Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS (ANTENATAL


CARE )
DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER III (34 MINGGU)
DITUANGKAN KIA PUSKESMAS KARANG TALIWANG

NAMA: RIAMAH
NIM: P07120420083

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

1
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN NORMAL

I. KEHAMILAN A. Pengertian
1. Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira
280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup
bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan
post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut
kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi 3 bagian, masing-masing:
a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
b) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
c) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat
hidup). (Hanifa Wiknjosastro, 2009)
2. Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat
obstetrik buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan.
Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara minggu 14-
28), dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu ke 36). (Hanifa Wiknjosastro, 2009)
3. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Hanifa Wiknjosastro, 2009).

B. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum

2
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh
zona pellusida oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat
bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum
di tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan : a.
Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu.
(Mochtar, 2010 : 17 )

C. Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan
seorang laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil
(Terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang

3
masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang
telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani
sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung
sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini
terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel
sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk
mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang
rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim)
menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim.
Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang
berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii
mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur
yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur,
atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah
pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang
menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang
merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah
dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan
sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.

4
Pathway

Trimester III
Resiko jatuh Konstipasi

Makanan lebih lama di usus

Progesteron

Sistem Pencernaan
Tiroksin, Hormon Korteks Penggunaan
-hormon seks Energi
Perubahan pada Ibu Hamil
Hormon Thyroid

Sistem Endokrin Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologi

Kurang Terpapar Informasi

GIT (Gastrointestinal track)

pemeriksaan/kelahiran yang

Stres Psikologis
Merasa Asam Di Mulut
Kesulitan Tidur, Sering
Terjaga, Tidak puas tidur

Gangguan Pola Tidur

Penurunan BB

Hipertermi

5
Tremor halus/Kram otot
Suhu Meningkat
Kecepatan Depolarisasi
Basal Metabolic Rate Otot Rangka

Adrenal Hormon

Jadwal

Progesteron dekat

HCG

Rasa Ingin Muntah

Nafsu Makan Menurun

Ketidakseimbangan Nutrisi

Kurang Dari Kebutuhan


Tubuh
D. Pemeriksaan Obstetrik

Gambar 2.1 Palpasi abdomen

6
Gambar 2.2 Leopold I :

Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan,


menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan
tinggi terdapat didalam fundus uteri dan bagian apa yang fundus Hasil :
Jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bulat
dan lunak

Gambar 2.3 Leopold II :

7
Untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus, menentukan letak.
Cara : Uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang
berada disisi tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : Punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak
kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.

Gambar 2.4 Leopold III :

Untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah. Cara
: Tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan
ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba bagian
bawah tersebut.
Hasil : Teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.
Gambar 2.5 Leopold IV :

8
Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke
dalam panggul.
Hasil :
- 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.
- 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
- 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
- 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas simpisis
- 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah janinyang
berada diatas simpisis.
- 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaan luar.

E PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum dapat dilakukan dengan cara inspeksi, sehingga
dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya kesempitan
atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal,
misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,
skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan

9
Tinggi badan seorang ibu hamil tidak boleh kurang dari 145 cm, karena jika
tinggi ibu minus, dimungkinkan ibu memiliki panggul yang sempit sehingga
dapat menjadi faktor risikio dalam proses persalinan.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5
kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada
akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat
BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan
kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA minus dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
minus/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
• Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam
kehamilan. Penanganan yang minus tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih,
dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi
dan eklamsi.
• Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
• Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
• Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
f. Kepala dan Leher
• Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah

10
• Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
• Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
• Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
g. Payudara
• Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
• Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
• Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
• Retraksi akibat adanya lesi
• Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
• Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
• Mengukur tinggi fundus uteri memanfaatkan tangan bila usia kehamilan >
12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
• Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
i. Pemeriksaan Leopold :
• Leopold I :
- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi uterus  Leopold II :
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin  Leopold III :
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang 
Leopold IV :
- Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil

11
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP
i. Tangan dan kaki
• Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
• Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
• Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau
hiper
j. Pemeriksaan panggul
• Panggul : genital luar
- Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus
vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada
(warna, konsistensi, jumlah, bau)
- Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
• Panggul : memanfaatkan spekulum
- Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah
serviks sudah membuka atau belum
- Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
 Panggul : pemeriksaan bimanual
- Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan
(dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
- Memanfaatkan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas,
rasa nyeri, serta adanya masa.
k. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
 Dari Janin :
- Djj pada bulan ke 4-5
- Bising tali pusat
- Gerakan dan tendangan janin
 Dari ibu :

12
- Bising rahim
- Bising aorta
- Peristaltik usus
l. Pemeriksaan Dalam
• Vaginal Toucher (VT)
• Rectal Toucher (RT) Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

F. KOMPLIKASI
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika
tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-
komplikasi yang terbagi menjadi 2 kelompok sebagai berikut : a. Komplikasi
Obstetrik Langsung, meliputi :
• Perdarahan
• Pre-eklampsia/eklampsia
• Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
• Hidramnion
• Ketuban Pecah Dini
b. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
• Penyakit Jantung
• Tuberculosis
• Anemia
• Malaria

13
II. PENATALAKSANAAN
Manuaba (1998) mendefinisikan Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Dengan
demikian, mampu menghadapi persalinan, kala nifas, pemberian ASI, dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar/normal (Kumalasari, 2015: 8). Tujuan asuhan
kehamilan menurut Mansjoer (2005), diantaranya:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi,
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu serta
bayi,
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/ komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan,
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal (Kumalasari, 2015: 9).
Untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar, ibu hamil
hendaknya sedikitnya melakukan empat kali kunjungan selama periode antenatal,
yaitu:
- Satu kali kunjungan selama trimester 1 (< 14 minggu),
- Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28),
- Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu ke- 28-36 dan
sesudah minggu ke-36),
- Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan ada gangguan atau bila
janin tidak bergerak lebih dari 12 jam

14
B. Tujuan ANC
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat
saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan, dan kala nifas.
3. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga
berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, 2010 : 111)
C. Pelayanan ANC
1. Standart minimal asuhan antenatal care (10T)
1) Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan
Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita
hamil rata-rata antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik
lebih dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan
yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi,
terlebih sayur mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk
menentukan status gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa
Tubuh) dari berat badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil
menurut Manuaba (2010): Rumus IMT = BB /TBcm2
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-
25,0
Kriteria IMT :
• Nilai IMT < 18,5 : Status gizi kurang
• Nilai IMT 18,5-25 : Status gizi normal
• Nilai IMT >25 : Status gizi lebih/ obesitas Tinggi badan
yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.
2) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).

15
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu
cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis
(KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil
mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga
pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan
dengan volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi
Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm), yang
menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang
baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
• Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai
olekranon
• Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon
dengan meteran
• Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada
pada pita LILA. Baca menurut tanda panah.
3) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan
kunjungan, hal ini bertujuan untuk mendeteksi adanya
kemungkinan kenaikan tekanan darah yang disebabkan
kehamilan. Tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal
yaitu dibawah 140/90 mmHg.
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara
untuk mengetahui usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat
bila dilakukan pada kehamilan yang pertama.
Tabel 2.1 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri

16
Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 1/3 di atas simpisis ½
16 minggu simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis Setinggi
24 minggu pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

Sumber: Manuaba, 2012


5) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin. Tujuan
pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini ada
atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut
(hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan
infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu
cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu
hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia
kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:
• Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
• Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
• Normal: antara 120-160x/menit
• Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
• Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit

17
• Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT
(Tetanus Toxoid) . Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT
sebanyak 2 kali selama kehamilan dengan interval waktu 4
minggu. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu hamil, karena
diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi akibat
tetanus neonaturum. Imunisasi ini diberikan dengan dosis 0,5
cc/IM dalam satu kali penyuntikan. Tabel Jadwal Pemberian
Imunisasi TT
Antigen Interval Lama Dosis
(selang waktu) perlindungan
TT 1 - - 0,5 cc
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc
Sumber : DEPKES RI, 2012
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita
hamil diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
Tablet ini diberikan segera mungkin setelah rasa mual hilang,
setiap tablet Fe mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)
dan asam folat 500 μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet
perhari, dan sebaiknya dalam meminum tablet Fe tidak
bersamaan dengan teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyerapan.
8) Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan
menjelang persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan
hbsag ( hepatitis).tes darah rutin meliputi pemeriksaan kadar
hemoglobin, sel darah putih( leukosit), trombosit. Dari kadar
Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu anemia atau
tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan
suplai darah ke janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat

18
persalinan. Sel darah putih menunjukkan apakah terjadi infeksi
di tubuh ibu. Trombosit untuk melihat apakah ada kelainan
faktor pembekuan darah, ini berhubungan dengan resiko
perdarahan. Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui
adanya infeksi saluran kencing, adanya darah, protein, dan gula
pada urin yang menunjukkan adanya penyakit tertentu yang
bisa mempengaruhi kehamilan. Pemeriksaan HBsAg untuk
mengetahui adanya infeksi hepatitis B pada ibu. Infeksi
hepatitis bisa ditularkan lewat darah dan hubungan seksual.
Pemeriksaan pemeriksaan tersebut di atas tidak harus dilakukan
seorang ibu hamil, dan jika tidak dilakukan pun tidak mengapa,
akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan sebagai skrining
untuk mengetahui kondisi kehamilan dan resiko saat persalinan
terhadap ibu dan janin. Jika dari hasil pemeriksaan diketahui
ada hal-hal yang tidak normal maka diharapkan masih bisa
diterapi sebelum persalinan sehingga ibu menjalani persalinan
dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga diharapkan
ibu dan bayi selamat dan sehat.
9) Tata laksana kasus.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut
Dinkes (1998), standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T
yaitu :
a. Timbang berat badan
b. Tekanan darah
c. Tinggi fundus uteri
d. Tetanus toxoid lengkap
e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
f. Tes penyakit menular seksual (PMS)
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
h. Terapi kebugaran.

19
i. Tes VDRL
j. Tes reduksi urine.
k. Tes protein urine
l. Tes Hb
m. Terapi iodium
n. Terapi malaria
10) Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan
kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan
rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas,
biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi
atau melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus
dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:
 Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu
menentukan pilihan yang tepat.
 Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
 Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan
membawa surat hasil rujukan
 Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama
kehamilan
D. Menghitung HTP ( Hari Taksiran Partus )
Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang
dihitung berdasarkan rumus Naegele rule , Cara menghitungnya:
Tentukan hari pertama menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari
hari pertama menstruasi terakhir (LMP = Last Menstrual Periode).
• jika HPHT Ibu ada pada bulan 1 Januari – 24 Maret

20
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0). Misal,
HPHT 10 Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9),
(2010 + 0) = 17-10-2010 atau 17 Oktober 2010.
• Jika HPHT Ibu ada pada bulan 25 Maret – 31 Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).
Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka perkiraan lahir (10 +
7), (10 – 3), (2010 + 1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.
Catatan:
• Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur
haidnya teratur, yakni antara 28-30 hari.
• Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari
sebelum atau setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan
lahir sesuai perhitungan ini.
E. Jadwal kunjungan ANC ( Prawirohardjo 2010 )
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14 minggu • Mendeteksi masalah yg
dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
• Mencegah masalah, misal :
tetanus neonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang
berbahaya)
• Membangun hubungan
saling percaya
• Memulai persiapan kelahiran
& kesiapan menghadapi
komplikasi.
• Mendorong perilaku sehat
(nutrisi, kebersihan ,
olahraga, istirahat, seks,
dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu  Sama dengan trimester I
ditambah: kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD,
evaluasi edema, proteinuria)

21
Trimester III 28 – 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi
kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi
kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan
di RS.

F. Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :


Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
Jonson :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155

John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu

G. Cara menentukan umur kehamilan :


Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan
jari – jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :

22
Gambar 2.6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia Kehamilan

Tabel 2.3. Menentukan umur kehamilan dengan Leopold


Umur TFU Keterangan
kehamilan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -
28 mgg 3 jr ats pusat -
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas
pintu panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali,
karena kepala janin masuk ke
rongga panggul.

Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald


Usia kehamilan TFU(cm)
12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)

23
22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan
umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila
pertumbuhan janin normal maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada
28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada
kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3
jari bawah Px, hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida
turun dan masuk ke dalam rongga panggul. (Hanifa Wiknjosastro, 2009).

III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL A.


Pengkajian
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
Jam :
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain
dalam suatu ruangan.
a. Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil,
dan menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana
kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16
tahun dan kurang dari 35 tahun.
c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien.
Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)

24
d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai
dasar dalam memberikan asuhan.
f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan
sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu / suami dapat
mempengaruhi kesehatan klien / tidak.
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi
kesehatan klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai
apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
2) Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
3) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat
pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang
sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.
4) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti:
jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu
menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah
ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit
keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga
apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.

25
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,
kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur
wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai
karena hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba, 2000:265)
7) Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche
terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang
normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini
bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang
siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari.
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari
diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari.
Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.
8) Riwayat Perkawinan Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum
cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu
melahirkan.

26
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi,
plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar /
macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.
9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga
dapat memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang
dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
10) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala
sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu
pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu
tiap minggu.
b) Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada
kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16
minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin
dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28
minggu.
c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x
dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu
pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada
calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT
boster). Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan
janin walupun diberikan pada kehamilan muda.
e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa
mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk
menentukan usia kehamilan, memberikan konseling tentang

27
keluhan hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya
komplikasi.
11) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya,
ada keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu
menggunakan KB apa.
12) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat
besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air.
Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat
arang seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk
menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan.
b) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering
kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin
membesar secara fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya
ibu juga mengeluh sering kencing karena kandung kemih
tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi
aktifitas usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan
obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang
disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan
kepala janin terhadap usus besar dan rektum.
c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita
hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang (Christina,
2000:168). Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan
dengan baik karena istirahat dan tidur yang teratur dapat
meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
pertumbuhan dan perkembangan janin (Manuaba, 2000:140).
d) Aktivitas

28
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya:
pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi
jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal
guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang
sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan
misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang
mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam
kandungannya (Christina, 2000:163).
e) Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah
caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan
kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi
makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya bisa
menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih.
Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang
dari depan ke belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku
bisa tersembunyi kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi
tidak hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan,
karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman.
(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih,
kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH
dan celana dalam. (Christina, 2000:159-160)
13) Riwayat Psikososial dan Budaya

29
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya
serta bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang
kehamialn. Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan
kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang
berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
14) Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi
badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan berat
badan sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan
berat badan atau penurunan berat badan.
- Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM II
dan III pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu.
Hinggaakhir kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar
9-13,5 kg
- Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang
merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang
baik / buruk, sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR
- Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur

2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher

30
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
distribusi merata
3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan
tidak pucat
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada
stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak
ada pembesaran kalenjar limfe dan tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid

b. Payudara
1) Inspeksi :bentuk melingkar, simetris, hiperpigmentasi
pada areola, puting susu
menonjol, tidak ada retraksi atau dimpling
2) Palpasi 3) : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri
Abdomen tekan, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, colostrum (-).

a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea


nigradan pembesaran uterus sesuai dengan
umur kehamilan.

b) Palpasi
Leopold I :

(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha


(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke
arah muka klien

31
(3) Rahim dibawah ke tengah
(4) Tinggi fundus uteri ditentukan
(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam
fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat
bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang
melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau
bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di
atas simfisis

Leopold II :

(1) Kedua tangan pindah ke samping


(2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
(3) Tentukan letak punggung anak
(4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung
anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil). Variasi
menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu
tangan menekan di fundus Leopold III :

(1) Dipergunakan satu tangan saja


(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
(3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul)

32
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung
dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah
perut.

