Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

DENGAN PENYAKIT COLITIS


DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA RUANG KUTILANG
Dosen Pengampu : Ns. Shanty chloranyta, M.Kep., Sp.Kep.MB

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
AGANTA DIJATA (2128001)
DELLA AMANDA PUTRI (2128015)
DEVI APRIDAYANTI (2128019)
ICHA MARSHANDA (2128033)
JESIKA WINARNI (2128037)
TALITHA SAHDA HIDAYAT (2128079)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI


BANDAR LAMPUNG
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pad
waktunya. Namun berkat kerja sama dari anggota kelompok kami , sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu
dalam proses pembelajara dan dapat menambah pengetahuan . Penulis juga tidak lupa
untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, untuk menyelesaikan makalah ini. Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang
tak retak”,begitu pula dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman, dosen dan para
pembaca sekalian demi penyempurnaan makalah ini.

Demikian sedikit kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat.

Bandar Lampung,2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….I
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..II
1.1 Pengertian…………………………………………………………………………1
1.2 Etiologi……………………………………………………………………………1
1.3 Patofisiologi……………………………………………………………………….2
1.4 Manifestasi………………………………………………………………………...2
1.5 Pencegahan Dan Pengobatan…………………………………………………………...3
1.6 Konsep Asuhan Keperawatan…………………………………………………………….4

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..III


1.1 Saran………………………………………………………………………………3
1.2 Kesimpulan……………………………………………………………………………....3

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Colitis

Gangguan sistem pencernaan tidak secara langsung menyebabkan kematian


bagi penderita. Namun hal ini menyebabkan beberapa penderita mencari pertolongan
medis. Salah satu gangguan sistem pencernaan yaitu kolitis ulseratif. .Kolitis ulseratif
merupakan penyakit radang kolon nonspesifik yang umumnya berlangsung lama
disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti. Nyeri abdomen,diare,
perdarahan rektum merupakan gejala dan tanda yang terpenting. Lesi utamanya
adalahreaksi peradangan daerah subepitel yang timbul pada basis kripte lieberkhun,
yang akhirnyamenimbulkan ulserasi mukosa. Puncak penyakit ini adalah antara usia
12 dan 49 tahun dan menyerang jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.Insiden
yang lebih tinggi dari kolitis ulseratif terlihat dalam orang kulit putih dan orang-orang
keturunan Yahudi.Kolitis ulseratif terjadi pada 35-100 orang untuk setiap 100.000
diAmerika Serikat, atau kurang dari 0,1% dari populasi. Penyakit ini cenderung lebih
umum didaerah utara. Meskipun kolitis ulseratif tidak diketahui penyebabnya, diduga
ada genetikkerentanan komponen. Penyakit ini dapat dipicu pada orang yang rentan
oleh faktor-faktorlingkungan (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006).

Colitis ulseratif merupakan salah satu dari dua tipe Inflammatory Bowel
Disease (IBD),selain Crohn disease. %idak seperti Crohn disease, yang
dapatmengenai semua bagian dari traktus gastrointestinal, colitis ulseratif seringnya
mengenaiusus besar, dan dapat terlihat dengan colonoscopy. Colitis ulseratif
merupakan penyakitseumur hidup yang memiliki dampak emosional dan sosial yang
amat sangat pada pasien.

Kolitis berasal dari kata kolon ( usus besar ) dan itis ( peradangan ).Kolitis
ulserativa adalah peradangan akut atau kronik pada kolon ( ususbesar). Tugas utama
kolon adalah untuk menyimpan sisa makanan yangnanti harus dikeluarkan, absorpsi
udara, elektrolit dan asam empedu.Penyerapan terhadap air dan elektrolit terutama
dilakukan di kolon sebelahkanan, yaitu cecum dan kolon ascenden dan sebagian kecil
di bagian kolonlain. Peradangan kolon akut dapat disebebkan oleh jumlah agen
infeksiyaitu virus, bakteri atau parasit. Manifestasi klinik infeksi ini adalah
demam,sakit perut bagian bawah, dan diare yang dapat berdarah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Colitis?


