KANKER SERVIKS
OLEH
MARGARETHA JEANNET SORONGAN
NIM : 711331120019
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir
kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kanker leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher Rahim/serviks (bagian terendag dari Rahim) menempel pada puncak
vagina. Kanker serviks biasanya menyerang Wanita berusia 35 – 55 tahun. 90%
dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10%
sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang
menuju ke dalam Rahim. Karsinoma servik biasanya timbul pada zona
transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat
oenyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat
dicegah bila progeam skrining sitoli pelayanan Kesehatan diperbaiki.
Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh
dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel
epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya
pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.
Resiko terinfeksi virus HPV dan beberapan kondisi lain seperti perilaku seksua,
kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks.
Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang
kompleks dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi
dan kemoterapi atau kombinasi dari beberapan modalitas terapi ini. Namum,
tentu saja terapi ini masih berupa “simptomatis” karena masih belum menyentuh
dasar penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih
mendasar atau imuniterapi masih dalam tahap penelitian.
Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit
secara anatomis dan senantiiasa berubah seiring dengan kemajuan teknologi
kedokteran. Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk
membandingkan tingkat keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada
perluasan penyakit. Secara universal disetujui penentuan luasnya penyebaran
penyakit melalui system stadium.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kanker serviks ?
2. Apa sajakah klasifikasi dan gejala klinis dari kanker servik ?
3. Apa yang menjadi faktor penyebab dan faktor resiko kanker serviks ?
4. Bagaimana gambaran epidemiologi kanker serviks ?
5. Bagaimanakah patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker serviks ?
6. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks ?
C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan kanker serviks
2. Mengetahui apa sajakah klasifikasi dan gejala klinis dari kanker servik
3. Mengetahui apa yang menjadi faktor penyebab dan faktor resiko kanker
serviks
4. Memahami bagaimana gambaran epidemiologi kanker serviks
5. Memahami bagaimanakah patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker
serviks
6. Mengetahui bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa klasifikasi tapi yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat
oleh IFGO (International Federation of Ginekoloi and Obstetrics) yaitu sebagai
berikut :
Stage 0 : Casrsinoma insitu = Ca intraepithelial = Ca preinvasif.
Stage 1 : Ca terbatas pada cerviks.
Stage 1 a : Disertai invasi daro stoma (preclinical-Ca) yang hanya
diketahui secara histology.
Stage 1 b : Semua kasus-kasus lainnya dari stage 1.
Stage 2 : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai
ke panggul, telah mengenai dinding vagina tapi tidak
melebihi 2/3 bagian proximal.
Stage 3 : Sudah sampai dinding panggung dan sepertiga bagian bawah
vagina
Stage 4 : Sudah mengenai organ-organ yang lain
- Tidak khas pada stadium dini. Sering hanya sebagai fluos dengan sedikit darah,
pendarahan pastkoital atau perdarahan pervagina yang disangka sebagai
perpanjangan waktu haid. Pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih
khas, baik berupa perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor
albus yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.
- Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun,
kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
- Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini
makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan
- Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut
menjadi perdarahan yang abnormal.
- Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
- Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan
dapat bercampur dengan darah.
- Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
- Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul.
Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi
hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
- Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum),
terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala
akibat metastasis jauh.
Faktor Penyebab
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai tambahan
perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok
menandung kosentrat nikotin dan kotinin di dalam serviks mereka yang merusak
sel. Laki – laki perokok juga terdapat konsentrat bahan ini pada sekret genitalnya,
dan dapat memenuhi servik selamaintercourse. Defisiensi beberapa nutrisional
dapat juga menyebabkan servikal dysplasia.
2. Terapi penyinaran
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang
masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi
tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2
macam radioterapi, yaitu :
Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar
Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan
langsung ke dalam serviks.
Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah
sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah :
Iritasi rektum dan vagina
Kerusakan kandung kemih dan rektum
Ovarium berhenti berfungsi.
3. Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani
kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui
mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan
diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga
pemulihan, begitu seterusnya.
4. Terapi biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh
dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah
interferon, yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan
dikalangan wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium
yang normal sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan
proses yang perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun. Ada beberapa
klasifikasi tapi yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat oleh IFGO
(International Federation of Ginekoloi and Obstetrics), yaitu Stage 0, 1, 1 a , 1 b, 2, 3 ,
dan 4. Gejala klinis kanker serviks pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang
lebih khas, baik berupa perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik),
fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak kanker
serviks. Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga.
Adapun faktor resikonya, yaitu : Pola hubungan seksual, Paritas, Merokok,
Kontrasepsi oral, Defisiensi gizi, Sosial ekonomi, dan Pasangan seksual.
Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi ektoserviks
(portio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction
(SCJ). Pada wanita muda SCJ terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35
tahun, di dalam kanalis serviks. Penyebaran kanker serviks pada umumnya secara
limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah : a) ke arah fornices dan
dinding vagina, b) ke arah korpus uterus, dan c) ke arah parametrium dan dalam
tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal dan kandung kemih.
Pengobatan kanker serviks yang dapat dilakukan, yiatu : Pembedahan, Terapi
penyinaran, Kemoterapi, dan Terapi biologis. Sedangkan beberapa cara praktis yang
dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah kanker serviks, yaitu :
miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh, hindari merokok, hindari seks sebelum menikah
atau di usia sangat muda atau belasan tahun, pemberian vaksin atau vaksinasi HPV
untuk mencegah terinfeksi HPV, melakukan pembersihan organ intim atau dikenal
dengan istilah vagina toilet, hindari berhubungan seks dengan banyak partner, secara
rutin menjalani tes Pap smear secara teratur, dan sebagainya.
B. Saran
Berhati-hatilah dengan penyakit kanker seviks, lebih baik mencegah daripada
mengobati. Penyakit ini bis akita hindari dengan kita selalu berusaha untuk
hidu[ sehat dan teratur.
DAFTAR PUSTAKA