Anda di halaman 1dari 18

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PATOLOGIS SISTEM


PENCERNAAN & METABOLIC ENDOKRIN AKIBAT COLITIS

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata kuliah KMB 1

Dosen Pengampu : Junaedi, Ners.,M.Kep.

Disusun Oleh:

Kelompok 17

1. Andika Aldyan (19003)


2. Malinda (19026)

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON

Jl. Walet No.21, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153

Tahun 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi Patologis Sistem Pencernaan & Endokrin Akibat Colitis.
Mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan yang penulis miliki, maka penulis
menyadari tugas ini masih membutuhkan kritik yang membangun.Oleh karena itu, saran dan
kritik yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Cirebon, 15 September 2020

Penyusun

KELOMPOK 17

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………. .4

1.2 Tujuan.....................................................................................................................…4

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi........................................................................................................................5
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
2.2 Etiologi........................................................................................................................5

2.3 Patofisologi.................................................................................................................6

2.4 Manifestasi klinis........................................................................................................7


..............................................................................................................................................

2.5 Pemeriksaan penunjang..............................................................................................7


2.6 Penatalaksanaan..........................................................................................................8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Contoh kasus Asuhan Keperawatan…………………………………………………9

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................…..17

4.2 Saran.........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolitis ulseratif merupakan penyakit radang kolon nonspesifik yang umumnya


berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti. Nyeri abdomen,
diare, perdarahan rektum merupakan gejala dan tanda yang terpenting. Lesi utamanya adalah
reaksi peradangan daerah subepitel yang timbul pada basis kripte lieberkhun, yang akhirnya
menimbulkan ulserasi mukosa. Puncak penyakit ini adalah antara usia 12 dan 49 tahun dan
menyerang jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Insiden yang lebih tinggi dari kolitis ulseratif terlihat dalam orang kulit putih dan orang-
orang keturunan Yahudi.Kolitis ulseratif terjadi pada 35-100 orang untuk setiap 100.000 di
Amerika Serikat, atau kurang dari 0,1% dari populasi. Penyakit ini cenderung lebih umum di
daerah utara. Meskipun kolitis ulseratif tidak diketahui penyebabnya, diduga ada genetik
kerentanan komponen. Penyakit ini dapat dipicu pada orang yang rentan oleh faktor-faktor
lingkungan (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi colitis.
2. Untuk mengetahui etiologi colitis.
3. Untuk mengetahui patofisiologi colitis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis colitis.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Colitis ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon
dan rektum. (Brunner & Suddarth, 2002, hal 1106). Colitis ulseratif adalah penyakit radang
kolon nonspesifik yang umumnya berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang
berganti-ganti. (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006, hal, 461)
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Kolitis ulseratif adalah suatu
penyakit inflamasi pada lapisan mukosa kolon dan rektum yang menyebabkan luka atau lesi dan
berlangsung lama.
Kolitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain infeksi akut atau kronik oleh
virus, bakteri, dan amoeba, termasuk keracunan makanan. Kolitis dapat juga disebabkan
gangguan aliran darah ke daerah kolon yang dikenal dengan kolitis iskemik. Adanya penyakit
autoimun dapat menyebabkan kolitis, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Cohrn. Kolitis
limfositik dan kolitis kolagenus disebabkan beberapa lapisan dinding kolon yang ditutupi oleh
sel-sel limfosit dan kolagen. Selain itu, kolitis dapat disebabkan zat kimia akibat radiasi dengan
barium enema yang merusak lapisan mukosa kolon, dikenal dengan kolitis kemikal.

2.2 Etiologi

Kolitis bisa menjalar ke belakang sehingga menyebabkan proktitis. Penyebab dari kolitis ada
beberapa macam antara lain ( Tilley et al, 1997) :
- Infeksi : Trichuris vulpis, Ancylostoma sp, Entamoeba histolytica, Balantidium coli,
Giardia spp, Trichomonas spp, Salmonella spp, Clostridium spp, Campylobacter spp,
Yersinia enterolitica, Escherichia coli, Prototheca, Histoplasma capsulatum, dan
Phycomycosis.
- Faktor familial/genetik
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam dan
orang Cina, dan insidensinya meningkat (3 sampai 6 kali lipat) pada orang Yahudi
dibandingkan dengan orang non Yahudi. Hal ini menunjukkan bahwa ada predisposisi
genetik terhadap perkembangan penyakit ini.

