“GASBERACUN “
KELOMPOK 5:
ALDA RAHMADANI
EVY MARYANTY
FIRA FITRI SAHRIDANI
HERIANTI
MELANI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejadian gawat darurat tentunya tidak bisa kita prediksi, kapanpun dan
berakibat kecacatan fisik atau bahkan sampai kematian. Banyak hal yang dapat
yang membahayakan orang lain, kebakaran, penyakit dan bencana alam yang
time) korban/ pasien gawat darurat serta menurunkan angka kematian dan
kecacatan. SPGDT berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving
is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat, tenaga
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Karbonmonoksida
2. Sumber dan Distribusi
3. Penyebab Keracunan Gas Karbonmonoksida
4. Tanda dan Gejala Keracunan Karbonmonoksida
5. Dampak Keracunan Gas Karbonmonoksida
6. Pencegahan Dan Penanggulangan Keracunan Gas Karbonmonoksida
7. Asuhan keperawatan keracunan karbonmonoksida
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Karbonmonoksida
2. Mengetahui Sumber dan Distribusi
3. Mengetahui Penyebab Keracunan Gas Karbonmonoksida
4. Mengetahui Tanda dan Gejala Keracunan Karbonmonoksida
5. Mengetahui Dampak Keracunan Gas Karbonmonoksida
6. Mengetahui Pencegahan Dan Penanggulangan Keracunan Gas
Karbonmonoksida
7. Mengetahui Asuhan keperawatan keracunan karbonmonoksida
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Gas beracun yang sering terinhalasi adalah karbonmonoksida. Disamping
sejumlah zat inhalasi dari uap yang berlebihan (seringkali mematikan), ada
banyak peningkatan jumlah orang yang menderita akibat keracunan
karbonmonoksida sehubungan dengan kesalahan pemakaian gas dirumah.
Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas tidak berwarna, tidak berbau
yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna material yang mengandung
zatarang atau bahan organik, baik dalam alur pengolahan hasil jadi industri,
ataupunproses di alam lingkungan. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara
kovalenberikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan
kovalendan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.
Keracunan gas dapat merupakan suatu kecelakaan atau tindakan bunuh diri
dan dapat merupakan komplikasi dari efek obat-obat tidur. Gas yang ditemukan
dapat dihasilkan oleh alam maupun pabrik-pabrik. Penggunaannya kemudian
sangat dikuarangi. Gas alam relative rendah tingkat toksisitasnya dan dapat
menyebabkan asfiksia dengan mengurangi persediaan oksigen tetapi tidak berefek
terhadap hemoglobin darah.
Sumber utama karbon monoksida pada kasus kematian adalah kebakaran,
knalpot mobil, pemanasan tidak sempurna, dan pembakaran yang tidak sempurna
dari produk-produk terbakar, seperti bongkahan arang. Diluar kematian akibat
kebakaran, ada sekitar 2700 kematian yang disebabkan oleh karbon monoksida
setiap tahunnya di AS. Sekitar 2000 dari kasus ini adalah bunuh diri dan 700-nya
adalah kecelakaan. Pada kenyataannya seluruh kasus bunuh diri tersebut
melibatkan penghirupan gas buangan mobil.
Gas alamiah lainnya dapat dengan mudah berbahaya dalamn ruangan
tertutup karena gas-gas tersebut menggantikan sejumlah oksigen yang ada. Ini
dapat menyebabkan hipoksia dan kehilangan kesadaran tetapi sianosis tetap akan
dapat dilihat.
2. Etiologi Keracunan Gas
1. Keracunan terjadi karena sel-sel darah merah mengikat karbon monoksida
lebih cepat dibandingkan dengan oksigen. Sehingga jika ada banyak karbon
monoksida di udara, tubuh akan mengganti oksigen dengan karbon monoksida
tersebut. Oksigen dihambat oleh tubuh sehingga bisa merusak jaringan dan
menyebabkan kematian.
2. Menggunakan kendaraan atau berada dekat kendaraan. Sejak gas arang
(mengandung 7% CO) dengan gas alam, kejadiaan bunuh diri berkurang
seperti meletakkan kepala di dalam oven untuk mencelakai diri sendiri,
banyak terjadi di Britain dan kota lainnya. Tahun 1961 di UK, terdapat 2711
kasus bunuh diri dan 1014 kasus kecelakaan/kematian mendadak dengan CO.
