Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Peran Zat Gizi pada Bayi, Balita, Anak dan Remaja

DISUSUN OLEH
AFRILLYA SANDOVA
PO77201201633
2A KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING
ZULYA ERDA,M.SI
NIP.198507252012122002

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG


PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan


hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
berjudul “PERANAN GIZI PADA BAYI, BALITA, ANAK DAN REMAJA” yang
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet, jurusan DIII ilmu
keperawatan.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini


masih terdapat banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.

Tanjungpinang, 07 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ................................................................................................. 4

1.1 Latar belakang ....................................................................................... 4

1.2 Rumusan masalah ................................................................................. 4

1.3 Tujuan ................................................................................................... 5

BAB II.................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN ................................................................................................... 6

2.1 Pengertian bayi, balita, anak dan remaja .................................................... 6

2.2 Peranan gizi pada bayi, balita, anak dan remaja ........................................ 7

2.3 Dampak kekurangan zat gizi ...................................................................... 8

2.4 Jenis gizi penting untuk bayi, balita, anak dan remaja .............................. 10

2.5 Makanan yang baik bagi bayi, balita, anak dan remaja ............................ 15

2.6 Masalah gizi pada bayi, balit, anak sekolah dan remaja ........................... 20

BAB III............................................................................................................... 25

PENUTUP ......................................................................................................... 25

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 25

3.2 Saran ................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan
mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal
terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh
konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto,
2002). Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan
makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor
tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga, produktivitas dan pengetahuan
tentang gizi anak tersebut (Suhardjo, 2003).
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak.
Menurut Hidayat (2008), zat gizi merupakan unsur yang paling penting dalam
nutrisi, mengingat zat gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri bagi
nutrisi. Auliana (1999), menambahkan zat gizi mempunyai peranan penting
dalam upaya meningkatkan kesehatan pada balita. Zat gizi dibutuhkan guna
memperoleh energi untuk melakukan kegiatan fisik sebagai zat tenaga, untuk
proses tumbuh kembang anak, pengganti jaringan yang rusak atau sebagai zat
pembangun, serta mengatur semua fungsi tubuh dan melindungi tubuh dari
penyakit atau sebagai zat pengatur. Ada beberapa komponen zat gizi seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan mineral yang dibutuhkan pada nutrisi
bayi dan anak yang jumlahnya berbeda untuk setiap usia (Berhman dalam
Hidayat, 2008). Oleh karena itu kita harus mengetahui perana zat gizi yang
dibutuhkan ank sesuai usia yaitu dari bayi, balita, anak dan remaja.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari bayi, balita, anak dan remaja?
2. Bagaimana peran zat gizi pada bayi, balita, anak dan remaja?

4
3. Apa dampak zat gizi bila kekurangan pada bayi, balita, anak sekolah dan
remaja?
4. Apa saja jenis-jenis gizi yang penting untuk bayi, balita, anak dan remaja?
5. Apa saja contoh makanan yang disarankan untuk bayi, balita, anak
sekolah dan remaja?
6. Apa saja masalah gizi pada bayi, balita anak sekolah dan remaja?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pera gizi pada bayi, balita, anak dan remaja sekaligus
mengetahui dampak apabila kekurangan atau kelebihan zat gizi pada bayi, balita,
anak dan remaja, serta mengetahui jenis-jenis gizi dan apa saja contoh makanan
yang baik dikonsumsi pada bayi, balita, anak dan remaja.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian bayi, balita, anak dan remaja


Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun
tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode
perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa
bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. (Marmi dan
Rahardjo, 2015). Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis
perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi
sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa
bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen
Kesehatan, 2009).
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Menurut
Sediaotomo (2010), balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita)
dan anak pra sekolah (3-5 tahun). Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan,
pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang
jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk
kelompok yang rawan gizi serta mudah menderita kelainan gizi karena
kekurangan makanan yang dibutuhkan. Konsumsi makanan memegang peranan
penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak sehingga konsumsi
makanan berpengaruh besar terhadap status gizi anak untuk mencapai
pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Ariani, 2017).
Anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu golongan
yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak berusia
antara 7-12 tahun. Golongan ini mempunyai karakteristik mulai mencoba
mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan atau norma. Di
sinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti pada pertumbuhan dan
perkembangan, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian,
serta asupan makanan (Yatim, 2005).
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah

6
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan
belum menikah. Pada masa remaja terjadi perubahan baik fisis maupun psikis
yang menyebabkan remaja dalam kondisi rawan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Masa ini merupakan masa terjadinya proses awal
pematangan organ reproduksi dan perubahan hormonal yang nyata. Remaja
menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait dengan perubahan fisis,
kecukupan gizi, perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan yang
akhirnya menimbulkan konflik dalam dirinya yang kemudian memengaruhi
kesehatannya.

