Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL JANTUNG

Disusun Oleh : Gabrina

Lucky Rio Fanny

202014057

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021

1
Laporan Pendahuluan

1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Jantung merupakan organ tubuh manusia yang mempunyai peran penting dalam
kehidupan manusia dan pastinya sangat berbahaya jika jantung kita mempunyai
masalah mengingat bahwa banyak kematian disebabkan oleh penyakit jantung
(Nugroho, 2018).
Penyakit Jantung adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung
dan pembuluh darah. Ada banyak macam penyakit jantung, tetapi yang paling umum
adalah penyakit jantung koroner dan stroke, namun pada beberapa kasus ditemukan
adanya penyakit kegagalan pada sistem kardiovaskuler (Homenta, 2014).
Kegagalan sistem kardiovaskuler atau yang umumnya dikenal dengan istilahgagal
jantung adalah kondisi medis di mana jantung tidak dapat memompa cukup darah ke
seluruh tubuh sehingga jaringan tubuh membutuhkan oksigen dan nutrisi tidak
terpenuhi dengan baik. Gagal jantung dapat dibagi menjadi gagal jantung kiri dan
gagal jantung kanan (Mahananto & Djunaidy, 2017).
b. Tujuan
Mampu mengetahui manifestasi klinis, etiologi patofiologi dari gagal jantung.
Mampu melakukan pengkajian pada pasien yang mengalami gagal jantung. Mampu
melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien yang mengalami gagal jantung
kongestif (CHF).
2. Tinjauan Teori
a. Definisi
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi dimana jantung gagal
mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian
cukup (Ongkowijaya & Wantania, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang
menghabiskan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan
atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009) didalam
(nurarif, a.h 2015).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk
keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan
pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi (Aspani, 2016).
b. Klasifikasi (Perki, 2015)
Klasifikasi berdasarkan kelainan Klasifikasi berdasarkan kapsitas
struktural jantung fungsional (NYHA)
Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang Tidak terdapat batasan dalam melakukan
menjadi gagal jantung. Tidak terdapat aktifitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak
gangguan struktural atau fungsional menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak
jantung, tidak terdapat tanda atau gejala nafas

Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur jantung Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak
yang berhubungan dengan perkembangan terdapat keluhan saat istrahat, namun aktifitas
gagal jantung, tidak terdapat tanda atau fisiksehari-hari menimbulkan kelelahan,
gejala palpitasi atau sesak nafas
Stadium C Kelas III
Gagal jantung yang Terdapat batasan aktifitasbermakna. Tidak
simtomatikberhubungan dengan penyakit terdapat keluhan saat istrahat, tetapi
struktural jantung yang mendasari aktfitas fisik ringan menyebabkankelelahan,
palpitasi atau sesak

Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta Tidak dapat melakukan aktifitasfisiktanpa
gejala gagal jantung yang sangat bermakna keluhan. Terdapat gejala saat istrahat.
saat istrahat walaupun sudah mendapat Keluhan meningkat saat melakukan aktifitas
terapi medis maksimal (refrakter)

c. Etiologi (Aspani, 2016)


Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut :
1. Disfungsi miokard
2. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
1) Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus paten
2) Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3) Disaritmia
3. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic
overload)
4. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
1. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot jantung mencakup aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
degeneratif atau inflamasi misalnya kardiomiopati. Peradangan dan penyakit
miocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara
langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun .
2. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya
aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya
gagal jantung. Infark miokardium menyebabkan pengurangan kontraktilitas,
menimbulkan gerakan dinding yang abnormal dan mengubah daya kembang ruang
jantung .
3. Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi
serabut otot jantung. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung melalui beberapa
mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri dikaitkan
dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan risiko
terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia baik itu aritmia
atrial maupun aritmia ventrikel.
4. Penyakit jantung lain
Terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara langsung
mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah
yang masuk jantung (stenosis katub semiluner), ketidakmampuan jantung untuk
mengisi darah (tamponade, pericardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV),
peningkatan mendadak after load. Regurgitasi mitral dan aorta menyebabkan kelebihan
beban volume (peningkatan preload) sedangkan stenosis aorta menyebabkan beban
tekanan (after load)
5. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal
jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan
anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau
metabolik dan abnormalitas elektronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung
d. Manifestasi Klinis
1. Gagal Jantung Kiri
1) Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels paru, kadar saturasi
oksigen yang rendah, adanya bunyi jantung tambahan bunyi jantung S3 atau
“gallop ventrikel” bisa di deteksi melalui auskultasi.
2) Dispnea saat beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal (PND).
3) Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan dapat berubah
menjadi batuk berdahak.
4) Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah).
5) Perfusi jaringan yang tidak memadai.
6) Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih dimalam hari)
7) Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala-gejala seperti:
gangguan pencernaan, pusing, sakit kepala,konfusi, gelisah, ansietas, sianosis,
kulit pucat atau dingin dan lembab.
8) Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.
1. Gagal Jantung Kanan
Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol, karena sisi kanan jantung tidak
mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat
mengakomondasikan semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasivena.
1) Edema ekstremitas bawah
2) Distensi vena leher danescites
3) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena dihepar.
4) Anorexia dan mual
5) Kelemahan
e. Komplikasi
1. Tromboemboli adalah risiko terjadinyabekuan vena (thrombosis vena dalam atau
deep venous thrombosisdan emboli paru atau EP) dan emboli sistemik tinggi,
terutama pada CHF berat. Bisa diturunkan dengan pemberian warfarin.
2. Komplikasi fibrilasi atrium sering terjadi pada CHF yang bisa menyebabkan
perburukan dramatis. Hal tersebut indikasi pemantauan denyutjantung (dengan
digoxin atau βblocker dan pemberian warfarin).
3. Kegagalan pompa progresif bisa terjadi karena penggunaan diuretik dengan dosis
ditinggikan.
4. Aritmia ventrikel sering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop atau sudden cardiac
death(25-50% kematian CHF). Pada pasien yang berhasil diresusitasi, amiodaron, β
blocker, dan vebrilator yang ditanam mungkin turut mempunyai peranan.
f. Patofisiologi
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan tugasnya sebagai organ
pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagaljantung. Pada tingkat awal disfungsi
komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan jika cadangan jantung normal
mengalami payah dankegagalan respon fisiologis tertentu pada penurunan curah
jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi
organ vital normal.Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon
primer yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis, meningkatnya beban awal
akibat aktifitas neurohormon, dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan
usaha untuk mempertahankan curah jantung. Mekanisme-mekanisme ini mungkin
memadai untuk mempertahankan curah jantung padatingkat normal atau hampir
normal pada gagal jantung dini pada keadaan normal.Mekanisme dasardarigagal
jantung adalahgangguan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih
rendah dari curah jantung normal. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis
akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila
mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup yang harus menyesuaikan. Volume
sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu preload (jumlah darah yang mengisi jantung), kontraktilitas
(perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan
perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium), dan afterload (besarnya
tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawanperbedaan
tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila salah satu komponen itu
terganggu maka curah jantung akan menurun.Kelainan fungsi otot jantung disebabkan
karena aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau
inflamasi. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggu alirannya darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal
jantung. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan
beban kerja jantung pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
Efek (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan
meningkatkan kontraktilitas jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusakserabut
jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat
mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului
gagal jantung ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru
akut. Karena curah ventrikel brpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu
ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan.
g. Pathway

h. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiogram
2. Uji stress : Merupakan pemeriksaan non-invasif yang bertujuan untuk menentukan
kemungkinan iskemia atau infeksi yang terjadi sebelummnya.
3. Ekokardiografi
1) Ekokardiografi model M (berguna untuk mengevaluasi volume balik dan
kelainan regional, model M paling sering diapakai dan ditanyakan bersama EKG)
2) Ekokardiografi dua dimensi (CT scan)
3) Ekokardiografi dopoler (memberikan pencitraan dan pendekatan
transesofageal terhadap jantung)
4. Katerisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung kanan dan kiri dan stenosis katup atau
insufisiensi
5. Radiografi dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah
abnormal
6. Elektrolit : Mungkin beruban karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal
terapi diuretik
7. Oksimetrinadi : Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung
kongestif akut menjadi kronis.
8. Analisa gas darah :Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratory ringan
(dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir)
9. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin : Peningkatan BUN menunjukkan
penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi
10. Pemeriksaan tiroid : Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid
sebagai pencetus gagal jantung

3. Daftar Pustaka
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1056/1/KTI%20FAJRIAH%20NUR%20R.pdf
http://www.inaheart.org/upload/image/Pedoman_TataLaksana_Gagal_Jantung_2015.pdf
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.DPP
PPNI. Jakarta Selatan.
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GADAR/KRITIS PADA PASIEN Tn.S DENGAN GAGAL


JANTUNG DI SURAKARTA

Disusun Oleh : Gabrina

Lucky Rio Fanny

202014057

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021
FORMAT PENGKAJIAN ICU, ICVCU

EMERGENCY DEPARTEMENT UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

Nama : Tn.S KELUHAN UTAMA : Tn.S PAIN: □ Ya □ No TRIAGE Alloanamnesa □


mengatakan sesak nafas
Umur : 59 th QUALITY □ Tumpul □ Tajam □ □ □ Autoanamnesa
Terbakar
Tgl Pengkajian : 23 Maret 2021
REGION :.............................................
Jam:08.00
SKALA (0-10): ........
Dx Medis: CHF (Congestive Heart
Failure) TIME : □ Continuous □Intermittent

INNITIAL ASSESMENT ( PRIMARY SURVEY)

AIRWAY BREATHING CIRCULATION DISABILITY EXPOSURE

Bicara: Spontan jelas Vokalisasi Sesak : Ya □ No Nadi : Teraba □ Tak Teraba Respon : A □V □P □U Hipotermia □ Ya
tidak jelas No
Cuping Hidung □ Ya No Irama : Reguler □ Irreguler Kesadaran
Batuk :□ Efektif Tidak Efektif □ Deformitas □ Ya
Suction Pursed Lip : □ Ya No Denyut : Kuat □ Lemah Akral CM □Somnolen □ Delirium □ No
Sopor □ Soporus koma □ Koma
Obstruksi : □ Lidah □ Cairan/ Pola Nafas : Teratur □ Tidak :□ Hangat Dingin Hematoma Ya □
Muntahan/Darah Pupil : Isokor □ Anisokor Reflek No
Irama : Normal □ Cepat □ Warna kulit : Normal □
□ Benda Asing □ Lain2 Dalam Pucat □ Jaundice □ Sianosis Cahaya : R 2 (+)│L 2 (+) GCS : Penetrasi □ Ya
Edema : < 1 cm □ > 1 cm E4 V5 M6 No
Suara Nafas : Snoring □ Stridor Retraksi dada : Ya No
Gurgling CRT : < 3 dtk □ > 3 dtk Laserasi □ Ya
Sianosis : Ya No DS ............................................

11
Artifisial Airway : □ OPA □ ETT □ Bunyi Nafas tambahan : Ya DS No
Lain2 No
Contusio □ Ya
Penggunaan otot bantu Nafas □ No
Ya No
DS : Abrasi □ Ya
DS : pasien mengatakan sesak □ No
nafas sudah sudah 3 hari sejak
masuk diICU Edema Ya
□ No

Nyeri □ Ya
□ No

Suhu : C

DS :

DO : tampak
adanya bengkak
pada tungkai kaki
kanan

Pitting edema
derajat 1

RR : 27x/m HR : 90x/m

Menggunakan nasal kanul 4lpm TD :120/60mmHg

JVP 2 cm

MAP 100mmhg

12
Dx : Dx pola nafas tidak efektif bd Dx : Dx Dx kelebihan
dipneu volume cairan bd
retensi cairan oleh
ginjal

PEMERIKSAAN SISTEM TUBUH

BRAIN BLODD BREATH BOWEL BONE BLADDER

I : tidak ada lesi, bersih, I : ictus cordis terlihat I : terdapat kontraksi dada, I : tidak ada Kekuatan oto atas 5/5 Warna urin kuning
sedikit beruban terdapat alat bantu nafas nasal pembesaran hepar, tidak dan masih sedikit
P : ictus cordis teraba di ics 4- kanul, tidak ada lesi, adanya ada lesi Kekuatan otot bawah 5/5
P : tidak ada benjolan 5 retarkasi dinding dada Terpasang DC
A : terdengar peristaltik Terdapat edema pada dengan produksi
P : pekak tungkai kaki kanan

13
A : S1 S2 lupdup S3 Gallops P : focal fremitus tidak teraba usus 11x/menit urin 50 cc

\ P: sonor P : tidak ada nyeri tekan

A : vesikuler P : timpani

PEMERIKSAAN PENUNJANG

14
RONGTEN EKG LAB DARAH MRI USG LAINNYA

Ro. Thorak : Hr: 100bpm R-R: 598 P-R:


Cardiomegaly 35 ms QRS AXIS: -42 deg
RV6: 0,82 Mv SV1: 1,04
Mv R+ S: 1,86 mV:
kesimpulan disritmia,
penurunan kontraktilitas
jantung

TERAPI

Inj. Furosemide 10mg/12 jam

Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr

15
Inj. Ciprofloxacin 2 x 200 mg Inj.

Metilprednisolone 2 x 62.5 mg Inj.

