Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)

Figran Nugraha

202014054

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

2020/2021
A. DEFINISI
Ketoasidosis Diabetik (KAD) merupakan salah satu komplikasi akut
DM akibat defisiensi (absolut ataupun relatif) hormon insulin yang tidak dikenal
dan bila tidak mendapat pengobatan segera akan menyebabkan kematian. (Arif
Mansjoer, 2001).
Ketoasidosis Diabetikum (KAD) adalah suatu keadaan dimana
terdapat defisiensi insulin absolute atau relative dan peningkatan hormone kontra
legulator (glukagon, katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan), yang
menyebabkan keadaan hipergilkemi (Brunner and Suddart, 2002).
Ketoasidosis Diabetik adalah suatu keadaan darurat akibat gangguan
metabolic diabetes mellitus berat yang disifati oleh adanya trias hiperglikemi,
asidosis, dan ketonemi (Adam, 2001).

B. ETIOLOGI
Ketoasidosis diabetikum di dasarkan oleh adanya insulin atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1. Insulin diberikan dengan dosis yang kurang.
2. Keadaan sakit atau infeksi pada DM, contohnya : pneumonia, kolestisitis,
iskemia usus dan apendisitis.
Keadaan sakit dan infeksi akan menyertai resistensi insulin. Sebagai respon
terhadap stres fisik (atau emosional), terjadi peningkatan hormon – hormon
”stres” yaitu glukagon, epinefrin, norepinefrin, kotrisol dan hormon
pertumbuhan. Hormon – hormon ini akan menigkatakan produksi glukosa
oleh hati dan mengganggu penggunaan glukosa dalam jaringan otot serta
lemak dengan cara melawan kerja insulin. Jika kadar insulin tidak
meningkatkan dalam keadaan sakit atau infeksi, maka hipergikemia yang
terjadi dapat berlanjut menjadi ketoasidosis diabetik.
3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak
diobati (Brunner and Suddart, 2002).
C. PATOFISIOLOGI
Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena
dipakainya jaringan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan
terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam
sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita koma. Hal ini biasanya
terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri
suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat
infeksi atau penyakit berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan
sebagainya.
Faktor faktor pemicu yang paling umum dalam perkembangan
ketoasidosis diabetik (KAD) adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun
kehilangan insulin. Semua gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada
ketoasidosis diabetik (KAD) adalah tergolong konsekuensi langsung atau tidak
langsung dari kekurangan insulin.
Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh
akan menimbulkan hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria. Meningkatnya
lipolisis akan menyebabkan kelebihan produksi asam asam lemak, yang sebagian
diantaranya akan dikonversi (diubah) menjadi keton, menimbulkan ketonaemia,
asidosis metabolik dan ketonuria. Glikosuria akan menyebabkan diuresis
osmotik, yang menimbulkan kehilangan air dan elektrolit seperti sodium,
potassium, kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrsi terjadi bila terjadi
secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan syok
hipovolemik. Asidodis metabolik yang hebat sebagian akan dikompensasi oleh
peningkatan derajad ventilasi (peranfasan Kussmaul).
Muntah-muntah juga biasanya sering terjadi dan akan mempercepat
kehilangan air dan elektrolit. Sehingga, perkembangan KAD adalah merupakan
rangkaian dari siklus interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskan
untuk membantu pemulihan metabolisme karbohidrat dan lipid normal.
Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki
sel akan berkurang juga . Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya
untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan
mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan
kalium). Diuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan (poliuri)
akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangna elektrolit. Penderita ketoasidosis
diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400 hingga
500 mEq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam.Akibat
defisiensi insulin yang lain adlah pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-
asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan
keton oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terjadi produksi badan keton yang
berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan
mencegah timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan bila
bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis
metabolic
Pada keadaan normal kurang lebih 50 % glukosa yang dimakan
mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10 % menjadi glikogen
dan 20 % sampai 40 % diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua
proses tersebut terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa
kedalam sel macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan
sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi
hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya
hormon insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah
menjadi glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi.
Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula
darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak
bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan
dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama
urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air
hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi
intraselluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan
merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut
polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya
transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan
karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk
melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga
menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak
yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang
menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni
tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan
pernapasan, akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau
buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi
koma yang disebut koma diabetik (Price, 1995).

D. PATWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
Tujuh puluh sampai sembilan puluh persen pasien KAD telah
diketahui menderita DM sebelumnya. Sesuai dengan patofisiologi KAD, akan
dijumpai pasien dalam keadaan ketoasidosis dengan tanda dan gejala :
1. Kadar glukosa > 250 mg% dan pH < 7,35
2. HCO3 rendah (<15 meq/L)
3. Anion gap yang tinggi dan keton serum positif
4. Pernafasan cepat dan dalam (Kussmaul)
5. Dehidrasi (turgor kulit berkurang, lidah dan bibir kering)
6. Hipovolemia atau sampai syok
7. Poliuria dan polidipsia
8. Adanya riwayat berhenti menyuntik insulin, demam atau infeksi
9. Mual dan muntah
10. Nyeri perut yang menonjol
11. Derajat kesadaran pasien bervariasi, mulai dari composmetis sampai koma
(Arif Mansjoer, 2001).

F. KOMPLIKASI
a. Hipoksemia
b. Sindrom Gawat Nafas Dewasa (Adult Respiratory Distress Syndrome,
ARDS)
c. Dehidrasi yang berlebihan
d. Gagal jantung kiri
e. Pankreatitis akut
f. Hipoglikemia
g. Hipokalemia
h. Hiperkloremia
i. Edema otak
j. Infark Miokard Akut (Arif Mansjoer, 2001).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisa Darah
a. Kadar glukosa darah bervariasi tiap individu
b. pH rendah (6,8-7,3)
c. PCO2 turun (10-30 mmHg)
d. HCO3 turun (<15 mEg/L)
e. Keton serum positif, BUN naik
f. Kreatin naik
g. Hb dan Ht naik
h. Leukosit
i. Osmolalitas serum meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/1
2. Elektrolit
a. Kalium dan natrium dapat rendah atau tinggi sesuai jumlah cairan yang
hilang (dehidrasi)
b. Fosfor lebih sering menurun
3. Urinalisa
a. Leukosit dalam urin
b. Glukosa dalam urin
4. EKG gelombang T naik
5. MRI atau CT-Scan
6. Foto Thoraks

H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan KGD
a. Pertahankan jalan nafas
b. Pada syok berat berikan oksigen 100% dengan masker
c. Jika syok berikan larutan isotonik (normal saline 0,9%) 20cc/kgBB
d. Bila terdapat penuruna kesadaran perlu pemasangan naso gastrik tube
untuk menghindari aspirasi lambung.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Penilaian kliniks awal : pemeriksaan fisik (BB, TD, tanda sidosis, GCS,
derajat dehidrasi), dan konfirmasi biokimia (analisa darah dan urinalisa)
(Dunger DB, 2004).
b. Pemantauan status volume cairan : pemeriksaan TTV (termasuk
memantau perubahan ortostatik pada tekanan darah dan frekuensi
jantung), pengkajian paru, dan pemantauan asupan serta haluan cairan.
c. Pemantauan kalium (Brunner and Suddart, 2002).

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Elekrtolit :
a. Kadar potasium mulai menurun saat diberikan insulin, oleh karena itu
pemberian potasium dimulai saat dimulainya pemberian insulin,
terkecuali pada penderita dengan kadar potasium > 6,0 mEg/L, mereka
yang anuri dan penderita gagal ginjal kronik yang biasanya sudah
disertai poatsium serum yang tinggi. Potasium diiberikan dengan dosis
10 – 30 mEg/jam, semakin rendah kadar potasium serum semakin
besar dosis yang diberikan sambil memantau kadar dalam serum.
Kadar potasium serum harus dipertahankan >3,5 mEg/L.
b. Pemberian sodium bikarbonat diberikan saat pH <7,0, kadar
bikarbonat <5,0 mEg/L, hiperkalemia berat >6,5 mEg/L. Pemberian
bikarbonat dosis 100 – 250 mEg dalam 100 – 250 ml 0,45%NaCl,
diberikan antara 30 – 60 menit. Pemberian bikarbonat harus disertai
dengan pemantauan pH arteri, dan dihentikan apabila pH >7,1.(Adam
JMF, 2002).

