)
Adyt Prayoga PO72201201632
Afrillya Sandova PO72201201633
Regi Suharibar PO72201201656
Tiara Cinta T.N. PO72201201663
Ventilasi
Ventilasi menyangkut volume udara yang bergerak masuk dan keluar dari hidung atau
mulut pada saat proses bernapas. Ventilasi terdiri dari tiga yaitu, ventilasi per menit
(VE), ventilasi alveolar (VA), dan ventilasi percuma (VD). Ventilasi per menit (VE)
merupakan volume udara yang keluar dari paru dalam satu menit dalam satuan liter.
Ventilasi alveolar (VA) adalah volume udara inspirasi yang dapat mencapai alveoli dan
dapat mengalami pertukaran gas dengan darah.Ventilasi percuma (VD) adalah volume
udara inspirasi yang tidak mengalami pertukaran gas dengan darah (Djojodibroto,
2014).
Perfusi
Perfusi paru adalah sirkulasi darah di dalam pembuluh kapiler paru. Distribusi aliran darah di paru tidak
sama rata. Karena rendahnya tekanan darah di kapiler paru, aliran darah di kapiler paru sangat
terpengaruh oleh gravitasi bumi sehingga perfusi di bagian dasar paru lebih besar dibandingkan perfusi di
bagian apeks. Hal ini mengakibatkan rasio V/Q di basis paru dan di puncak paru menjadi berbeda
(Djojodibroto, 2014).
2. Polusi uadara:
Klien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik/kendaraan, asap rokok, asap yang
mengandung hasil pembakaran. Rangsangan, seperti asap yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor,
merokok dan lain-lain (somantri, 2009).
PcO2 meningkat
Cedera Sel
Satruasi O2 dalam
darah menurun
Respon Inflamasi
MK: Gangguan
ventilasi spontan
Infeksi Respiratori Hipersekresi mucus Lisis pada dinding alveoli
MK: Ketidak
seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Masalah keperawatan prioritas
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan yang sering dikeluhkan pada orang yang mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) adalah sesak, batuk, nyeri dada, kesulitan bernafas, demam, terjadinya kelemahan
(Rohmad dan Walid, 2009:35).
b. Riwayat kesehatan sekarang
Di kembangkan dari keluhan utama melalui PQRST
P : Palliative/provokatif, Pada pasien PPOK tanyakan tentang keluhan sesak napas, hal yang
memperberat sesak, hal yang memperingan sesak.
Q : Qualitatif/Quantitatif (gangguan atau keluhan). Tanyakan tentang akibat sesak, dapat
mempengaruhi aktivitas klien, pola tidur klien dan seberapa berat sesak yang terjadi.
R : Region/radiasi, lokasi gangguan atauTanyakan apakah keluhan mengalami penyebaran.
S : Skala, yaitu (tingkat atau keadaan yang dirasakan) Tanyakan tingkat sesak yang dialami klien.
T : Timing (waktu gangguan) dirasakan apakah terus menerus atau tidak. Sesak yang dialami klien
sering atau tidak. (Rohmad dan Walid, 2009:36).
e. Pola eliminasi
f. pada pola eliminasi perlu dikaji adanya perubahan ataupun gangguan pada kebiasaan BAB dan
BAK sebelum dan selama dirawat (Nursalam, 2013).
c. Sistem neurologi
Kaji tingkat kesadaran dan refleks (Rohman dan Walid, 2009:51).
d. Sistem pendengaran
Kaji tingkat ketajaman klien dalam mendengarkan kata kata, palpasi bentuk telinga, adanya cairan atau
tidak, adanya tekan ataupun lesi kulit
(Mutaqqin, 2010: 117-119).
e. Sistem pernafasan
Kaji bentuk dada, gerakan pernafasan, adanya nyeri tekan atau tidak, adanya penumpukan cairan atu
tidak dan bunyi khas nafas serta
bunyi paru-paru (Mutaqqin, 2010:149-155).
f. Sistem kardiovaskular
Kaji adanya sianosis atau tidak, oedema pada ektremitas, adanya peningkatan JVP atau tidak,
bunyi jantung (Mutaqqin, 2010:173).
g. Sistem gastrointestinal
Kaji bentuk abdomen, frekuensi bising usus, adanya nyeri tekan atau tidak, adanya masa benjolan
atau tidak, bunyi yang dihasilkan saat melakuka perkusi (Rohman dan Walid, 2009:50).
h. Sistem perkemihan
Kaji adanya nyeri atau tidak adanya keluhan saat miksi, adanya oedema atau tidak, adanya masa
atau tidak pada ginjal (Mutaqqin, 2010: 269).
i. Sistem integumen
Pada sistem integumen dilakukan secara anamnesis pada klien untuk menemukan permasalahan
yang dikeluhkan oleh klien meliputi: warna kulit, tekstur kulit, turgor kulit, suhu tubuh, apakah
ada oedema atau adanya trauma kulit (Mutaqqin, 2010:77).
j. Sistem musculoskeletal
Kaji adnya deformitas atau tidak,adanya keterbatasan gerak atau tidak (Mutaqqin, 2010:287)
Diagnosa keperawatan