Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RUANG LINGKUP DTEKSI DINI MASALAH GIZI MAKRO DAN MIKRO

DISUSUN OLEH

MARGARETHA JEANNET SORONGAN


711331120019

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perkenaannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai “Ruang Lingkup Deteksi Dini
Masalah Gizi Makro dan Mikro”. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini, hingga dapat terselesaikan
dengan baik.
Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini
kita cari. Saya berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin. Namun kritik dan
saran sangat kami harapkan, karena penyusunan makalah ini tak luput dari kesalahan dan
kurang sempurna. Atas kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini saya haturkan
terimakasih.

Manado, 10 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................
1.3 Tujuan .......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................
2.1 Definisi Deteksi Dini .................................................................................................
2.2 Definisi Zat Gizi Makro dan Mikro ..........................................................................
2.3 Masalah Gizi Makro dan Mikro ................................................................................
2.4 Upaya Penanganan Masalah Gizi Makro dan Mikro ................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................
3.2 Saran ..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


A. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
B. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
C. penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan
D. untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
E. organ – organ serta menghasilkan energi.
F. Zat gizi (nutrient) adalah bahan-bahan kimia yang diperlukan tubuh
G. untuk hidup, tumbuh, bergerak dan menjaga kesehatannya, dan sumber
H. bahan-bahan kimia itu berasal dari makanan. Zat gizi merupakan unsur yang
I. terkandung dalam makanan yang memberikan manfaat bagi kesehatan
J. manusia. Masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi memiliki
K. kandungan gizi yang berbeda. Zat gizi yang terkandung dalam makanan
L. tersebut berbeda-beda antara makanan yang satu dengan yang lainnya.
M. Perbedaan tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang terkandung dalam
N. makanan, maupun jumlah dari masing-masing zat gizi. Jumlah zat gizi yang
O. dikenal saat ini sebanyak 45 jenis, dan dikelompokkan menjadi zat gizi makro
P. dan mikro.
Q. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada banyak komponen terkait,
R. termasuk sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas
S. ditentukan oleh kemampuan fisik dan intelegensia yang optimal, dan hal ini
T. erat kaitannya dengan kecukupan gizi yang dimulai sejak masa janin sampai
U. dewasa.
V. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
W. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
X. penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan
Y. untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
Z. organ – organ serta menghasilkan energi.
AA. Zat gizi (nutrient) adalah bahan-bahan kimia yang diperlukan tubuh
BB. untuk hidup, tumbuh, bergerak dan menjaga kesehatannya, dan
sumber
CC. bahan-bahan kimia itu berasal dari makanan. Zat gizi merupakan unsur yang
DD. terkandung dalam makanan yang memberikan manfaat bagi kesehatan
EE.manusia. Masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi memiliki
FF. kandungan gizi yang berbeda. Zat gizi yang terkandung dalam makanan
GG. tersebut berbeda-beda antara makanan yang satu dengan yang
lainnya.
HH. Perbedaan tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang terkandung
dalam
II. makanan, maupun jumlah dari masing-masing zat gizi. Jumlah zat gizi yang
JJ. dikenal saat ini sebanyak 45 jenis, dan dikelompokkan menjadi zat gizi makro
KK. dan mikro.
LL.Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada banyak komponen terkait,
MM. termasuk sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas
NN. ditentukan oleh kemampuan fisik dan intelegensia yang optimal, dan hal ini
OO. erat kaitannya dengan kecukupan gizi yang dimulai sejak masa janin sampai
PP. dewasa.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat - zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ serta menghasilkan
energi.
Zat gizi (nutrient) adalah bahan – bahan kimia yang diperlukan tubuh untuk
hidup, tumbuh, bergerak, dan menjaga kesehatannya, dan sumber bahan – bahan
kimia itu berasal dari makanan. Zat gizi merupaka unsur yang terkandung dalam
makanan yang memberikan manfaat bagi Kesehatan manusia. Masing – masing bahan
makanan yang dikonsumsi memiliki kandungan gizi yang berbeda, zat gizi yang
terkandung dalam makanan tersebut berbeda – beda antara makanan yang satu dengan
yang lainnya.
Perbedaan tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang terkandung dalam
makanan, maupun jumlah dari masing – masing zat gizi. Jumlah zat gizi yang dikenal
saat ini sebanyak 45 jenis, dan dikelompokkan menjadi zat gizi makro dan mikro.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari deteksi dini ?
2. Apa definisi dari gizi makro dan mikro ?
3. Apa saja masalah gizi makro dan mikro ?
4. Apa upaya penanganan masalah gizi makro dan mikro ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami definisi dari deteksi dini
2. Untuk mengetahui definisi dari zat gizi makro dan mikro
3. Untuk mengetahui masalah gizi makro dan mikro
4. Untuk memahami upaya penanganan masalah gizi makro dan mikro

