Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ZAT GIZI MAKRO DAN MIKRO

DISUSUN OLEH
AFRILLYA SANDOVA
PO77201201633
2A KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING
ZULYA ERDA,M.SI
NIP.198507252012122002

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG


PRODI DIII KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan hidayah


dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “ZAT
GIZI MIKRO DAN MAKRO” yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Gizi dan Diet, jurusan ilmu keperawatan.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk menyempurnakan
makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih.

Tanjungpinang, 18 Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.3 Tujuan ................................................................................................... 5

BAB II.................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN ................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Zat Gizi ................................................................................ 6

2.2 Peran masing-masing zat gizi ................................................................ 6

1. Karbohidrat ............................................................................................ 6

2. Lemak ................................................................................................... 7

3. Protein ................................................................................................... 8

4. Vitamin ................................................................................................ 11

5. Mineral ................................................................................................ 14

2.3 Jenis-jenis makanan zat gizi makro dan mikro ..................................... 15

BAB III............................................................................................................... 18

PENUTUP ......................................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 18

3.2 Saran ...................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehidupan manusia pada usia 0-6 tahun sering dikenal dengan masa emas
(golden age). Masa tersebut merupakan masa penting dalam kehidupan manusia
dan membutuhkan perhatian yang sangat mendalam. Ini dikarenakan pada masa
tersebut manusia sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan terjadi
dengan pesatnya. Pada masa ini tubuh manusia mengalami pertumbuhan, begitu
juga dengan psikomotorik, mental dan sosial juga mengalami perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari dalam tubuh manusia itu sendiri seperti gen, ras dan jenis kelamin,
sedangkan faktor ekternal berasal dari lingkungan, stimulus, sosial, ekonomi dan
nutrisi. Nutrisi atau gizi merupakan faktor mutlak yang diperlukan oleh tubuh
dalam proses tumbuh kembang. Kebutuhan nutrisi untuk setiap orang berbeda-
beda dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan aktifitas.
Kata Nutrisi berasal dari kata “nutrition” yang di Indonesia lebih dikenal
dengan sebutan “gizi” yang memiliki makna sebagai makanan yang
menyehatkan. Zat gizi dibagi menadi dua yaitu, zat gizi makro dan zat gizi mikro.
Nutrisi atau zat gizi terdapat dalam asupan makanan yang dikonsumsi. Namun
tidak semua makanan yang dikonsumsi mengandung nutrisi yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan. Oleh
karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui peran gizi dan jenis-jenis gizi apa
saja yang diperlukan tubuh kita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari zat gizi makro dan zat gizi mikro?
2. Bagaimana peran dari zat gizi makro dan zat gizi mikro?
3. Bagaimana dampak dari zat gizi makro dan zat gizi mikro?
4. Apa saja jenis dari zat gizi makro dan zat gizi mikro?

4
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari zat gizi yang diperlukan oleh tubuh seta
mengetahui peran penting dari zat gizi tersebut. Juga untuk mengetahui dampak
dari zat gizi yang berlebihan dan kekurangan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zat Gizi


Menurut Sunita Almatsier, (2009: 3) zat gizi adalah ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilakan energi,
membangun, memelihara jjaringa serta mengatur prose-proses jaringan. Ada dua
macam gizi yang dibutuhkann tubuh dari makanan sehati-hari, yakni zat gizi
makro dan zat gizi mikro.
Zat Gizi Makro adalah makanan utama yang membina tubuh dan memberi
energi. Zat gizi makro dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram (g).
Zat gizi makro terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein.
Zat Gizi Mikro adalah komponen yang diperlukan agar zat gizi makro dapat
berfungsi dengan baik. Zat gizi mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil atau sedikit,
tetapi ada di dalam makanan. Zat gizi mikro terdiri atas mineral dan vitamin. Zat
gizi mikro menggunakan satuan miligram (mg) untuk sebagian besar mineral dan
vitamin.

2.2 Peran masing-masing zat gizi


Zat gizi makro terdiri dari:

1. Karbohidrat
Karbobidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan
serat. Gula dan pati memasok energi berupa glukosa, yaitu sumber
energi utama untuk sel-sel darah merah, otak, sistem saraf pusat,
plasenta dan janin. Karbohidrat berfungsi menyediakan energi bagi
tubuh. Namun, juga berperan dalam proses pembentukan energi dan
cadangannya.
Jika tubuh kekurangan karbohidrat atau defisiensi karbohidrat, ada
berbagai akibat yang bisa muncul, seperti kelelahan, sakit kepala, hingga
sakit diare. Defisiensi karbohidrat jangka panjang dapat menyebabkan
tubuh kekurangan serat, vitamin, dan mineral. Akibatnya, berbagai
masalah kesehatan pun mengintai karena tubuh tidak mendapatkan gizi
cukup seperti bau mulut, sakit kepala, dan mual.