2. Apa Penyebab Colitis?
3. Apa tanda dan gejala Colitis?
4. Bagaimana cara mencegah dan pengobatan Colitis?

C. Tujuan

a. Untuk memahami pengertian dari Colitis


b. Untuk mengetahui perkembangan dan tanda gejala Colitis
c. Untuk pencegahan penyakit dan pengobatan Colitis
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN

 Pengertian Kolitis Ulseratif


Kolitis ulseratif adalah kondisi kronis yg tidak diketahui penyebabnya biasanya
mulai pada rektum dan bagian distal kolon dan mungkin menyebar keatas dan
melibatkan sigmoid dan kolon desenden atau seluruh kolon. Ini biasanya hilang
timbul (akut eksaserbasi denga remisi panjang), tetapi beberapa individu ( 30%-40%)
mengalami gejala terus menerus. Kolitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain infeksi akut atau kronik oleh virus, bakteri, dan amoeba, termasuk keracunan
makanan. Kolitis dapat juga disbabkan gagguan aliran darah ke daerah kolon yg
dikenal dengan kolitis iskemik. Adanya penyakit autoimun dapat menyebabkan
kolitis, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit cohm. Kolitis limfositik dan kolitis
kolagenus disebabkan beberapa lapisan dinding kolon yg ditutupi sel-sel lingfosit dan
kolagen. Selain itu, kolitis dapat disebabkan zat kimia aibat radiasi dengan barium
enema yg merusak lapisan mukosa kolon, dikenal denga kolitis kemikal. B. Faktor
Resiko Faktor resiko yg mempengaruhi terjadinya kolitis ditinjau dari teori blum
dibedakan menjadi 4 faktor, yaitu : faktor biologi, falktor lingkungan, faktor
pelayanan kesehatan, dan faktor perilaku.

1.2 ETIOLOGI

Etiologi Kolitis bisa menjalar kebelakang sehingga menyebabkan proktis.


Penyebab dari kolitis ada beberapa macam antara lain :
Infeksi trichuris fulpis, ancylostoma sp. Entamoeba histolytica, balantidium coli,
giardia spp, trichomonas spp, salmonella spp, klostridium spp, campylobacter spp,
yersinia enterolitica, escherichia coli, prototheca, histoplasma capsulatum, dan
phycomycosis. a. Faktor familial/genetik Penyakit ini lebih sering dijumpai pada
orang kulit putih daripada orang kulit hitam dan orang cina, dan insidensinya
meningkt ( 3-6 kali lipat) pada orang yahudi dibandingkan dengan orang non-yahudi.
Hal ini menunjukan bahwa ada predisposisi genetik terhadap perkembangan penyakit
ini Trauma : benda asing, material yg bersifat abrasif. Alergi : protein dari pakan atau
bisa juga dari protein bakteri. Polyps rektokolon Intususepsi ileokolon Inflamasi :
lymphoplasmacytic, eoshinophilic, granulopmatous, histiocytic Neoplasia :
lymphosarcoma, adenocarcinoma Syndrom iritasi usus besar (irritablebowel
syndrom).

1.2 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat,
demam tinggi, sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita
tampak sangat sakit. Yg lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana
penderita memili keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah
dan tinjah yang berdarah dan berlendir. Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon
sigmoit,tinja mungkin normal atau kering dan keras tetapi selama atau di antara waktu buang
air besar, dari rektum keluar lendir yang mengandung banyak sel darah merah dan sel darah
putih. Gejala umum berupa demam,di saringan atau malah tidak muncul jika penyakit
menyebar ke usus besar, lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-20 kali/hari.
Penderita sering mengalami keram perut yang berat,kejang pada rektum yang terasa nyerih,
di sertai keinginan untuk buang air besar yang sangat.pada malam haripun gejala ini tidak
berkurang.tinja tampak encer dan mengandung nanah,darah dan lendir. Yang paling sering di
temukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah.