OMZ 2 x 1 ampul

3 x 500 mg

16
Monitoring Hemodinamika per jam

Rabu, 23 Maret 2021

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19

H 250

E Temp

M X

O Biru

I 200
N MAP
A

M Hijau
I

K 150

BP
Hitam ˅

100

HR

50

Merah

Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM

Irama EKG Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia

Nyeri

CVP
SaO2/ SPO2 92 90 94 94 93 95 92 92 94 90 90 92

Res Tipe Vent 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm

pi PEEP/CPAP

Ra RR 27 26 25 26 26 26 26 25 26 25 26 25

si TV

FiO2

N Mata

E Ukuran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

U Reaksi + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

R Kaki 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

O Tangan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

M GCS E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5
M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6
A
Line 1
S

U
Line 2
K

Enteral

19
Total

K NGT

E Urine

L BAB

U Drain

A Total

20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 01.00 02.00 03.00 04.00 05.00 06.00 07

H 250

E Temp

M X

O Biru

20
I 200

N MAP

M Hijau

K 150

BP

Hitam

100

HR

50

Merah

21
Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM

Irama EKG Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia

Nyeri

CVP

SaO2/ SPO2 94 94 94 94 93 92 92 92 94 93 92 92

Res Tipe Vent 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm

pi PEEP/CPAP

Ra RR 26 26 25 25 26 26 26 25 26 25 26 25

si TV

FiO2

N Mata

E Ukuran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

U Reaksi + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

R Kaki 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

O Tangan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

22
M GCS E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5
M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6
A
Line 1
S
400
U
Line 2
K

Enteral

200

Total 600

K NGT

E Urine 70

L BAB 300

U Drain

A Total 370
R

23
Kamis, 24 Maret 2021

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19

H 250

E Temp

M X

O Biru

I 200

N MAP
A

M Hijau
I

24
K 150

BP

Hitam ˅

100

HR

50

Merah

Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM

Irama EKG Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia

25
Nyeri

CVP

SaO2/ SPO2 92 90 94 94 93 95 92 92 94 90 90 92

Res Tipe Vent 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm

pi PEEP/CPAP

Ra RR 25 24 24 24 25 25 25 25 25 25 25 25

si TV

FiO2

N Mata

E Ukuran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

U Reaksi + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

R Kaki 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

O Tangan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

M GCS E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5
M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6
A
Line 1
S

U
Line 2

26
K

Enteral

Total

K NGT

E Urine

L BAB

U Drain

A Total

20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 01.00 02.00 03.00 04.00 05.00 06.00 07

H 250

E Temp

M X

27
O Biru

I 200

N MAP
A

M Hijau

K 150

BP

Hitam

100

HR

28
50

Merah

Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM

Irama EKG Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia

Nyeri

CVP

SaO2/ SPO2 94 94 94 94 93 92 92 92 94 93 92 92

Res Tipe Vent 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm

pi PEEP/CPAP

Ra RR 25 26 26 26 26 26 26 25 26 25 26 25

si TV

FiO2

N Mata

E Ukuran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

U Reaksi + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

29
R Kaki 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

O Tangan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

M GCS E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5
M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6
A
Line 1
S
400
U
Line 2
K

Enteral

200

Total 600

K NGT

E Urine 70

L BAB 250

U Drain

A Total 320

30
Jumat, 25 Maret 2021

08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19

H 250

E Temp

M X

O Biru

I 200

N MAP
A

M Hijau
I

31
K 150

BP

Hitam ˅

100

HR

50

Merah

Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM

Irama EKG Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia

32
Nyeri

CVP

SaO2/ SPO2 92 90 94 94 93 95 92 92 94 90 90 92

Res Tipe Vent 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm

pi PEEP/CPAP

Ra RR 26 26 25 26 26 26 26 25 25 25 25 25

si TV

FiO2

N Mata

E Ukuran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

U Reaksi + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

R Kaki 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

O Tangan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

M GCS E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5
M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6
A
Line 1
S

U
Line 2

33
K

Enteral

Total

K NGT

E Urine

L BAB

U Drain

A Total

20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 01.00 02.00 03.00 04.00 05.00 06.00 07