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN
NO INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
v Fluid balance Fluid management
Definisi : Penurunan
v Hydration · Pertahankan catatan
cairan intravaskuler,
v Nutritional Status : Food intake dan output yang
interstisial, dan/atau
and Fluid Intake akurat
intrasellular. Ini
Kriteria Hasil : · Monitor status hidrasi (
mengarah ke dehidrasi,
v Mempertahankan urine kelembaban membran
kehilangan cairan dengan
output sesuai dengan usia mukosa, nadi adekuat,
pengeluaran sodium
dan BB, BJ urine normal, tekanan darah ortostatik ),
HT normal jika diperlukan
Batasan Karakteristik :
v Tekanan darah, nadi, suhu · Monitor vital sign
- Kelemahan
tubuh dalam batas normal · Monitor masukan
- Haus
v Tidak ada tanda tanda makanan / cairan dan
- Penurunan turgor
dehidrasi, Elastisitas hitung intake kalori harian
kulit/lidah
turgor kulit baik,· Kolaborasikan pemberian
- Membran mukosa/kulit
membran mukosa cairan IV
kering
lembab, tidak ada rasa · Monitor status nutrisi
- Peningkatan denyut
haus yang berlebihan · Berikan cairan IV pada
nadi, penurunan tekanan
suhu ruangan
darah, penurunan
· Dorong masukan oral
volume/tekanan nadi
· Berikan penggantian
- Pengisian vena menurun
nesogatrik sesuai output
- Perubahan status mental
· Dorong keluarga untuk
- Konsentrasi urine
membantu pasien makan
meningkat
- Temperatur tubuh · Tawarkan snack ( jus
meningkat buah, buah segar )
- Hematokrit meninggi · Kolaborasi dokter jika
- Kehilangan berat badan tanda cairan berlebih
seketika (kecuali pada muncul meburuk
third spacing) · Atur kemungkinan
Faktor-faktor yang tranfusi
berhubungan: · Persiapan untuk tranfusi
- Kehilangan volume
cairan secara aktif
- Kegagalan mekanisme
pengaturan

2 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :


v Respiratory status :
Definisi : Pertukaran Ventilation Airway Management
udara inspirasi dan/atau v Respiratory status : Airway
ekspirasi tidak adekuat patency · Buka jalan nafas,
v Vital sign Status guanakan teknik chin lift
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : atau jaw thrust bila perlu
- Penurunan tekanan v Mendemonstrasikan batuk · Posisikan pasien untuk
inspirasi/ekspirasi efektif dan suara nafas memaksimalkan ventilasi
- Penurunan pertukaran yang bersih, tidak ada · Identifikasi pasien
udara per menit sianosis dan dyspneu perlunya pemasangan alat
- Menggunakan otot (mampu mengeluarkan jalan nafas buatan
pernafasan tambahan sputum, mampu bernafas · Pasang mayo bila perlu
- Nasal flaring dengan mudah, tidak ada · Lakukan fisioterapi dada
- Dyspnea pursed lips) jika perlu
- Orthopnea v Menunjukkan jalan nafas · Keluarkan sekret dengan
- Perubahan yang paten (klien tidak batuk atau suction
penyimpangan dada merasa tercekik, irama · Auskultasi suara nafas,
- Nafas pendek nafas, frekuensi catat adanya suara
- Assumption of 3-point pernafasan dalam rentang tambahan
position normal, tidak ada suara · Lakukan suction pada
- Pernafasan pursed-lip nafas abnormal) mayo
- Tahap ekspirasi v Tanda Tanda vital dalam · Berikan bronkodilator
berlangsung sangat lama rentang normal (tekanan bila perlu
- Peningkatan diameter darah, nadi, pernafasan)· Berikan pelembab udara
anterior-posterior Kassa basah NaCl Lembab
- Pernafasan rata- · Atur intake untuk cairan
rata/minimal mengoptimalkan
§ Bayi : < 25 atau > 60 keseimbangan.
§ Usia 1-4 : < 20 atau > 30 · Monitor respirasi dan
§ Usia 5-14 : < 14 atau > 25 status O2
§ Usia > 14 : < 11 atau > 24
- Kedalaman pernafasan Terapi oksigen
§ Dewasa volume tidalnya v Bersihkan mulut, hidung dan
500 ml saat istirahat secret trakea
§ Bayi volume tidalnya 6-8 v Pertahankan jalan nafas yang
ml/Kg paten
- Timing rasio v Atur peralatan oksigenasi
- Penurunan kapasitas v Monitor aliran oksigen
vital v Pertahankan posisi pasien
v Onservasi adanya tanda
Faktor yang berhubungan tanda hipoventilasi
: v Monitor adanya kecemasan
- Hiperventilasi pasien terhadap oksigenasi
- Deformitas tulang
- Kelainan bentuk Vital sign Monitoring
dinding dada
- Penurunan  Monitor TD, nadi,
energi/kelelahan suhu, dan RR
- Perusakan/pelemahan  Catat adanya
muskulo-skeletal fluktuasi tekanan
- Obesitas darah
- Posisi tubuh  Monitor VS saat
- Kelelahan otot pasien berbaring,
pernafasan duduk, atau berdiri
- Hipoventilasi sindrom  Auskultasi TD pada
- Nyeri kedua lengan dan
- Kecemasan bandingkan
- Disfungsi  Monitor TD, nadi,
Neuromuskuler RR, sebelum,
- Kerusakan selama, dan setelah
persepsi/kognitif aktivitas
- Perlukaan pada  Monitor kualitas
jaringan syaraf tulang dari nadi
belakang  Monitor frekuensi
- Imaturitas Neurologis dan irama
pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola
pernapasan
abnormal
 Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis
perifer
 Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
 Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign

3 Resiko Infeksi NOC : NIC :


v Immune Status Infection Control
Definisi : Peningkatan
v Knowledge : Infection (Kontrol infeksi)
resiko masuknya
control · Bersihkan lingkungan
organisme patogen
v Risk control setelah dipakai pasien lain
Kriteria Hasil : · Pertahankan teknik isolasi
Faktor-faktor resiko :
v Klien bebas dari tanda dan
· Batasi pengunjung bila
- Prosedur Infasif
gejala infeksi perlu
- Ketidakcukupan
v Menunjukkan kemampuan · Instruksikan pada
pengetahuan untuk
untuk mencegah pengunjung untuk mencuci
menghindari paparan
timbulnya infeksi tangan saat berkunjung dan
patogen
v Jumlah leukosit dalam setelah berkunjung
- Trauma
batas normal meninggalkan pasien
- Kerusakan jaringan
v Menunjukkan perilaku · Gunakan sabun
dan peningkatan paparan
hidup sehat antimikrobia untuk cuci
lingkungan
tangan
- Ruptur membran
· Cuci tangan setiap
amnion
sebelum dan sesudah
- Agen farmasi
tindakan kperawtan
(imunosupresan)
· Gunakan baju, sarung
- Malnutrisi
tangan sebagai alat
- Peningkatan paparan
pelindung
lingkungan patogen
· Pertahankan lingkungan
- Imonusupresi
aseptik selama pemasangan
- Ketidakadekuatan
alat
imum buatan
· Ganti letak IV perifer dan
- Tidak adekuat
line central dan dressing
pertahanan sekunder
sesuai dengan petunjuk
(penurunan Hb,
umum
Leukopenia, penekanan
· Gunakan kateter
respon inflamasi)
intermiten untuk
- Tidak adekuat
menurunkan infeksi
pertahanan tubuh primer
kandung kencing
(kulit tidak utuh, trauma
· Tingktkan intake nutrisi
jaringan, penurunan kerja
· Berikan terapi antibiotik
silia, cairan tubuh statis,
bila perlu
perubahan sekresi pH, Infection Protection
perubahan peristaltik) (proteksi terhadap
- Penyakit kronik infeksi)
· Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
· Monitor hitung granulosit,
WBC
· Monitor kerentanan
terhadap infeksi
· Batasi pengunjung
· Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
· Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
· Pertahankan teknik isolasi
k/p
· Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
· Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
· Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
· Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
· Dorong masukan cairan
· Dorong istirahat
· Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
· Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
· Ajarkan cara menghindari
infeksi
· Laporkan kecurigaan
infeksi
· Laporkan kultur positif