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Deteksi Dini

Deteksi dini adalah sebuah proses pengungkapan akan adanya kemungkinan


mengidap suatu penyakit.  Untuk menghindari terjadinya sakit, maka perlu upaya sedini
mungkin untuk mengenal kondisi, maka dari itu harap diketahui faktor-faktor yang
menimbulkan gangguan dan gejala-gejalanya sebagai bentuk deteksi diagnosis. Deteksi yang
biasa dilakukan ialah mengenali gejala-gejala abnormalitas (ketidakwajaran) pada suatu
penyakit.

Pendekatan diagnosis ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekalutan yang lebih
parah yang dapat merusak kepribadian. Hal tersebut dapat membantu individu dalam
mengembangkan cara berfikir, cara berperasaan, dan cara berperilaku yang baik dan benar,
sehingga eksistensi seseorang bisa diterima dan diakui dalam lingkungan sosialnya sebagai
sosok insan yang sehat secara sempurna.

Tujuan deteksi dini ialah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman serta
perhatian terhadap kondisi psikologis, yakni kondisi mental dan jiwa spiritual yang ada dalam
diri individu untuk menghindaridan menanggulangi akan terjadinya gangguan-gangguan.
Deteksi dini juga sebagai bentuk preventive (pencegahan) sejak awal terhadap indikasi-
indikasi akan terjadinya gangguan. Karena manusia hidup itu memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap relasi dalam berhubungan, baik yang berkaitan individu dengan Tuhannya,
individu dengan dirinya sendiri, keluarganya, lingkungannya sosialnya dan lingkungan alam
sekitarnya.

2.2 Definisi Zat Gizi Makro dan Mikro

Gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram. Zat
gizi makro dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar untuk menjalankan fungsinya dalam
tubuh. Zat – zat gizi makro terdiri dari zat gizi yang dapat menghasilkan kalori atau energi.
Zat – zat gizi yang termasuk ke dalam golongan zat gizi makro adalah karbohidrat, lemak,
dan protein.

 Karbohidrat
Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organic yang paling melimpah di bumi.
Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hydrogen, dan oksigen. Bentuk molekuk
karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut
monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang
terangkai menjadi rantai yang Panjang serta dapat pula bercabang – cabang, disebut
polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monisakarida dan polisakarida
terdapat pula disakarida (rangkaian dua monoskarida) dan oligosakarida (rangkaian
beberapan monosakarida).
 Lemak
Lemak merujuk pada sekelompok besar molekul – molekul alam yang terdiri atas
unsur – unsur karbon, hydrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, sterol, vitamin –
vitamin yang larut dalam lemak (contohnya A, D, E dan K), monogliserida,
digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termausk di dalamnya getah steroid) dan
lain – lain.
Lemak juga berasal dari 2 sumber, yaitu
- Lemak hewani
- Lemak nabati
 Protein
Protein adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer – monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hydrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulful serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur
dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein merupakan salah satu biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
plinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.

Fungsi utama zat gizi makro adalah menyediakan energi, yang dihiyung sebagai
kalori. Meski masing – masing gizi makro itu menyediakan energi tapi jumlahnya bervariasi.
Karbohidrat menyediakan 4 kalori/gram, protein 4 sedangkan lemak 9.

Gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkantubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tapi
ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan
vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satu ,g untuk Sebagian besar mineral dan vitamin.

 Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen, oksigen dan
terkadang nitrogen atau elemen lain yang dibutuhkan dalam jumlah kecil agar
metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan berjalan normal. Jenis nutrien ini
merupakan zat-zat organik yang dalam kecil ditemukan pada berbagai macam
makanan. Vitamin tidak dapat digunakan untuk rnenghasilkan energi. Vitamin dapat
dipilah menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang larut dalam lemak dan yang larut
dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K.
Sedangkan vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B kompleks yang
dibedakan menjadi 8 jenis vitamin yaitu vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2
(Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), vitamin B5 (Pantothenic Acid), vitamin B6
(Piridolasin), vitamin B7 (Biotin), vitamin B9 (Folat), vitamin B12 (Kobalamin) dan
vitamin C8 .
 Mineral
Mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia.
Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih
banyak terdapat dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh
tumbuhan dan menumpuknya di jaringan tubuhnya. Disamping itu mineral berasal
dari makanan hewani mempunyai ketersediaan biologik lebih tinggi daripada yang
berasal dari makanan nabati, makanan mengandung lebih sedikit bahan pengikat
mineral daripada makanan nabati.

2.3 Masalah Gizi Makro dan Mikro


Gizi yang baik akan sejalan dengan
kesehatan yang baik. Pada gejala klinis dari
kekurangan nutrisi adalah pertumbuhan dan
perkembangan tubuh tidak normal. Staus gizi
merupakan hasil akhir dari berbagai faktor yang
dapat saling terkait satu sama lain
Gizi yang baik akan sejalan dengan Kesehatan yang baik. Pada gejala klinis dari
kekurangan nutrisi adalah pertumbuhan dan perkembangan tubuh tidak normal. Ststus gizi
merupakan hasil akhir dari berbagai faktor yang dapat terkait satu sama lain. Oleh karena itu
salah satunya tidak akan memperbaiki keadaan yang lainnya.

Kurangnya asupan zat gizi akan menyebabkan seseorang mengalami defisiensi dalam
memenuhi kebutuhan tubuhnya, dan salah satu konsekuensinya adalah menjadi rentan
terhadao serangan penyakit infeksi, yang apabila terjadi akan memperburuk status gizinya.
Sebaliknya seseorang menderita penyakit infeksi akan mengalami peningkatan metabolisme
dan suhu tubuh, menyebabkan kebutuhan energi dan zat – zat gizinya meningkat. Sementara
itu, seseorang yang menderita penyakit infeksi biasanya mengalami penurunan nafsu makan,
sehingga asupan gizinya juga berkurang, yang jika berlangsung lama akan menurunkan status
gizinya (UNICEF, 1998).

Data statsu gizi dan Kesehatan serta penyakit tidak menular terkait gizi diperoleh dari
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Kemenkes, 2010 dan data status gizi mikro,
khususnya status anemia defisiensi zat besi (Riskesdas, 2007). Masalah gizi yang sering
terjadi pada berbagai kelompok umur dan penyakit tidak menular adalah

No Kelompok PTM
.
1 Remaja dan Prahamil Stunting
Kurang Energi Kronis
(KEK)
Anemia
Overweight dan Obesitas
2 Ibu hamilm nifas dan menyusui Stunting
Kurang Energi Kronis
(KEK)
Anemia
Overweight dan Obesitas
Kurang Vitamin A
GAKI (Gangguan Akibat
Kurang Iodium)
3 Bayi dan Anak Balitas BBLR (Bayi Berat Lahir
Rendah)
Anemia
Stunting
Kurang Vitamin A
GAKI (Gangguan Akibat
Kurang Iodium)
Underweight
Overweight dan Obesitas
4 Dewasa dan Lanjut Usia Anemia
Overweight dan Obesitas
PTM terkait Gizi
Pengaruh gangguan gizi pada masa ini sangat luar biasa karena pengaruhnya tidak
hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga yang lebih penting terhadap perkembangan
fizik, tetapi juga hanya terhadap perkembangan kognitif yang nantinya berpengaruh terhadap
kecerdasan dan ketangkasan berpikir dan terhadap produktivitas kerja. Kekurangan gizi pada
masa ini juga dikaitkan dengan resiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu
obesitas, hipertensi, penyakut jantung, stroke dan diabetes atau penyakut tidak menular
(PTM) lainnya.

2.4 Upaya Penanganan Masalah Gizi Makro dan Mikro

Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan,
Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang
pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya
kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi
lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai
dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004; Subandi, 2005; Subandi, 2011).
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan sumber daya
manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian
dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga
yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat
dihindari. Di tingkat masyarakat faktor-faktor seperti lingkungan yang higienis, ketahanan
pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer sangat
menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk. Secara makro, dibutuhkan
ketegasan kebijakan, strategi, regulasi, dan koordinasi lintas sektor dari pemerintah dan
semua stakeholders untuk menjamin terlaksananya poin-poin penting seperti pemberdayaan
masyarakat, pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pendidikan yang secara tidak
langsung akan mengubah budaya buruk dan paradigma di tataran bawah dalam hal perawatan
gizi terhadap keluarga termasuk anak.

