“PENYAKIT COLITIS”
DOSEN PENGAMPU:
Ns. DINI KUSUMA WARDANI, M.Kep
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
KEPERAWATAN MEDIKAL MEDAH
DISUSUN OLEH:
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Keperawatan Medikal Bedah” mengenai Penyakit Colitis.
Tak lupa pula kita curahkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah membimbing
kita dari zaman Sadya Yuga hingga ke zaman Kali Yuga ataudi zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Berkat ridho Tuhan yang Maha Esa dan doa kedua orang tua yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. kami menyadari bahwa dalam proses
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya.
Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk masyarakat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolitis berasal dari kata kolon (usus besar) dan itis (peradangan). Kolitis ulserativa
merupakan penyakit radang non spesifik kolon yang umumnya berlangsung lama disertai masa
remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti. Sakit abdomen, diare dan perdarahan rektum
merupakan tanda dan gejala yang penting. Frekuensi penyakit paling banyak antara usia 20 -40
tahun, dan menyerang ke dua jenis kelamin sama banyak. Insiden kolitis ulserativa adalah
Kolitis adalah penyakit radang usus besar. Kolitis dapat terjadi secara kronis atau akut dan
dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab atau mekanismenya antara lain infeksi,
autoimunitas, iskemia, dan obat-obatan. Menurut Buku Ajar Ikatan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia, kolitis kronis dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain Inflammatory Bowel
Disease (IBD), microscopic colitis (MC), kolitis radiasi, dan kolitis iskemik. IBD adalah
peradangan kronis pada usus dengan etiologi yang tidak diketahui. IBD sendiri terbagi menjadi
dua jenis, yaitu Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn's Disease (CD). Jika tidak dapat dibedakan
antara keduanya, maka akan dikategorikan sebagai Indeterminate Colitis (IC). MC adalah salah
satu penyebab paling umum dari diare kronis (Park et al., 2015). Kolitis radiasi adalah penyakit
radang usus besar yang terjadi akibat terapi radiasi untuk kanker, seperti kanker ginekologi,
urologi, dan rektal4. Kolitis iskemik adalah penyakit usus besar dimana terjadi lesi akibat
berkurangnya aliran darah (hipoperfusi), sehingga terjadi daerah iskemia (Sherid et al., 2016).
(Nadya Wulandari Alshanti, Ummi Maimunah, Etty Hary Kusumastuti (2022) Studi
dikeluarkan, absorpsi air, elektrolit dan asam empedu. Absorpsi terhadap air dan elektrolit
terutama dilakukan di kolon sebelah kanan, yaitu di coecum dan kolon asenden, dan
sebagian kecil dibagikan kolon lainnya. Begitu juga beberapa macam obat-obat yang
diberikan per rektal dapat dilakukan absorpsi, umumnya dalam bentuk suppositoria. Kolon
yang normal selama 24 jam dapat melakukan absorpsi 2,5 liter air, 403 mEq Na dan 462
mEq Cl. Sebaliknya kolon mengeluarkan sekresi 45 mEq K dan 259 mEq bikarbonat.
Peradangan kolon akut dapat disebabkan oleh sejumlah agen infeksi yaitu virus,
bakteri, atau parasit. Manisfestasi klinik infeksi ini adalah demam, sakit kejang abdomen
bagian bawah, dan diare yang dapat berdarah. Pada kasus yang berat darah secara kasar
dapat ditemukan dalam feses, dan gambaran klinik dan sigmoidoskopi dapat menyerupai
kolitis ulserativa akut. Sel-sel radang akut terdapat pada infeksi Shigella atau Salmonella,
kolitis amoeba akut, atau kolitis ulserativa idiopatik; sel-sel ini tidak terdapat pada
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah bagaimana konsep dasar penyakit serta
C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah menjelaskan dan memahami tentang
g. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
kolitis .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kolitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa dan
submukosa kolon. (White. Y., Owen, F., Sibbald, J. & Crookes, P. A. Patofisiologi Aplikasi
Kolitis adalah penyakit peradangan yang ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus
yang menyerupai reaksi yang disebabkan oleh patogen mikrobiologi yang dikenal seperti
Kolitis adalah penyakit dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan
Jadi, Kolitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa dan
submukosa kolon, ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus yang menyerupai reaksi yang
disebabkan oleh patogen mikrobiologi yang dikenal seperti Shigella, disertai masa remisi
dan eksaserbasi yang berganti- ganti dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang
lama.
besar lebih besar dari usus kecil yaitu sekitar 6,5 cm, tetapi semakin dekat anus semakin
kecil. Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum. Sekum menempati sekitar 2
atau 3 inci pertama dari usus besar. Kolon dibagi lagi menjadi kolon assenden, tranversum,
dessenden dan sigmoid. Lekukan bagian bawah membelok kekiri sewaktu kolon sigmoid
bersatu dengan rektum. Bagian utama dari usus besar yang terakhir disebut dengan rektum
Usus besar memiliki berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses isi
akhir usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorbsi air dan elektrolit,
membentuk masa feses, dan mendorong sisa makanan hasil pencernaan keluar dari tubuh.