2.2 Peranan gizi pada bayi, balita, anak dan remaja


A. Bayi dan Balita
Pemenuhan nutrisi dan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak,
merupakan hal yang amat penting. Periode ini mengacu pada masa dari saat
pembuahan hingga saat anak berusia 24 bulan. Seribu hari pertama
kehidupan merupakan sebuah periode kritis yang berdampak pada
kesehatan seorang anak seumur hidupnya. Periode dan perkembangan
pemenuhan nutrisi dan gizi seorang anak pada periode 1.000 hari pertama
meliputi pemenuhan kesehatan ibu saat hamil, periode menyusui, masa
penyapihan (MP-ASI), dan perkembangan di masa balita. Pemenuhan nutrisi
dan gizi yang optimal pada 1.000 hari pertama kehidupan akan menghasilan
pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan pada seorang balita yang
meliputi kematangan sel imun, komposisi tubuh yang sesuai, perkembangan
kognitif yang baik, serta kematangan organ metabolisme dan pencernaan.
Jika kebutuhan nutrisi dan gizinya dengan baik, maka ia akan tumbuh
menjadi dewasa yang sehat dan memiliki risiko minimal terhadap berbagai
penyakit metabolik.
B. Anak sekolah
- Sumber energi dan tenaga, jika fungsi ini terganggu anak akan menjadi
kurang geraknya atau kurang giat dan merasa cepat lelah.
- Menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru pada sel
yang sudah ada.

7
- Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau aus terpakai,
yaitu mengganti sel yang nampak jelas pada luka tubuh yaitu terjadinya
jaringan penutup luka.
- Mengatur metabolisme dan berbagi keseimbangan dalam cairan tubuh
(keseimbangan air, asam basa dan mineral).
- Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit sebagai anti oksidan dan antibodi lainnya.
C. Remaja
Mengutip dari IDAI, pemberian nutrisi dari sumber makanan serta gizi pada
masa remaja bertujuan untuk:
- Memaksimalkan pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, serta organ
reproduksi remaja.
- Memberikan cukup cadangan zat gizi dalam tubuh agar tak mudah sakit.
- Mencegah serangan berbagai penyakit yang bisa disebabkan oleh
makanan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan
kanker.
- Mendorong agar anak mau menerapkan kebiasaan makan dan gaya
hidup sehat.

2.3 Dampak kekurangan zat gizi


A. Bayi
Pada masa bayi umur 0-6 bulan zat gizi utama bayi adalah ASI jika zat gizi
tersebut diperoleh kurang akan berpengaruh terhadap pertembuhan pada
bayi baik fisik maupun mental dan kecerdasan anak. Asupan gizi buruk pada
1000 hari pertama kehidupan, atau sejak kehamilan sampai bayi berusia dua
tahun, bisa membuat anak mengalami gangguan kesehatan, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
B. Balita
Status gizi pada balita dapat berpengaruh terhadap beberapa aspek. Gizi
kurang pada balita, membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik
maupun mental, yang selanjutnya akan menghambat prestasi belajar. Akibat
lainnya adalah penurunan daya tahan, menyebabkan hilangnya masa hidup
sehat balita, serta dampak yang lebih serius adalah timbulnya kecacatan,
tingginya angka kesakitan dan percepatan kematian (Ali, 2006; Mamhidira,
2006; Andriani, 2012). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gizi kurang

8
pada balita membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun
mental, yang selanjutnya akan menghambat prestasi belajar. Akibat lainnya
adalah penurunan daya tahan, sehingga kejadian infeksi dapat meningkat.
Kekurangan gizi akan menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita.
Dampak yang lebih serius adalah timbulnya kecacatan, tingginya angka
kesakitan dan percepatan kematian.
C. Anak Sekolah
Dampak kekurangan gizi terhadap tumbuh kembang anak telah cukup
disadari oleh berbagai kalangan. Anak-anak yang kekurangan gizi akan
mengalami gangguan pertumbuhan fisik, mental dan intelektual. Gangguan
tersebut menyebabkan tingginya angka kematian dan kesakitan, serta
berkurangnya daya tahan tubuh. Kekurangan gizi pada usia dini mempunyai
dampak yang buruk pada masa dewasa dan dimanifestasikan dalam bentuk
fisik yang lebih kecil dengan produktifitas yang lebih rendah (Abdullah, 2012).
- Gagal tumbuh, yang membuat terhambatnya pertumbuhan fisik sehingga
anak tumbuh kecil dan pendek.
- Penurunan IQ, yang menyebabkan gangguan kecerdasan (fungsi kognitif)
sehingga membuat rendahnya kemampuan belajar yang berisiko
mengakibatkan kegagalan pembelajaran.
- Menurunnya produktivitas, sebagai akibat gangguan pertumbuhan fisik
dan kognitif yang berakibat pada menurunnya daya saing.
- Menurunnya daya tahan tubuh, yang meningkatkan risiko kesakitan dan
kematian.
- Meningkatnya risiko penyakit tidak menular saat usia dewasa.
D. Remaja
Remaja Indonesia banyak yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki
tinggi badan yang pendek atau disebut stunting. Rata-rata tinggi anak
Indonesia lebih pendek dibandingkan dengan standar WHO, yaitu lebih
pendek 12,5cm pada laki-laki dan lebih pendek 9,8cm pada perempuan.
Stunting ini dapat menimbulkan dampak jangka pendek, diantaranya
penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan
sistem metabolism tubuh yang pada akhirnya dapat menimbulkan risiko
penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi,
dan obesitas. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan stunting menjadi

