Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL

DISUSUN OLEH:
SELVIYANA
182432029

Preseptor Institusi Preceptor Klinik

(………………..)
(……………………….)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

A. KONSEP TEORI PENYAKIT/KASUS


1. Definisi Antenal
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum
dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40
minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif
care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui
persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga
ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).
 Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer, 2009).
 Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalinan yang aman dan memuaskan ( Muchtar Rustam, 2008).
 Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Wiknjosastro, 2002)
 Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2007).
2. Etiologi
Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus
mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap individu. Untuk menentukan masa
subur dapat digunakan beberapa cara seperti :

a) Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung tujuh hari, contoh
: mentruasi hari pertama tanggal 5, maka perhitungan minggu suburnya adalah
tanggal 17-24 dengan rrumus (5+12) sampai (5+12)+7=24
b) Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi terjadi pelepasan
telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan suhu 1\2 derajat celcius

c) Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum


d) Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum
3. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur,
waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani
(sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling
mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur.
Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut
getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-
sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan
bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
Trimester I
Konsepsi

Fertilitas

Implantasi

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pada ibu

Perubahan psikologis Perubahan fisiologis

Krisis situasional, perub.psikologis, GIT Sist.kardio Sist.urinaria


ketidakstabilan hormon vascular
Instabilitas Penekanan
hormone Peningkatan vesika urinaria
Ansietas Perubahan TD karena
peran sebagai Asam lambung pembesaran
calon ibu meningkat Sakit kepala uterus

ganggun.proses Koping tdk Rasa Nyeri Frekuensi BAK


keluarga efektif sebah/mual meningkat

Muntah Gangguan
eliminasi urin
Intake
makanan Kebersihan
menurun genital
menurun
defisit nutrisi
Kelembaban
meningkat

Resiko infeksi

4. Manifestasi Klinik
Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
a. Persumtif Sign ( subyektif)
 Amenorhoe ( tidak mendapat haid)
 mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
 letih,sakit kepala
 merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20
minggu pada wanita hamil pertama.
 perubahan pada mamae
 frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada
organ-organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan
uterus pada kandung kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.
 lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi
hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan suplay
darah ke pelvic .
b. Probabilitas ( objektif)
 Pembesaran uterus
- melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi
nyata pada minggu ke 7-8.
- Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual
- tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh kemumudian
ke posisi semula.
- Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang
mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
 Perubahan warna kulit oleh
Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,punggung hidung dan
kulit daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam hal ini disebabkan
oleh stimulasi MSH ( Melanosyt Stimulating Hormone).
Striae gravidarum ;regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
 Hcg(Human Chronic Gonadotropin) meningkat
5. Pemeriksaan Penunjang
 LABORATORIUM
1. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
2. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
3. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
 USG
a) Jenis kelamin
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).
6. Penatalaksanaan Medis
1) Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan
janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,
perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena
dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti
gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita
tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi
cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati.
Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun
kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume
darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai
pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita
hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg
(Wiknjosastro, 2002).
2) Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa wanita-
wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah
mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil
dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).
3) Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan II
kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan
teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari
peredaran (Wiknjosastro, 2002).
4) Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat
bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam
tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai.
Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh
karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau
jatuh (Wiknjosastro, 2002).
5) Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya
koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah
terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus
diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir
kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro,
2002).
6) Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik,
sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak
diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,
septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis
yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-
mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus
memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).
7) Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri
dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu
di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil
pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada
wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk
melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya
infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali
dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan
sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan
dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan
toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
8) Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama
bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai
harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah,
bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum
dikeluarkan untuk  mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering
dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan
dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu
masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar,
2008).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamnesa
 Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
 Ada Planing terlebih dahulu
 Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data, interpretasi
pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi perawat.
 Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat kesehatan saat
ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu,riwayat
kontrasepsi,riwayat kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan persalinan.
b. Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
- penampilan umum (postur tubuh,penampilan,kesadaran)
- TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
- Wajah dan kepala
 Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
 Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik
pada sclera.
 Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir,
stomatitis,ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
- Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
- Dada
 Paru : kaji keadaan paru-paru pasien
 Jantung :kaji keadaan jantung pasen
 Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting
susu menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola
mamae.
- Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk mengosongkan
kandung kemihnya bila perlu.
 Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea alba,striae
gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)
 Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
- Ekstremitas
Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus otot
Bawah : oedem,reflek patella,reflek homman sign,kekuatan tonus otot,kram
kaki.
- Vulva- vagina
Luka/benjolan,Edema pd vulva/vagina,leukore,keluaran cairan/darah dr jalan
lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell sign,hegar sign.
 Persiapan persalinan
 Obat-obatan yang di pakai saat ini
 Hasil pemeriksaan penunjang

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


 TRIMESTER I
a. Ansietas b.d kurang terpapar informasi
b. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan
3. Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan Tujuan Intervensi
Ansietas b.d kurang terpapar Sentelah dilakukan tidakan Reduksi Ansietas
informasi ditandai dengan keperawat 1x 24 jam diharapkan observasi

Ds:- klien merasa bingung tingkat ansietas menurun dengan  Identifikasi penurunan tingkat
- Merasa khawatir kriteria hasil: energi , ketidak mampuan
dengn akibat kondisi  Verbalisasi khawatir akibat berkonsentasi, atau gejala lain
yang dihadapinya kondisi yang dihadapi menurun yang menganggu kemampuan
Do: - tampak gelisa  Prilaku gelisah menurun kognitif
- Td meningkat  Prilaku tegang menurun  identifikasi teknik relaksasi yang
- Tampak tegang pernah efektif digunakan
 Td menurun
- Sulit tidur  Identifikasi kesediaan,
 Pola tidur membaik
kemampuan menggunnakan
teknik rileksasi
 Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekakan darah, dan
suhu sebelum dan sesudah latihan
 Monitor respon terhadap terapi
relaksasi.
Terapeutik
 Ciptakan suasan terapeutik
 Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan
 Pahami situasi yang membuat
ansietas
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang
dan menyakinkan
 Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyakinan
Edukasi
 Jelaskan prosedur terapi sensai
yang mungkin dialaminya
 Informasikan secara pribadi
mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
 Latih tehnik relaksasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu

Sentelah dilakukan tidakan Observasi :


Gangguan rasa nyaman b.d
keperawat 2 x 24 jam diharapkan  Identifikasi, karakteristik, durasi,
gangguan adaptasi kehamilan
status kenyamanan meningkat frekuensi, kualitas, intesita nyeri
ditandai dengan
dengan  Identifikasi skala nyeri
Ds : - mengeluh tidak nyaman
kriteria hasil:  Identifikasi respon nyeri non
- Mengeluh sulit tidur
 Keluhan sulit tidur menurun verbal
Do: - gelisah
- Menunjukkan gelisah  Gelisah menurun  Identifikasi yang memperberat

distress dan memperingan nyeri


 Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Manuaba. (2011). Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan kb.
Jakarta: EGC
Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.
Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta:
Nuha Medika.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2018.Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Cetakan 2.Jakarta:DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2018.Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia Cetakan 2.Jakarta:DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.2018.Standar Luaran Keperawatan
Indonesia Cetakan 2.Jakarta:DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai