INFLAMATORIK DEWASA
OLEH
NAMA : MARGARETHA JEANNET SORONGAN
NIM : 711331120019
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir
kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................................
I. Pengertian Inflamatorik ..........................................................................................
II. Epidemiologi Inflamatorik ......................................................................................
III. Patologi Inflamatorik ..............................................................................................
IV. Gejala klinis dan komplikasi Inflamatorik ..............................................................
V. Penatalaksana Inflamatorik .....................................................................................
BAB III : PENUTUP ..........................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan 2 jenis kelainan idiopatik yang berkaitan dengan inflamasi
traktus gastrointestinal , yaitu Penyakit Crohn dan Kolitis Ulserativa. Kedua
kelainan tersebut harus dibedakan dengan kelainan yang mirip seperti infeksi,
alergi dan keganasan. Karena IBD sering berhubungan dengan gejala klinis
ekstraintestinal yang beragam dan mencakup berbagai organ seperti kulit,
muskuloskeletal, hepato-bilier, mata, ginjal hematokrit dan gangguan tumbuh
kembang, maka klinisi harus memperhatikan kelainan tersebut sebagai bagian
dari gejala klinis IBD.
Penyakit Crohn pertama kali dikenal oleh Crohn, Ginzburg, dan
Oppenheimer pada tahun 1932 sebagai ileitis regional. Saat ini, penyakit Crohn
diketahui sebagai suatu proses inflamasi kronis transmural yang melibatkan
traktus gastrointestinal dari mulut sampai rektum.
Wilks dan Moxon telah lebih dari satu abad mengenal Kolitis Ulserativa
sebagai proses inflamasi idiopatik yang bersifat kronis dan hilang timbul serta
terbatas pada mukosa kolon dan rectum. Proses inflamasi yang terjadi pada
Kolitis Ulserativa relative homogen pada mukosa yang dimulai pada rectum dan
melibatkan kolon kearah proksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inflamatorik ?
2. Bagaimanakah epidemiologi inflamatorik ?
3. Bagaimana patologi inflamatorik ?
4. Apa saja gejala dan komplikasi inflamatorik ?
5. Bagaimana penatalaksana inflamatorik ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan inflamatorik
2. Memahami epidemiologi inflamatorik
3. Memahami patologi inflamatorik
4. Mengetahui apa saja gejala dan komplikasi inflamatorik
5. Memahami penatalaksana inflamatorik
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Infamatorik
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah penyakit inflamasi yang melibatkan
saluran cerna dengan penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui jelas.
Secara garis besar IBD terdiri dari tiga jenis, yaitu Kolitis ulseratif, penyakir
Crohn, dan bila sulit membedakan keduanya maka dimasukan dalam kategori
Inderteminate Colitis. Hal ini untuk secara garis praktis membedakannya dengan
penyakit inflamasi usus lainnya yang telah diketahui penyababnya seperti infeksi,
iskemia dan radiasi. Colitis ulseratif adalah penyakit kronis dimana usus besar
atau kolon mengalami inflamasi dan ulserasi menghasilkan keadaan diare
berdarah, nyeri perut, dan demam. Colitis ilseratif dikarakteristikan dengan
ekaserbasi dan remisi yang intermiten dari gejala. Serangan pertama penyakir ini
masih mempunyai diagnosis banding yang luas sehingga untuk menegakkan
diagnosisnya dilakukan dengan penapisan berbagai penyebab lain dengan
pemeriksaan sigmoidoskopi atau kolonoskopi dengan biopsy. Serangan pertama
colitis ulseratif mempunyai gejala prodomal yang lebih lama daripada penyakit
infeksi akut. Bukti pendukung diagnosis colitis ulseratif adalah ketidak terlibatan
usus kecil.
b. Komplikasi
Inflamasi transmural dari lapisan mukosa hingga serosa merupakan penyebab
komplikasi intestinal pada penyakit Crohn, sehingga terjadi adhesi, struktur,
dan abses, yang meningkatkan resiko obstruksi serta penumbuhan bakteri yang
berlebihan dan fistula. Komplikasi lain yang dapat terjadi berupa keganasan,
malnutrisi dan gagal tumbuh. Fistula dapat terjadi enterokutan, enteroenteral,
enerokolika, perirekteral, labial, enterovaginal, dan enterovesikal.
Komplikasi Kolitis Ulserativa yang mengancam jiwa adalah megacolon toksik
dan merupakan kasus kegawatan medis dan kegawatan bedah.
A. Terapi Medikamentosa
Medikamentosa yang digunakan untuk induksi remisi, mempertahankan
remisi, mencegah dan mengurangi relaps adalah:
1. Aminosalisilat (ASA), terutama untuk mempertahankan remisi. Dosis
tinggi digunakan untuk induksi remisi.
Sulfasalasin, dosis 30-50 mg/kg/hari dalam 2-4 dosis, dapat
ditingkatkan sampai 75 mg/kg
Mesalamin, dosis 30-50 mg/kg/hari dalam2-4 dosis (maksimal
3,2g/hari)
Olsalazin, dosis 30 mg/kg/hari dalam 2 dosis
2. Kortikosteroid, untuk induksi remisi. Tidak berperan dalam
mempertahankan remisi.