9
salah satu prioritas nasional guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu
menciptakan manusia Indonesia yang tinggi, sehat, cerdas, dan berkualitas.
Remaja Kurus atau Kurang Energi Kronis (KEK). Remaja yang kurus atau
kurang energi kronis bisa disebabkan karena kurang asupan zat gizi, baik
karena alasan ekonomi maupun alasan psikososial seperti misalnya
penampilan. Kondisi remaja KEK meningkatkan risiko berbagai penyakit
infeksi dan gangguan hormonal yang berdampak buruk di kesehatan. KEK
sebenarnya dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

2.4 Jenis gizi penting untuk bayi, balita, anak dan remaja
A. Bayi
Kebutuhan gizi makro dan mikronutrient untuk bayi per kilogram berat badan
bayi perhari lebih besar dibanding usia yang lain. Hal tersebut dibutuhkan
untuk mempercepat pembelahan sel dan sintesa DNA selama masa
pertumbuhan terutama energi dan protein. Bayi usia 0 – 6 bulan dapat
mencukupi kebutuhan gizinya hanya dengan ASI saja, yaitu dengan
mengkonsumsi 6 – 8 kali sehari atau lebih pada masa awal dan 6 bulan
selanjutnya dapat mulai dikenalkan dengan makanan tambahan berupa
Makanan Pendamping ASI (MPASI) untuk mencukupi kebutuhan gizinya.
- Protein
Protein merupakan sumber asam amino essensial untuk pertumbuhan
dan pembentukan serum, haemoglobin, enzim, hormon dan antibodi,
memelihara sel-sel tubuh yang rusak, menjaga keseimbangan asam
basa, cairan tubuh serta sebagai sumber energi. Jenis protein yang
disarankan adalah yang mengandung asam amino essensial dalam
jumlah yang cukup, mudah dicerna dan dan mudah diserap oleh tubuh.
Jenis protein ini adalah protein berkulitas tinggi dan biasanya bersumber
dari hewani. Selama 6 pulan pertama kebutuhan protein bayi dapat
dipenuhi dari ASI atau Pengganti ASI, selanjutnya ditambah dari susu
formula dan Makanan Pendampin ASI. Protein dalam tubuh bayi
berfungsi sebagai :
a. Zat pengatur, pembangun dan memperbaiki jaringan seperti mata,
kulit, otot, jantung,paru-paru, otak dan organ lainnya.
b. Membentuk enzim, hormone, antibody dan komponen penting
lainnya.

10
c. Membantu proses regulasi.
- Lemak
Lemak merupakan substansi yang terdiri atas lemak, minyak dan
cholesterol. Asamlemak merupakan bagian terbesar dari lemak dan harus
tersedia dalam diet sehari-har karena tidak dapat disintesa dalam tubuh.
Asam lemak tersebut disebut asam lemak esensial yang terdiri dari 2
jenis yaitu: asam linoleat dan asam (AL) dan asam Alfa Linolenat (ALL).
Kebutuhan akan lemak pada bayi 0-6 bulan dapt dipenuhi seluruhnya dari
ASI. Setelah usia 6 bulan bayi harus mendapatkan tambahan lemak dari
makanan. Fungsi lemak dalam tubuh adalah anatara lain:
a. Mensuplai hampir 50% energi untuk kebutuhan sehari, kondisi ini
dapat dipenuhi dari ASI atau susu formula serta MP-ASI.
b. Memacu penyimpanan lemak tubuh untuk menjaga suhu tubuh dan
melindungi organorgan penting tubuh.
c. Membantu penyerapan vitamin larur lemak.
d. Membantu menyediakan asam lemak esensial untuk perkembangan
otak, kesehatan kulit, rambut serta mata, serta melindungi dari
penyakit.
- Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah mensuplai energy untuk pertumbuhan,
dan aktifitas. Jenis Karbohidrat yang paling cocok untuk bayi adalah
Laktosa yang terdapat dalam ASI atau PASI. Untuk bayi yang mengalami
lactos intoleran dimana tidak dapat memetabolisme laktosa dan galaktosa
dalam sistim pencernaannya diberikan susu formula bebas laktosa seperti
susu soya yang mengandung karbohidrat dalam bentuk sukrosa, sirup
jagung, tepung tapioka. Setelah bayi berusia 6 bulan, bayi membutuhkan
karbohidrat tambahan yang diberikan berupa MP-ASI seperti sereal,
produk tepung-tepungan dan buah-buahan. Jenis karbohidrat yang tidak
dapat diserap oleh tubuh akan difermentasikan di usus bagian bawah,
kondisi ini sering menyebabkan bayi mengalami diare, sakit perut dan
muntah, untuk itu bayi usia kurang dari 6 bulan tidak dianjurkan untuk
mengkonsumsi jus buah ataupun sayuran. Asupa Karbohidrat sehari
untuk bayi dianjurkan sekitar 40-60% total energi sehari.
- Mikronutrien