4 Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari v Nutritional Status : food Nutrition Management
kebutuhan tubuh and Fluid Intake § Kaji adanya alergi makanan
v Nutritional Status : § Kolaborasi dengan ahli gizi
nutrient Intake untuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisi kalori dan nutrisi yang
tidak cukup untuk Kriteria Hasil : dibutuhkan pasien.
keperluan metabolisme v Adanya peningkatan berat§ Anjurkan pasien untuk
tubuh. badan sesuai dengan meningkatkan intake Fe
tujuan § Anjurkan pasien untuk
Batasan karakteristik : v Berat badan ideal sesuai meningkatkan protein dan
- Berat badan 20 % atau dengan tinggi badan vitamin C
lebih di bawah ideal v Mampumengidentifikasi § Berikan substansi gula
- Dilaporkan adanya kebutuhan nutrisi § Yakinkan diet yang dimakan
intake makanan yang v Tidk ada tanda tanda mengandung tinggi serat
kurang dari RDA malnutrisi untuk mencegah konstipasi
(Recomended Daily v Menunjukkan § Berikan makanan yang
Allowance) peningkatan fungsi terpilih ( sudah
- Membran mukosa dan pengecapan dari menelan dikonsultasikan dengan
konjungtiva pucat v Tidak terjadi penurunan ahli gizi)
- Kelemahan otot yang berat badan yang berarti§ Ajarkan pasien bagaimana
digunakan untuk membuat catatan makanan
menelan/mengunyah harian.
- Luka, inflamasi pada § Monitor jumlah nutrisi dan
rongga mulut kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, § Berikan informasi tentang
sesaat setelah mengunyah kebutuhan nutrisi
makanan § Kaji kemampuan pasien
- Dilaporkan atau fakta untuk mendapatkan nutrisi
adanya kekurangan yang dibutuhkan
makanan Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya § BB pasien dalam batas
perubahan sensasi rasa normal
- Perasaan § Monitor adanya penurunan
ketidakmampuan untuk berat badan
mengunyah makanan § Monitor tipe dan jumlah
- Miskonsepsi aktivitas yang biasa
- Kehilangan BB dengan dilakukan
makanan cukup § Monitor interaksi anak atau
- Keengganan untuk orangtua selama makan
makan § Monitor lingkungan selama
- Kram pada abdomen makan
- Tonus otot jelek § Jadwalkan pengobatan dan
- Nyeri abdominal dengan tindakan tidak selama jam
atau tanpa patologi makan
- Kurang berminat § Monitor kulit kering dan
terhadap makanan perubahan pigmentasi
- Pembuluh darah kapiler § Monitor turgor kulit
mulai rapuh § Monitor kekeringan, rambut
- Diare dan atau kusam, dan mudah patah
steatorrhea § Monitor mual dan muntah
- Kehilangan rambut yang § Monitor kadar albumin, total
cukup banyak (rontok) protein, Hb, dan kadar Ht
- Suara usus hiperaktif § Monitor makanan kesukaan
- Kurangnya informasi, § Monitor pertumbuhan dan
misinformasi perkembangan
§ Monitor pucat, kemerahan,
Faktor-faktor yang dan kekeringan jaringan
berhubungan : konjungtiva
Ketidakmampuan § Monitor kalori dan intake
pemasukan atau nuntrisi
mencerna makanan atau § Catat adanya edema,
mengabsorpsi zat-zat gizi hiperemik, hipertonik
berhubungan dengan papila lidah dan cavitas
faktor biologis, psikologis oral.
atau ekonomi. § Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

6 Kurang pengetahuan NOC : NIC :


v Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
Definisi : process 1. Berikan penilaian tentang
Tidak adanya atau v Kowledge : health tingkat pengetahuan pasien
kurangnya informasi Behavior tentang proses penyakit
kognitif sehubungan Kriteria Hasil : yang spesifik
dengan topic spesifik. v Pasien dan keluarga 2. Jelaskan patofisiologi dari
menyatakan pemahaman penyakit dan bagaimana
Batasan karakteristik : tentang penyakit, hal ini berhubungan dengan
memverbalisasikan kondisi, prognosis dan anatomi dan fisiologi,
adanya masalah, program pengobatan dengan cara yang tepat.
ketidakakuratan v Pasien dan keluarga 3. Gambarkan tanda dan
mengikuti instruksi, mampu melaksanakan gejala yang biasa muncul
perilaku tidak sesuai. prosedur yang dijelaskan pada penyakit, dengan cara
secara benar yang tepat
Faktor yang berhubunganv Pasien dan keluarga 4. Gambarkan proses
: keterbatasan kognitif, mampu menjelaskan penyakit, dengan cara yang
interpretasi terhadap kembali apa yang tepat
informasi yang salah, dijelaskan perawat/tim 5. Identifikasi kemungkinan
kurangnya keinginan kesehatan lainnya. penyebab, dengna cara
untuk mencari informasi, yang tepat
tidak mengetahui sumber- 6. Sediakan informasi pada
sumber informasi. pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
7. Hindari jaminan yang
kosong
8. Sediakan bagi keluarga
atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
11. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup
atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang
tepat
14. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

erglycemic crises in patien ts with diabetes mellitus. American Diabetes Association.


