Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERAWATAN BAYI DENGAN FOTOTERAPI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Erlin Rosyida
2. AprilianErni
3. GibrandaNasukha
4. Riamah
5. Yasmine Nurul Azmi
6. RatihKurniati
7. Reza Purnawan
8. Humaira Rahman
9. Alik Amanda

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan judul “Perawatan Bayi Dengan Fototerapi”.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua tentang Perawatan Bayi Dengan Fototerapi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini . Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya .
Mataram, 19 Mei2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang..................................................... ............................................... 4


1.2 Tujuan makalah................................................................................................... 5
1.3 Rumusan masalah............................................................................................... 5

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................ 6

2.1 Pengertian Fototerapi.......................................... ................................................6

2.2 Tujuan Fototerapi.................................................................................................6

2.3 Langkah pelaksanaan fototerapi.......................................................................... 7

2.4 alat- alat Fototerapi............................................................................................. 11

2.5 ceklist................................................................................................................. 13

BAB 3 PENUTUP................................................................................................................. 15

3.1 KESIMPULAN................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 16

LAMPIRAN………………………………………………………………………...17

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Peralatan kesehatan yang dipergunakan untuk pelayanan kesehatan terdiri dari


berbagai macam peralatan dengan kualitas yang berbeda dan selalu berkembang pesat
dari waktu ke waktu baik dari segi jenis maupun prinsip kerjanya seiring
dengan kemajuan teknologi. Peralatan kesehatan di dalam penggunaannya kepada
penderita baik yang langsung maupun tidak langsung tujuan akhirnya adalah untuk
menyelamatkan jiwamanusia. Kelancaran dan keamanan pengoperasian merupakan hal
yang mutlak perlu pada peralatan kesehatan. Untuk itu semua peralatan kesehatan yang
menyangkut pelayanan kesehatan kepada manusia atau penderita perlu dipertahankan
keandalan.Permasalahan yang sering ditemui saat ini yaitu: Peralatan yang mempunyai
keluaran tidak tepat, sehingga akan menyebabkan kurang tepatnya hasil diagnosa dan
dosis terapi.

Peralatan kesehatan yang telah dipergunakan dalam kurun waktu tertentu dan tidak
pernah dilakukan pemeliharaan, sehingga menyebabkan turunnya tingkat keandalan
peralatan, keamanan tidak terjamin dan kondisi fisik alat tidak terkontrol. Adapun
fototerapi unit yaitu merupakan alat kesehatan yang memberikan pancaran cahaya
dengan spektrum tertentu dengan fungsi menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi
baru lahir yang menderita hyperbilirubin. Pemberian terapi mempunyai efek yang akan
menimbulkan kerusakan retina, dapat meningkatkan kehilangan air tidak terasa
(insensible water losess) dan dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
bayi (bila masuk ke otak). Agar alat fototerapi unit dapat menjalankan fungsinya dengan
baik, maka ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan antara lain menganalisa
performa alat fototerapi unit diantaranya menganalisa secara kuantitatif
yaituperhitungan reliability, failure rate dan Probability Density Function (pdf) serta
dilakukan pengukuran nilai radiasi yang dipancarkan oleh fototerapi unit.
Perhitunganreliability secara

4
kuantitatif yang berguna untuk mengevaluasi keandalan alat sedangkan
pengukuran nilai radiasi berguna untuk mengetahui nilai radiasi yang dipancarkan oleh
fototerapi unit.

1.2 Tujuan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini ialah agar pembaca dapat mengetahui dan mengerti
tentang perawatan bayi dengan fototerapi dari mulai perrsiapan alat sampai dengan
penatalaksanaannya.

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Apa yang dimaksud dengan Fototerapi?


1.3.2 Apa tujuan perawatan bayi dengan fototerapi?
1.3.3 Apa saja langkah- langkah pelaksanaan Fototerapi?
1.3.4 Apa saja alat- alat yang dipersiapkan?

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Fototerapi digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus


dengan hiperbilirubinemia jinak hingga moderat. Fototerapi dapat menyebabkan
terjadinya isomerisasi bilirubin indirect yang mudah larut di dalam plasma dan lebih
mudah di ekskresi oleh hati ke dalam saluran empedu. Meningkatnya foto bilirubin
dalam empedu menyebabkan bertambahnya pengeluaran cairan empedu ke dalam usus
sehingga peristaltic usus meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan
usus.jadi fototerapi adalah terapi sinar menggunakan energi tinggi yang dapat menembus
jaringan dalam rangka membunuh sel neoplasma.