Penderita bisa demam,nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang. Tinja
tampak encer dan mengandung nanah,darah dan lendi. Yang paling sering di temukan adalah
tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah. Penderita bisa demam,nafsu makannya
menurun dan berat badannya berkurang. Tinja tampak encer dan mengandung nanah,darah
dan lendi. Yang paling sering di temukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah
dan nanah. Penderita bisa demam,nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.
Kolitis ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan kolon dan
rektum penyakit ini umumnya mengenai orang kaukasia,termasuk orang keturunan yahudi.
Puncak insidens adalah pada usia 30-50thn. Kolitis ulseratif adalah penyakit serius,di sertai
dengan komplikasi sistemik dan angka mortalitas yang tinggi, akhirnya 10% sampai 15%
pasien mengalami karsinomakolon. Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa superfisisal
kolon dan di karakter ristikan dengan ada adanya ulserasi multipel,inflamasi menyebar,dan
deskuamasi atau pengelupasan epitelium kolonik perdarahan terjadi sebagai akibat dari
ulserasi
1.4 MANIFESTASI

Gejala kolitis ulseratif dapat berbeda pada tiap penderita, sesuai dengan tingkat
keparahannya. Beberapa gejala yang sering muncul pada penyakit ini adalah:

 Diare yang disertai darah atau nanah


 Nyeri atau kram perut
 Sering ingin buang air besar, tapi tinja sulit keluar
 Tubuh mudah lelah
 Nyeri anus
 Berat badan menurun
 Demam
 Demam
 Nyeri sendi

1.5 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


- Pengobatanya Colitis :
 Oralit
 Antibiotic
 Obat anti radang
 Anti nyeri dan anti diare
- Pencegahannya Colitis :

Pencegahan Kolitis Ulseratif untungnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan
mencegah kolitis ulseratif. Beberapa cara tersebut antara lain:

 Membatasi susu dan produk olahannya;


 Membatasi konsumsi makanan pedas;
 Membatasi minuman beralkohol dan berkafein;
 Mengonsumsi air yang cukup setiap harinya;
 Berolahraga secara rutin;
Mengurangi stres karena gejala dapat memburuk saat stres melanda. Lakukan
olahraga ringan atau melakukan teknik relaksasi pernapasan dan otot untuk
meredakan stres. Hemoroid harus segera ditangani agar tidak membengkak, pecah,
atau terpelintir. Pengobatan bisa dilakukan dengan cara:

 Mengonsumsi obat pelancar BAB


 Menerapkan pola makan yang sehat dan menambah asupan serat
 Menggunakan salep wasir
 Menjalani operasi pengangkatan wasir

Untuk menghindari terjadinya wasir, langkah yang dapat dilakukan adalah


dengan mengonsumsi makanan kaya serat, banyak minum air putih, dan rutin
berolahraga. Selain itu, hindari kebiasaan yang dapat memicu wasir, seperti
duduk terlalu lama, menunda BAB, atau mengejan berlebihan.

1.6 ASUHAN KEPERAWATAN

CONTOH KASUS
Tn. A dirawat di Rumah sakit Bayangkara dengan hasil pengkajian Td:
120/80mmHg ,suhunya 37’2C N : 88x/m, RR: 24x/m . klien mengeluh nyeri perut, merasa
susah tidur, dan BAB dengan beberapa hari nyeriperut seperti ditusuk tusuk.

A. ANALISA DATA
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Perkerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl. Sinopati
Tanggal Masuk : 1 September 2022
Rumah Sakit : RS. BHAYANGKARA
Tanggal Pemeriksaan : 1 September 2022
b. Identitas Pasien
Nama : Ny. J
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : PNS
Alamat : Jl. Sinopasi
Status : Istri klien
Keluhan Utama : Biasanya pada klien yang terkena colitis ulseratif mengeluh
nyeri perut, diare, demam, anoreksia
• Riwayat kesehatan :
Riwayat kesehatan sekarang : perdarahan anus, diare dan sakit perut, peningkatan suhu
tubuh, mual, muntah anoreksia, perasaan lemah , dan penurunan nafsu makan
• Riwayat kesehatan dahulu :
untuk menentukan penyakit dasar colitis ulseratif.
Pengkajian predisposisi seperti genetic, lingkungan, infeksi, imunitas,
makanan dan merokok perlu di dokumentasikan. Anamnesis penyakit
sistemik, seperti hipertensi, dan tuberculosis dipertimbangkan sebagai sarana
pengkajian Profetif
Sistem pencernaan :
- terjadi pembengkakan pada abdomen
- Nyeri tekan pada abdomen
- Bising usus lebih dari normal (normalnya 5-35x/menit)
- Anoreksia
• Sistem Pernafasan : Respirasi Normal (16-20x/menit)
• Sistem kardiovaskuler : Peningkatan nadi (takikardia)
• Sistem neurologi :
- Peningkatan suhu tubuh (demam)
- Kelemahan pada anggota gerak
• Sistem integument dan turgornya jelek : kulit dan membrane mukosa kering
• Sistem musculoskeletal : Kelemahan otot dan tonus otot buruk