Seperti yang telah kita ketahui, masalah gizi yang salah kian marak di negara kita.
Dengan demikian diperlukan penanggulangan guna memperbaiki gizi masyarakat Indonesia.
Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi gizi salah, baik gizi kurang
maupun gizi lebih.

1. Penanggulangan masalah gizi kurang


a. Upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan
produksi beraneka ragam pangan;
b. Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yng diarahkan pada
pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah
tangga;
c. Peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan sistem rujukan dimulai dari tingkat
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), hingga Puskesmas dan Rumah Sakit;
d. Peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi (SKPG);
e. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pangan dan gizi
masyarakat;
f. Peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat luas
g. Intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan
(PMT), distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi, tablet dan sirup besi serta kapsul
minyak beriodium;
h. Peningkatan kesehatan lingkungan;
i. Upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, Iodium, dan Zat Besi;
j. Upaya pengawasan makanan dan minuman
k. Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.

2. Penanggulangan masalah gizi lebih


Dilakukan dengan cara menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui
pengurangan makanan dan penambahan latihan fisik atau olahraga serta menghindari
tekanan hidup/stress. Penyeimbangan masukan energi dilakukan dengan membatasi
konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol. Sedangkan
berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam upaya penanggulangan masalah gizi
buruk menurut Depkes RI (2005) dirumuskan dalam beberapa kegiatan berikut :
a. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan bulanan
balita di posyandu.
b. Meningkatkan cakupan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di puskesmas /
RS dan rumah tangga.
c. Menyediakan Pemberian Makanan Tambahan pemulihan (PMT-P) kepada balita
kurang gizi dari keluarga miskin.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan asuhan gizi
kepada anak (ASI/MP-ASI).
e. Memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A) kepada semua balita
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Deteksi dini adalah sebuah proses pengungkapan akan adanya kemungkinan
mengidap suatu penyakit.  Untuk menghindari terjadinya sakit, maka perlu upaya sedini
mungkin untuk mengenal kondisi, maka dari itu harap diketahui faktor-faktor yang
menimbulkan gangguan dan gejala-gejalanya sebagai bentuk deteksi diagnosis. Gizi makro
adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram. Gizi mikro adalah
zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tapi ada dalam makanan. Zat
gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah mineral dan vitamin. Zat gizi mikro
menggunakan satu ,g untuk Sebagian besar mineral dan vitamin.
Pengaruh gangguan gizi pada masa ini sangat luar biasa karena pengaruhnya tidak
hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga yang lebih penting terhadap perkembangan
fizik, tetapi juga hanya terhadap perkembangan kognitif yang nantinya berpengaruh terhadap
kecerdasan dan ketangkasan berpikir dan terhadap produktivitas kerja. Penanganan gizi buruk
sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan sumber daya manusia yang
sehat, cerdas, dan produktif.

3.2 Saran
Dihrapkan dengan banyaknya pnejelasan maupun gambaran mengenai deteksi dini
dan pentingnya peran zat gizi makro dan mikro terhadap kelangsunngan hidup manusia
diharapkan kita untuk lebih cermat dalam menjalankan perilaku hidup yang sehat serta pola
makan yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Agnia Fila Anisa, A. D. (n.d.). Permasalahan Gizi Masyarakat dan Upaya Perbaikannya. gizi
pdfmasyarakat.pdf, 1- 22.
http://digilib.uinsgd.ac.id/20833/1/gizi%20pdfmasyarakat.pdf

Lawati, D. T. (2017). MASALAH GIZI DAN PERAN GIZI SEIMBANG. CC BY-NC-SA 4.0, Vol 2 No. 1, 69 -
73.

https://www.researchgate.net/publication/
339381803_MASALAH_GIZI_DAN_PERAN_GIZI_SEIMBANG

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1333/4/Chapter%202.pdf

https://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-deteksi-dini.html

https://idoc.pub/documents/makalah-zat-gizi-makro-dan-mikrodocx-on238wo250l0

Anda mungkin juga menyukai