11
Zat gizi mikro yang dibutuhkan bayi hampir semua terpenuhi dari ASI jika
konsumsi ASInya cukup. Namun kandungan vitamin D yang diperlukan
untuk penyerapan calsium dan pembentukan tulang dalam ASI tergolong
rendah sehingga perlu suplementasi pada kondiskondisi khusus misak
defisiensi. Vitamin D juga perlu diberikan melalui paparan sinar matahari.
Vit K pada ASI juga lebih rendah daripada susu formula sehingga bayi
yang kurang ASI akan mengalami defisiensi vit K. Untuk ibu menyusui
yang kurang mendapatan asupan lauk hewani atau ibu menyusui yang
menjalankan diet vegetarian asupan vit B 12 pada bayinya perlu
diwaspadai.
B. Balita
- Zat Besi
Zat besi adalah salah satu mineral yang dibutuhkan untuk tumbuh
kembang optimal anak. Namun, 1 dari 3 anak Indonesia berusia di bawah
5 tahun berpotensi terhambat kemampuan kognitif dan fungsi mentalnya
karena kekurangan zat besi. Zat besi untuk anak berperan penting dalam
proses mielinisasi, pembentukan selaput saraf yang membantu proses
penerimaan informasi pada otak. Menurut AKG 2019, anak usia 1-3 tahun
membutuhkan sekitar 7 mg zat besi per hari sedangkan anak usia 4-5
tahun membutuhkan sekitar 10 mg zat besi per hari.
- Zinc
Zinc atau seng punya fungsi penting dalam perbaikan sel dan
pembentukan enzim bagi pertumbuhan balita. Kadar zinc yang
mencukupi di dalam tubuh balita bisa membantunya menyembuhkan luka
dengan lebih optimal.
- Lemak
Lemak berperan dalam meningkatkan jumlah energi, membantu
penyerapan vitamin A, D, E, dan K, serta menambah rasa lezat pada
makanan. Anak yang berusia 1-5 tahun membutuhkan lemak sekitar 45-
50 gr. Konsumsi lemak yang kurang dari kebutuhan anak bisa
menyebabkan pertumbuhan dan daya tahan tubuhnya terganggu.
Sebaliknya, konsumsi minyak berlebih dapat berujung pada obesitas
yang bisa memicu penyakit-penyakit berat saat anak dewasa.
- Vitamin D

12
Vitamin D penting untuk memelihara daya tahan tubuh dan melindungi si
Kecil dari infeksi.
- Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan alami yang diperlukan oleh tubuh untuk
melawan infeksi. Di samping itu, vitamin C yang bagus untuk anak juga
membantu anak pulih dengan cepat ketika mereka sakit. Fungsi penting
lain dari vitamin C adalah mendukung penyerapan zat besi. Kombinasi
vitamin C dan zat besi dengan rasio yang sesuai dapat membantu
meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh anak.
- Vitamin A
Vitamin A tidak hanya berfungsi memelihara kesehatan mata. Balita juga
memerlukan vitamin A untuk melindungi permukaan kulit, jaringan mulut,
dan pernapasan.
C. Anak sekolah
- Protein
Merupakan sumber asam amino essensial untuk pertumbuhan dan
pembentukan serum, Hemoglobin, enzim, serum, serta antibodi,
mengganti sel-sel tubuh yang rusak, mengatur keseimbangan asam basa
cairan tubuh serta sebagai sumber energi. Kualitas protein yang diberikan
harus berkualitas baik seperti protein hewani. Jumlah yang diberikan
sesuai kebutuhan (10-15% total kebutuhan) dan mengandung semua
unsur asam amino essensial, mudah dicerna dan diserap tubuh.
- Lipid
Merupakan substansi yang terdiri dari lemak, minyak dan kolesterol.
Asam lemak merupakan bagian terbesar dari lipid sehingga harus
disediakan dalam diet karena tidak disintesis oleh tubuh sendiri. Asupan
lemak pada anak sekolah dianjurkan berasal dari sumber lemak essensial
seperti kacang-kacangan, minyak nabati, beras merah.
- Karbohidrat
Berfungi untuk sumber utama energi, pertumbuhan dan aktivitas,
membentuk jaringan tubuh bersama protein. Kebutuhan karbohidrat untuk
balita adalah 45 – 60% total kebutuhan energi. Beberapa sumber gula
sebagai komponen karbohidrat harus dibatasi tidak lebih dari 10%, antara
lain gula murni, kue, permen cokelat, dll.
- Mikronutrient

13
Digunakan untuk Pertumbuhan sel epitel, metabolisme karbohidrat dan
keseimbangan cairan tubuh, proses oksidasi dalam sel, penyerapan
kalsium dan fosfor oleh vit D, mencegah perdarahan dan pembelahan sel
(vitamin E), pembentukan protrombin dalam proses pembekuan darah
(vitamin K).
- Cairan
Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia secara umum.
Pada anak sekolah 60%-70% berat tubuh adalah air, air juga merupakan
kebutuhan & bagian dari kehidupan manusia sehingga asupan air pun
sebaiknya seimbang dengan jumlah yang dikeluarkan. Asupan air yang
kurang akan menimbulkan masalah kesehatan, begitupun sebaliknya
asupan air yang berlebih juga dapat menimbulkan masalah kesehatan,
khususnya pada anak yang menderita penyakit ginjal & gagal jantung .
Kebutuhan rata-rata cairan untuk anak sekolah adalah 1ml/Kkal/hr.
D. Remaja
- Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk aktivitas tubuh
sehingga pemenuhannya dianjurkan sebesar 50 – 60% total kalori.
- Protein
Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-sel
yang rusak, pengatur fungsi fisiologis organ tubuh. Kebutuhan protein
bagi remaja masih cukup tinggi karena proses pertumbuhan cepat
sedang terjadi. Anjuran kebutuhan protein pada kelompok remaja laki-laki
adalah 66 – 72 g/hr, sedang untuk remaja perempuan 59 - 69 g/hari atau
14 - 16% dari kalori total.
- Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dapat di simpan di dalam tubuh
sebagai cadangan energi. Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia
remaja tidak di anjurkan karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam
tubuh khususnya kadar kolesterol darah yaitu 20-25% dari kalori total,
sumber: minyak, mentega. Konsumsi lemak berlebih akan mengakibatkan
timbunan lemak sehingga dalam jangka waktu tertentu dapat menyumbat
saluran pembuluh darah terutama artei jantung. Kondisi penyumbatan
akan membahayakan kesehatan jantung. Konsumsi lemak yang kurang
dari kebutuhannya juga akan mengakibatkan asupan energi tidak

