Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KANKER SERVIKS

OLEH
MARGARETHA JEANNET SORONGAN
NIM : 711331120019

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANAD0
2022
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “KANKER SERVIKS” ini dengan baik, meskipun
masih banyak kekurangan pada pembuatan makalah ini. Adapun maksud dan tujuan
pembuatan makalah ini yaitu sebagai bentuk pemenuhan tugas praktikum Mata Kuliah
Patologi Penyakit Tidak Menular. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang sudah boleh membantu dalam proses pembuatan makalah ini

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir
kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................


.............................................................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ......................................................................................
A. Pengertian kanker serviks .................................................................................
B. Klasifikasi dan gejala klinis kanker serviks ......................................................
C. Factor penyebab dan factor resiko kanker serviks ............................................
D. Epidemiologi kanker serviks ............................................................................
E. Patologi, penyebaran, dan diagnosa kanker serviks .........................................
F. Pengobatan dan pencegahan kanker serviks .....................................................
BAB III : PENUTUP ..............................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher Rahim/serviks (bagian terendag dari Rahim) menempel pada puncak
vagina. Kanker serviks biasanya menyerang Wanita berusia 35 – 55 tahun. 90%
dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10%
sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang
menuju ke dalam Rahim. Karsinoma servik biasanya timbul pada zona
transisional yang terletak antara epitel sel skuamosa dan epitel sel kolumnar.
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat
oenyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat
dicegah bila progeam skrining sitoli pelayanan Kesehatan diperbaiki.
Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh
dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel
epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya
pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa mendatang.
Resiko terinfeksi virus HPV dan beberapan kondisi lain seperti perilaku seksua,
kontrasepsi, atau merokok akan mempromosi terjadinya kanker serviks.
Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang
kompleks dan sangat variasi hingga sulit untuk dipahami.
Hal terpenting menghadapi penderita kanker serviks adalah menegakkan
diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif sekaligus prediksi
prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi
dan kemoterapi atau kombinasi dari beberapan modalitas terapi ini. Namum,
tentu saja terapi ini masih berupa “simptomatis” karena masih belum menyentuh
dasar penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih
mendasar atau imuniterapi masih dalam tahap penelitian.
Saat ini pilihan terapi sangat tergantung pada luasnya penyebaran penyakit
secara anatomis dan senantiiasa berubah seiring dengan kemajuan teknologi
kedokteran. Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk
membandingkan tingkat keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada
perluasan penyakit. Secara universal disetujui penentuan luasnya penyebaran
penyakit melalui system stadium.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kanker serviks ?
2. Apa sajakah klasifikasi dan gejala klinis dari kanker servik ?
3. Apa yang menjadi faktor penyebab dan faktor resiko kanker serviks ?
4. Bagaimana gambaran epidemiologi kanker serviks ?
5. Bagaimanakah patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker serviks ?
6. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks ?

C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan kanker serviks
2. Mengetahui apa sajakah klasifikasi dan gejala klinis dari kanker servik
3. Mengetahui apa yang menjadi faktor penyebab dan faktor resiko kanker
serviks
4. Memahami bagaimana gambaran epidemiologi kanker serviks
5. Memahami bagaimanakah patologi, penyebaran, dan diagnosis dari kanker
serviks
6. Mengetahui bagaimana cara pengobatan dan pencegahan kanker serviks
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kanker Serviks


Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker
pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker
leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker serviks yang sudah masuk
ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat.
Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan
dikalangan wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium
yang normal sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan
proses yang perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun.
Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim
yang menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara
bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang
mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan
epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia
berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ (KIS), kemudian berkembang lagi
menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan KIS dikenal juga sebagai tingkat
pra-kanker. Dari displasia menjadi karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun,
sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun.
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik,
yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah
memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh
penderita.

