Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN ANC FISOLOGIS

POLI KANDUNGAN RSUD DR.MOCH.ANSHARI SHALEH BANJARMASIN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu


Program Profesi Ners
Stase Keperawatan Anak

DI SUSUN OLEH
YUNITA INDAH LESTARI,S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) CAHAYA BANGSA
BANJARMASIN
2017
LEMBAR PENGESAHAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : YUNITA INDAH LESTARI,S.Kep


NIM : 16.31.0565

Banjarmasin, April 2017

Mengetahui,
Pembimbing Akademik/MentoR Pembimbing Lahan/Perseptor
LAPORAN PENDAHULUAN ANC FIFIOLOGIS

A. PENGERTIAN PENYAKIT
1. DEFINISI
Periode anternatal atau kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terahir. Kehamilan dibagi
atas 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan ke 2 dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ke 3 dari bulan
ketuju sampai 9 bulan. (Pelayanan kesehatan material dan neonatal, 2001 )
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi cukup bulan dengan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah
ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu
pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal.
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
2. PATOFISIOLOGI
Terlampir pada pohon masalah.

3. ETIOLOGI / FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


Penyebab kehamilan yaitu merupakan suatu proses pada coitus (persetubuhan) air
mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak 3 cc yang didalamnya
terkandung spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak 100-120 juta setiap cc. Disini
sel mani menunggu kematangan sel telur.
Jika kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilasi berlangsung.
Jika tak terjadi ovulasi maka penghamilan tidak akan terjadi. Maka jelaslah bahwa
koitus saat masa ovulasi yang dapat menghasilkan kehamilan.
Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi , sedangkan sel mani
dalam badan wanita masih kuat membuahi selam 1-3 hari.
Kehamilan terjadi kalau ada pertemuan dari persenyawaan antara sel telur(ovum)
dan sel mani (spermatozoa) yang disebut zigote. (obstetric fisiologi, 1983)

KLASIFIKASI
Klasifikasi pada periode Antenatal ini dibedakan secara katagori kehamilan yang
akan diberikan asuhan antenatal adalah :
KATEGORI GAMBARAN
Kehamilan normal Ibu sehat
Tidak ada riwayat obsterri buruk,
ukuran uterus sama/sesuai usia
kehamilan. Pemeriksaan fisik dan
laboraturium lengkap.
Kehamilan dengan masalah Seperti masalah keluarga atau
khususs psikososial, kekerasan dalam rumah
tangga dan kebutuhan financial.
Kehamilan dengan masalah Seperti hipertensi, anemia berat,
kesehatan yang membutuhkan preeklamsia, pertumbuhan janin
rujukan untuk konsultasi dan terhambat, infeksi saluran kemih,
atau kerjasama penanganannya penyakit kelamin dan kondisi lain-lain.
Kehamilan dengan kondisi Seperti pendarahan , eklamsia,
kegawatdaruratan yang ketuban pecah dini atau kondisi-
membutuhkan rujukan segera. kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu
dan bayi.
(Buku Panduan Pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal,2001)