14
adekuat. Pembatasan asupan lemak hewani yang berlebihan akan
menyebabkan asupan zat besi dan zink rendah karena bahan makanan
hewani merupakan sumber dua mineral ini.
- Serat
Pada manusia usia remaja serat di perlukan untuk memungkinkan proses
buang air besar menjadi teratur dan menghindari penyakit. Serat dapat
memberi rasa kenyang pada waktu lama. Sumber : sayuran-sayuran dan
buah-buahan yang tinggi serat.
- Mineral
Mineral di butuhkan remaja di perlukan dalam jumlah sedikit, sungguh
demikian peranannya sangat penting dalam berbagai proses metabolisme
di dalam tubuh. Kebutuhan mineral usia Remaja :
a. Kalsium : 1000 - 1200 mg/hr (pria),1000-1500mg/hr (wanita).
b. Zat Besi : 13-19 mg/hr untuk laki-laki dan 26 mg/hr untuk perempuan.
c. Na : 1200 -1500 mg/ org/ hr.
d. Air : 6-8 gls/ org/ hr.
- Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk mengatur berbagai proses metabolisme dalam
tubuh, mempertahankan fungsi berbagai jaringan serta mempengaruhi
dalam pembentukan sel-sel baru. Kebutuhan vitamin usia Remaja :
a. Vitamin A : 600 mg/org/hr
b. Vitamin B1 : 1,0-1,2 mg/hr
c. Vitamin B6 : 2,0-2,2 mg/org/hr
d. Vitamin B12 : 1,8 -2,4 mcg/org/hr
e. Vitamin C : 60 – 75 mg/hr
f. Vitamin D : 15 mcg/hr
g. Vitamin E 11 - 15 mg/org/hr

2.5 Makanan yang baik bagi bayi, balita, anak dan remaja
A. Bayi
ASI
Makanan yang paling baik untuk bayi baru lahir adalah ASI. ASI mempunyai
keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi
dan sebagainya.
MP-ASI (Makanan Pendamping ASI).

15
MP-ASI merupakan makanan bayi yang menyertai pemberian ASI, diberikan
setelah bayi berusia 6 bulan karena ASI tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi. MP-ASI harus mengandung zat gizi yang diberkan pada
bayi selama periode penyapihan yaitu pada saat makanan atau minuman lain
diberikan bersama dengan pemberian ASI. Jenis MP ASI diantaranya :
a. Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang
Ambon, pepaya, jeruk, tomat.
b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.
B. Balita
Karbohidrat
Ada dua jenis karbohidrat yang terkandung di dalam makanan, karbohidrat
kompleks dan sederhana. Karbohidrat sederhana adalah nama lain dari gula
yang bisa ditemukan di gula putih, buah, susu, madu, sampai permen.
Sementara karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang cenderung
lebih sulit dicerna dan membuat anak lebih cepat kenyang. Beberapa
makanan yang termasuk karbohidrat kompleks yaitu: kelompok umbi-umbian
(kentang dan ubi), roti, pasta, jagung, gandum, singkong.
Protein
Kebutuhan protein balita bisa dipenuhi dari beberapa jenis makanan, yaitu
produk hewani dan nabati dengan kadar yang berbeda. Kandungan protein di
dalam produk hewani lebih tinggi, beberapa jenisnya seperti susu, telur,
daging, ayam, dan makanan laut. Sementara untuk produk nabati, seperti
kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian, kandungan proteinnya lebih
rendah.
Lemak
Untuk meningkatkan asupan lemak balita, jangan lupa untuk meningkatkan
kualitas lemak dan sesuaikan dengan kebutuhan kalori balita. Tetap
perhatikan sumber lemak, apakah lemak sehat atau tidak. American Heart
Association merekomendasikan anak usia 2-3 tahun mengonsumsi lemak
total sekitar 30 sampai 35 persen dari kalorinya. Sementara itu untuk anak
usia 4-18 tahun, kadar lemak yang dikonsumsi per hari sekitar 25-35 persen
dari total kalori. Beberapa sumber lemak tidak jenuh bisa didapatkan dari
kacang-kacangan, ikan, dan minyak sayur.
Serat

