerapan Asam klorida akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih

mudah diserap oleh mukosa usus.

c) Adanya vitamin C gugus SH (sulfidril) dan asam amino sulfur dapat

meningkatkan absorbsi karena dapat mereduksi besi dalam bentuk ferri

menjadi ferro. Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi besi dari

makanan melalui pembentukan kompleks ferro askorbat. Kombinasi 200

mg asam askorbat dengan garam besi dapat meningkatkan penyerapan

besi sebesar 25 – 50 persen.

d) Kelebihan fosfat di dalam usus dapat menyebabkan terbentukny

kompleks besi fosfat yang tidak dapat diserap.

e) Adanya fitat juga akan menurunkan ketersediaan Fe

f) Protein hewani dapat meningkatkan penyerapan Fe

g) Fungsi usus yang terganggu, misalnya diare dapat menurunkan

penyerapan Fe.Penyakit infeksi juga dapat menurunkan penyerapan Fe.

35
J. Upaya Menjaga Keutuhan Kandungan Mineral

Berikut berbagai tips yang bisa Anda praktikkan untuk memenuhi kebutuhan

mineral dan vitamin.

1. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang

2. Mencukupi kebutuhan cairan

3. Minum suplemen jika butuh

K. Efek Kekurangan dan Kelebihan Mineral

1. Kekurangan Mineral bagi Tubuh

Dampak buruk yang dapat dihasilkan dari adanya kekurangan mineral adalah:

a. Natrium

Kekurangan natrium dapat menyebabkan apatis, kejang, dan hilangnya nafsu

makan. Kekurangan natrium ini dapat terjadi setelah seseorang mengalami

penyebab muntah darah, gejala diare, munculnya keringat dingin yang

berlebihan dan juga diet rendah natrium.

b. Chlor

Kekurangan mineral jenis Chlor dapat terjadi setelah seseorang mengalami

muntah- muntah, diare kronis, dan juga keringat yang berlebihan.

c. Kalsium

Kalsium ini merupakan salah satu zat yang sangat penting untuk tulang.

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan menyebabkan gangguan pada

pertumbuhan, tulang kurang kuat, dan tulang juga mudah rapuh dan bengkok.

(baca juga: cara menjaga kesehatan tulang)

d. Fosfor

36
Fosfor ini juga merupakan salah satu zat yang bermanfaat bagi tulang.

Kekurangan fosfor dapat menyebabkan kerusakan pada tulang dengan gejala

berupa lelah, kurangnya nafsu makan, dan juga rusaknya tulang.

e. Magnesium

Jenis mineral yang bermanfaat lainnya adalah magnesium. Kekurangan

magnesium dapat terjadi setelah seseorang mengalami muntah- muntah, diare,

dan juga penggunaan deuretika atau obat perangsang keluarnya urin.

Kekurangan magnesium dengan jumlah yang banyak akan menyebabkan

menurunnya nafsu makan, mudah tersunggung, pertumbuhan terganggu, gugup,

kejang- kejang, terganggunya sistem saraf pusat, halusinasi, koma, hingga

terjadinya gejala gagal jantung.

f. Sulfur

Sulfur merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Terjadinya kekurangan sulfur ini jika manusia juga kekurangan protein.

Itulah dampak dari kekurangan jenis- jenis mineral yang akan dapat membuat

kesehatan manusia terganggu. Lalu, bagaimana jika mineral yang ada di tubuh kita

justru berlebihan?

2. Kelebihan Mineral bagi Tubuh

Mineral di dlam tubuh yang jumlahnya terlalu banyak juga akan

menyebabkan kondisi yang tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia. Berikut

adalah dampak negatif dari kelebihan mineral:

a. Natrium

Kelebihan natrium dapat mengakibatkan timbulnya keracunan, jika sudah terlalu

parah maka akan menyebabkan edema dan juga hipertensi.

37
b. Chlor

Kelebihan Chlor ini gejala yang paling nyata adalah dapat menyebabkan muntah.

c. Kalsium

Kelebihan kalsium di dalam tubuh maka akan menyebabkan batu ginjal atau

gangguan pada ginjal, gangguan absorbsi mineral lainnya, serta menyebabkan

konstipasi.

d. Fosfor

Apabila kadar fosfor yang ada di dalam tubuh berlebih, maka ion fosfat akan

mengikat kalsium, sehingga akan mengakibatkan kejang,

e. Sulfur

Kekurangan sulfur ini dapat terjadi ketika kita mengonsumsi asam amino

berlebih, sehingga akan menghambat pertumbuhan.

Itulah beberapa dampak dari kekurangan dan kelebihan berbagai jenis

mineral. Setelah kita mengetahui dampaknya, maka akan lebih baik jika kita

mengusahakan agar tubuh selalu memiliki jumlah mineral yang seimbang.

L. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Mineral

Mineral Yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan (valensi) yang

sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian mengganggu

ketersediaan biologiknya, yang tentu saja merugikan tubuh. Interaksi yang bersifat

kompetisi tersebut ditentukan oleh kemiripan sifat fisik dan kimia mineral itu satu

sama lain. Interaksi ini terjadi pada waktu penyerapan di dalam usus.

Mekanismenya, satu mineral yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan

menggunakan "alat transpor" mineral lain sehingga akan terjadi kekurangan salah

satu mineral itu. Misalnya, transferrin merupakan "alat transpor" bagi Fe.

38
Transferrin ini ternyata dapat juga digunakan oleh Zn. Dalam keadaan normal

kejenuhan transferin akan besi biasanya kurang dari 50 %. Bila perbandingan antara

besi dengan seng lebih dari 2 : 1, transferin yang tersedia untuk seng berkurang.

Contohnya, susu kaya Fe dan Ca, atau suplemen Fe. Jika kadar Fe tubuh

normal saja, suplementasi Fe justru akan menghambat penyerapan Zn. Hal ini telah

dibuktikan oleh Kreb, et al. (1987) yang memberikan suplemen Fe pada 20 orang

ibu hamil. Mereka menemukan adanya penurunan secara nyata kadar Zn pada

mereka selama hamil.

Disamping itu, peningkatan asupan Zn yang berasal dari makanan akan

menurunkan kadar besi di duodenum, karena Zn akan meningkatkan

metallothionein dari mukosa sel akan menghalangi Fe masuk ke dalam mukosa sel.

Zat gizi misalnya mineral dapat berinteraksi negatif dengan zat non-gizi.

Yang dimaksud zat gizi adalah pati (gula), protein, lemak, vitamin, dan mineral atau

semua yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang.

Artinya, jika salah satu dari zat gizi itu tidak ada dalam tubuh, maka akan

terjadi gangguan. Sedangkan zat non gizi adalah zat selain zat gizi yang ada dalam

bahan makanan, biasanya tidak dapat dicerna dengan jalur metabolisme biasa di

dalam tubuh.

Mineral mudah diikat oleh senyawa non gizi, seperti asam fitat,tanin, asam

oksalat, yang membentuk kompleks yang bersifat tidak larut air sehingga tidak

dapat diserap oleh tubuh. Tanin yang merupakan polifenol yang terdapat pada teh,

kopi dan sejenis sayuran dan buah juga menghambat absorpsi besi dengan cara

mengikatnya. Didalam usus, kompleks tersebut tidak dapat serap oleh tubuh

sehingga ketersediaan hayati (bioavailabilitas) mineral terganggu. Polifenol tanin

39
mampu mengkelat zat besi non heme pada pangan nabati sehingga mengakibatkan

zat besi menjadi tidak tersedia bagi tubuh. Asam fitat adalah senyawa myo inositol

heksafosfat, yang mempunyai afinitas pengikat tinggi terhadap zat besi.

Untuk itu, disarankan agar tidak mengonsumsi makanan berat bersamaan

dengan makanan atau minuman yang mengandung tanin, asam fitat, asam oksalat.

Karena mineral yang terkandung dalam makanan berat tersebut akan terganggu

proses absorpsinya dengan adanya zat non gizi tersebut.

Namun, bukan berarti senyawa-senyawa tanin ini tidak memiliki fungsi.

Tanin, suatu polifenol telah dibuktikan secara ilmiah kemampuan antioksidan

dalam menghambat peroksidasi lipid pada mikrosom dan mitokondria liver tikus.

M. Masalah Kesehatan yang Berkaitan Dengan Mineral

Demikian pula, kekurangan magnesium dapat menyebabkan aritmia jantung,

atau detak jantung tidak teratur. Sementara itu, detak jantung yang meningkat atau

tidak normal dapat menjadi gejala dari banyak kondisi lain. Langkah terbaik adalah

dengan memeriksakan diri ke dokter.