4. TANDA GEJALA KLINIS / TANDA KEHAMILAN


Tanda kehamilan :
a. Presumtif ( Bukti Subjektif)
Amenorea
Perubahan payudara
Anoreksia
Mengidam
Lelah (fatigue)
Mual & muntah (morning sickness)
Frekuensi berkemih
Pigmentasi kulit
Konstipasi
b. Probabilitas ( Bukti Objektif)
Pertumbuhan & perubahan uterus
Tanda Hegars (melunaknya segmen bawah uterus)
Ballotement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi)
Braxton hicks (kontraksi selama kehamilan)
Perubahan Abdomen
Pembesaran abdomen
c. Absolut ( Bukti Positif)
Gerakan janin dapat dirasa, diraba juga bagian-bagian janin
Terdengar denyut jantung janin
Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada
alat genetalia eksternal dan internal dan pada payudara (mamma).
Uterus
Uterus bertambah besar dengan panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran
muka belakang 22 cm (Uterie Enlargement)
Uterus bertambah berat, dengan berat awal 30 gr menjadi 1000 gr.
Uterus bertambah besar, maka peredaran darah kerahim bertambah.
Melunaknya cerviks dan berwarna ungu kebiruan.
Uterus yang hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri (UK bulan
keempat) yang sifatnya irregular. Disebut kontraksi Braxton hicks.
Vagina
Vagina berwarna kebiruan : Chadwiks
Elastisitas vagina bertambah
Sekresi berwarna putih dan bersifat sangat asam : Leukorrhea
Ovarium
Ovulasi terhenti dan pada trimester pertama ditemukan corpus luteum
graviditas. Pada bulan keempat corpus tersebut mengkisut.
Dinding Perut
Striae Gavidarum
Yaitu garis-garis pada abdomen yang berwarna putih ke abuan , terjadi
akibat peregangan pada jaringan bawah kulit. Kondisi ini juga terdapat di
payudara, paha, abdomen dan pantat.
Striae Lividae
Yaitu garis-garis seperti striae gravidarum namun warnanya membiru dan
sering terjadi pada primi gravida.
Striae Albicans
Yaitu garis-garis serupa namun berwarna putih.
Striae Gravidarum yang menjadi cicatrix (jaringan perut) karena
multigravida.
Enlargement of the abdomen yaitu pembesaran abdomen
Kulit (Skin Pigmentasi Change)
Hiperpigmentasi pada areolamammae, papilla mamae dan linea alba (garis
berwarna putih) dan linea nigra (garis berwarna gelap/hitam).
Pada kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada
wajah).
Payudara
Pembesaran payudara
Puting susu-susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan
mengeluarkan cairan kuning yang disebut kolostrum.
Berat Badan
Wanita yang hamil bertambahnya berat
Dalam triwulan pertama penambahan beratnya 1 kg
Dalam triwulan kedua penambahan beratnya 5 kg
Dalam triwulan ketiga penambahan beratnya 5,5 kg
Penambahan ini disebabkan oleh :
Berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg)
Berat rahim (dari 30 gr menjadi 1 kg)
Penimbunan lemak seperti di payudara, pantat, dan lainnya ( 1,5 kg)
Penimbunan zat putih telur (2 kg)
Retensio air (1,5 kg), edema kaki (lama berdiri/penyempitan pembuluh
darah karena pembesaran rahim)
Penimbangan berat badan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting,
kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang
berlebihan dan merupakan gejalanya dini dari toksemia gravidarum.
Sebalikmya, kurang naiknya berat badan dapat menandakan gangguan
pertumbuhan janin.
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein
sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik, kecenderungan ada pada ketosis.
Kebutuhan akan kalsium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-
tulang janin begitu pula akan ferrum untuk pembentukan Hb janin.
Perhitungan Taksiran Berat Janin
TFU (11 belum masuk PAP) X 155 = .gr
TFU (13 sudah masuk PAP) X 155 = .gr
Darah
Volume darah bertambah (baik plasma maupun eritrosit)
Hb menurun karena penambahan plasma yang drastis
-
Hb : 10 gr %
-
Eritrosit : 3,5 juta per mm3
-
Leukosit : 8.000 10.000 per mm3
Leukosit naik secara fisiologis namun > 12.000 per mm 3 menandakan
adanya infeksi. Leukosit masih fisiologis sampai dengan 15.000 per mm3.
Jantung
Bekerja lebih berat (karena meningkatnya volume darah, aliran ke ibu dan
janin).
Posisi jantung sedikit berubah secara fisiologis karena pembesaran janin
dalam rahim.
Paru paru
Bekerja lebih berat.
Diafragma terdesak ke atas namun terdapat kompensasi yang melebarkan
rongga thorak sehingga kapasitas paru tidak berubah.
Namun, karena pendesakan diafragma maka wanita hamil sering merasa
sesak.
Pencernaan
Berkurangnya gerakan lambung dan sekresi asam garam (HCL) bergejala
mual, muntah
Ginjal
Meningkatkan kerja ginjal karena mengeluarkan racun-racun badan janin
Pelebaran ureter dalam kehamilan terutama ureter kanan, disebabkan
pengaruh progesterone dan tekanan rahim yang membesar dan dapat
menyebabkan pyelum (infeksi saluran kemih)
Menurunnya kapasitas kandungan kencing karena desakan pembesaran
rahim yang membesar pada awal kehamilan. Dan penurunan kepala bayi
ke rongga panggul pada akhir kehamilan sehingga bergejala polakisuri
(inkontinensia) pada awal dan akhir kehamilan.
Kelenjar buntu seperti glandula tiroidea, hipofise lobus anterior dan
glandula suprarenalis menunjukkan hiperfungi dab hipertrofi.
Pada akhir kehamilan dan dalam nifas mungkin reduksi positif disebabkan
oleh adanya laktosa ialah gula air susu. Gula darah tetap harus diperiksa
untuk menghindari diabetes. (Obsetri Fisiologi, 1983)

5. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN DAN MEDIS


A. Pemeriksaan Umum
1) Bagimana keadan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan
dan kesadaran
2) Apakah anemis, sianosis, ikterus, atau dispnea
3) Keadaan jantung dan paru-paru
4) Adakah oedema :
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum
atau oleh karena tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam
panggul yang mengalirkan darah dari kaki. Dapat juga disebabkan oleh
hipovitaminase B1, hipoproteinanemia dan jantung.
5) Reflex
Terutama reflex lutut, reflex negative pada kekurangan vitamin B1 dan
penyakit urat.
6) Tensi (tekanan darah )
Tekanan drah pada otrang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik atau 90
diastolik. Juga perubahan 30 sistolik dan 15 diastolk diatas tekanan darah
sbelum hamil menandakan toxanemia gravidarum.
7) Berat badan
Yang dialami oleh penderita adalah perubahan berat badan (BB) setiap kali
ibu memeriksakan diri.
BB dalam triwulan ke-3 tidak boleh bertambah lebih dari 1 kg seminggu
atau 3 kg dalam sebulan.
Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan karena
penimbunan (retensi) air dan disebut praxoedema.

B. Penatalaksanaan Pemeriksaan Keperawatan (Status Obstetricus)


Inspeksi
Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah),
selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu,
adakah coloctrum.
Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada acites biasanya
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi dilinea alba,
Nampak gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum
atau bekas luka.
Vulva
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
Anggota bawah
Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha
Palpasi
Untuk menentukan :
Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan (UK)
Menentukan letaknya anak dalam rahim
Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang
membesar
Pemeriksaan Leopold :
LEOPOLD I (menentukan TFU)
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang
terdapat di bagian fundus.

Gambar 1 : Pemeriksaan Leopold I

Caranya :
Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat kea rah
muka penderita
Rahim di bawah ke tengah
Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti
bentuk uterus
Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran
konsistensi dan gerakan janin
Tentukan tinggi fundus uteri
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Bila kepala : bulat, keras dan dapat digerakkan
(baloemen).
Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, lebih besar
dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat
digerakkan serta fundus terasa penuh.
Bila letak lintang : palpasi di daerah fundus akan terasa
kosong.
Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri :
Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar
Akhir bulan III (12 mg) : tinggi fundus uteri 1 2 jari di atas
symphisis
Akhir bulan IV (16 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
symphisis
Akhir bulan V (20 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
pusat
Akhir bulan VI (24 mg) : tinggi fundus uteri setinggi pusat
Akhir bulan VII (28 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat
Akhir bulan VIII (32 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan
prosesus xipoideus dan pusat
Akhir bulan IX (36 mg) : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
prosesus xipoideus
Akhir bulan X (40 mg) : tinggi fundus uteri pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat

Pusat Gambar 2 :
Tinggi fundus menurut usia

Symphisis kehamilannormal dengan satu janin


Jadi, fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan IX (36 mg), setelah bulan
ke 8 fundus uteri pada primigravida turun lagi karena kepala mulai turun
ke dalam rongga panggul.
Pada seorang multigravida yang berbaring, fundus uteri tetap setinggi
arcus costarium dan menonjol ke depan.
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti pertumbuhan
rahim maka seorang sering ukuran rahim ditentukan dalam cm, yang
diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter umbilical (lingkaran
perut setinggi pusat).

Tinggi fundus uteri dalam cm = usia kehamilan dalam bulan

Keterangan3,5
: cm
Tinggi Fundus Uteri (cm) Usia Kehamilan (bln)
20 5
23 6
2 7
30 8
33 9

LEOPOLD II (menentukan Puka/Puki)


Tujuan : untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan
di mana letaknya bagian-bagian kecil
Gambar 3 : Pemeriksaan Leopold II
Caranya :
Kedua tangan pindah ke samping
Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di
pihak yang memberikan rintangan yang paling besar, carilah
bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan
pihak rintangan yang terbesar.
Kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak
lintang.