C. Etiologi
penyakit ini telah menunjukkan beberapa kemungkinan penting. Hal ini meliputi faktor
1. Faktor familial/genetik
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam
dan orang Cina, dan insidensinya meningkat (3 sampai 6 kali lipat) pada orang Yahudi
dibandingkan dengan orang non Yahudi. Hal ini menunjukkan bahwa dapat ada
2. Faktor infeksi
Sifat radang kronik penyakit ini telah mendukung suatu pencarian terus menerus
untuk kemungkinan penyebab infeksi. Di samping banyak usaha untuk menemukan agen
bakteri, jamur, atau virus, belum ada yang sedemikian jauh diisolasi. Laporan awal isolat
varian dinding sel Pseudomonas atau agen yang dapat ditularkan yang menghasilkan efek
terlibat dalam patogenesis penyakit kolitis ulseratif, namun ia dikaitkan dengan alel
HLA-DR2, di mana pasien dengan p-ANCA negatif lebih cenderung menjadi HLA-
DR4 positif.
4. Faktor psikologik
Gambaran psikologis pasien penyakit radang usus juga telah ditekankan. Tidak
lazim bahwa penyakit ini pada mula terjadinya, atau berkembang, sehubungan
kepribadian yang khas yang membuat mereka menjadi rentan terhadap stres emosi
5. Faktor lingkungan
Ada hubungan terbalik antara operasi apendiktomi dan penyakit kolitis ulseratif
signifikan pada pasien yang menjalani operasi apendiktomi pada dekade ke-3.
ulseratif di antara perokok dibandingkan dengan yang bukan perokok. Analisis meta
7
menunjukkan risiko penyakit kolitis ulseratif pada perokok sebanyak 40%
(Dina Aprillia Ariestine : Kolitis Ulseratif Ditinjau Dari Aspek Etiologi, Klinik
D. Manifestasi klinis
Terdapat 3 jenis klinis kolitis yang sering terjadi, dikaitkan dengan frekuensi
timbulnya gejala. kolitis fulminan akut ditandai oleh awitan yang mendadak disertai
diare parah (10 sampai 20kali/hari), berdarah, nausea, muntah, dan demam yang
menyebabkan berkurangnya cairan dan elektrolit dengan cepat. Seluruh kolon dapat
menyebabkan hilangnya darah dan mukus dalam jumlah banyak. Jenis kolitis ini
bulan bahkan hingga bertahun-tahun. Mungkin terjadi sedikit atau tidak terjadi
demam. Demam dapat timbul pada bentuk penyakit yg lebih berat dan serangan
dapat berlangsung 3-4 bulan, kadang digolongkan sebagai type kronis continue. Pada
dengan type intermiten kolon yang terserang lebih sering terjadi komplikasi.
Pada kolitis bentuk ringan, terjadi diare ringan dengan perdarahan ringan dan
intermiten. Pada penyakit yang berat, defekasi terjadi lebih dari 6 kali sehari disertai
banyak darah dan mukus. Kehilangan darah dan mukus yang berlangsung kronis
8
dapat mengakibatkan anemia dan hypoproteinemia. Nyeri kolik hebat ditemukan
pada abdomen bagian bawah dan sedikit mereda bila defekasi. ( Silvya A. Price &
9
E. Patofisiologi
dilapisan dan dinding usus sehingga terjadi pembengkakan dan ulserasi sehingga
10
menimbulkan kuman untuk berkembang biak dan mengeluarkan toksin sehingga
motilitas usus meningkat menyebabkan absorbsi kurang dan terjadi diare sehingga
dapat timbul masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan karena terjadi
diare dan absorbsi yang kurang, diare yang terus menerus menyebabkan kehilangan
cairan dan elektrolit tubuh sehingga masuk ketahap dehidrasi sehingga timbul
menimbulkan lesi pada mukosa, terbentuk abses dan pecah sehingga timbul iritasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
11
G. Komplikasi
H. Pencegahan Kolitis
I. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan medis
respon imun, dan mengistirahatkan usus yang sakit, sehingga penyembuhan dapat
terjadi.