B. Klasifikasi dan Gejala Klinis Kanker Serviks

Klasifikasi Kanker Serviks

Ada beberapa klasifikasi tapi yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat
oleh IFGO (International Federation of Ginekoloi and Obstetrics) yaitu sebagai
berikut :
 Stage 0 : Casrsinoma insitu = Ca intraepithelial = Ca preinvasif.
 Stage 1       : Ca terbatas pada cerviks.
 Stage 1 a    : Disertai invasi daro stoma (preclinical-Ca) yang hanya
diketahui secara histology.
 Stage 1 b    : Semua kasus-kasus lainnya dari stage 1.
 Stage 2       : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai
ke   panggul,   telah mengenai dinding vagina tapi tidak
melebihi 2/3 bagian proximal.
 Stage 3       : Sudah sampai dinding panggung dan sepertiga bagian bawah
vagina
 Stage 4       : Sudah mengenai organ-organ yang lain

Gejala Klinis Kanker Serviks

- Tidak khas pada stadium dini. Sering hanya sebagai fluos dengan sedikit darah,
pendarahan pastkoital atau perdarahan pervagina yang disangka sebagai
perpanjangan waktu haid. Pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih
khas, baik berupa perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik), fluor
albus yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.
- Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun,
kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
- Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini
makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan
- Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut
menjadi perdarahan yang abnormal.
- Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
- Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan
dapat bercampur dengan darah.
- Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
- Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul.
Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi
hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
- Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum),
terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala
akibat metastasis jauh.

C. Faktor Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Serviks

Faktor Penyebab
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai tambahan
perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok
menandung kosentrat nikotin dan kotinin di dalam serviks mereka yang merusak
sel. Laki – laki perokok juga terdapat konsentrat bahan ini pada sekret genitalnya,
dan dapat memenuhi servik selamaintercourse. Defisiensi beberapa nutrisional
dapat juga menyebabkan servikal dysplasia.

Faktor Resiko Kanker Serviks


Berikut ini beberapa faktor resiko terjadinya kanker serviks:
 Merokok
Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker
serviks dibandingkan mereka yang tidak merokok.
 Infeksi HIV
Seorang wanita yang terjangkit HIV memiliki sistem kekebalan tubuh yang
kurang dapat memerangi Infeksi HPV maupun kanker pada stadiun awal.
 Infeksi bakteri klamidia
Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau
infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko kanker serviks lebih tinggi.
 Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menikatkan resiko terjadinya
kanker serviks.
 Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses kehamilan memeiliki resiko
terjadinya kanker serviks lebih tinggi.
 Hamil pertama pada usia muda
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir selalu dua
kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika
dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya hingga berusia 25 tahun
atau lebih.
 Riwayat Keluarga
Apabila ibu atau kakak perempuan anda menderita kanker serviks, resiko anda
terkena kanker ini mencapai dua atau tiga kali lipat dibandingkan orang yang
tidak ada riwayat kanker serviks pada keluarga.

D. Epidemiologi Kanker Serviks


1. Distribusi Menurut Umur
Proses terjadinya kanker leher Rahim dimulai dari sel yang mengalami mutase
lalu berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang
disebut dysplasia. Dimulai dari dysplasia rinan, sedang, dysplasia beray dan
akhirnya menjadi Karsinoma In-Situ (KIS), kemudian berkembang menjadi
karsinoma invasive. Tingkat dysplasia dan karsinoma in-situ dikenal juga sebagai
tingkatan pra-kanker. Klasifikasi terbaru menggunakan nama Neoplasma
Intraepitel Serviks (NIS). NIS 1 untuk dysplasia ringan, NIS 2 untuk dysplasia
sedang dan NIS 3 untuk dysplasia berat dan karsinoma in-situ.
Menurut Snyder (1976), NIS umumnya ditemukan pada usia muda setelah
hubungan seks pertama terjadi. Selang waktu antara hubungan seks pertama
dengan ditemukan NIS adalah 2 – 33 tahun. Untuk jarak hubungan seks pertama
dengan NIS 1 selang waktu rata – rata adalah 12,2 tahun, NIS 1 dengan NIS 2rata
– rata 13,9 tahum dan NIS 2 sampai NIS 3 rata – rata 11,7 tahun. Sedangkan
menurut Cuppleson LW dan Brown B (1975) menyebutkan bahwa NIS akan
berkembang sesuai dengan pa=ertambahan usia, sehingga NIS pada usia lebih dari
50 tahun sudah sedikit dan kanker infiltrative meningkat 2 kali.
Dari laporan FIGO (International Federation Og Gynecology and Obstretics)
tahu 1988, kelompok umur 30 – 90 tahun dan kelompok umur 60 – 69 tahun
terlihat sama banyaknya. Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada
kelompok umur 30 – 39, sedangkan untuk stadium IB dan II sering ditemukan
pada kelompok umur 40 – 49 tahun, stadium III dan IV sering ditemukan pada
kelompok umur 60 – 69 tahun.