16
Serat bisa ditemukan di beberapa jenis makanan. Dalam Journal of Human
Nutrition and Dietetics menyebutkan bahwa 95 persen balita dan orang
dewasa tidak mengonsumsi serat yang cukup. Bahkan, anak-anak dan balita
sering kali tidak memenuhi kebutuhan serat yang direkomendasikan setiap
harinya. Menu makanan yang kaya serat dengan porsi makan balita, seperti
pisang, apel, wortel, oatmeal, atau roti gandum.
Cairan
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2013, kebutuhan cairan
balita usai 2-5 tahun yaitu:
- Balita usia 1-3 tahun: 1200 ml
- Balita usia 4-6 tahun: 1500 ml
Angka kebutuhan cairan anak balita di atas tidak harus dari air putih atau air
mineral, tetapi bisa dari susu UHT atau formula yang dikonsumsi sehari-hari.
Berikan air putih saat bangun pagi, setelah makan, atau saat selesai
berolahraga. Setelah berolahraga atau berkegiatan aktif anak membutuhkan
cairan untuk mengisi kembali cairan yang hilang lewat keringat. Susu bisa
diberikan sebagai selingan atau ketika anak akan pergi tidur.
Vitamin
Jenis vitamin yang perlu didapatkan oleh anak prasekolah usia 4-5 tahun
yaitu:
- Vitamin A: 450 mikrogram (mcg)
- Vitamin D: 15 mcg
- Vitamin E: 7 miligram (mg)
- Vitamin K: 20 mcg
Mineral
- Kalsium: 1000 gram
- Fosfor: 500 gram
- Magnesium: 95 mg
- Natrium: 1200 mg
- Besi: 9 mg
C. Anak sekolah
- Karbihidrat
Karbohidrat komplek seperti padi-padian (beras, jagung, ketan), umbi-
umbian (singkong, ubi jalar, kentang, talas), serta makanan lain (sagu,

17
mie, roti dan pisang). Karbohidrat sederhana adalah gula pasir, gula aren,
gula kelapa dan gula biet termasuk berbagai jenis sirup.
- Protein
Protein hewani: Ayam, Bebek, Daging sapi, Daging kambing, Hati ayam,
Hati sapi, Ikan, Telur, Susu bubuk. Protein nabati: Kedelai, Kacang
polong, Kacang merah, Kacang hijau, Kacang-kacangan, Produk olahan
dari kacang-kacangan.
- Lemak
Lemak Tidak Jenuh: Zaitun (buah dan minyaknya), Minyak biji bunga
matahari, Minyak wijen, Minyak kacang, Minyak kedelai, Minyak jagung,
Alpukat, Kacang-kacangan (almond, macademia, hazelnut, pecan,
kacang tanah, mete), Selai kacang, Sumber lemak dari ikan ikanan.
Lemak Jenuh: Kue panggang (donat, muffin, pizza, beberapa jenis
biskuit), Kerupuk, Popcorn, Keripik, Kentang goreng, Ayam goreng,
Nugget ayam, Ikan dilapisi tepung roti, Coklat, yang Daging ayam beserta
kulitnya, Daging tinggi lemak (sapi, domba, kambing, babi), Susu tinggi
lemak, Mentega, Keju, Es krim, Minyak kelapa.
- Vitamin A
Hewani: Susu dan produknya (keju), kuning telur, hati dan berbagai ikan
yang tinggi kandungan lemaknya. Nabati: Sayuran dan buah berwarna
hijau (seluruh sayuran berdaun hijau, bayam, caisim, daun singkong,
alpukat, melon, anggur hijau), kuning (belimbing, nanas, pisang, paprika
kuning, jagung muda), dan merah (terong, kol merah, bayam merah,
semangka, stroberi, tomat, jambu biji merah). Umbi umbian berwarna,
minyak sawit, margarin.
- Vitamin D, tubuh dapat menghasilkan vitamin D melalui penyerapan sinar
matahari pada kulit.
- Vitamin E, bersumber dari kecambah biji-bijian, minyak jagung, padi-
padian, mentega, buah dan sayuran.
- Vitamin K, berasal dari bahan makanan yang disintesa oleh mikroflora
dalam usus.
- Vitamin C, berasal dari jeruk, tomat, kentang, brokoli, paprika merah dan
hijau, kol, dan bayam
- Vitamin B1, berasal dari kacang-kacangan, bekatul, produk gandum yang
difortifikasi dengan vitamin B1 seperti roti, sereal, dan pasta.

18
- Vitamin B2, bersumber dari susu, daging ayam, daging sapi, sereal yang
difortifikasi dengan vitamin B2, bekatul,almond, asparagus.
- Vitamin B3, bersumber dari daging unggas, daging sapi, gandum utuh,
bekatul, dan sereal yang difortifikasi dengan vitamin B3.
- Vitamin B6, bersumber dari pisang, kacang polong, bayam, kentang
panggang dengan kulitnya, bekatul, sereal yang difortifikasi dengan
vitamin B6, daging ayam, dan telur.
- Vitamin B12, bersumber dari daging sapi, kepiting, ikan salmon, daging
unggas (ayam, bebek), kacang kedelai, makanan yang difortifikasi/
ditambahkan vitamin B12.
D. Remaja
Karbohidrat
Karbohidrat sederhana, karbohidrat ini jumlah molekul gulanya sangat sedikit.
Itu sebabnya, proses pemecahan karbohidrat ini cenderung lebih cepat dan
tidak membutuhkan waktu lama. Jenis karbohidrat sederhana yaitu, madu,
gula putih, gula merah, kue, permen. Karbohidrat kompleks, berbanding
terbalik dengan karbohidrat sederhana, jumlah molekul gula penyusun
karbohidrat kompleks terbilang cukup banyak. Jenis karbohidrat kompleks:
roti, jagung, pasta, nasi, gandum, kacang-kacangan, kentang.
Protein
Protein hewani, berikan anak makanan seperti ikan, telur, susu dan produk
olahannya, daging merah, daging ayam, guna mencukupi kebutuhan gizi
proteinnya. Protein nabati, sumber makanan dengan kandungan protein
nabati bisa didapatkan anak dari gandum, oat, kacang-kacangan, tahu,
tempe, dan oncom.
Lemak
Lemak tidak sepenuhnya harus dihindari. Dalam jenis dan jumlah yang sehat,
lemak merupakan zat gizi makro yang berperan sebagai sumber energi untuk
remaja. Seperti lemak baik yang pada umumnya terdapat dalam jenis lemak
tidak jenuh. Berikut beberapa jenis makanan yang tergolong sebagai lemak
baik: alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, telur, ikan salmon.
Serat
Serat merupakan zat gizi makro yang sama pentingnya seperti karbohidrat,
lemak, dan protein pada remaja. Dengan kata lain, ada bahaya yang bisa
terjadi apabila remaja kurang asupan serat. Berbagai jenis buah dan sayur