2.2 Tujuan Perawatan Bayi Dengan Fototerapi

Penggunaan fototerapi sesuai anjuran dokter biasanya diberikan pada neonatus


dengan kadar bilirubin indirect lebih ddari 10mg % sebelum tranfusi tukar, atau sesudah
transfuse tukar.jadi tujuan dari fototerapi ialah mengurangi kadar bilirubin.

PRINSIP KERJA FOTO TERAPI

Foto terapi dapat memecah bilirubin menjadi dipirol yang tidak toksis dan di
ekskresikan dari tubuh melalui urine dan feses. Cahaya yang dihasilkan oleh terapi sinar
menyebabkan reaksi fotokimia dalam kulit (fotoisomerisasi) yang mengubah bilirubin
tak terkonjugasi ke dalam fotobilirubin dan kemudian di eksresi di dalam hati kemudian
ke empedu, produk akhir reaksi adalah reversible dan di ekresikan ke dalam empedu
tanpa perlu konjugasi. Energy sinar dari foto terapi mengubah senyawa 4Z-15Z bilirubin
menjadi senyawa bentuk 4Z-15E bilirubin yang merupakan bentuk isomernya yang
mudah larut dalam air.

MEMPERSIAPKAN UNIT FOTOTERAPI

 Pastikan bahwa tutup plastik atau pelindung berada pada posisinya. Hal ini
mencegah cedera pada bayi jika lampu pecah dan membantu menapis sinar
ultraviolet yang berbahaya.

6
 Hangkatkan ruangan tempat unit diletakkan, bila perlu, sehingga suhu dibawah
sinar adalah 28oC sampai 30oC.
 Nyalakan unit, dan pastikan bahwa semua tabung fluoresen bekerja
 Ganti tabung fluoresen yang terbakar atau yang berkedip-kedip
 Catat tanggal tabung diganti dan ukur durasi total penggunaan tabung tersebut.
 Ganti tabung setiap 2000 jam penggunaan atau setelah tiga bulan, mana saja yang
terlebih dahulu, walaupun tabung masih bekerja.
 Gunakan seprai putih pada pelbet, tempat tidur bayi, atau inkubator, dan letakkan
tirai putih disekitar tempat area tempat unit diletakkan untuk memantulkan sinar
sebanyak mungkinkembali ke bayi.

2.3 Langkah Pelaksanaan Fototerapi

1. Letakkan bayi di bawah fototerapi


a. Jika berat badan bayi 2 kg atau lebih, letakkan bayi telanjang pada pelbet atau
tempat tidur. Letakkan atau jaga bayi kecil dalam inkubator.
b. Perhatikan adannya bilier atau obstruksi usus.
R/ fototerapi dikontraindikasikan pada kondisi ini karena fotoisomer bilirubin yang
diproduksi dalam kulit dan jaringan subkutan dengan pemajanan pada terapi sinar
tidak dapat diekskresikan.
c. Ukur kuantitas fotoenergi bola lampu fluorensen (sinar putih atau biru) dengan
menggunakan fotometer.
R/ intensitas sinar menembus permukaan kulit dari spectrum biru menentukan
seberapa dekat bayi ditempatkan terhadap sinar. Sinar biru khusus
dipertimbangkan lebih efektif daripada sinar putih dalam meningkatkan pemecahan
bilirubin.

d. Letakkan bayi di bawah sinar sesuai dengan yang di indikasikan.

e. Tutupi mata bayi dengan potongan kain, pastikan bahwa potongan kain tersebut
tidak menutupi hidung bayi.Inspeksi mata setiap 2 jam untuk pemberian makan.
Sring pantau posisi.

R/ mencegah kemungkinan kerusakan retina dan konjungtiva dari sinar intensitas


tinggi. Pemasangan yang tidak tepat dapat menyebabkan iritasi, abrasi kornea dan
konjungtivitis, dan penurunan pernapasan oleh obstruksi pasase nasal.

7
f. Tutup testis dan penis bayi pria

R/ mencegah kemungkinan kerusakan penis dari panas

2. Ubah posisi bayi setiap 2 jam

R/ memungkinkan pemajanan seimbang dari permukaan kulit terhadap sinar


fluoresen, mencegah pemajanan berlebihan dari bagian tubuh individu dan membatasi
area tertekan.

3. Pastikan bayi diberi makan :

a. Dorong ibu menyusui sesuai kebutuhan tetapi minimal setiap 2 jam :

- Selama pemberian makan, pindahkan bayi dari unit fototerapi dan lepaskan kain
penutup mata.