2. Distribusi Menurut Tempat


Frekuensi kanker Rahim terbanyak dijumpai pada negara – negara berkembang
seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam dan Fillipina. Di Amerika
Latin dan Afrika Selatan frekuensi kanker rahum juga merupakan penyakit
keganasan terbanyak dari semua penyakit keganasan yang ada lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh American Cancer Society (2000) membuktikan
bahwa kanker Rahim lebih sering terjadi pada kelompok Wanita minoritas seperti
imigran Vietnam, Afrika dan Wanita India. Hal ini berkaitan dengan anggapan
mereka bahwa Wanita yang tidak melakukan gonta – ganti pasangan
(promikuitas) tidak perlu melakukan Pap smear.
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan tahun 1988 – 1994 insiden kanker leher
Rahim mencapai 100/100.000 penduduk per tahun, sedangkan proporsi kanker
leher Rahim dari semua jenis kanker beberapa bagian patologi anatomi pada tahun
2000, seperti Surabay ditemukan sebesar 24,3%, Yogyakarta 25,7%, Bandung
sebesar 25,1%, Surrakarta sebesar 28,2% dan Medan sebesar 16,9%.

E. Patologi dan Penyebaran Serviks


Patologi Kanker Serviks
Karsinoma serviks timbul dibatasi anatara epitel yang melapisi ektoserviks
(portio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction
(SCJ). Pada Wanita muda SCJ terletak diluar OUE, sedang pada Wanita diatas 35
tahun, di dalam kanalis serviks.
Tumor dapat tumbuh :
1. Eksofotik
Mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai massa proliferative yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
2. Endofitik
Mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cenderung infitratif
membentuk ulkus.
3. Ulseratif
Mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan pelvis dengan
melibatkan fornices vagina untuk menjadi ulkus yang luas. Serviks normal
secara alami mengalami metaplasi/erosi akibat saling desak kedua jenis
epitel yang melapisinya. Dengan masuknya mutagen, portio yang erosive
(metaplasia skuamos) yang semula faali m=berubah menjadi patologik
(diplatik-diskariotik) melalui tingkatan NIS-I, II, III dan KIS untuk
akhirnya menjadi karsionoma invasive. Sekali menjadi microinvasive,
proses keganasan akan berjalan terus.
Penyebaran Kanker Serviks
Pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah :
a) ke arah fornices dan dinding vagina, b) kea rah korpus uterus, dan c) kea rah
parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum rectovaginal dan
kandung kemih.
Melalui pembuluh getah bening dalam parametrium kanan dan kiri sel tumor
dapat menyebar ke kelenjar iliak luar dan kelenjar iliak dalam (hipogastrika).
Penyebaran melalui pembuluh darah ( bloodborne metastasis) tidak lazim. Karsinoma
serviks umumnya terbatas pada daerah panggul saja. Tergantung kondisi
immunologic tubuh penderita KIS akan berkembang menjadi mikro invasive dengan
menembus membrana basalis dengan kedalaman invasi <1mm dan sel tumor masih
belum terlihat dalam pembuluh limfa atau darah. Jika sel tumor sudah terdapat >1mm
dari membranabasalis atau <1mm tetapi sudah tampak dalam pembuluh limfa atau
darah, maka prosesnya sudah invasive. Tumor mungkin sudah menginfiltrasi stroma
serviks, akan tetapi secara klinis belum tampak sebagai karsinoma. Tumor yang