5
- Trauma : benda asing, material yang bersifat abrasif.
- Alergi : protein dari pakan atau bisa juga protein bakteri.
- Polyps rektokolon
- Intususepsi ileokolon
- Inflamasi : Lymphoplasmacytic, eoshinophilic, granulopmatous, histiocytic
- Neoplasia : Lymphosarcoma, Adenocarcinoma
- Sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome)
2.3 Patofisiologi
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit
perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit.
Yang lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki
keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang
berdarah dan berlendir.
Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal atau
keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rektum keluar lendir
yang mengandung banyak sel darah merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa demam,
bisa ringan atau malah tidak muncul.
Jika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak
10-20 kali/hari.
  Penderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum yang terasa nyeri,
disertai keinginan untuk buang air besar yang sangat. Pada malam haripun gejala ini tidak
berkurang. Tinja tampak encer dan mengandung nanah, darah dan lendir. Yang paling sering
ditemukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah.
  Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.Kolitis
ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan rectum.
Penyakit ini umumnya mengenai orang kaukasia, termasuk keturunan Yahudi. Puncak insidens
adalah pada usia 30-50 tahun. Kolitis ulseratif adalah penyakit serius, disertai dengan komplikasi
sistemik dan angka mortalitas yang tinggi. Akhirnya 10%-15% pasien mengalami karsinoma
kolon.
Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa superfisisal kolon dan dikarakteristikkan dengan
adanya ulserasi multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau pengelupasan epitelium

6
kolonik. Perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut, yang terjadi satu secara
bergiliran, satu lesi diikuti lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum dan akhirnya
dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus menyempit, memendek dan menebal akibat
hipertrofi muskuler dan deposit lemak.
2.4 Manifestasi Klinis
Kebanyakan gejala kolitis ulseratif pada awalnya adalah  berupa buang air besar yang lebih
sering. Gejala yang paling umum dari kolitis ulseratif adalah sakit perut dan diare berdarah.
Pasien juga dapat mengalami :
1. Anemia.
2. Fatigue/ kelelahan.
3. Berat badan menurun.
4. Hilangnya nafsu maka.
5. Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi.
6. Lesi kulit ( eritoma nodusum ).
7.   Lesi mata ( uveitis ).
8. Buang air besar beberapa kali dalam sehari ( 10-20 kali sehari ).
9.  Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.
10. Perdarahan rectum.
11. Kram perut.
12. Sakit pada persendian.
13.  Anoreksia.
14.  Dorongan untuk defekasi.
15. Hipokalsemia.
2.5 Pemeriksaan Penunjang
A. Gambaran Radiologi
- Foto polos abdomen.
- Barium enema.
- Ultrasonografi (USG).
- CT-scan dan MRI.
B. Pemeriksaan Endoskopi

7
2.6 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Terapi Obat – obatan.
Terapi obat-obatan. Obat-obatan sedatif dan antidiare/antiperistaltik digunakan untuk
mengurangi peristaltik sampai minimum untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi.
Terapi ini dilanjutkan sampai frekuensi defekasi dan kosistensi feses pasien mendekati
normal. Sulfonamida seperti sulfasalazin (azulfidine) atau sulfisoxazol (gantrisin) biasanya
efektif untuk menangani inflamasi ringan dan sedang. Antibiotik digunakan untuk infeksi
sekunder, terutama untuk komplikasi purulen seperti abses, perforasi, dan peritonitis.
Azulfidin membantu dalam mencegah kekambuhan. (Brunner & Suddarth, 2002, hal 1107-
1108).
2) Pembedahan.
Pembedahan umunya digunakan untuk mengatasi kolitis ulseratif bila penatalaksaan
medikal gagal dan kondisi sulit diatasi, intervensi bedah biasanya diindikasi untuk kolitis
ulseratif. Pembedahan dapat diindikasikan pada kedua kondisi untuk komplikasi seperti
perforasi, hemoragi, obstruksi megakolon, abses, fistula, dan kondisi sulit sembuh.
(Cecily Lynn betz & Linda sowden. 2007, hal 323-324)
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Masukan diet dan cairan
Cairan oral, diet rendah residu-tinggi protein-tinggi kalori, dan terapi suplemem
vitamin dan pengganti besi diberikan untuk memenuhui kebutuhan nutrisi. Ketidak-
seimbangan cairan dan elektrolit yang dihubungkan dengan dehidrasi akibat diare, diatasi
dengan terapi intravena sesuai dengan kebutuhan. Adanya makanan yang
mengeksaserbasi diare harus dihindari. Susu dapat menimbulkan diare pada individu
intoleran terhadap lactose.Selain itu makanan dingin dan merokok juga dapat dihindari,
karena keduanya dapat meningkatkan morbilitas usus. Nutrisi parenteral total dapat
diberikan. (Brunner & Suddarth, 2002, hal 1106-1107).
2) Psikoterapi
Ditunjukkan untuk menentukan faktor yang menyebabkan stres pada pasien,
kemampuan menghadapi faktor-faktor ini, dan upaya untuk mengatasi konflik sehingga
mereka tidak berkabung karena kondisi mereka. (Brunner & Suddarth, 2002, hal 1108).