Dan juga ditemukan CO pada kasus bunuh diri dengan bakar diri akibat mesin.
Bensin menghasilkan 5-7% CO yang terdapat dalam asap, dalam mesin yang
tidak digunakan, juga yang tidak layak pakai.
Diesel menghasilkan CO lebih sedikit dibandingkan bensin, seharusnya CO
terurai ke atmosfer sehingga penyebaran atau distribusi CO dalam jumlah
kecil dalam kota besar dan polisi lalu lintas mungkin sekitar 10% saturasi
dalam hemoglobinnya. Tapi jika dalam tempat yang kecil dan sempit akan
sangat berbahaya. Misalnya 1500cc bensin dalam kendaraan yangtidak
digunakan berada di garasi, dapat menghasilkan CO dengan konsentrasi tinggi
dapat mematikan dalam 10 menit. Suatu percobaan bunuh diri lainnya, dengan
hanya duduk dikendaraan dengan jendela terbuka dan kendaraan dalam
garasi.
Ada juga akibat terbakarnya mesin kendaraan, yang efek toksisnya dapat
menyebabkan stupor dan koma. Efek CO juga dapat mengenai supir atau
pegendara kendaraan yang dijalankan. Biasanya disebabkan mesin kendaraan
yang rusak dan penyaringnya bocor, sehinngga CO masuk kedalam lendaraan.
Pada pesawat kecil, biasanya mesin berdekatan dengan kokpit. Dan jika terjadi
kebocoran dapat menyebabkan pilot menjadi lemah dan mati, tetapi tabrakan
lebih dari keracunan CO.
3. Alat-alat rumah tangga yang panas dapat menghasilkan CO. Bahan bakar
berasal dari gas alami yang terbebas dari monoksida, yaitu sebagian oksidasi
dari suatu kerusakan, atau hasil dari gas itu tersendiri. Bahan bakar padat
dipakai untuk sumber panas jika ada kerusakan pada cerobong asap. Parafin
yang panas mungkin terbakar dengan CO yag tidak adekuat dan hidokarbon
lainnya, dan malfungsi ini dapat menyebabkan kebakaran akibat monoksida.
Penyebab lain, karena instalasi gas alami misalnya tidak adanya timah atau
ventilasi yang tidak adekuat , ini dapat menyebabkan monoksida kembali
keruangan. Gas alat rumah tangga, khususnya pemancar air panas dapat
memproduksi CO.
4. Penyebab utama dari kematian monoksida karena struktur kebakaran dirumah
atau gedung lain,penyebab terbesar kematian pada kebakaran rumah tidak
disebabkan karena terbakar tapi karena menghirup asap. Keadaan fatal ini
disebabkan karena keracunan CO, walaupun gas-gas lain seperti sianida,
phosgene dan acrolein sebagian turut berperan. Kebanyakan korban dari
kebakaran rumah, mati jauh dari pusat api, yang mungkin terdapat pada
ruangan berbeda atau lantai yang berbeda, jaringan monoksida pada jarak jauh
dan membunuh manusia walaupun sedang tidur atau terperangkap pada saat di
dalam gedung.
5. Pada proses industri dapat meninggalkan keracunan monoksida khususnya
pada pekerja besi dan baja, yang menhasilkan gas dan gas air yang dengan
sengaja dihasilkan dari hasil pabrik. Gas air dapat terdiri dari > 40% CO dan
tiap harinya membentuk gas kekota untuk kebutuhan rakyat, yang menambah
kadar monoksida 7% dari batubara. Proses industri lain seperti metode “the
Mond“ yang memproduksi nikel, menggunakan CO, sama seperti pada
umumnya bahaya dari pemanasan proses produksi dimana pembentukan gas
selama pembakaran pada penambangan batu bara, CO adalah salah satu gas
yang menghasilkan ancaman yang jelas, yang keluar dari lapisan-lapisan batu
bara tapi yang dihasilkan dari asap hasil pembakaran pada proses
penambangan.