demikian disebut sebagai ganas praklinik (tingkat IB-occult). Sesudah tumor menjadi
invasive, penyebaran secara limfogen melalui kelenjar limfa regional dan secara
perkontinuitatum (menjalar) menuju fornices vagina, korpus uterus, rectum, dan
kandung kemih, yang pada tingkat akhir (teminal stage) dapat menimbulkan fistula
rectum atau kandung kemih. Penyebaran limfogen ke parametrium akan menuju
kelenjara limfa regional melalui ligamentum latum, kelenjar – kelenjar ilian,
obturator, hi[ogastrika, prasakral, praaorta, dan seterusnya secara teoritis dapat lanjut
melalui trunkus limfatikus di kanan dan vena subklavia di kiri mencapai paru – paru,
hati, ginjal, tulang, dan otak.
Biasanya penderita sudah meninggal lebih dahulu disebabkan karena pendarahan
– pendarahan yang eksesif dan gagal ginjal menahun akibat uremia oleh karena
obstruksi ureter di tempat ureter masuk ke dalam kandung kencing.
Penyebaran karsinoma serviks terjadi melalui 3 jalan yaitu perkontiunitatum ke
dalam vagina, septum rektovagina; dan dasar kandung kemih. Penyebaran secara
limfogen terjadi terutama paraservika; dalam parametrium dan stasiun – stasiun
kelenjar di pelvis minor, baru kemudia mengenai kelenjar para aortae terkena dan
baru terjadi penyebaran kematogen (hepar, tulang).

F. Pengobatan dan Pencegahan Kanker Serviks


Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung pada lokasi dan ukuran tumor,
stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil
lagi.
1. Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar),
seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun
melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak.
Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan
ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap
6 bulan. Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk
menjalani histerektomi. Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan
pengangkatan struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal)
serta kelenjar getah bening. Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang
normal dan masih berfungsi tidak diangkat.

2. Terapi penyinaran
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang
masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi
tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2
macam radioterapi, yaitu :
 Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar
Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
 Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan
langsung ke dalam serviks.
Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah
sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah :
 Iritasi rektum dan vagina
 Kerusakan kandung kemih dan rektum
 Ovarium berhenti berfungsi.
3. Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani
kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel
kanker. Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui
mulut. Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan
diselingi dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga
pemulihan, begitu seterusnya.
4. Terapi biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh
dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah
interferon, yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.