H 250

E Temp

M X

34
O Biru

I 200

N MAP
A

M Hijau

K 150

BP

Hitam

100

HR

35
50

Merah

Kesadaran CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM CM

Irama EKG Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia

Nyeri

CVP

SaO2/ SPO2 94 94 94 94 93 92 92 92 94 93 92 92

Res Tipe Vent 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm 4lpm

pi PEEP/CPAP

Ra RR 25 24 24 24 24 24 24 24 24 25 25 25

si TV

FiO2

N Mata

E Ukuran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

U Reaksi + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

36
R Kaki 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

O Tangan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

M GCS E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5 E4 V5
M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6 M6
A
Line 1
S
400
U
Line 2
K

Enteral

150

Total 550

K NGT

E Urine 70

L BAB 350

U Drain

A Total 420

37
2. Analisa data
no Tanggal/jam data etiologi Problem
1. 22 maret 2021 DS : Klien mengatakan sesak Perubahan Penurunan curah
10.00 nafas kontraktilitas jantung
DO :
- KU Lemah
- Pasien tampak susah bernafas
- ada bunyi tambahan S3
gallops
- sianosis pada kaki
- JVP 2cm
- EKG disritmia
- GCS : 15
- TTV : TD : 140/80 mmHg
MAP : 100 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 27x/menit
S : 36oC

2. 22 maet 2021 DS : Klien mengatakan sesak Penurunan Pola nafas tidak


10.00 nafas ekpansi paru efektif
DO :
- KU lemah
- kesadaran CM
-Pasien tampak susah bernafas,
RR : 27 x/m
- Tampak retraksi dinding dada
- Terpasang binasal kanul 4lpm
3. 22 maret 2021 DS : pasien mengatakan BAK Retensi cairan Kelebihan volume
10.00 lebih sedikit oleh ginjal cairan
DO :

- Warna urin kuning dan masih


sedikit

- Terpasang DC dengan

38
produksi urin 50 cc

- adanya pitting edema derajat


1

- balance cairan +300cc/24jam

Input-output :

(400+250)-(50+300) :
+300cc/10 jam

3. Diagosa
- Penurunan curah jantung bd perubahan kontraktilitas miokard
- Pola nafas tidak efektif bd penurunan ekspansi paru
- Kelebihan volume cairan bd retensi cairan oleh ginjal
4. Intervensi
no Tgl/ja dx Tujuan dan KH intervensi rasional ttd
m

1. Selasa 1 Setelah dilakukan Monitor Status Untuk gab


,23 tindakna pernafasan yg mengetahui
Maret keperawatan menandakan gagal perkembangan
2021 selama 3X24 jam jantung dan tindkan apa
diharapakan yg dilakukan
11.00 penurunan curah selanjutnya
jantung dapat
teratasi dengan
KH : MOnitor TTV Untuk
mengetahui
- vital sign dalam
perkembangan
keadaan normal
dan tindkan apa
- dapat yg dilakukan
mentoleransi selanjutnya
aktivitas Anjurkan untuk
Untuk
menurnkan stres
- tidak ada mengurangi
penurunan beban aktivitas
kesadaran
Posisikan semi Untuk
fowler memberikan
posisi nyaman

39
Kolaborasi dengan Mencegah
dokter pemberian adanya
diuretik penumpukan
cairan didalam
tubuh

2 Setelah dilakukan Auskultasi suara Untuk


tindakna nafas
keperawatan mengidentifika
selama 3X24 jam si adanya
diharapakan pola kelainan
nafas tidak efektif Memberikan
dapat teratasi Berikan posisi semi kenyamanan
dengan KH : fowler dan berikan
pemenuhan oksigen
- menunjukan
dengan nasal kanul
jalan nafas yg
paten Anjurkan pasien
Memberikan
banyak istirahat
- tidak kenyamanan
menggunakan otot Kolaborasi dengan
Menurunkan
bantu keluarga pemenuhan faktor resiko
oksigen

Setelah dilakukan
3 Untuk
tindakna Monitoring cairan mengetahui
keperawatan
keseimbangan
selama 3X24 jam
cairan
diharapakan
penurunan curah Kelebihan
jantung dapat Lakukan piting cairan
teratasi dengan edema menyebabkan
KH : pitting edema
- vital sign dalam Untuk
keadaan normal Anjurkan keluarga
mengetahui
melaporkan input
keseimbangan
- dapat apasaja yg diberikan
cairan
mentoleransi kpd klien
aktivitas
Kolaborasi
- tidak ada pemberian diuretik Furosemid
penurunan membantu