6
Jika tubuh kelebihan karbohidrat, berpotensi mengalami
peningkatan berat badan lebih mudah. Berat badan yang melonjak drastis
akan mengganggu kerja hormon insulin, rentan kena diabetes mellitus
tipe dua, kadar kolesterol semakin meningkat, sulit menurunkan berat
badan dikarenakan penumpukan kalori, dan mudah merasa lapar.

2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak
dan trigliserida. Lemak adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per
gram) sehingga lemak penting untuk menjaga keseimbangan energi dan
berat badan. Lemak menyediakan medium untuk penyerapan vitamin-
vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K). Di dalam makanan, lemak
berfungsi sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih
menyukai makanan berlemak. Tubuh manusia tidak dapat membuat
asam lemak omega-6 dan omega-3 sehingga asam lemak ini adalah zat
yang esensia.
Jika tubuh tidak mendapatkan lemak makanan yang cukup,
beberapa fungsi tubuh mungkin tidak akan berjalan dengan baik.
dampak yang bisa terjadi ketika tubuh kekurangan lemak yaitu,
a. Kekurangan vitamin, salah satu fungsi lemak yaitu membantu tubuh
menyerap vitamin yang larut,
b. Dermatitis, asupan lemak yang tidak cukup bisa menimbulkan
kondisi dermatitis atau peradangan pada kulit.
c. Memperlambat proses penyembukan luka, karena tubuh
membutuhkan lemak untuk menghasilkan molekul penting yang
berperan mengendalikan respon peradangan tubuh,
d. Depresi, karena lemak berperan penting dalam sintesis hormon dan
neurotransmitter, salah satunya yaitu serotonin. Serotonin
merupakan zat pada neurotransmitter dan berfungsi menghasilkan
perasaan tenang dan damai. Bila defisiensi lemak terjadi dapat
berisiko mengalami depresi dan berbagai gangguan kesehatan
mental lainnya.
e. Mudah sakit, membatasi asupan lemak secara ekstrim ternyata bisa
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan tubuh
memerlukan lemak untuk memproduksi molekul yang merangsang
aktivitas sel kekebalan. Tidak hanya itu, asam lemak esensial juga

7
berguna dalam pertumbuhan sel imun, seperti asam lemak omega-3
dan omega-6.
f. Rambut rontok, lemak memiliki molekul yang disebut prostaglandin.
Molekul lemak pada tubuh ini dapat meningkatkan pertumbuhan
rambut. Jika tubuh tidak mendapatkan asupan lemak yang cukup,
tekstur rambut Anda ternyata bisa berubah.
Jika tubuh kelebihan lemak dapat meningkatkan berbagai
permasalahan pada kesehatan yaitu,
a. Obesitas, semua lemak yang masuk ke dalam tubuh bisa dibagi jadi
lemak jenuh dan tak jenuh. Namun, tubuh kita tidak akan mampu
mengolahnya bila kedua jenis lemak itu masuk ke dalam tubuh
secara berlebihan. Hal ini menyebabkan lemak dapat berkumpul di
beberapa bagian tubuh seperti pinggang ataupun lengan.
Penumpukan lemak ini dapat menyebabkan obesitas yang
merupakan sumber dari berbagai penyakit membahayakan seperti
penyakit jantung, stroke dan paru-paru.
b. Kolesterol tinggi, lemak yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah
yang berlebih juga dapat menyebabkan peningkatan kandungan
kolesterol pada tubuh. Kolesterol tinggi dapat menjadi sumber
berbagai penyakit seperti kerusakan arteri, penumpukan plak pada
pembuluh darah, penyakit jantung, dan stroke.
c. Sembelit, Konsumsi lemak secara berlebihan juga bisa mengganggu
organ pencernaan seperti usus. Lemak membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk di konsumsi sehingga organ lambung tidak pernah
kosong dan menyebabkan kinerja lambung semakin berat. Hal ini
meningkatkan potensi terjadinya sembelit.
d. Meningkatkan resiko kanker, Konsumsi lemak yang berlebihan dapat
memicu pertumbuhan sel kanker di beberapa bagian tubuh seperti
usus besar, kantung empedu, ginjal, dan beberapa organ
reproduksi.