19
yang mempunyai kandungan serat seperti wortel, brokoli, alpukat, apel, jeruk,
serta kacang merah dan ubi mengandung serat larut air.
Vitamin
Kebutuhan vitamin sebagai gizi pada masa remaja tentu akan meningkat
untuk menunjang proses tumbuh kembangnya. Berikut beberapa jenis
vitamin yang dibutuhkan remaja, seperti: Vitamin B1, B2, B9, dan B12,
Vitamin C, Vitamin A, Vitamin D, Vitamin E dan Vitamin K.

2.6 Masalah gizi pada bayi, balit, anak sekolah dan remaja
A. Bayi
- Alergi
Bahan makan yang dapat bersifat alergen untuk bayi terutama pada tahun
pertama kehidupannya antara lain kacang-kacangan, mentega, telur, susu
sapid an kacang-kacangan. Apabila ada indikasi alergi dapa keluarga,
pemberian bahan-bahan yang dapat menimbulkan alegi tersebut sebaiknya
ditunda terlebih dahulu. Untuk produk susu misalnya dapat ditunda sampai
bayi berusia 1 tahun, 2 tahun untuk telur, 3 tahun untuk ikan dan kacang-
kacangan, Bayi yang alergi terhadap susu sapi dapat diberikan susu kedelai
atau soya.
- Gizi Lebih (obesitas)
Bayi yang mengalami obesitas mempunyai kemungkinan obesitas lebih besar
dimasa pubertas dan dewasanya. Penyebab obesitas ini bisa multi faktor
antara lain genetik, gaya hidup dan pola makan yang tidak baik.
- Karies gigi
Gigi susu beresiko mengalami karies gigi yang diakibatkan oleh konsumsi
ASI, Susu formula maupun makanan pendamping yang diberikan. Pemberian
makanan dan atau minuman manis untuk bayi melalui botol 3 kali/hr atau
lebih dari 1 jam saat makan/minum dapat menjadi penyebab kondisi ini.
- Diare
Diare sering terjadi karena infeksi saluran cerna, bila hal ini sering terjadi
akan mengakibatkan dehidrasi sehingga memerlukan pengganti cairan dan
elektrolit yaitu dengan rehidrasi oral atau bila kondisi berlanjut lebih parah
dimungkinkan pemberian rehidrasi parenteral.
- Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

20
Kekurangan yodium berakibat pada rendahnya tingkat intelegensia anak dan
proses tumbuh kembangnya, yaitu menjadi kerdil atau kretin, gangguan
pendengaran/tuli, retardasi mental, gangguan neuromotor, dan sebagainya.
Penyebab GAKY antara lain kurangnya asupan yodium, tingginya konsumsi
makanan goitrogenik, air minum kotor dan genetik.
B. Balita
- KEP (Kurang Energi Protein) atau Protein Energy Malnutrition
KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya
konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila berat
badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia (BB/U) baku
WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition dapat diartikan sebagai
salah satu penyakit gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit KEP
ditemukan berbagai macam keadaan patologis yang disebabkan oleh
kekurangan energy maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam.
Kurangnya zat gizi makro (Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan
KEP.
- Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan
lemak dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan
tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas pada
anak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia
(tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), hipertensi,
hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi ortopedik (tulang).
Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan
berlanjut sampai anak beranjak remaja dan dewasa. Konsekuensinya pada
anak juga menyangkut kesulitankesulitan dalam psikososial, seperti
diskriminasi dari teman-teman, self-image negative, depresi, dan penurunan
sosialisasi.
- Kurang Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata, dan untuk
kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan
penyakit misalnya campak, diare, dan penyakit infeksi lainnya. Penyakit mata
yang diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut xeropthalmia.