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. A DENGAN DIAGNOSA COLITIS

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Identitas Pasien :
a. Nama : Ny. A
b. No. mederek : S592000
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Usia : 35 tahun
e. Agama : Islam
f. Suku : Sunda
g. Status Perkawinan : Menikah
h. Pendidikan : SMA
i. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
j. Alamat : Kuningan
k. Diagnosa Medis : Colitis
l. Tanggal masuk Rs : 14 September 2020
m. Tanggal Pengkajian : 15 September 2020
Identitas Penanggung jawab :
a. Nama : Tn. Y
b. Umur : 38 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Pekerjaan : PNS
e. Agama : Islam
f. Suku : Sunda
g. Alamat : Kuningan
h. Hubungan dengan klien : Suami

RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama : Klien mengeluh nyeri kram pada abdomen, mual, diare lebih dari
4x/hari.

9
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien dibawa kerumah sakit pada tanggal 14
September 2020 pukul 17.00 wib oleh keluarganya, nyeri abdomen, demam, diare,
anoreksia selama 1 minggu, feses berwarna gelap dan encer, perdarahan rektum.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik N:100x/menit R: 30x/menit T: 38oC TD:
100/80mmHg
3. Riwayat penyakit dahulu : keluarga klien mengatakan pasien belum pernah sakit dan
dirawat di rumah sakit
4. Riwayat kesehatan keluarga : keluarga klien mengatakan tidak mempunyai penyakit
menular dan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.
5. Riwayat kesehatan lingkungan : Keluarga pasien mengatakan pasien berhubungan
baik dengan lingkungan rumah sakit maupun saat dirumah sakit.
6. Riwayat Psikososial : Keluarga pasien mengatakan klien berperilaku baik saat
dirumah, dan saat dirumah sakit klien tidak nyaman dengan lingkungannya.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 56 kg
Respirasi : 30x/menit
Nadi : 100 x/menit
TD : 100/80mmHg
Suhu : 38° C
2. Pemeriksaan sistem tubuh
Sistem pencernaan :
- Terjadi pembengkakan pada abdomen
- Nyeri tekan pada abdomen
- Bising usus 26x/menit
- Anoreksia

Sistem pernafasan : 30x/menit

Sistem kardiovaskuler : peningkatan nadi 100x/menit (takikardi)

10
Sistem neurologi : peningkatan suhu tubuh yaitu 38oC (demam)

Sistem integument : kulit dan membran mukosa kering dan turgor jelek

Sistem musculoskeletal : kelemahan otot dan tonus otot buruk

Sistem eliminasi : pada BAB mengalami diare feses mengandung darah

3. Pemeriksaan Diagnostik
- Sinar-X : lesi menyebar pada kolon, pemendekan kolon.
- Endoskopi : mukosa yang rapuh, mukosa terinflamasi dengan adekuat dan
ulserasi.
- Kolonoskopi : eritema dengan ulkus pada kolon kiri.
4. Pola aktivitas sehari-hari
- Aspek biologi : keletihan, kelemahan, anoreksia
- Aspek psiko : gelisah
- Aspek sosio : ketidakmampuan aktif dalam sosial

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
.
1. DS: Adanya gangguan fungsi Potensial perubahan
- Klien mengeluh mual mukosa karena kebutuhan nutrisi kurang
- Klien mengeluh tidak bakteri/mikroorganisme dari kebutuhan tubuh b.d
nafsu makan adanya mual
DO:
- Klien terlihat lemah Masuk ke usus
- Klien makan hanya ¼
porsi
- Respirasi: 30x/menit Gangguan keseimbangan floral
- Nadi: 100x/menit usus

11
Mual

Tidak nafsu makan


2. DS: Reaksi peradangan pada Nyeri abdomen b.d
- Klien mengeluh nyeri mukosa usus adanya peningkatan
dibagian abdomennya peristaltik usus
- Klien mengeluh BAB
nya encer dan berdarah Kerusakan mukosa usus halus
- Klien mengeluh mulas
DO: Merangsang reseptor nyeri
- Klien BAB lebih dari
4x/hari
- Bising usus 26x/menit Pengeluaran neurotransmitter
- Klien mengeluh nyeri bradikinin, serotonin dan
jika ditekan histamine disampaikan ke SSP
abdomennya
Persepsi nyeri

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya mual.
2. Nyeri abdomen b.d adanya peningkatan peristaltik usus.