1. Aktivitas/istirahat
Gejala:
• Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah
• Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare
• merasa gelisah dan ansietas
• pembatasan aktivitas/ kerja sehubungan dengan efek proses penyakit

2. Sirkulasi
Tanda:
• Takikardia Crospons terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan
nyeri
• Kemerahan area akimonsis (kekurangan vitamin K)
• TD : Hipotensi, termasuk postural
• Kulit/membrane mukosa, turgor buruk, kering, lidah pecah (dehidrasi)

3. Integrasi ego
Gejala :Ansietas ketakutan, emosi, kesal, misalnya: perasaan tak
berdaya/takada harapan
 factor stress akut/ kronis, misalnya : hubungan dengan keluarga/
pekerjaan, pengobatan yang mahal
 factor budaya peningkatan prevalensi dari populasi yahudi

Tanda :menolak, perhatian menyempit, depresi

4. Eliminasi
Gejala:
 tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai batu atau berair
Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hingga timbul, sering
tak dapat dikontrol (sebanyak 20-30 kali defekasi/ hari) perasaan
dorongan/ kram (temosmus), defekasi berdarah /mukosa dengan atau
tanpa keluar feses.
 perdarahan per rectal

Riwayat batu ginjal (dehidrasi)


Tanda :
 Menurunnya bising usus taka da peristoltik atau adanya peristoltik
yang dapat dilihat Hemosoid, fisura anal (25%), fisural perianal
oliguria.

5. Makanan/ Cairan
Gejala:
• anoreksia, mual/ muntah
• penurunan berat badan
• tidak toleran terhadap diet/ sensitive. Misalnya: buah segar, atau sayur.
• Produk susu makanan berlemak
Tanda :
• penurunan lemak subkutan/ massa otot
• kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk
• ketika mampuan mempertahankan perawatan diri
• stomatistis menunjukan kekurangan vitamin
• bau badan
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala :
• nyeri/ nyeri tekan pada kwadran kiri bawah (mungkin hilang dengan
defekasi)pindah, nyeri tekan (arthritis)
• nyeri mata, fotofobia (iritas)
Tanda:
• nyeri tekan abdomen/distensi
8. Keamanan
Gejala :
• Riwayat lupus eritoma tous, anemia hemolitik, vaskulitis
• Arthiritis (memperburuk gejala dengan eksoserbasi penyakit usus)
• peningkatan suhu 39,6-40⁰c (eksoserbasi akut)
• penglihatan kabur
• alergi terhadap makan/ produk susu (mengeluarkan histamina kedalam usus dan
mempunyai efek inflamasi)

Tanda :
• lesi kulit mungkin ada misalnya :
eritoma nodusum (meningkatkan), nyeri, kemerahan dan bengkak pada tangan,
muka, plodeima gangrionosa (lesi tekan purulent/ lepuh dengan batas keunguan)
• antilosa spondylitis
• uveitis, konjutivitis/ iritis
9. Seksualitas
Gejala :
• frekuensi menurun/ menghindari aktifitas seksual
10. Interaksi sosial
Gejala :
• masalah hubungan/ peran sehubungan dengan kondisi
• ketidak mampuan aktif dalam social
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik umum ditandai dengan
TD : 120/80 mmHg
N : 88x/m
RR : 24x/m
S: 37’5C
III. DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF : Klien mengatakan demam dan sakit perut hingga nyeri dibagian
abdomen rasanya seperti ditusuk tusuk, Sering terasa ingin BAB Tapi susah keluar, dan
pasien mengatakan kesulitan tidur
DATA OBJEKTIF : klien tampak lemas, pucat, dan kesakitan pada abdomen