- Memberikan suplemen atau mengganti ASI dengan jenis makanan atau cairan
lain tidak diperlukan (mis: pengganti ASI,air, air gula,dsb)

b. Jika bayi mendapkan cairan IV atau perasaan ASI, tingkatkan volume cairan
dan/atau susu sebanyak 10% volume harian total perhari selama bayi dibawah sinar
fototerapi

c. Jika bayi mendapkan cairan IV atau diberi makan melalui slang lambung, jangan
memindahkan bayi dari sinar fototerapi.

4. Perhatiakan bahwa feses bayi warna dan frekuensi defekasi dapat menjadi encerdan


urin saat bayi mendapatkan fototerapi. Hal ini tidak membutuhkan penangan khusus.

R/ defekasi encer, sering dan kehijauan serta urin kehijauan menandakan keefektifan
fototerapi dengan pemecahan dan ekskresi bilirubin.

5. Dengan hati- hati cuci area perianal setelah setiap defekasi , inspeksi kulit terhadap
kemungkinan iritasi dan kerusakan.

R/ membantu mecegah iritasi dan ekskoriasi dari defekasi yang sering atau encer.

6. Lanjutkan terapi dan uji yang diprogramkan lainnya:

a. Pindahkan bayi dari unit foterapi hanya selama prosedur yang tidak dapat dilakukan
saat dibawah sinar fototerapi

b. Jika bayi mendapkan oksigen, matikan sinar sebentar saat mengamati bayi untuk
mengetahui adanya sianosis sentral (lidah dan bibir biru).

7. Pantau kulit bayi dan suhu inti setiap 2 jam atau lebih sering sampai stabil (mis, suhu
aksila 97,8 F, suhu rectal 98,9 F).

8
R/ fluktuasi pada suhu tubuh dapat terjadi sebagai respons terhadap pemajanan sinar,
radiasi dan konveksi.

8. Pantau masukan dan haluaran cairan, timbang BB bayi dua kali sehari. Perhatikan
tanda- tanda dehidrasi (mis, penurunan haluaran urine, fontanel tertekan, kulit hangat
atau kering dengan turgor buruk, dan mata cekung). Tingkatkan masukan cairan per
oral sedikitnya 25%.

R/ peningkatan kehilangan air melalui feses dan evaporasi dapat menyebabkan


dehidrasi.

9. Ukur kadar bilirubin serum setiap 12 jam:

R/ penurunan kadar bilirubin menandakan keefektifan fototerapi, peningkatan yang


kontinu menandakan hemolisis yang kontinu dan dapat menandakan kebutuhan
terhadap transfuis tukar.

a. Hentikan fototerapi jika kadar bilirubin serum di bawah kadar saat fototerapi di
mulai atau 15mg/dl (260umol), mana saja yang lebih rendah.

b. Jika bilirubin serum mendekati kadar yang membutuhkan tranfusi tukar atau
pemindahan dan segera rujuk bayi kerumah sakit tersier atau pusat spesialisasi untuk
tranfusi tukar, jika memungkinkan. Kirim sampel darah ibu dan bayi.

10. Jika serum bilirubin tidak dapat diukur,hentikan fototerapi setelah tiga hari. Bilirubin
pada kulit dengan cepat menghilang dibawah fototerapi. Warna kulit tidak dapat
digunakan sebagai panduan kadar bilirubin serum selama 24 jam setelah penghentian
fototerapi

11. Setelah fototerapi dihentikan :

a. Amati bayi selama 24 jam dan ulangi pengukuran bilirubin serum, 

jika memungkinkan atau perkiraan ikterus dengan menggunakan metode klinis.

b. Jika ikterus kembali ke atau di atas kadar di mulainya fototerapi, ulangi fototerapi
dengan banyak waktu yang sama seperti awal pemberian. Ulangi langkah ini setiap
kali fototerapi dihentikan sampai pengukuran atau perkiraan bilirubin tetap di bawah
kadar yang membutuhkan fototerapi.

12. Jika fototerapi tidak lagi dibutuhkan, bayi makan dengan baik dan tidak terjadi
masalah lain yang membutuhkan hospitalisasi, pulangkan bayi.

