Dosen Pengampu :
Ika Purwidyaningrum, S.Farm., M.Sc., Apt
Oleh:
Kelompok A1
Abdul Gani M. Amin 1720343718
Adhe Syntia Putri 1720343719
Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung
kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat
insiden dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10%
pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal
jantung berat. Selain itu, gagal jantung merupakan penyakit yang paling sering
memerlukan perawatan ulang dirumah sakit (readmission) meskipun pegobatan rawat
jalan telah diberikan secara optimal.
CHF ( Congestive Heart Failure ) merupakan salah satu masalah kesehatan
dalam system kardiovaskular, yang angka kejadiannya terus meningkat. Menurut data
dari WHO dilaporkan bahwa ada sekitar 3000 warga Amerika menderita CHF. Menurut
American Heart Association ( AHA ) tahun 2012 dilaporkan bahwa ada 5,7 juta
penduduk Amerika Serikat yang menderita gagal jantung (Padila, 2012).
Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia (lansia) karena penurunan
fungus ventrikel akibat penuaan CHF ini dapat menjadi kronik apaila disertai dengan
penyakit-penyakit seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-
lain. CHF juga dapat menjadi konsis akut dan berkembang secara tiba-tiba pada
miokard infark.
Pada umumnya CHF diderita lansia yang berusia lebih dari 50 tahun, CHF
merupakan alasan yang paling umum bagi lansia untuk dirawat di rumah sakit ( usia 65
– 75 tahun mencapai persentase sekitar 75 2 % pasien yang dirawat dengan CHF ).
Resiko kematian yang diakibatkan oleh CHF adalah sekitar 5-10 % per tahun pada
kasus gagal jantung ringan, dan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat.
Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang didiagnosis menderita CHF tidak dapat
hidup lebih dari 5 tahun ( Kowalak, 2011 ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh
akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang
jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh
tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu
memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah
tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons
dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam
beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh
klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh ketidakmampuan
jantung dalam memompa darah pada jumlah yang cukup bagi kebutuhan metabolism
tubuh. Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya
pengurangan pengisian ventrikal (disfungsi diastolik) dan / atau kontraktilitas
miokardial (disfungsi sistolik) (Dipiro, 2015)
B. Etiologi
Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung kongestif meliputi
gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih
rendah dari curah jantung normal. Tetapi pada gagal jantung dengan masalah yang
utama terjadi adalah kerusakan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan
curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup adalah jumlah
darah yang dipompa pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor: yaitu preload,
kontraktilitas, afterload.
Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung tekanan
yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut otot jantung.
Konteraktillitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada
tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan
kadar kalsium
Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan
arteriol.
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka curah
jantung berkurang (Brunner and Suddarth 2002).
D. KLASIFIKASI
E. PATOFISIOLOGI
Penurunan kontraksi ventrikel akan diikuti penurunan curah jantung yang
selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah (TD), dan penurunan volume darah arteri
yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi neurohurmoral.
Vasokonteriksi dan retensi air untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan
darah, sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan kontraksi jantung melalui
hukum Starling. Apabila keadaan ini tidak segera diatasi, peninggian afterload, dan
hipertensi disertai dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi
gagal jantung yang tidak terkompensasi. Dengan demikian terapi gagal jantung adalah
dengan vasodilator untuk menurunkan afterload venodilator dan diuretik untuk
menurunkan preload, sedangkan motorik untuk meningkatkan kontraktilitas miokard
(Kabo & Karsim, 2002).
G. MANIFESTASI KLINIS
H. PEMERIKSAAN
Menurut Doenges (2000) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosa CHF yaitu :
1. Elektro kardiogram (EKG) 4. Kateterisasi 7. Oksimetri nadi
2. Scan jantung 5. Rongent dada 8. Analisa Gas Darah
3. Sonogram 6. Elektrolit 9. Pemeriksaan Tiroid
I. PENATALAKSANAAN TERAPI
Tujuan tatalaksana gagal jantung yaitu:
1. Prognosis Menurunkan mortalitas
2. Morbiditas Meringankan gejala dan tanda
Memperbaiki kualitas hidup
Menghilangkan edema dan retensi cairan
Meningkatkan kapasitas aktifitas fisik
Mengurangi kelelahan dan sesak nafas
Mengurangi kebutuhan rawat inap
Menyediakan perawatan akhir hayat
3. Pencegahan Timbulnya kerusakan miokard
Perburukan kerusakan miokard
Remodelling miokard
Timbul kembali gejala dan akumulasi cairan
Rawat inap
Care Plan
Monitoring
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. 2005. Pharmaceutical care untuk penyakit Penyakit Jantung Koroner.Jakarta
Dipiro J, Marie A, Barbara G, Terry L, Patrick M, Jill M, John C. 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach Seventh
Edition. Washington DC : MC Graw Hill Medical. hlm 909-924.
Dipiro, Joseph T., et al, 2015. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach Ninth Edition, Mc Graw-Hill, New York.
Kabo, Karim. 2002. EKG dan Penanggulangan beberapa Penyakit Jantung untuk Dokter Umum. Jakarta: Balai Penerbit FKUI