3. Protein
Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh
dan berfungsi sebagai enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain.
Protein dikenal sebagai zat gizi yang unik sebab menyediakan asam-
asam amino esensial untuk membangun sel-sel tubuh maupun sumber

8
energi. Karena menyediakan "bahan baku" untuk membangun tubuh,
protein disebut zat pembangun. Protein terbentuk dari asam-asam amino
dan bila asam-asam amino tersebut tidak berada dalam keseimbangan
yang tepat, kemampuan tubuh untuk menggunakan protein akan
terpengaruh. Jika asam-asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis
protein terbatas, tubuh dapat memecah protein tubuh untuk memperoleh
asam-asam amino yang dibutuhkan.
Jika tubuh kekurangan protein, dapat muncul sejumlah gangguan
kesehatan yang efeknya tidak bisa disepelekan. Kekurangan protein
tidak hanya menyebabkan munculnya rasa lapar, lelah, dan lemas, tetapi
juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh Anda menurun. protein
merupakan makronutrien yang dibutuhkan untuk membangun,
memperbaiki, dan mengatur fungsi berbagai jaringan dan organ tubuh,
termasuk otot.
a. Kerontokan rambut, kurangnya asupan protein bisa memicu
kerontokan rambut karena saat tubuh kekurangan protein, laju
pertumbuhan rambut akan melambat dan semakin banyak folikel
rambut yang memasuki fase istirahat. Efeknya, rambut menjadi
rapuh, mudah rontok, dan menjadi lebih tipis.
b. Gangguan fungsi otak dan kesehatan mental, kekurangan protein
dapat menyebabkan gangguan fungsi otak karena asam amino yang
terdapat pada protein dibutuhkan untuk pembentukan beragam jenis
neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang berperan mengantar
stimulus atau pesan ke sel saraf otak maupun otot. Asam amino
yang terkandung dalam protein juga diperlukan untuk pembentukan
dopamin dan serotonin yang berkaitan dengan suasana hati.
Kekurangan dopamin dan serotonin bisa membuat suasana hati
menjadi buruk dan memicu gangguan perilaku.
c. Imunitas tubuh menurun, orang yang kebutuhan proteinnya tidak
tercukupi dengan baik lebih rentan terkena penyakit, khususnya
penyakit infeksi.
d. Pertumbuhan dan perkembangan anak terhambat, protein
merupakan bahan baku berbagai jaringan, hormon, dan
neurotransmitter. Jika asupan protein anak kurang, tentu saja proses
pertumbuhan dan perkembangannya dapat terganggu. Salah satu

9
tandanya adalah anak mengalami stunting atau memiliki tubuh yang
lebih pendek daripada anak-anak lain seusianya.
Jika kelebihan protein dalam tubuh:
a. Penumpukan keton dan bau mulut, mengganti asupan makanan
berkarbohidrat, seperti nasi, dengan mengonsumsi terlalu banyak
makanan berprotein tinggi dapat menyebabkan tubuh mengalami
kondisi yang disebut ketosis. Kondisi ini bisa mambuat zat kimia
keton menumpuk di dalam tubuh, sehingga menyebabkan bau
mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat membahayakan
ginjal.
b. Peningkatan berat badan, pola makan tinggi protein memang dapat
membantu mengurangi berat badan dalam waktu singkat. Namun,
efek jangka panjang dari pola makan ini justru bisa meningkatkan
berat badan karena protein berlebih tersebut akan disimpan sebagai
jaringan lemak. Sementara itu, bagi atlet atau orang yang rutin
melatih otot, pola makan tinggi protein dapat membuat massa otot
bertambah, sehingga berat badan juga ikut bertambah.
c. Kerusakan ginjal, di dalam tubuh, protein akan diolah menjadi asam
amino. Sisa metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi
urea yang perlu disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine. Inilah
alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal
bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit
ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau mengurangi
asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin
parah.
d. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, asupan protein hewani
yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau jeroan,
juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Oleh karena
itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang
bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular dan stroke.
e. Kehilangan kalsium, asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh
lebih banyak membuang kalsium. Berkurangnya jumlah kalsium
dalam tubuh terbukti dapat membuat tulang keropos dan
meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.