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
. hasil
1. Potensial perubahan Tujuan:  Monitor asupan  Untuk
kebutuhan nutrisi Memenuhi dan makanan mengetahui
kurang dari kebutuhan mempertahankan  Observasi TTV tingkat
tubuh b.d adanya mual kebutuhan nutrisi (TD, Nadi, kebutuhan
klien. Respirasi, Suhu) nutrisi klien
Kriteria hasil:  Monitor BB  Untuk

12
Setelah dilakukan  Lakukan oral mengkaji
proses hygiene keadaan klien
keperawatan sebelum makan  Untuk
selama 1x24 jam  Berikan mengetahui
diharapkan : makanan tinggi indikator
- Klien tidak kalori dan tinggi cairan dan
mual protein status nutrisi
- Nafsu makan  Kolaborasi  Mulut yang
klien pemberian bersih dapat
membaik medikasi meningkatkan
- Klien tidak sebelum makan rasa makanan
merasa nyeri (pereda nyeri,  Untuk
dibagian antiemetik) memulihkan
abdomen kembali
- BB klien proses
bertambah pencernaan
dan
penyembuhan
integritas
jaringan
 Untuk
mengurangi
rasa nyeri
sebelum
makan
2. Nyeri abdomen b.d Tujuan:  Observasi  Untuk
adanya peningkatan Mengurangi rasa tingkat nyeri, mengetahui
peristaltik usus. nyeri dan lokasi, dan tingkat nyeri,
meningkatkan rasa frekuensi lokasi dan
nyaman  Berikan teknik frekuensi
Kriteria hasil: relaksasi  Untuk

13
Setelah dilakukan  Ajarkan tirah memberikan
proses baring rasa nyaman
keperawatan  Identifikasi dan
selama 1x24 jam makanan dan memfokuskan
diharapkan : cairan yang perhatian klien
- Klien tidak mencetuskan  Untuk
mulas diare menurunkan
- BAB klien  Berikan air peristaltik
berkurang hangat setelah usus
frekuensinya makan  Untuk
- Konsistensi  Kurangi meghindari
feses tidak aktivitas iritan dan
encer dan mengistirahatk
tidak berdarah an usus
- Bising usus  Untuk
kembali mengurangi
normal rasa mulas dan
- Nyeri dan melancarkan
kram peredaran
abdomen tidak darah
ada  Membantu
mengurangi
keletihan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Tanggal/ jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Tanda tangan
.
1. 15-09-2020 Potensial perubahan  Memonitor asupan Andika,
pukul 10.00 kebutuhan nutrisi makanan Malinda
kurang dari kebutuhan  Mengobservasi TTV
tubuh b.d adanya mual (TD, Nadi, Respirasi,

14
Suhu)
 Memonitor BB
 Melakukan oral hygiene
sebelum makan
 Memberikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
 Mengkolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan (pereda
nyeri, antiemetik)
2. 15-09-2020 Nyeri abdomen b.d  Mengobservasi tingkat Andika,
pukul 17.00 adanya peningkatan nyeri, lokasi, dan Malinda
peristaltik usus. frekuensi
 Memberikan teknik
relaksasi
 Mengajarkan tirah baring
 Mengidentifikasi
makanan dan cairan yang
mencetuskan diare
 Memberikan air hangat
setelah makan
 Mengurangi aktivitas

EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tanggal/ Jam Evaluasi Tanda tangan
Keperawatan
Potensial perubahan 15 September 2020 S : klien mengeluh mual dan Andika,
kebutuhan nutrisi Pukul 10.00 tidak nafsu makan Malinda
kurang dari O:
kebutuhan tubuh b.d - R : 25x/menit
adanya mual - S : 36,5oC
15
- N : 25x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Nyeri abdomen b.d 15 September 2020 S : klien mengeluh nyeri Andika,
adanya peningkatan Pukul 17.00 abdomen Malinda
peristaltik usus. O:
- Klien nampak nyeri saat
abdomennya ditekan
- Klien merasa mulas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

BAB IV
PENUTUP
.1 Kesimpulan

16
Colitis ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan
mukosa kolon dan rektum. (Brunner & Suddarth, 2002, hal 1106). Colitis ulseratif adalah
penyakit radang kolon nonspesifik yang umumnya berlangsung lama disertai masa remisi
dan eksaserbasi yang berganti-ganti. (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006, hal,
461).

4.2 Saran
Mengenai penyakit ini dihimbau untuk supaya mengerti tentang masalah colitis
ulseratif ini, supaya memudahkan dalam mendiagnosa dan memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

17
Pramasella. 2017. MAKALAH COALITIS [Online]. Tersedia:
http://pramasella97.blogspot.com/2017/05/makalah-coalitis.html?m=1 [16 september
2020]
Cubellz. 2013. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN PADA
PASIEN DENGAN KOLITIS [Online]. Tersedia:
http://sibawellbercerita.blogspot.com/2013/06/asuhan-keperawatan-gangguan-
sistem.html?m=1 [16 september 2020]

18

Anda mungkin juga menyukai