1. Mati rasa dan Kesemutan

Sensasi mati rasa dan kesemutan di tubuh dapat mengindikasikan kekurangan

mineral. Menurut National Institutes of Health (NIH), kesemutan bisa menjadi

tanda kemungkinan kekurangan magnesium. Selain itu, kekurangan kalsium dalam

tubuh bisa menyebabkan efek mati rasa dan kesemutan pada jari.

2. Kembung, Mual, Kehilangan Nafsu Makan, dan Muntah

Kekurangan mineral juga dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan.

Kekurangan kalium dapat menyebabkan kembung dan sakit perut, kekurangan seng

dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan muntah.

40
Jumlah mineral yang rendah dalam tubuh dapat menurunkan fungsi

kekebalan tubuh, membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit menular penelitian

ini adalah analisis univariat.

N. Hasil Penelitian Tentang Mineral Yang Berhubungan Dengan Kesehatan

Penelitian yang dilakukan oleh Mantur dkk (2021) dengan judul “Gambaran

Kecukupan Mineral Makro Pada Mahasiswa Semester Ii Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado Selama Masa Pandemi Covid-

19”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kecukupan

mineral makro pada mahasiswa semester II Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi Selama Masa Pandemi COVID-19.

Penelitian ini bersifat deskriptif, yang dilaksanakan pada bulan Juni –

Oktober 2020, di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Manado dengan jumlah sampel sebanyak 118 responden. Instrumen penelitian

yang digunakan yaitu data umum karakteristik responden dan data asupan dari

responden selama 2 hari yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner

dalam bentuk food record.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan kalsium dari responden

sebagian besar yaitu sebanyak 85,6% responden berada dalam kategori kurang,

asupan natrium sebanyak 94,1% responden dalam kategori kurang, sebanyak

97,5% responden memiliki asupan kalium dalam kategori kurang, asupan

fosfor sebanyak 74,6% responden dalam kategori kurang dan ada sebanyak 13,5%

responden memiliki asupan dalam kategori lebih, asupan magnesium sebanyak

69,4% responden dalam kategori kurang dan sebanyak 15,3% responden berada

dalam kategori lebih.

41
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Mineral mikro mempunyai peran sangat penting dalam kelangsungan hidup

kekurangan atau kelebihan mineral mikro esensial menyebabkan penyakit. Unsur

mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh mahluk hidup

disamping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat

aorganik atau kadar abu.

Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian pengendalian

komponen cairan tubuh 65%. Untuk pemelihara fungsi tubuh, manusia memerlukan

mineral dalam jumlah tertentu. Mineral yang dibutuhkan tubuh hingga saat ini

dikenal dengan nama mineral makro dan mineral mikro. Intake (asupan) makanan

sehari-hari, membantu manusia mendapatkan zat yang diperlukan tubuh.

Dinamakan mineral mikro, karena tubuh hanya memerlukan dalam jumlah kurang

dari 100 mg saja. Jumlah yang memang sangat kecil, tapi sudah mencukupi bagi

tubuh.

Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis

makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur

mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu minelar makro dan

mineral mikro.

B. Saran

1. Bagi seluruh civitas akademik untuk terus menambah wawasan

pengetahuan mengenai Mineral Mikro.

42
2. Sebagian manusia,kita perlu menjaga keseimbangan asupan nutrisi dan

selalu menjaga keseimbangan.

3. Mineral Mikro walaupun sedikit asupanya bagi tubuh, tetapi perlu terus

dijaga agar tubuh tidak mengalami defesiensi mineral.

4. Semoga dengan adanya Makalah ini baik penyusun maupun pembaca dapat

memahami akan pentingya mineral mikro dalam kehidupan sehari-hari.

43
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Makalah Tentang Mineral. http://ketutardika.blogspot.co.id.


Diakses pada tanggal 15 Februari 2023 pukul 10.00 WITA.

Darmono. 1995. Potensi Mineral Deficiency Diseases of Indonesian Ruminant


Livestock. Erlangga. Jakarta.

Linder. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta

Mantur, R.P., M.I. Punuh, dan M.D. Amisi. 2021. Gambaran Kecukupan Mineral
Makro Pada Mahasiswa Semester Ii Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado Selama Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 1, Januari 2021.

Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Proverawati, Atikah dan Erna K. 2010. Ilmu gizi: Untuk Keperwatan dan Gizi
Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta.

Sutama. 2009. Panduan Lengkap Kambing dan Domba. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutrisno. 1983. Status Mineral Sapi Potong di Jawa Tengah. Gramedia. Jakarta.

Tillman. 1988. Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.

Underwood. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.

Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

44

Anda mungkin juga menyukai