10
Zat gizi mikro terdri dari:

4. Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan oleh
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. itamin
mempunyai fungsi yang spesifik sesuai dengan fugsi spesifik sebagai
biokatalisator atau sebagai koenzim. Sebagai contoh adalah sebagai
koenzim metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain.
Vitamin dapat dipilah menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang larut
dalam lemak dan yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak terdiri
dari vitamin A, D, E dan K. Sedangkan vitamin yang larut dalam air terdiri
dari vitamin B kompleks yang dibedakan menjadi 8 jenis vitamin yaitu vitamin
B1 (Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), vitamin B5
(Pantothenic Acid), vitamin B6 (Piridolasin), vitamin B7 (Biotin), vitamin B9
(Folat), vitamin B12 (Kobalamin) dan vitamin C.
Jika tubuh kekurangan vitamin dapat memengaruhi penglihatan,
kesehatan tulang, serta kondisi kulit dan rambut. Setiap orang mungkin
menunjukkan gejala yang berbeda-beda, tergantung jenis vitamin yang
kurang dalam tubuhnya.
a. Kekurangan vitamin A, vitamin A paling dikenal dengan manfaatnya
untuk menjaga kesehatan mata. Padahal, tubuh sebenarnya juga
membutuhkan vitamin ini untuk mendukung fungsi sistem imun dan
menjaga kesehatan kulit. Berikut merupakan gejala umum dari defisiensi
vitamin A:
- Rabun senja akibat kurangnya pigmen cahaya yang disebut
rodopsin.
- Xerophthalmia, yakni penebalan konjungtiva dan kornea mata.
- Keratomalasia, yakni kondisi ketika kornea terkikis atau terluka.
- Munculnya bintik-bintik keratin pada mata sehingga penglihatan
menjadi kabur.
- Mata kering akibat menurunnya produksi air mata.
- Penyembuhan luka menjadi lebih lambat.
- Munculnya jerawat dan breakout.
b. Kekurangan vitamin D, vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium.
Asupan vitamin D yang memadai juga berperan dalam menjaga fungsi
sistem imun, sistem saraf, dan otot. Defisiensi vitamin D dapat

11
menimbulkan beragam gejala berupa: badan mudah lelah atau nyeri
tanpa sebab yang jelas, tekanan darah tinggi, otot kram, lemah, atau
nyeri, nyeri tulang, serta perubahan mood yang cukup drastis.
c. Kekurangan vitamin E, vitamin E merupakan zat gizi mikro sekaligus
antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. defisiensi vitamin E, gejala
yang mungkin muncul meliputi: munculnya rasa menggelitik pada lengan
atau kaki, gangguan gerak tubuh, mudah terkena penyakit infeksi, lemah
otot, dan gangguan penglihatan.
d. Kekurangan vitamin K, Kekurangan vitamin K umumnya memiliki ciri
yaitu, badan mudah memar, terbentuk gumpalan darah kecil di bawah
kuku, feses berwarna hitam dan terkadang bercampur darah, terjadi
perdarahan pada jaringan yang melapisi bagian dalam tubuh
e. Kekurangan vitamin B kompleks, Defisiensi vitamin B kompleks dapat
menimbulkan gejala berupa: badan lesu, lemah otot, munculnya rasa geli
pada kaki dan tangan, gangguan keseimbangan, mudah terserang
penyakit, kulit kasar dan kering, munculnya luka pada ujung bibir, serta
perubahan warna kulit, rambut, atau kuku.
f. Kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin C biasanya menimbulkan
tanda-tanda yaitu: kulit kering, kusam, atau tampak rusak, kuku tampak
seperti sendok, badan mudah memar, sendi terasa nyeri dan bengkak,
luka sembuh lebih lama, gusi berdarah dan gigi goyang, mudah
terserang penyakit, badan lesu dan mood buruk.
Jika tubuh kelebihan vitamin sesuai jenisnya dapat menyebabkan:
a. Hipervitaminosis A, hipervitaminosis A bisa bersifat akut yang berarti
terjadi dalam waktu singkat. Gejala mungkin muncul dalam beberapa jam
atau hari setelah mengonsumsi suplemen vitamin dengan dosis tinggi.
Kondisi ini biasanya banyak dialami oleh anak-anak. Gejala yang muncul
dapat berupa: mengantuk, mudah marah, sakit perut, mual atau muntah,
serta meningkatnya tekanan pada otak.
Kelebihan vitamin A juga dapat bersifat kronis. Vitamin A menumpuk di
dalam tubuh akibat konsumsi rutin suplemen dalam dosis tinggi. Lambat
laun, penderita akan menunjukkan tanda-tanda seperti: perubahan
penglihatan, bengkak pada tulang, nyeri tulang, berkurangnya nafsu
makan, pusing, mual dan muntah, sensitif terhadap sinar matahari, kulit
mengelupas, kering, kasar, atau gatal-gatal, kuku jari pecah-pecah, kulit

12
pecah-pecah pada sudut mulut, terdapat luka pada mulut, penyakit
kuning, rambut rontok, infeksi pernapasan, serta linglung.
b. Hipervitaminosis D, Tanda-tanda kelebihan vitamin D antara lain:
kelelahan, kehilangan nafsu makan, menurunnya berat badan, haus
berlebihan, buang air kecil berlebihan, dehidrasi, sembelit (konstipasi),
mudah marah dan gelisah, telinga berdenging, otot melemah, mual dan
muntah, pusing, linglung, tekanan darah tinggi, serta denyut jantung tidak
teratur. Lama-kelamaan, kelebihan vitamin D di dalam tubuh dapat
menyebabkan kelebihan kalsium atau hiperkalsemia. Kondisi ini bisa
meningkatkan risiko pengeroposan tulang, gangguan fungsi ginjal, dan
pembentukan plak kalsium pada pembuluh darah.
c. Hipervitaminosis E, konsumsi vitamin E dari makanan biasanya tidak
menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Sebaliknya, overdosis vitamin E
akibat konsumsi suplemen secara berlebihan berisiko menyebabkan
keracunan. Dalam jumlah besar, vitamin E dapat mengencerkan darah
sehingga tubuh Anda lebih mudah mengalami memar dan perdarahan.
Anda mungkin juga akan mudah kelelahan, tampak lesu, serta mengalami
sakit kepala dan gangguan pencernaan. Sebuah studi terbitan Journal of
the American Medical Association pun menunjukkan bahwa kelebihan
vitamin E berkaitan dengan meningkatnya risiko stroke hemoragik. Ini
merupakan kondisi gawat darurat akibat pecahnya pembuluh arteri pada
otak.
d. Hipervitaminosis K, ada tiga jenis vitamin K. Vitamin K1 dan K2
merupakan vitamin alami yang ada pada makanan. Sementara itu,
vitamin K3 alias menadione merupakan vitamin sintetis yang digunakan
untuk mencegah penumpukan kalsium di dalam tubuh. Vitamin K1 dan K2
umumnya tidak menyebabkan keracunan, bahkan ketika dikonsumsi
dalam jumlah besar. Sebaliknya, konsumsi vitamin K3 dalam dosis yang
salah dapat menyebabkan hipervitaminosis. Ciri utamanya yaitu
kelelahan dan penyakit kuning.
e. Hipervitaminosis B6, asupan vitamin B6 dari makanan tidak menimbulkan
efek negatif bagi tubuh, bahkan dalam jumlah besar sekalipun. Pasalnya,
tubuh mampu membuang kelebihan vitamin ini melalui urine. Namun,
seperti vitamin K, vitamin larut air dalam bentuk sintetis dapat
menyebabkan overdosis bila dosisnya tidak tepat. Konsumsi suplemen

13
vitamin B6 secara berlebihan dapat menimbulkan gejala berupa:
gangguan kendali otot (ataksia), mual dan nyeri pada ulu hati, sensitif
terhadap sinar matahari, mati rasa, muncul luka yang terasa nyeri pada
kulit, serta menurunnya kemampuan kulit untuk merasakan nyeri atau
suhu ekstrem.

5. Mineral
Tubuh membutuhkan mineral untuk membantu proses metabolisme
tubuh, yaitu menjadi bahan baku kinerja enzim. Menurut jenisnya. mineral
dibedakan menjadi 2 yaitu
a. Mineral organik, yaitu mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh
kita, yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap
hari.
b. Mineral anorganik, yaitu mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak
berguna bagi tubuh kita. Contohnya: timbal hitam (Pb), iron oxide (besi
teroksidasi), mercuri, arsenik, magnesium, aluminium atau bahan-bahan
kimia hasil dari resapan tanah dan lain.
Jika tubuh kekurangan mineral dapat menyebabkan berbagai gejala,
mulai dari badan lesu, menurunnya daya tahan tubuh, hingga gangguan
fungsi otot. Berbagai gejala defisiensi mineral menurut jenisnya yaitu:
a. Kekurangan zat besi, zat besi berperan penting dalam pembentukan
hemoglobin. Kekurangan zat besi dapat menurunkan kadar hemoglobin
sehingga sel darah merah tidak mampu membawa cukup oksigen ke
berbagai jaringan tubuh. Lama-kelamaan, hal ini bisa menyebabkan
anemia defisiensi besi. Gejalanya meliputi, badan lesu dan letih, kulit
tampak pucat, sering sakit kepala atau pusing, nyeri dada, angan dan kaki
terasa dingin, serta kuku menjadi rapuh.
b. Kekurangan kalsium, kalsium dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang
dan gigi, pembuluh darah, saraf, serta otot. Tanda-tandanya antara lain:
badan lesu, nafsu makan menurun, detak jantung tidak beraturan, mati
rasa, kram otot, dan rasa menggelitik pada jari.
c. Kekurangan kalium, kalium merupakan elektrolit yang diperlukan dalam
kontraksi otot, fungsi jantung, dan penghantaran sinyal saraf. Gejala
kekurangan kalium yang dapat timbul meliputi: kram atau lemah otot,
kelumpuhan pada otot usus, sembelit, sakit perut, dan perut kembung.

14
d. Kekurangan magnesium, magnesium juga merupakan elektrolit seperti
halnya kalium. Anda memerlukan mineral ini untuk menghasilkan energi,
membentuk protein, serta menjaga fungsi otot, otak, dan saraf. Gejalanya
berupa: kram otot, mati rasa, sensasi menggelitik pada tubuh, kejang,
hingga denyut jantung tidak teratur.
e. Kekurangan zinc, peran mineral zinc sangatlah besar dalam
pembentukan protein dan DNA, penyembuhan luka, serta kekebalan
tubuh. Kekurangan zinc bisa menurunkan nafsu makan serta
memengaruhi kemampuan dalam mencium bau dan mengecap rasa. Bila
dibiarkan terus-menerus, fungsi kekebalan tubuh dan pertumbuhan akan
terganggu.
Jika tubuh kelebihan mineral akan menyebabkan:
- Natrium: kelebihan natrium dapat mengakibatkan timbulnya keracunan,
jika sudah terlalu parah maka akan menyebabkan edema dan juga
hipertensi.
- Chlor: kelebihan Chlor ini gejala yang paling nyata adalah dapat
menyebabkan muntah.
- Kalsium: kelebihan kalsium di dalam tubuh maka akan menyebabkan batu
ginjal atau gangguan pada ginjal, gangguan absorbsi mineral lainnya,
serta menyebabkan konstipasi.
- Fosfor: apabila kadar fosfor yang ada di dalam tubuh berlebih, maka ion
fosfat akan mengikat kalsium, sehingga akan mengakibatkan kejang.

2.3 Jenis-jenis makanan zat gizi makro dan mikro


1. Karbohidrat
Beberapa sumber karbohidrat yang bisa didapat dengan mudah adalah
beras, sereal, roti, kentang, dan pasta.
2. Lemak
Sumber-sumber lemak yang bisa disajikan pada anak adalah susu, ikan,
daging merah, dan kacang-kacangan.
3. Protein
Sumber makanan yang mengandung protein, di antaranya adalah susu,
telur, makanan laut, dan daging. Bukan hanya dari hewan, protein juga
bisa ditemukan di dalam tumbuhan. Kacang-kacangan, sayuran, dan biji-
bijian adalah sumber protein nabati.