Prednison, dosis: 1-2 mg/kg/hari dosis tunggal atau dosis terbagi
Metilprednisolon, dosis: 2 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis
3. Imunomodulator, digunakan untuk induksi dan mempertahankan remisi.
Azathioprine, dosis: 2-2,5 mg/kg/hari dosis tunggal 6-
Mercatopurin, dosis: 1,5 mg/kg/hari dosis tunggal
4. Anti-tumor necrosis factor untuk induksi remisi
infliximab merupakan antibodi monoklonal anti-TNF-alfa.
Infliximab, dosis: 5 mg/kg dilarutkan dengan 250 ml NaCl
fisiologis secara intravena. Infliximab dosis tunggal untuk Penyakit
Crohn derajat moderat-berat atau pada fistula dengan dosis 5mg/kg
dalam 2 jam 3 kali pada minggu 0, 2, dan 6, sering diikuti
pemberian setiap 8 minggu. Data penggunaan infliximab pada
Kolitis Ulserativa tidak sebaik pada Penyakit Crohn.
5. Antibiotika
Metronidazole, dosis: 30-50 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
Metronidazole diberikan pada kelainan perianal Penyakit Crohn
Terapi medikamentosa pada Kolitis Ulserativa tergantung dari derajat berat
dan luasnya inflamasi. Tujuan terapi medikamentosa adalah untuk
mengendalikan proses inflamasi, menghilangkan gejala klinis, mencegah
komplikasi, dan mencegah relaps, serta mempersiapkan untuk tindakan bedah
karena 20% penderita akan mengalami tindakan bedah. Luasnya inflamasi
terbagi menjadi 2 tipe yaitu:
Tipe distal, inflamasi terbatas pada kolon dibawah fleksura llienalis
dan dapat dicapai dengan terapi topikal
Tipe ekstensif, inflamasi meluas kearah proksimal dari fleksura
lienalis dan memerlukan terapi sistemik Pada Penyakit Crohn
sampai saat ini belum ada terapi definitif, penatalaksanaan
umumnya terdiri dari terapi medikamentosa dan dukungan nutrisi.
Sampai saat ini, belum ada regimen medikamentosa yang dapat
mempengaruhi outcome jangka panjang Penyakit Crohn. Oleh
karena itu, medika mentosa digunakan untuk serangan eksaserbasi
dan mengurangi frekuensi serangan eksaserbasi.
B. Terapi Bedah
Pendekatan terapi bedah pada IBD tergantung dari jenis dan berat penyakit.
Tujuan terapi bedah pada Kolitis Ulserativa dan Penyakit Crohn berbeda.
Karena kelainan Kolitis Ulserativa terbatas pada kolon, maka total kolektomi
merupakan terapi definitif. Akan tetapi, pada Penyakit Crohn dimana kelainan
traktus gastrointestinal dapat terjadi mulai dari mulut sampai anus, saat ini
belum ada terapi bedah definitif.
Kesimpulan
Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
2 jenis kelainan idiopatik yang berkaitan dengan inflamasi traktus gastrointestinal , yaitu
Penyakit Crohn dan Kolitis Ulserativa. Kedua kelainan tersebut harus dibedakan dengan
kelainan yang mirip seperti infeksi, alergi dan keganasan. Karena IBD sering berhubungan
dengan gejala klinis ekstraintestinal yang beragam dan mencakup berbagai organ seperti
kulit, muskuloskeletal, hepato-bilier, mata, ginjal hematokrit dan gangguan tumbuh kembang,
maka klinisi harus memperhatikan kelainan tersebut sebagai bagian dari gejala klinis IBD.
Tujuan terapi pada IBD adalah mengurangi proses inflamasi, mencegah komplikasi dan
mencegah relaps atau perburukan penyakit, memeperbaiki status nutrisi dan kualitas hidup.
Konsultasi ke bagian Gizi dilakukan karena gagal tumbuh sering terjadi pada penderita IBD.
Tujuan dari dukungan nutrisi adalah pemulihan hemostasis metabolisme dengan koreksi
defisit nutrien dan mengganti ongoing losses; kecukupan energi, protein dan mineral untuk
keseimbangan positif nitrogen dan penyembuhan Resiko keganasan kolorektal pada penyakit
Crohn (kolitis) sama dengan Kolitis Ulserativa. Dalam 8-10 tahun setelah didiagnosis, risiko
keganasan kolorektal meningkat 0,5-1% setiap tahun. Dua faktor resiko utama untuk
adenokarsinoma adalah lama/durasi colitis (terutama lebih dari 10 tahun) dan luas colitis
(pankolitis > left-sided colitis > proktitis).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/22058874/Inflammatory_Bowel_Disease_dan_Penanganannya
Soflyta, M. (2015). Radang Saluran Cerna Bawah Mengakibatkan Pendarahan dan Nyeri Perut. 1 - 12.
https://www.scribd.com/doc/269197641/makalah-inflammatory-bowel-disease
Adhi, I. S. (2021, Semptember 16). 6 Gejala Inflammatory Bowel Disease (IBD) Yang Perlu
Diwaspadai. Retrieved from Kompas.tv.
https://health.kompas.com/read/2021/09/16/060300968/6-gejala-inflammatory-bowel-
disease-ibd-yang-perlu-diwaspadai?page=3