DISUSUN OLEH
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perkenaannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai “Ruang Lingkup Deteksi Dini
Masalah Gizi Makro dan Mikro”. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, hingga dapat terselesaikan
dengan baik.
Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini
kita cari. Saya berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin. Namun kritik dan
saran sangat kami harapkan, karena penyusunan makalah ini tak luput dari kesalahan dan
kurang sempurna. Atas kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini saya haturkan
terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................
1.3 Tujuan .......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................
2.1 Definisi Deteksi Dini .................................................................................................
2.2 Definisi Zat Gizi Makro dan Mikro ..........................................................................
2.3 Masalah Gizi Makro dan Mikro ................................................................................
2.4 Upaya Penanganan Masalah Gizi Makro dan Mikro ................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................
3.2 Saran ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari deteksi dini
2. Untuk mengetahui definisi dari zat gizi makro dan mikro
3. Untuk mengetahui masalah gizi makro dan mikro
4. Untuk memahami upaya penanganan masalah gizi makro dan mikro
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Deteksi Dini
Pendekatan diagnosis ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekalutan yang lebih
parah yang dapat merusak kepribadian. Hal tersebut dapat membantu individu dalam
mengembangkan cara berfikir, cara berperasaan, dan cara berperilaku yang baik dan benar,
sehingga eksistensi seseorang bisa diterima dan diakui dalam lingkungan sosialnya sebagai
sosok insan yang sehat secara sempurna.
Tujuan deteksi dini ialah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman serta
perhatian terhadap kondisi psikologis, yakni kondisi mental dan jiwa spiritual yang ada dalam
diri individu untuk menghindaridan menanggulangi akan terjadinya gangguan-gangguan.
Deteksi dini juga sebagai bentuk preventive (pencegahan) sejak awal terhadap indikasi-
indikasi akan terjadinya gangguan. Karena manusia hidup itu memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap relasi dalam berhubungan, baik yang berkaitan individu dengan Tuhannya,
individu dengan dirinya sendiri, keluarganya, lingkungannya sosialnya dan lingkungan alam
sekitarnya.
Gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram. Zat
gizi makro dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar untuk menjalankan fungsinya dalam
tubuh. Zat – zat gizi makro terdiri dari zat gizi yang dapat menghasilkan kalori atau energi.
Zat – zat gizi yang termasuk ke dalam golongan zat gizi makro adalah karbohidrat, lemak,
dan protein.
Karbohidrat
Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organic yang paling melimpah di bumi.
Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hydrogen, dan oksigen. Bentuk molekuk
karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut
monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang Panjang serta dapat pula bercabang – cabang, disebut
polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monisakarida dan polisakarida
terdapat pula disakarida (rangkaian dua monoskarida) dan oligosakarida (rangkaian
beberapan monosakarida).
Lemak
Lemak merujuk pada sekelompok besar molekul – molekul alam yang terdiri atas
unsur – unsur karbon, hydrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, sterol, vitamin –
vitamin yang larut dalam lemak (contohnya A, D, E dan K), monogliserida,
digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termausk di dalamnya getah steroid) dan
lain – lain.
Lemak juga berasal dari 2 sumber, yaitu
- Lemak hewani
- Lemak nabati
Protein
Protein adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer – monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hydrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulful serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur
dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein merupakan salah satu biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
plinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Fungsi utama zat gizi makro adalah menyediakan energi, yang dihiyung sebagai
kalori. Meski masing – masing gizi makro itu menyediakan energi tapi jumlahnya bervariasi.
Karbohidrat menyediakan 4 kalori/gram, protein 4 sedangkan lemak 9.
Gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkantubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tapi
ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan
vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satu ,g untuk Sebagian besar mineral dan vitamin.
Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen, oksigen dan
terkadang nitrogen atau elemen lain yang dibutuhkan dalam jumlah kecil agar
metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan berjalan normal. Jenis nutrien ini
merupakan zat-zat organik yang dalam kecil ditemukan pada berbagai macam
makanan. Vitamin tidak dapat digunakan untuk rnenghasilkan energi. Vitamin dapat
dipilah menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang larut dalam lemak dan yang larut
dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K.
Sedangkan vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B kompleks yang
dibedakan menjadi 8 jenis vitamin yaitu vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2
(Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), vitamin B5 (Pantothenic Acid), vitamin B6
(Piridolasin), vitamin B7 (Biotin), vitamin B9 (Folat), vitamin B12 (Kobalamin) dan
vitamin C8 .
Mineral
Mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia.
Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih
banyak terdapat dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh
tumbuhan dan menumpuknya di jaringan tubuhnya. Disamping itu mineral berasal
dari makanan hewani mempunyai ketersediaan biologik lebih tinggi daripada yang
berasal dari makanan nabati, makanan mengandung lebih sedikit bahan pengikat
mineral daripada makanan nabati.
Kurangnya asupan zat gizi akan menyebabkan seseorang mengalami defisiensi dalam
memenuhi kebutuhan tubuhnya, dan salah satu konsekuensinya adalah menjadi rentan
terhadao serangan penyakit infeksi, yang apabila terjadi akan memperburuk status gizinya.
Sebaliknya seseorang menderita penyakit infeksi akan mengalami peningkatan metabolisme
dan suhu tubuh, menyebabkan kebutuhan energi dan zat – zat gizinya meningkat. Sementara
itu, seseorang yang menderita penyakit infeksi biasanya mengalami penurunan nafsu makan,
sehingga asupan gizinya juga berkurang, yang jika berlangsung lama akan menurunkan status
gizinya (UNICEF, 1998).
Data statsu gizi dan Kesehatan serta penyakit tidak menular terkait gizi diperoleh dari
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kemenkes, 2010 dan data status gizi mikro,
khususnya status anemia defisiensi zat besi (Riskesdas, 2007). Masalah gizi yang sering
terjadi pada berbagai kelompok umur dan penyakit tidak menular adalah
No Kelompok PTM
.
1 Remaja dan Prahamil Stunting
Kurang Energi Kronis
(KEK)
Anemia
Overweight dan Obesitas
2 Ibu hamilm nifas dan menyusui Stunting
Kurang Energi Kronis
(KEK)
Anemia
Overweight dan Obesitas
Kurang Vitamin A
GAKI (Gangguan Akibat
Kurang Iodium)
3 Bayi dan Anak Balitas BBLR (Bayi Berat Lahir
Rendah)
Anemia
Stunting
Kurang Vitamin A
GAKI (Gangguan Akibat
Kurang Iodium)
Underweight
Overweight dan Obesitas
4 Dewasa dan Lanjut Usia Anemia
Overweight dan Obesitas
PTM terkait Gizi
Pengaruh gangguan gizi pada masa ini sangat luar biasa karena pengaruhnya tidak
hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga yang lebih penting terhadap perkembangan
fizik, tetapi juga hanya terhadap perkembangan kognitif yang nantinya berpengaruh terhadap
kecerdasan dan ketangkasan berpikir dan terhadap produktivitas kerja. Kekurangan gizi pada
masa ini juga dikaitkan dengan resiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu
obesitas, hipertensi, penyakut jantung, stroke dan diabetes atau penyakut tidak menular
(PTM) lainnya.
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan,
Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang
pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya
kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi
lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai
dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004; Subandi, 2005; Subandi, 2011).
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan sumber daya
manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian
dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga
yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat
dihindari. Di tingkat masyarakat faktor-faktor seperti lingkungan yang higienis, ketahanan
pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer sangat
menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk. Secara makro, dibutuhkan
ketegasan kebijakan, strategi, regulasi, dan koordinasi lintas sektor dari pemerintah dan
semua stakeholders untuk menjamin terlaksananya poin-poin penting seperti pemberdayaan
masyarakat, pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pendidikan yang secara tidak
langsung akan mengubah budaya buruk dan paradigma di tataran bawah dalam hal perawatan
gizi terhadap keluarga termasuk anak.
Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi yang salah kian marak di negara kita.
Dengan demikian diperlukan penanggulangan guna memperbaiki gizi masyarakat Indonesia.
Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gizi salah, baik gizi kurang
maupun gizi lebih.
3.1 Kesimpulan
Deteksi dini adalah sebuah proses pengungkapan akan adanya kemungkinan
mengidap suatu penyakit. Untuk menghindari terjadinya sakit, maka perlu upaya sedini
mungkin untuk mengenal kondisi, maka dari itu harap diketahui faktor-faktor yang
menimbulkan gangguan dan gejala-gejalanya sebagai bentuk deteksi diagnosis. Gizi makro
adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram. Gizi mikro adalah
zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tapi ada dalam makanan. Zat
gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro
menggunakan satu ,g untuk Sebagian besar mineral dan vitamin.
Pengaruh gangguan gizi pada masa ini sangat luar biasa karena pengaruhnya tidak
hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga yang lebih penting terhadap perkembangan
fizik, tetapi juga hanya terhadap perkembangan kognitif yang nantinya berpengaruh terhadap
kecerdasan dan ketangkasan berpikir dan terhadap produktivitas kerja. Penanganan gizi buruk
sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan sumber daya manusia yang
sehat, cerdas, dan produktif.
3.2 Saran
Dihrapkan dengan banyaknya pnejelasan maupun gambaran mengenai deteksi dini
dan pentingnya peran zat gizi makro dan mikro terhadap kelangsunngan hidup manusia
diharapkan kita untuk lebih cermat dalam menjalankan perilaku hidup yang sehat serta pola
makan yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Agnia Fila Anisa, A. D. (n.d.). Permasalahan Gizi Masyarakat dan Upaya Perbaikannya. gizi
pdfmasyarakat.pdf, 1- 22.
http://digilib.uinsgd.ac.id/20833/1/gizi%20pdfmasyarakat.pdf
Lawati, D. T. (2017). MASALAH GIZI DAN PERAN GIZI SEIMBANG. CC BY-NC-SA 4.0, Vol 2 No. 1, 69 -
73.
https://www.researchgate.net/publication/
339381803_MASALAH_GIZI_DAN_PERAN_GIZI_SEIMBANG
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1333/4/Chapter%202.pdf
https://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-deteksi-dini.html
https://idoc.pub/documents/makalah-zat-gizi-makro-dan-mikrodocx-on238wo250l0