13. Ajari ibu cara mengkaji ikterus, dan anjurkan ibu kembali jika bayi menjadi lebih
icterus.

9
EFEK SAMPING FOTOTERAPI

1. Tanning (perubahan warna kulit) : induksi sintesis melanin dan atau disperse oleh
cahaya ultra violet.

2. Syndrome bayi Bronze : penurunan ekskresi hepatic dari foto produk bilirubin.

3. Diare : bilirubin menginduksi seksresi usus.

4. Intoleransi laktosa : trauma mukosa dari epitel villi.

5. Hemolisis : trauma fotosensitif pada eritrosist sirkulasi.

6. Kulit terbakar : paparan berlebihan karena emisi gelombang pendek lampu fluoresen.

7. Dehidrasi : peningkatan kehilangan air yang tak disadari karena energy foton yang
diabsorbsi.

8. Ruam kulit : trauma fotosensitif pada sel mast kulit dengan pelepasan histamine.

2.4 Alat- Alat Fototerapi

Bagian- bagian alat fototerapi

1. Kabel penghubung alat dengan sumber listrik

2. Pengatur jarak lampu dengan bayi

3. Tombol power on/off untuk menghidupkan atau mematikan lampu fototerapi

4. Hourmeter (petunjuk berapa jam fototerapi yang sudah dipakai).

10
CHECKLIST FOTOTERAPI PADA BAYI

Nama : ……………………………….............. No.Mhs: ………………………….............

Aspek yang dinilai Nilai


0 1 2
Definisi :
Pemberian terapi sinar pada bayi baru lahir dengan pajanan sinar
berintensitas tinggi dan berspektrum terlihat untuk mengurangi kadar
billirubin indireks

Tujuan : Mengurangi kadar billirubin

Indikasi :
Anak dengan kadar billirubin indireks melebihi batas normal (normal
0.60-10.50 mg/dl)

Kontraindikasi :

Hyperbilirubinemia karena bil direk (Hepatitis) dan


hyperbilirubinemia karena obstruksi (atresia biliaris)

Persiapan alat dan bahan :

a. Penutup mata
b. Penutup plastik
c. Lampu fluorense
d. Box bayi
e. Alas box bayi

1) Tahap Pre Interaksi


a. Lakukan pengkajian: umur, prematuritas, baca catatan
keperawatan dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain membantu
jika perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat

11
2) Tahap Orientasi

1) Mengucapkan salam terapeutik


2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan
tindakan yang akan dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta
tidak mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian
serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)

Tahap Kerja :

1) Berikan salam, perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat


2) Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada keluarga
3) Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
4) Berikan petunjuk alternatif komunikasi jika keluarga merasa tidak
nyaman dengan prosedur yang dilakukan
5) Jaga privasi pasien
6) Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan tangan dengan
handuk
7) Siapkan box dengan penutup plastik dibawahnya untuk
menghindari cedera apabila lampu pecah
8) Hangatkan ruangan box dengan menyalakan lampu sehingga suhu
dibawah sinar lampu hingga suhu 28-30̊C
9) Nyalakan lampu dan pastikan semua lampu fluorense menyala
10) Ganti tabung lampu yang sudah terbakar, pemakaian 2000 jam
atau 3 bulan walaupun lampu masih bekerja
11) Pasang sprei putih/alas kasur pada pelbet, tempat tidur bayi atau
incubator dan letakkan tirai putih disekitarnya untuk
memantulkan kembali sinar ke bayi sebanyak mungkin
12) Letakkan bayi dibawah sinar fototerapi
13) Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
14) Jika berat bayi diatas 2 kg, letakkan bayi telanjang
15) Tutupi mata bayi dengan penutup mata
16) Ubah posisi bayi setiap 3 jam
17) Pastikan bayi juga diberi makan/minum
18) Ukur suhu bayi, bila lebih dari 37.5̊C hentikan sementara
19) Cek kadar billirubin setelah 12 jam

12
20) Hentikan bila selama 3 hari billirubin tidak terukur
21) Rapikan alat
22) Cuci tangan

Tahap Terminasi

1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan

Tahap Evaluasi

a. Evaluasi respon klien


b. Berikan reinforcement positif
c. Lakukan kontak untuk tindakan selanjutnya
d. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik

Tahap Dokumentasi

a. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam


pelaksanaan pada catatan keperawatan
b. Catat respon klien dan hasil pemeriksaan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP

Keterangan :

0 = Tidak dikerjakan

1 = Dikerjakan tapi tidak lengkap/tidak sempurna

2 = Dikerjakan dengan sempurna

13
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggunaan fototerapi pada bayi diperlukan untuk menurunkan kadar bilirubin


atau warna kekuningan pada badan bayi baru lahir. Cahaya yang dihasilkan oleh
terapi sinar menyebabkan reaksi fotokimia dalam kulit (fotoisomerisasi) yang
mengubah bilirubin tak terkonjugasi ke dalam fotobilirubin dan kemudian di eksresi
di dalam hati kemudian ke empedu, produk akhir reaksi adalah reversible dan di
ekresikan ke dalam empedu tanpa perlu konjugasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budhi, Nike Subekti. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir.
EGC : Jakarta

Doengoes, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. EGC : Jakarta

Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. EGC : Jakarta.
http://twitterereison.blogspot.co.id/2011/06/fototerapi.html

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai