TRIMESTER II
Disusun Oleh :
2021
A. PENDAHULUAN
Kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologi, namun merupakan faktor
risiko terjadinya mortalitas dan mordalitas ibu. Oleh karena itu perlu disiapkan baik
secara mental dan fisik sehingga kondisi-kondisi abnormal dapat diminimalkan. (Eka
Palupi, 2017)
Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut
sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai
kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan
premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:
1. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
2. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
3. Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu)
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup). (Hanifa
Wiknjosastro, 2009). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanifa
Wiknjosastro, 2009).
B. KONSEP DASAR
1. Definisi
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan
trimester II adalah kehamilan dengan rentan usia 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27). Trimester kedua adalah periode kehamilan dari minggu sampai
28 minggu (4-7 bulan).
2. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida
oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak
cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan :
a. Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu.
(Mochtar, 2010 : 17 )
2. Manifestasi Klinis (Hanifa Wiknjosastro, 2009)
1. Tanda pasti kehamilan
a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin. Tidak
dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin
2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
b. Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon
progesteron
c. Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan
d. Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan
alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit
pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12
minggu.
e. Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
f. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
g. Perubahan organ-organ dalam pelvix :
1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
2) Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
3) Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
4) Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
5) Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon korionik
gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi antigen, antibody
dengan hCG sebagai antigen.
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
4. Komplikasi
1. Komplikasi kehamilan pada Trimester I
a) Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam
hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 %
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita
dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala
mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi
buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada
makanan padat.
4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya
makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan
berkuah pada waktu berikutnya.
5) Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6) Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7) Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
8) Istirahat cukup
9) Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan,
yang dapat memicu rasa mual
Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah perdarahan pada
retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita
muntah.
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan
kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:
1. Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
hidup diluar kandungan.
Macam-macamabortusyaitu:
Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam
uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks
Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules labih
sering dan kuat, perdarahan bertambah
Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal
didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis
terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar,
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus
sudah mulai mengecil.
Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap
berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga
fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan
dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan
antibiotika.
2. Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa
janindan ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik
mola hidatidosa mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung
putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi
dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
3. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi
dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan
terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila
kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu.
Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-
tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan
penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
5. Penatalaksanaan
a) Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan
makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat
mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan
sebagainya (Mochtar, 1998).
Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak
perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun
nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat.
Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta,
pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal
yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai
kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita
hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).
b) Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun
tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah
kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok
melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan
partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang
merokok (Wiknjosastro, 2002).
c) Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan
I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide,
yang sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).
d) Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan
untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi
ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang
lembut/ ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998).
Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki
lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena
tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau
jatuh (Wiknjosastro, 2002).
e) Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu
plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika
dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah
masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena
dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro,
2002).
f) Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan
sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal
itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis
peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang
telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar
kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita
hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil
(Wiknjosastro, 2002).
g) Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam
negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera,
dan tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan,
maka untuk wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran ulang dan
tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun
untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin.
Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya
infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama
sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama
sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu.
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus
neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada
ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
h) Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat.
Kutang yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah
menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua
bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan
untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering
dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-
baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau
alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan
jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Tinjauan Askep Maternitas
a. Pengkajian
1. Anamnesa
Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
Ada Planing terlebih dahulu
Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data,
interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi
perawat.
Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat kesehatan
saat ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu,riwayat
kontrasepsi,riwayat kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan
persalinan.
Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
- penampilan umum (postur tubuh,penampilan,kesadaran)
- TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
- Wajah dan kepala
Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.
Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,ginggivitis, adakah gigi
yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
- Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
- Dada
Paru : kaji keadaan paru-paru pasien
Jantung :kaji keadaan jantung pasen
Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting susu
menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola mamae.
- Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.
Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea alba,striae
gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)
Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
- Ekstremitas
Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus otot
Bawah : oedem,reflek patella,reflek homman sign,kekuatan tonus
otot,kram kaki.
- Vulva- vagina
Luka/benjolan,Edema pd vulva/vagina,leukore,keluaran cairan/darah dr
jalan lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell sign,hegar sign.
Persiapan persalinan
Obat-obatan yang di pakai saat ini
Hasil pemeriksaan penunjang