6. Pembakaran yang tidak sempurna pada gas api dari beberapa bahan bakar gas
yang menghasilkan CO, seperti api mengenai permukaan logam dingin atau
permukaan yang dilapisi dengan jelaga, oksidasi sebagian dari batubara
mengasilkan monoksida. Pada pemakaian batubara dari sumber butane atau
propane, camper dan boats, dapat memperburuk ventilasi yang secara lambat
dan berbahaya menghasilkan monoksida. Kematian seluruh keluarga pernah
terjadi pada keadaan ini, dimana mereka terekspos sepanjang malam
terakumulasi secara lambat oleh CO dari refrigerator dan alat lain.
Sel darah merah tidak hanya mengikat oksigen melainkan juga gas lain.
Kemampuan atau daya ikat ini berbeda untuk satu gas dengan gas lain. Sel darah
merah mempunyai ikatan yang lebih kuat terhadap karbon monoksida dari pada
oksigen. Sehingga jika terdapat CO dan O2, sel darah merah akan cenderung
berikatan dengan CO. Bila terhirup, karbon monoksida akan terbentuk dengan
hemoglobin (Hb) dalam darah dan akan terbentuk karboksi haemoglobin sehingga
oksigen tidak dapat terbawa. Ini disebabkan karbon monoksida dapat mengikat
250 kali lebih cepat dari oksigen. Gas ini juga dapat mengganggu aktivitas selular
lainnya yaitu dengan mengganggu fungsi organ yang menggunakan sejumlah
besar oksigen seperti otak dan jantung.
Gejala klinis saturasi darah oleh karbon monoksida adalah sebagai berikut:
a) Konsentrasi CO dalam darah kurang dari 20%, tidak ada gejala.
b) Konsentrasi CO dalam darah 20%, gejala nafas menjadi sesak/dispnea.
c) Konsentrasi CO dalam darah 30%, gejala sakit kepala,pusing,penglihatan
kabur lelah lesu, mual, nadi dan pernapasan meningkat sedikit.
d) Konsentrasi CO dalam darah 30% hingga 40%, gejala sakit kepala berat,
kebingungan, hilang daya ingat, lemah, hilang daya koordinasi gerakan.
e) Konsentrasi CO dalam darah 40% sampai 50%, gejala kebingungan makin
meningkat dan setengah sadar.
f) Konsentrasi CO dalam darah 60% hingga 70%, gejala tidak sadar, kehilangan
daya mengkontrol feses dan urin.
g) Konsentrasi CO dalam darah 70% hingga 80%, gejala koma, nadi menjadi
tidak teratur, kematian karena kegagalan pernapasan.
4. Patofisiologi
Gas CO masuk ke paru-paru inhalasi, mengalir ke alveoli terus masuk
kealiran darah. Gas CO dengan segera mengikat hemoglobin di tempat yang sama
dengan tempat oksigen mengikat hemoglobin, untuk membentuk
karboksihemoglobin ( COHb), sehingga akan menghalangi masuknya oksigen
yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun metabolisme ikut bereaksi secara metabolisme dengan aliran darah melalui
paru-paru. Seperti halnya Oksigen, gas CO bereaksi dengan darah.
Penurunan curah
jantung
7. Komplikasi
ASUHAN KEPERAWATAN
e. Pola napas tidak efektif setelah di lakukan 1x24 jam manajemen jalan nafas
berhubungan dengan depresi pasien pola napas di harapkan a. Observasi
pusatpernapasan di buktikan membaik dengan KH: monitor pola nafas
dengan Dispnea menurun monitor bunyi nafas
DS:dispnea - Pemggunaan otot bantu b. Terapeutik
DO: penggunaan otot Pertahankan kepatenan jalan
nafas menurun
bantu nafas,pernapasan
nafas dengan head-tilt dan
cuping hidung Pernapasan cuping hidung
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
menurun
Posisikan semi-fwler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisio dada
Berikan oksigen
-
-
-
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa, dan non-iritatif, yang densitasnya relatif sedikit lebih rendah dibandingkan dengan
udara. Sumber utama karbon monoksida pada kasus kematian adalah kebakaran, knalpot
mobil, pemanasan tidak sempurna, dan pembakaran yang tidak sempurna dari produk-
produk terbakar, seperti bongkahan arang. Diluar kematian akibat kebakaran, ada sekitar
2700 kematian yang disebabkan oleh karbon monoksida setiap tahunnya di AS. Sekitar
2000 dari kasus ini adalah bunuh diri dan 700-nya adalah kecelakaan. Pada kenyataannya
seluruh kasus bunuh diri tersebut melibatkan penghirupan gas buangan mobil.