Pencegahan Kanker Serviks


1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan kegiatan uang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk
menghindari diri dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kanker
serviks. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekankan perilaku hdup sehat untuk
mengurangi atau menghindari faktor resiko seperti kawin muda, pasangan seksual
ganda dan lain-lain. Selain itu juga pencegahan primer dapat dilakukan dengan
imuisasi HPV pada kelompok masyarakat.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan dengan deteksi dini dan skrining
kanker serviks yang bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker serviks secara
dibni sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan. Perkembangan kanker
serviks memerlukan waktu yang lama. Dari prainvasif ke invasive memerlukan waktu
sekitar 10 tahun atau lebih. Pemeriksaan sitologi merupakan metode sederhana dan
sensitive untuk mwndeteksi karsinoa pra invasive. Bila diobati dengan baik,
karsinoma pra invasive mempunyai tingkat penyembuhan mendekati 100%. Diagnosa
kasus pada fase invasive hanya memiliki tingkat ketahanan sekitar 35%. Program
skrining dengan pemeriksaan sitologi dikenal dengan Pap mear test dan telah
dilakukan di Negara-negara maju. Pencegahan dengan pap smear terbukimampu
menurunkan tingkat kematian akibat kanker serviks 50-60% dalamkurun waktu 20
tahun (WHO,1986).
Selain itu, terdapat juga tiga tingkatan pencegahan dan penanganan kanker serviks,
yaitu :
 Pencegahan Tingkat Pertama
 Promosi Kesehatan Masyarakat misalnya :
1)   Kampanye kesadaran masyarakat
2)   Program pendidikan kesehatan masyarakat
3)   Promosi kesehatan
 Pencegahan khusus, misalnya :
1) Interfensi sumber keterpaparan
2)   Kemopreventif
 Pencegahan Tingkat Kedua
1. Diagnosis dini, misalnya screening
2. Pengobatan, misalnya :
1)   Kemoterapi
2)   Bedah
3. Pencegahan Tingkat Ketiga
Rehabilitasi, misalnya perawatan rumah sedangkan penanganan kanker umumnya ialah
secara pendekatan multidiscipline. Hasil pengobatan radioterapi dan operasi radikal
kurang lebih sama, meskipun sebenarnya sukar untuk dibandingkan karena umumnya
yang dioperasi penderita yang masih muda dan umumnya baik.
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat
melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita
kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-
hari antara lain :
1. Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena,
vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher
rahim.
2. Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat
meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
3. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
4. Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan
menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
5. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
6. Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan
sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
7. Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap
smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
8. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
9. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini
dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya
untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan
dikalangan wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium
yang normal sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan
proses yang perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun. Ada beberapa
klasifikasi tapi yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat oleh IFGO
(International Federation of Ginekoloi and Obstetrics), yaitu Stage 0, 1, 1 a , 1 b, 2, 3 ,
dan 4. Gejala klinis kanker serviks pada stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang
lebih khas, baik berupa perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk eksofitik),
fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak kanker
serviks. Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga.
Adapun faktor resikonya, yaitu : Pola hubungan seksual, Paritas, Merokok,
Kontrasepsi oral, Defisiensi gizi, Sosial ekonomi, dan Pasangan seksual.
Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi ektoserviks      
(portio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction
(SCJ). Pada wanita muda SCJ terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35
tahun, di dalam kanalis serviks. Penyebaran kanker serviks pada umumnya secara
limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah : a) ke arah fornices dan
dinding vagina, b) ke arah korpus uterus, dan c) ke arah parametrium dan dalam
tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal dan kandung kemih.
Pengobatan kanker serviks yang dapat dilakukan, yiatu : Pembedahan, Terapi
penyinaran, Kemoterapi, dan Terapi biologis. Sedangkan beberapa cara praktis yang
dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah kanker serviks, yaitu :
miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh, hindari merokok, hindari seks sebelum menikah
atau di usia sangat muda atau belasan tahun, pemberian vaksin atau vaksinasi HPV
untuk mencegah terinfeksi HPV, melakukan pembersihan organ intim atau dikenal
dengan istilah vagina toilet, hindari berhubungan seks dengan banyak partner, secara
rutin menjalani tes Pap smear secara teratur, dan sebagainya.

B. Saran
Berhati-hatilah dengan penyakit kanker seviks, lebih baik mencegah daripada
mengobati. Penyakit ini bis akita hindari dengan kita selalu berusaha untuk
hidu[ sehat dan teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzia. (2016). MAKALAH KANKER SERVIKS. Jurrnal Kesehatan.


https://burangasitamaymo.wordpress.com/2015/06/26/makalah-kanker-serviks/

Agave, R. A. (2014). Makalah Kanker Serviks. 1 - 24.


https://www.scribd.com/doc/223253447/60761871-MAKALAH-KANKER-SERVIKS-pdf

Ayu Izza. 2009. Epidemiologi Kanker Serviks.


http://ayuizza.blogspot.com/2009/12/epidemiologi-kanker-serviks.html

Anda mungkin juga menyukai