Diabetes Carevol27 supplement1 2004, S94-S102.
Gaglia JL, Wyckoff J, Abrahamson MJ . Acute hyperglycemic cr
isis in elderly. Med Cli N Am 88: 1063-1084, 2004.
Sikhan. 2009. Ketoasidosis Diabetikum. http://id.shvoong.com. Diakses pada tanggal 17
November 2012.
Muhammad Faizi, Netty EP. FK UNAIR RS Dr Soetomo Surabaya. Kuliah tatalaksana
ketoasidosis diabetic. http://www.pediatric.com. Diakses pada tanggal 17
November 2012.
Wallace TM, Matthews DR. Recent Advance in The Monitoring and management of
Diabetic Ketoacidosis. QJ Med 2004; 97 : 773-80.
Dr. MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis. www. Library.usu.ac.id. Diakses pada tanggal
17 November 2010.
Samijean Nordmark. Critical Care Nursing Handbook. http://books.google.co.id. Diakses
pada tanggal 17 November 2012
Elisabeth Eva Oakes, RN. 2007. Diabetic Ketoacidosis
DKA. http://intensivecare.hsnet.nsw.gov.au. Diakses pada tanggal 17 November
2012.
Kitabchi AE, Fisher JN, Murphy MB , Rumbak MJ : Diabetic ketoacidosis and the
hyperglycemic hyperosmolar nonketoti c state. In Joslin’s Diabetes Mellitus
. 13th ed. Kahn CR, Weir GC, Eds. Philadelphia, Lea & Febiger, 1994, p.738–
770
Brunner and Suddart.2001.Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3.Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E..2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif.2001.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta : Media Aesculpius.
Novianto, Dewi. 2011.Askep Ketoasidosis Diabetikum.http//askep-ketoasidosis-
diabetikum.html. Diposkan pada 8 Desember 2011.
Wilkinson, Judith M. 2007.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta : EGC
No Nama Waktu Dokumentasi Kegiatan 1 Dokumentasi Kegiatan 2 Keterangan/Outcom
Keterampilan Pelaksana
an

1.  Melakukan 22 Maret  Melakukan pemberi


pemberian 2021 pasien Syok
Cairan infus
 Alat yang dibutuhka
pada pasien
Syok  Utuk membantu me
(analisis) stabil

 https://www.youtub
mJRLkA

2. Melakukan 22 Maret  Melakukan pemeriks


pemeriksaan 2021 syok hipovolemik,
fisik  Alat tensi

 Utuk mengetauhi ke

 https://www.youtub
RXUPLdM
3. Melakukan 24 Maret -Pemberian oksigen
pemberian 2021
oksigen -Untuk membantu ke

-OKsigen, Nassal ka

-
https://www.youtube
xTI

Melakukan -Melakukan balut teka


25 Maret
4. balut tekan
2021 -Untuk mencegah pen
(analisa)

-kain kassa

-
https://www.youtube.
Vb-y9o

26 Maret
Memasang -Melakukan pemasang
5. 2021
kateter
-Untuk mengetauhi be
(analisa)
yangmasuk dan kelua

-kateter set, jell, spuit

-
https://www.youtube.
UGiSOU

-Pemeriksaan paru
6. Pemeriksaan 27 Maret - untuk mengetauhi su
Paru 2021 paru

- stetoskop

-
https://www.youtube.
P0Tgow

Pemeriksaan 29 Maret
7. -Pemeriksaan Rontgen
Rontgen 2021
(analisis) -Melihat kondisi pasie
pencernaan bagfian at

- https://www.youtube
SXvYCM3BiI

31 Maret -Pemberian Analgesik


8. Pemberian 2021
-Untuk mengurangi ra
Analgesik
-
https://www.youtube.
6b3T0

-Relaksasi nafas dalam


01 April
2021 -Untuk mengurangi ra
9. Relaksasi nafas -
dalam
-
https://www.youtube.
MysQs
02 April
-Pemberian posisi sem
2021
-Untuk merileksasi pa
Pemberian
10. rasa nyeri
posisi semi
fowler -

-
https://www.youtube.
z5OY

Anda mungkin juga menyukai