12
c. Menghindari makanan dingin, dan merokok karena keduanya dapat
d. Hindari susu karena dapat menyebabkan diare pada individu yang intoleransi
lactose.
terinflamasi.
suplemem vitamin dan pengganti besi diberikan untuk memenuhui kebutuhan nutrisi.
Ketidak- seimbangan cairan dan elektrolit yang dihubungkan dengan dehidrasi akibat
diare, diatasi dengan terapi intravena sesuai dengan kebutuhan. Adanya makanan
13
yang mengeksaserbasi diare harus dihindari. Susu dapat menimbulkan diare pada
individu intoleran terhadap lactose.Selain itu makanan dingin dan merokok juga
parenteral total dapat diberikan. (Brunner & Suddarth, 2002, hal 1106-1107).
- Psikoterapi
kemampuan menghadapi faktor- faktor ini, dan upaya untuk mengatasi konflik
ehingga mereka tidak berkabung karena kondisi mereka. ( Silvya A. Price &
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
- Diare
- Nyeri perut
- Demam
- Anoreksia
15
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kepala sampai dengan kaki, hanya saja pada pasien kolitis
pemeriksaan yang dilakukan dipusatkan pada bagian abdomen bawah pada saat
dilakukan inspeksi terlihat pembengkakan pada abdomen, terdapat nyeri tekan pada
abdomen, terdapat bunyi pekak pada saat dilakukan perkusi , bising usus lebih dari
normal.
B. Analisa Data
DO :
Wajah meringis
k/u lemah
16
No Data Etiologi Masalah
Pasien mengeluh tidak memiliki absorbsi yang nutrisi
nafsu makan. kurang kurang dari
DO : kebutuhan
Makanan hanya dihabiskan ½ dari tubuh.
porsi
K/u lemah
C. Diagnosa Keperawatan
ulserative adalah :
1. Resiko kurang volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan diare dan absorbsi
yang kurang
D. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1
diare
17
No Perencanaan
. Intervensi Rasional
Dx Pantau intake dan output Memberikan informasi tentang
1 status cairan atau volume
sirkulasi dan kebutuhan
pengganti
Kaji tanda vital (TD, nadi, Hipotensi (termasuk postural),
suhu) takikardia, demam dapat
menunjukan respon terhadap
dan efek kehilangan cairan.
Berikan cairan intavena, Mempertahankan volume
elektrolit dan vitamin K sirkulasi dan memperbaiki
ketidakseimbangan
Perhatikan tanda atau gejala Muntah berkepanjangan dapat
peningkatan atau menimbulkan depisit natrium,
berlanjutnya mual dan kalium dan klorida.
muntah
Pemberian obat anti diare Menurunkan kehilangan cairan
dari usus
Diagnosa 2
inflamasi kolon
Perencanaan
Intervensi Rasional
D Tingkatkan tirah baring Menurunkan tekanan intra
x dan atur posisi yang abdomen : menghilangkan nyeri
2 nyaman secara alamiah
Berikan tekhnik relaksasi : Meningkatkan istirahat,
distraksi, latihan nafas memusatkan kembali perhatian
dalam Dapat membantu mengurangi
18
Perencanaan
Intervensi Rasional
Pemberian obat analgetik nyeri
Wilkson, Judith M & Ahern,Nancy R.2009 )
Diagnosa 3
Perencanaan
No.
Intervensi Rasional
Dx Ciptakan lingkunganyang Untuk meningkatkan napsu
3 bersih, nyaman, dan jauh makan dan menurunkan mual
dari bau tidak sedap
Pantau minuman seduhan Dapat mengurangi mual dan
saat makan bila toleran menghilangkan gas
Konsul dengan ahli diit Berguna dalam membuat
dan pendukung nutrisi kebutuhan nutrisi melalui rute
yang paling tepat
( Wilkson, Judith M & Ahern,Nancy R.2009 )
19
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti. Etiologi
penyakit ini tidak diketahui. Faktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi,
karena terdapt hubungan familial. Faktor lain yang dicurigai yaitu hipersensitifitas
terhadaf faktor lingkungan dan makanan, interaksi imun tubuh dan bakteri yang tidak
darah dan stres. Tanda dan gejala yang timbul yaitu: diare, nyeri abdomen,
20
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth .2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 2 .Jakarta :
EGC
Dina Aprillia Ariestine : Kolitis Ulseratif Ditinjau Dari Aspek Etiologi, Klinik Dan
Patogenesa, 2008 USU e-Repository © 2008
Nadya Wulandari Alshanti, Ummi Maimunah, Etty Hary Kusumastuti (2022) Studi
Profil Histopatologi Pasien Kolitis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
21