Leopold IV :

(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki


si penderita.
(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi
bagian bawah.
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah
ke dalam rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran
tebesar kepala sudah melewati pintu atas panggul)
(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran
terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul).
Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah
danberapa masuknya bagian yang bawah ke dalam
rongga panggul.
4) Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
5) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari
kelaianan cervik dan vagina. Apabila perdarahan dari osteum
uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
USG : Untuk menentukan letak placenta.
6) Pemeriksaan Laboratorium

33
Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan
umum pasien lemahserta pucat, kemungkinan pasien
mengalami anemia.
Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat
kehamilan

c. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme.
b. Resiko jatuh berhubungan dengan
c. Konstipasi berhubungan dengan
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan
e. Ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intoleransi makanan

d. Intevensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Hipertermi Setelah dilakukan PENGATURAN SUHU
berhubungan
tindakan • Monitor minimal tiap 2 jam
dengan peningkatan
metabolism. keperawatan • Rencanakan monitoring suhu
selama .......x24 secara kontinyu
jam pengaturan • Monitor TD, nadi, dan RR
suhu tubuh pasien • Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda
normal dengan indikator
hipertermi dan hipotermi
:
• Tingkatkan intake cairan dan
• Suhu tubuh dalam
nutrisi
rentang normal
• Selimuti pasien untuk mencegah

34
• Nadi dan RR dalam hilangnya kehangatan tubuh
rentang normal • Diskusikan tentang pentingnya
penagturan suhu dan
• Temperatur kulit
kemungkinan efek negatif dari
sesuai dengan kedinginan
rentang yang
diaharapkan
• Tidak ada
sakit kepala
• Tidak ada nyeri otot

35
 Tidak lekas marah • Beritahuakan tentang indikasi
 Tidak ada terjadinya keletihan dan
perubahan warna penanganan emergency yang
kulit Tidak ada diperlukan
tremor • Ajarkan indikasi dari hipotermi

 Berkeringat saat dan penanganan yang


kepanasan diperlukan

 Menggigil saat • Berikan antipiretik jika perlu


kedinginan
Denyut nadi sesuai FEVER TREATMENT

dengan yang Definisi: manajemen pasien

diharapkan dengan hiperpireksia yang

Pernafasan sesuai disebabkan oleh faktor non



dengan yang lingkungan. Intervensi:
diharapkan Hidrasi • Monitor suhu sesering
adekuat mungkin
 Melaporkan
kenyamanan suhu • Monitor IWL
 tubuh • Lakukan monitoring suhu
secara kontinyu
• Monitor warna dan suhu kulit
• Monitor tekanan darah, nadi
dan RR
• Monitor penurunan tingkat
kesadaran
• Monitor WBC, Hb dan Ht
Monitor input dan output
monitor keabnormalan elektrolit
Monitor adanya
aritmia

36
• Monitor ketidakseimbangan
asam basa
• Berikan antipiretik
• Berikan pengobatan untuk
mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
• Lakukan tepid sponge

2 Gangguan pola Setelah dilakukan PENINGKATAN KUALITAS


tidur berhubungan asuhan TIDUR
dengan keperawatan • Kaji pola tidur klien
ketidakmampuan selama ...x 24 jam : • Jelaskan pentingnya tidur yang
untuk • Klien dapat tidur adekuat kepada dan keluarga
mempertahankan sesuai dengan • Identifikasi penyebab gangguan
kenyamanan kebutuhan dn usia : tidur, fisik nyeri, sesak napas,
batuk, dermam, mual, dll.
 Bayi :
• Psikis : cemas, cemas, stress,
18-20
lingkungan, dll.
jam
 Balita : 12-14
PENINGKATAN KOPING
jam
• Diskusikan pilihan yang
 Anak sekolah :
realistis terhadap terapi terhadap
10-12 jam terapi/tindakan yang dilakukan
 Dewasa muda : • Dorong klien untuk memiliki
8-9 jam
harapan yang realistis untuk
 Dewasa : 6-8 jam mengatasi perasaan putus asa
 Lansia : sekitar • Dorong klien untuk
6 jam
• Klien
mengutarakan
merasa segar dan