DIAGNOSA

NO DIAGNOSA TUJUAN & HASIL INTERVENSI


1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan observasi • Manajemen Nyeri
pencedera fisik d.d infeksi 3x24 jam telah didapatkan
kolon (D.0077) hasil menurun (I.08238)
Keluhan nyeri (5) • Observasi
-Meringis (5)
-Gelisah (5) • Identifikasi skala nyeri
• Identifikasi respons nyeri
non verbal
• Monitor efek samping
pengguna analgetik
• Terapeutik
• Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri,
kompres hangat
• Kontrol lingkungan yang
memberatkan nyeri
• Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Diare b.d proses infeksi Setelah dilakukan observasi • Manajemen fekal
d.d kolitis ulseratif 3x24 jam didapatkan ( I.04151)
(D.0020) kriteria hasil membaik : • Observasi
•Nyeri Abdomen membaik • Monitor buang air besar
(1) • Monitor tanda dan gejala
•Kram abdomen (1) • Terapeutik
• Berikan air hangat setelah
makan
• Sediakan makanan tinggi
serat
• Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
obat supositoria anal, jika
perlu

3 Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan observasi • Dukungan tidur


kurang control tidur d.d 3x24 jam didapatkan (I.05174)
nyeri (D.0055) kriteria hasil membaik • Observasi
Keluhan sulit tidur (1) • Identifikasi pola aktivitas
Keluhan pola tidur berubah tidur
(1) • Identifikasi faktor
pengganggu tidur
• Terapeutik
• Lakukan prosedur utk
meningkatkan keamanan
• Batasi waktu tidur siang
bila perlu
• Endukasi
•Jelaskan pentingnya tidur
saat sakit
• Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur

II IMPLEMENTASI

NO TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI


1 Jum’at, 01 Nyeri akut b.d agen • mengidentifikasi Skala
Sept 2022 pencedera fisik d.d infeksi Nyeri
08:00 WIB kolon (D.0077) • mengidentifikasi respons
nyeri non verbal
• memberikan kompres
hangat sesuai kebutuhan
• Kolaborasi pemberian
obat pengeras jika perlu
2 Jum’at, 01 Diare b.d proses infeksi d.d • memonitor buang air
Sept 2022 kolitis ulseratif (D.0020) besar
02:00 WIB • monitor tanda dan gejala
• memberikan air hangat
setelah makan
• menyediakan makanan
tinggi serat
• mengkolaborasi
pemberian obat supositoria
anal, jika perlu
3 Sabtu, 01 Gangguan pola tidur b.d • Mengidentifikasi pola
Sept, 2022 kurang control tidur d.d aktivitas tidur
09: 00 WIB nyeri (D.0055) •Meng identifikasi
• mengiddentifikasi faktor
pengganggu tidur
• membran kolitis
• merikan kesempatan
mengekspresikan perasaan
tentang penyakit dan
kematian
• mengidentifikasi pola
aktivitas tidur
• mengidentifikasi faktor
pengganggu tidur
• memberikan kesempatan
mengekspresikan perasaan
tentang penyakit dan
kematian
• Atur kunjungan dengan
rohaniawan (ustadz,) bila
diperlukan.

III. EVALUASI

NO TANGGAL/WAKTU DIAGNOSA EVALUASI


1. Rabu , 03 Nyeri akut b.d agen S:
Sept 2022 pencedera fisik d.d proses Klien mengatakan rasa
08.00 WIB infeksi kolon (D.0077) nyeri dibagian prut sudah
mulai membaik dan tidak
terasa kram lagi , dan BAB
nya tidak terasa sulit.
O:
Keadaan umum nya :
sedikit lemas
Kesadarannya :
composmentis
GCS : 4-5-6
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 88x/m
S : 37’2 C
RR : 24x/m
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
2 Rabu, 03 Diare b.d proses infeksi d.d S:
Sept 2022 kolitis ulseratif (D.0020) Klien mengatakan sedikt
09.00 WIB lancar saat BAB , hanya
saja sering lemas dan kram
bagian telapak kaki
O;
Keadaan umumnya : lemas
Kesadaraanya :
composmentis

GCS : 4-5-6
TTV
TD :120/80mmHg
N : 88x/m
S : 36’1C
RR : 24x/m
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihendikan

3 Rabu, 03 Gangguan S:
Sept 2022 pola tidur Klien mengatakan sudah
10.00 WIB b.d kurang control tidur terasa nyaman saat
d.d nyeri (D.0055) beristirahat dan tidak
gelisah saat tertidur
O:
Keadaan umum : gelisah
Kesadarannya :
composmetis
GCS : 1
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 62x/m
S : 36’2C
RR: 24x/m
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
-Kesimpulan Colitis