21
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme terhadap
penyakit gondok. Kekurangan mineral iodium pada anak dapat menyebabkan
pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan
fisik. Zat iodium penting untuk kecerdasan anak.
- Anemia Zat Besi (Fe)
Anemia adalah keadaan dimana hemoglobin darah kurang daripada normal
disebabkan karena kurangnya mineral (Fe) sebagai bahan yang diperlukan
untuk pematangan eritrosit
(sel darah merah). Penyebab umum dari anemia adalah tidak memiliki cukup
zat besi.
C. Anak sekolah
- Kurang Energi Protein (KEP)
Suatu kondisi dimana jumlah asupan zat gizi yaitu energi dan protein kurang
dari yang dibutuhkan. Akibat buruk dari KEP bagi anak SD adalah anak
menjadi lemah daya tahan tubuhnya dan terjadi penurunan konsentrasi
belajar.
- Anemia Gizi Besi
Suatu kondisi pada anak SD dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal (kurang dari 12 gr %). Akibat buruk dari anemia gizi besi
adalah anak menjadi lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai (5 L) dan mengurangi
daya serap otak terhadap pelajaran.
- Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
Suatu gejala yang diakibatkan oleh kekurangan asupan yodium dalam
makanan seharihari yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Masalah
GAKY pada umumnya ditemukan di dataran tinggi. Akibat buruk GAKY
adalah anak menjadi lamban dan sulit menerima pelajaran.
- Kurang Vitamin A (KVA)
Suatu kondisi yang diakibatkan oleh jumlah asupan vitamin A tidak
memenuhi kebutuhan tubuh. Akibat buruk dari kurang vitamin A adalah
menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi sehingga anak mudah sakit.
Disamping itu vitamin A terkait dengan fungsi penglihatan.
- Karies gigi
Karies gigi biasanya berlanjut sampai anak memasuki usia remaja, bahkan
sampai dewasa. Makanan yang dapat dengan mudah menimbulkan karies,

22
antara lain keripik kentang, permen (terutama permen karet), kue yang berisi
krim, kue kering, dan minuman manis. Namun pada prinsipnya hal ini
disebabkan apabila sesudah makan anak tidak dibiasakan segera
menggosok gigi.
- Alergi
Secara teori, Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap sesuatu
yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak berbahaya. Ini bisa
berupa substansi yang masuk atau bersentuhan dengan tubuh alergi
makanan diartikan sebagai respons tidak normal terhadap makanan, biasa
dijumpai terutama pada anak yang memiliki rawat keluarga sebagai penderita
alergi.
D. Remaja
- Gangguan Makan
Ada dua macam gangguan makan yang biasa terjadi pada remaja yaitu
bulimia nervosa dan anoreksia. Kedua gangguan ini biasanya terjadi karena
obsesi untuk membentuk tubuh langsing dengan cara menguruskan badan.
Ciri-ciri seseorang dengan gangguan makan ini antara lain sangat
mengontrol asupan makannya, kehilangan berat badan secara drastic tetapi
tetap melarang dirinya untuk mengkonsumsi makanan berat, tidak menstruasi
selama beberapa bulan karena gangguan hormonal.
- Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja
daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak
melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk. Aktif berolah raga dan
melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan.
Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan
penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi
mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan
berat badan, di samping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga
dapat menghindari ngemil makanan/kuekue.
- Kurang Energi Kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu
berupa akibat terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya
adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan

23
berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional
seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
- Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai
terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel
darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan
tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka
terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi
berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen
Kesehatan, 2009). Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas
satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.
Menurut Sediaotomo (2010).
Anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu golongan
yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak berusia
antara 7-12 tahun. Golongan ini mempunyai karakteristik mulai mencoba
mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan atau norma.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan
belum menikah.
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan
mental. Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan
makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi kedua faktor
tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga, produktivitas dan pengetahuan
tentang gizi anak tersebut (Suhardjo, 2003).

3.2 Saran
Kebutuhan gizi pada masa bayi, balita, anak sekolah dan remaja harus
terpenuhi dengan baik agar tidak terjadi masalah gizi pada bayi, balita, anak
seklah dan remaja. Untuk itu ibu dan pengasuh harus tahu mengenai tentang gizi
seimbang dan jenis-jenis apa saja yang diperlukan bayi, balita anak sekolah dan
remaja.

25
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia Rahim, Fitri. 2014. Faktor Risiko Underweight Balita Umur 7-59 Bulan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kuningan. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas.
Diakses 08 September 2021

Santoso. 2009. Perkembangan dan Pertumbuhan anak. Jakarta: Bumi Aksara

Herliafifah, Riska. 2020. Memenuhi Kebutuhan Gizi Balita Usia 1 sampai 5 tahun.
https://hellosehat.com/parenting/gizi-pada-balita/. Diakses 9 September 2021

Panduan Mudah untuk Memenuhi Gizi Remaja (Usia 13-18 Tahun).


https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-remaja/kebutuhan-gizi-
remaja/. Diakses tanggal 09 September 2021

Zaenab, Sitti dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Asi Eksklusif Terhadap


Pertumbuhan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari : JST
Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1. Universitas Hasanuddin Makassar
Fakultas kedokteran jurusan kebidanan.

Yudhi Pratiwi, Rinni. 2013. Kesehatan Remaja di Indonesia.


https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di
indonesia. Diakses 09 September 2021

Damayanti, Didit dkk. 2017. GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN. Jakarta Selatan:
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Ade Ari Wiradnyani, Luh dkk. 2016. Gizi dan Kesehatan Anak Usia Sekolah
Dasar. Jakarata: (SEAMEO RECFON) Kementerian Pendidikan dan Budaya
Republik Indonesia.

26

Anda mungkin juga menyukai