37
puas
Istirahat dan tidur mengidentifikasi kekuatan dan
 kemampuan yang ada pada diri
cukup klien
• Libatkan dukungan dari
keluarga dan orang yang
terdekat
• Anjurkan klien untuk berdoa
sesuai dengan kepercayaan yang
dianut

MANAJEMEN LINGKUNGAN
• Ciptakan lingkungan yang
tenang, bersih, nyaman, dan
minimalkan gangguan
• Hindari suara keras dan
penggunaan lampu saat tidur
malam
• Hindari tindakan keperawatan
pada waktu klien tidur
• Batasi jumlah pengunjung
• Berikan susu hangat sebelum
tidur

3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan MONITOR NUTRISI


nutrisi kurang dari tindakan keperawatan
• Berat badan pasien dalam batas
kebutuhan tubuh selama .......x24 jam
berhubungan status nutrisi pasien normal
dengan intoleransi normal dengan
• Monitor adanya penurunan
indikator :
berat badan
• Monitor tipe dan jumlah

38
makanan • Intake nutrien normal aktivitas yang biasa dilakuakn
Intake makanan dan Monitor interaksi anak dan
cairan normal orang tua selama makan
• Berat badan normal • Monitor lingkungan selama
Massa tubuh makan
normal Pengukuran • Jadwalkan pengobatan dan
biokimia normal tindakan tidak selama jam makan
• Monitor kulit kering dan
Setelah dilakukan
perubahan pigmentasi
tindakan
• Monitor turgor kulit
keperawatan
• Monitor kekeringan, rambut
selama .......x24 kusam, total protein, Hb dan
jam status nutrisi: kadar Ht
Intake nutrient pasien
• Monitor makanan kesukaan
adekuat dengan
Monitor pertumbuhan dan
indikator :
perkembangan
• Int
• Monitor pucat, kemerahan, dan
ake
kalor kekeringan jaringan konjungtiva
i Monitor kalori dan intake nutrisi
• Int
ake Catat adanya edema, hiperemik,
prote hipertonik papila lidah dan
in
cavitas oval
• Int
ake • Catat jika lidah berwarna
lema megenta, scarlet
k
• Int
ake MANAJEMEN NUTRISI
karb • Kaji adanya alergi makanan
ohid
Kolaborasi dengan ahli gizi
rat
• Int
ake
vita

39
min
• Int
ake
mine
ral

Intak
e zat
besi
• Int
ake
kalsi
um
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C

 Berikan subtansi gula


Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi

 Berikan makanan yang terpilih


(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)

 Ajarkan pasien bagaimana


membuat catatan makanan
harian

40
 Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori

 Berikan informasi tentang


kebutuhan nutrisi

e. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan
intervensi keperawatan.

f. Evaluasi Keperawatan
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan
tindakan perawatan diri yang tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
c. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan
masalah
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang
memerlukan evaluasi/intervensi medis
e. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan
edema pada daerah wajah dan ekstremitas
f. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
g. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
h. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
i. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
j. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
k. Klien mengatakan sesak nafas berkurang
l. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang
mengoptimalkan fungsi pernafasan

41
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and


classification 2018-2020. Jakarta: EGC

Kumalasari, Intan. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan


Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta :
Salemba Medika.

Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Yogyakarta :


Imperium

Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2016).
Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi 5. Philadelpia: Elsevier.

Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012),


hlm. 111-116

Budiman Rizki (2012), konsep antenatal care.


http://nerskiky.blogspot.com/2011/10/askep-anc.html, [Internet]. Diakses tanggal
18/09/2014

42
Haerani Aisyah (2011), Konsep Kehamilan.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-
kehamilanlengkap.html, [Internet]. Diakses tanggal 18/09/2014

Syukriah Windayani (2012), Konsep anc kehamilan normal.


http://boulluwellwinda.blogspot.com/2013/04/konsep-kehamilan-
antenatalcare_29.html, [Internet]. Diakses tanggal 18/09/2014

43

Anda mungkin juga menyukai