15
4. Vitamin
- Vitamin A
Beberapa makanan hewani lainnya yang mengandung vitamin A antara
lain adalah: Ikan makarel atau salmon, minyak hati ikan kod, telur ikan
atau caviar, hati ayam, keju, dan telur rebus.
Beta karoten adalah zat pada tanaman yang dengan cepat diubah
menjadi vitamin A di dalam tubuh. Makanan banyak mengandung beta
karoten meliputi: ubi jalar, labu, buah kesemek, sawi, wortel, paprik merah
dan bayam.
- Vitamin B
Sumber vitamin B yaitu, ikan salmon, daging sapi, telur, hati sapi, tiram,
kerang, daging ayam, daging babi, sayur bayam, lobak, kacang hitam
dan kacang merah.
- Vitamin C
Sumber vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan yaitu, jambu biji,
jeruk, papaya, stroberi, cabe merah. Vitamin C juga terdapat pada
sayuran yaitu, brokoli, kembang kol, dan bayam.
- Vitamin D
Sumber vitamin D bisa didapatkan dari ikan salmon, kuning telur, tuna
kalengan, keju, pisang, brokoli, tahu dan tempe.
- Vitamin E
Summber vitamin E bisa didapatkan dari biji bunga matahari, almond,
kacang, minyak, alpukat, bayam, swiss chard, labu butternut, dan sayur
bit.
5. Mineral
- Zat besi (Fe)
Sumber zat besi dapat kamu temukan pada hati, daging merah, unggas,
ikan dan makanan laut, dan sayuran berwarna hijau.
- Yodium
Sumber makanan kaya yodium antara lain garam beryodium, makanan
laut seperti ikan, udang, rumput laut, susu, keju, yogurt, telur dan
kacang-kacangan.
- Fosfor
Dalam makanan, fosfor dapat ditemukan pada daging, ayam, ikan, telur,
kacang-kacangan, produk susu, kentang, buah kering seperti kismis.

16
- Selenium
Sumber selenium banyak terdapat dalam ikan salmon, udang, kacang
Brazil, beras merah, bawang putih, jamur shitake, telur.
- Zinc
Zinc didapatkan pada makanan-makanan berikut seperti daging merah,
daging unggas, biji-bijian, dan tiram.
- Mangan
Mangan umumnya bersumber dari biji-bijian, selain itu terdapat pula
pada beras merah, roti gandum dan teh.
- Kromium
Kromium bisa didapatkan pada makanan laut seperti ikan, tiram, udang,
produk susu, sayuran hijau, daging, kacang hijau.
- Tembaga
Sumber tembaga ditemukan dalam hati, makanan laut, kacang-
kacangan, biji-bijian, coklat, jamur, roti gandum dan sereal.
- Molybdenum
Jenis makanan yang kaya Molybdenum antara lain kacang-kacangan
seperti kacang hijau, kacang merah, dan kacang tanah, gandum, hati,
susu, kacang polong.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Sunita Almatsier, (2009: 3) zat gizi adalah ikatan kimia yang
diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilakan energi,
membangun, memelihara jjaringa serta mengatur prose-proses jaringan. Ada dua
macam gizi yang dibutuhkann tubuh dari makanan sehati-hari, yakni zat gizi
makro dan zat gizi mikro.
Zat gizi ini memiliki banyak manfaat. Namun dibalik sejuta manfaatnya,
zat ini juga terdapat dampak negatif jika dikonsumsi secara berlebihan ataupun
jika kurang dalam mengkonsumsinya.

3.2 Saran
Dengan pengetahuan gizi seseorang dapat menjaga tubuh agar tetap
sehat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraanya. Dengan pengetahuan zat
gizi pula, sesorang akan mengonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang
berguna uuntuk pertumbuhan yang optimal dan juga sebagai energi yang dapat
digunanakan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari seperti belajar, olahraga
dan lainnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Syampurma, Hilmainur. 2018. Studi Tentang Tingkat Pengetahuan Ilmu Gizi


Siswa-Siswi SMP 32 Padang. Jurnal Menssana, Volume 3, Nomor 1, Mei, 2018

Dyah, Umiyarni Purnamasari. 2018. Panduan Gizi & Kesehatan Anak Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Andi.

P2PTM Kemenkes RI. 2019. Pengaruh Konsumsi Lemak Berlebihan Terhadap


Penyakit Tidak Menular. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/stroke/pengaruh-konsumsi-lemak-berlebihan-terhadap-penyakit-tidak-
menular. (diakses 19 Agustus 2021)

Hapsari, Riani. 2020. Mikro Mineral: Kecil Tapi Berdampak Besar Bagi Tubuh.
https://www.guesehat.com/manfaat-mikro-mineral-untuk-kesehatan. (diakses 20
Agustus 2021)

Wiradarma, Karin. 2015. Apa Saja Bahaya Kekurangan Vitamin?.


https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2696979/apa-saja-bahaya-
kekurangan-vitamin. (diakses 20 Agustus 2021)

AL Fajar, Kemal. 2021. Apa yang Terjadi Bila Tubuh Kelebihan Vitamin
(Hipervitaminosis)?. https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/kelebihan-vitamin/.
(diakses 19 Agustus 2021)

19

Anda mungkin juga menyukai