40
kesadaran (furosemid) peneknaan vena
agar
pengeluaran
cairan lancar

5. Implementasi
no Tgl/ja DX IMPLEMENTASI RESPON TTD
m

1. Rabu, 1,2,3 Memonitor Status pernafasan S : pasien mengatakan masih Gab


24 yg menandakan gagal jantung sesak nafas
Maret
2021 Memonitor TTV O:

mengauskultasi suara nafas Adanya suara tambahan


08.00
jantung S3 gallops
Memonitoring cairan
Tidak ada suara nafas
tambahan

TD : 110/80 mmHg

RR 26x/menit

BC : input-output

(400+200)-(70+300): +230
cc

melakukan piting edema S : pasien mengatakan kaki


09.00 3 masih bengkak

O piting edema derajat 1

menganjurkan untuk
10.00 1,2,3 S : pasien mengatakan dia
menurnkan stres
akan beristirahat
menganjurkan pasien banyak
istirahat O : pasien dan keluarga
kooperatif
menganjurkan keluarga
melaporkan input apasaja yg
diberikan kpd klien

41
11.00 1,2 memposisikan semi fowler

memberikan posisi semi S : pasien mengatakan


fowler dan berikan bersedia dan menggunakan
pemenuhan oksigen dengan nasal kanul
nasal kanul
O : terpasangan 4lpm

12.30 1,2,3 mengkolaborasi dengan


dokter pemberian diuretik S : keluarga mengatakan
akna membantu untuk
mengkolaborasi dengan kesembuhan pasien
keluarga pemenuhan oksigen
O : keluarga kooperatif
mengkolaborasi pemberian
diuretik (furosemid)

Memonitor Status pernafasan S : pasien mengatakan masih


2. Kamis 1,2,3 yg menandakan gagal jantung sesak nafas Gab
, 25
Maret Memonitor TTV O:
2021 Masih danya suara tambahan
mengauskultasi suara nafas
08.00 jantung S3 gallops
Memonitoring cairan
Tidak ada suara nafas
tambahan

TD : 120/90 mmHg

RR 27x/menit

BC : input-output

(400+100)-(70+250): +180
cc

09.00 3 S : pasien mengatakan kaki


melakukan piting edema
masih bengkak

O piting edema derajat 1

10.00 1,2,3 menganjurkan untuk


S : pasien mengatakan dia
menurnkan stres

42
menganjurkan pasien banyak sudah beristirahat total
istirahat
O : pasien dan keluarga
menganjurkan keluarga kooperatif
melaporkan input apasaja yg
diberikan kpd klien

memposisikan semi fowler S : pasien tidur dengan


11.00 1,2 posisi semi fowler sekitar
memberikan posisi semi 20-30cm dan menggunakan
fowler dan berikan nasal kanul
pemenuhan oksigen dengan
nasal kanul O : terpasangan 4lpm

mengkolaborasi dengan S : keluarga mengatakan


12.30 1,2,3 dokter pemberian diuretik akna membantu untuk
kesembuhan pasien
mengkolaborasi dengan
keluarga pemenuhan oksigen O : keluarga kooperatif

mengkolaborasi pemberian
diuretik (furosemid)

3. Jumat, 1,2,3 Gab


Memonitor Status pernafasan S : pasien mengatakan sudah
26
yg menandakan gagal jantung tidak sesak nafas
Maret
2021 Memonitor TTV O:
08.00 mengauskultasi suara nafas Masih danya suara tambahan
Memonitoring cairan jantung S3 gallops

Tidak ada suara nafas


tambahan

TD : 110/80 mmHg

RR 25x/menit

BC : input-output

(400+150)-(70+350): +130
cc
09.00 3 melakukan piting edema S : pasien mengatakan kaki
masih bengkak

43
O : piting edema derajat 1

10.00 1,2,3 menganjurkan untuk S : pasien mengatakan dia


menurnkan stres sudah beristirahat total

menganjurkan pasien banyak O : pasien dan keluarga


istirahat kooperatif

menganjurkan keluarga
melaporkan input apasaja yg
diberikan kpd klien

11.00 1,2
memposisikan fowler S : pasien tidur dengan
semi
posisi semi fowler sekitar
memberikan posisi semi 20-30cm dan menggunakan
fowler dan berikan nasal kanul
pemenuhan oksigen dengan
nasal kanul O : terpasangan 3lpm

12.30 1,2,3 mengkolaborasi dengan S : keluarga mengatakan


dokter pemberian diuretik akan membantu untuk
kesembuhan pasien
mengkolaborasi dengan
keluarga pemenuhan oksigen O : keluarga kooperatif

mengkolaborasi pemberian
diuretik (furosemid)

6. Evaluasi formatif
NO TGL/ DIAGNOSA EVASULASI ttd
JAM

1. Rabu, 1,2,3 S :pasien mengatakan masih sesak nafas


24
Maret O:
2021 Adanya pitting edema derajat 1

Terpasang nasal kanul 4lpm

Adanya suara tambahan jantung S3 gallops

44
Tidak ada suara nafas tambahan

TD : 110/80 mmHg

RR 26x/menit

BC : input-output

(400+200)-(70+300): +230 cc

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Kamis, 1,2,3 S : pasien mengatakan masih sesak nafas


25
O:
Maret
2021 Masih danya suara tambahan jantung S3
gallops

Tidak ada suara nafas tambahan

TD : 120/90 mmHg

RR 27x/menit

BC : input-output

(400+100)-(70+250): +180 cc

Masih ada pitting edema derajat 1

Terpasangan oksigen 4lpm

S : pasien mengatakan sudah tidak sesak


Jumat, 1,2,3 nafas
26
Maret O:
2021
Masih danya suara tambahan jantung S3
gallops

Tidak ada suara nafas tambahan

TD : 110/80 mmHg

RR 25x/menit

BC : input-output

(400+150)-(70+350): +130 cc

45
Masih adanya pitting edema derajat 1

Terpasang oksigen 3lpm

7. Evaluasi sumatif

NO TGL/ DIAGNOSA EVASULASI ttd


JAM

1. Jumat, 1 S : pasien mengatakan sudah tidak sesak


26 nafas
Maret
14.00 O:

Masih danya suara tambahan jantung S3


gallops

TD : 110/80 mmHg

RR 25x/menit

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
2 S : pasien mengatakan sudag tidak sesak
nafas

O:

Terpasang oksigen 3lpm

Tidak ada suara nafas tambahan

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

3 S : pasien mengatakan masih bengkak


kakinya

O : adanya pitting edema derajat 1

BC : input-output

(400+150)-(70+350): +130 cc

A : masalah belum teratasi

46
P : hentikan intervensi

47
TARGET KOMPETENSI KEPERAWATAN GADAR & KRITIS

No Nama Waktu Dokumentasi Kegiatan 1 Dokumentasi Kegiatan Keterangan/Outcome/Evaluasi


Keterampilan Pelaksanaan 2

1. Pemeriksaan fisik 22 Maret 2021 • Melakukan pemeriksaan fisik


jantung (analisis) jantung
• Alat yang dibutuhkan:
stetoskop

• Utuk mengetahui keadaan


jantung

• https://youtu.be/XkfVW9HI9F
Y

48
2. Melakukan RJP 22 Maret 2021 • Mela kukan bantuan hidup r
(analisis) dasa RJP
• Alat yang dibutuhkan: Apd
(saru ng tangan, masker), OPA,
BV M

• Utuk menjaga darah dan


oksigen tetap beredar
keseluruh tubuh

• https://youtu.be/GZo0UkbXlps

3. Mengukur JVP 23 Maret 2021 • Melakukan pengukuran JVP


(analisis) • Spidol dan penggaris
• Untuk mengukur volume
pengisian dan tekanan pada
jantung bagian kanan dengan
rentang normal <8 dan apabila
semakin tinggi nilai JVP makan
semakin dekat dengan gagal
jantung kanan.

https://youtu.be/baxNxWIWdK

49
8

4. Pemberian Terapi 24 Maret 2021 • Melakukan pemberian oksigen


Oksigen (dgn dengan nasal kanul
nasal kanul) • Nasa; kanul, tissue
• Untuk membantu pasien dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen
didalam tubuh terutama jika
pasien mengalami hipoksia.
5. EKG (Prosedur) 24 Maret 2021 • Melakukan EKG
• Mesin EKG, gel

untuk memeriksa kondisi


jantung dan menilai efektivitas
pengobatan penyakit jantung

https://youtu.be/tuZn65Xet9Q

6.

50
51

Anda mungkin juga menyukai