Usus besar atau colon berbentuk saluran muscular beronga yang membentang dari
secum hingga canalis ani dan dibagi menjadi sekum, colon (assendens, transversum,
desendens, dan sigmoid), dan rectum. Katup ileosekal mengontrol masuknya kimus
ke dalam kolon, sedangkan otot sfingter eksternus dan internus mengotrol keluarnya
feses dari kanalis ani. Diameter kolon kurang lebih 6,3 cm dengan panjang kurang
lebih 1,5 m. Kolitis adalah radang pada kolon. Radang ini disebabkan akumulasi
cytokine yang mengganggu ikatan antar sel epitel sehingga menstimulasi sekresi
kolon, stimulasi sel goblet untuk mensekresi mucus dan mengganggu motilitas kolon.
Mekanisme ini menurunkan kemampuan kolon untuk mengabsorbsi air dan menahan
feses.. Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam
tinggi, sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita
tampak sangat sakit. Yang lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap,
dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan
pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir.

-Kesimpulan Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit yang seringkali tidak menimbulkan gejala pada infeksi
akut. Sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi hepatitis
Dari data terlihat adanya peningkatan prevalensi pada bulan dimana penyumbang
darah berasal dari satu komunitas yang hidup bersama menunjukkan bahwa transmisi
secara horizontal memegang peranan yang penting. Rata-rata hasil skrining positif
anti-HCV tahun 2003 sampai dengan 2006 > 1% (1,04% - 1,84%). Angka ini tidak
dapat dibandingkan dengan populasi di kota Bandung secara umum karena banyak
faktor yang mempengaruhi. Tetapi dapat dijadikan sebagai gambaran perkiraan bahwa
saat ini penularan virus hepatitis sudah meluas di kota Bandung.

B.SARAN
- Saran Colitis
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dan tentunya masih jauh harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan
saran membangun serta bimbingan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca..

- Saran Hepatitis
Disarankan adanya penelitian lebih lanjut mengenai hepatitis terutama dalam pengobatan,
karena sampai saat ini pengobatan yang ada belum mencapai hasil yang maksimal dan
harganya masih relatif tinggi. Penerangan dan penyuluhan pada masyarakat umum
mengenai hepatitis perlu dilakukan sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan
dini.

Untuk petugas di rumah sakit harus lebih hati-hati terutama dalam penanganan pasien
yang berhubungan dengan penggunaan alat-alat yang membutuhkan kesterilan saat
digunakan dan kontak dengan darah. Diharapkan adanya kepedulian medis terhadap
hepatitis yang saat ini telah menyebar luas. Skrinning terhadap hepatitis perlu diperluas
dan dalam hal ini dibutuhkan adanya interfensi dari pemerintah.

DAFTAR PUSAKA

https://books.google.co.id/books?
id=BICSDwAAQBAJ&pg=PA242&dq=Buku+penyakit+colitis&hl=id&newbks=1&newbks
_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwi8pMW6sL76AhUUHLcAHUG
9C90Q6wF6BAgIEAU.
https://books.google.co.id/books?
id=Yvn2DwAAQBAJ&pg=PA616&dq=Buku+penyakit+colitis&hl=id&newbks=1&newbks
_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwi8pMW6sL76AhUUHLcAHUG
9C90QuwV6BAgGEAk.
https://books.google.co.id/books?
id=BICSDwAAQBAJ&pg=PA275&dq=buku+penyakit+hepatitis&hl=id&newbks=1&newb
ks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjC6MT7sL76AhV0meYKHei
_BS8Q6wF6BAgGEAU.
https://books.google.co.id/books?
id=mVliEAAAQBAJ&pg=PR15&dq=buku+penyakit+hepatitis&hl=id&newbks=1&newbks
_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwib3fOLsb76AhUiiOYKHd6jD-
4Q6wF6BAgHEAU.
https://books.google.co.id/books?
id=mtpVEAAAQBAJ&pg=PT140&dq=buku+penyakit+hemoroid&hl=id&newbks=1&newb
ks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjuq9-
isb76AhXhieYKHUO2BToQ6wF6BAgFEAU.
https://books.google.co.id/books?
id=cE9JDwAAQBAJ&pg=PA182&dq=buku+penyakit+hemoroid&hl=id&newbks=1&newb
ks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjuq9-
isb76AhXhieYKHUO2BToQ6wF6BAgKEAU.

Anda mungkin juga menyukai