LEOPOLD III (menentukan Preskep/Presbok)


Tujuan : untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah an
apakah bagaian bawah anak ini sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul.menentukan kepala

Gambar 4 : Pemeriksaan Leopold III


Caranya :
Digunakan satu tangan saja
Bagian bawah ditentukan anatar ibu jari dan jari lainnya
Cobalah apakah tangan bawah masih bia digoyangkan
Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi maka kepala sudah
enganged
LEOPOLD IV (menentukan masuk PAP)
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang
terdapat di bagian fundus.

Gambar 4 : Pemeriksaan Leopold VI


Caranya :
Pemeriksa menghadap kea rah kaki klien
Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan kea rah pintu atas panggul
Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga
panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a) Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun
ke dalam rongga
b) Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk
ke rongga panggul
c) Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari
kepala sudah melewati pintu atas panggul (PAP).
Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan stetoskop monoaural dan ultrasound
(doptone). Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang
berasal :
a. Dari anak
Bunyi jantung anak (frekuensi bunyi jantung 120-140 kali per
menit) dengan stetoskop monoral pada akhir bulan kelima. Dengan
stetoskop ultrasound (doptone) pada akhir bulan ketiga. Kalau
bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali permenit atau
tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan oksigen).
Cara menghitung bunyi jantung adalah dengan mendengarkan bunyi
jantung selama 3 x 5 detik kemudian dikalikan 4.
Misalnya :
Waktu (5 detik) Dikalikan Hasil
I III V Dijumlahkan Interpretasi
4 Perhitungan
11 12 11 34 34 x 4 136 x/mnt Teratur, bayi
normal
10 14 9 33 33 x 4 132 x/mnt Tak teratur,
asphyxia
8 7 8 23 23 x 4 92 x/mnt Teratur,
aspyxia
Bising tali pusat
Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Namun sering ilang
karena posisi atau sering mengubah sikap ibu.
Gerak anak
Bersifat pukulan dari dalam rahim.
b. Dari ibu
Bising rahim
Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Disebabkan arteria uterina.
Bunyi aorta
Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Bising usus
Sifatnya tak teratur, tergantung udara dan cairan dari dalam usus
ibu. (Obstetri fisiologi, 1983)

C. Pemeriksaan Medis
Untuk menghindari komplikasi wanita hamil memerlukan paling sedikitnya 4
kali kunjungan pada periode antenatal :
a. 1 kali kunjungan pada trimester I (sebelum 14 minggu)
b. 1 kali kunjungan pada trimester II (14 - 28minggu)
c. 2 kali kunjungan pada trimester III ( 28 - 36 minggu dan sesudah minggu
36)
Kunjungan Waktu Infomasi penting
Trimester I sebelum 14 Membangun hubungan saling percaya antara
minggu petugas kesehatan dengan ibu hamil
Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatus, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi

Trimester II 14 - 28minggu Sama seperti di atas , ditambah kewaspadaan


khusus mengenai pre-eklamsia (tanya ibu
tentang gejala-gejala pre-eklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria)

Trimester III 28 - 36 minggu Sama seperti di atas, ditambah palpasi


abdominal untuk mengetahui apakah
kehamilan ganda
Trimester IV sesudah Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak
minggu 36 bayi tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak.
b. Pemeriksaan USG
Untuk menentukan :
1) Jenis kelamin
2) Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ)
3) Jumlah cairan amnion
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah (Hb, Gol darah, glukosa, VDRL)
2) Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
3) Pemeriksaan swab (lendir vagina dan serviks)

DIAGNOSIS/KRITERIA DIAGNOSIS
Untuk menentukan diagnosis kehamilan yang harus diperhatikan adalah tanda
pasti kehamilan :
1) Adanya DJJ
Terdeteksi umur kehamilan 10 minggu dengan doppler sedangkan dengan
funandoskop umur kehamilan 18-20 minggu. (DJJ rendah 110-120 kali
permenit, tinggi 150-160 kali permenit).
2) Fetal movement, dengan palpasi trimester ketiga
Gerakan janin ini lebih cepat diketahui dengan USG.
3) Dengan USG (100% reliable) pada umur kehamilan 5-6 minggu nyata
adanya kehamilan.

KEMUNGKINAN KOMPLIKASI KEHAMILAN


Yang sering ditemukan pada antenatal care :
a. Anemia
b. Penyakit
c. Hiperemis gravidarum
d. Perdarahan dalam kehamilan
e. Kelainan letak
f. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
g. Kegelisahan menjelang persalinan

INFORMASI PERIODE ANTENATAL


a. Gizi
Peningkatan konsumsi sampai 300 kal/hari dengan makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan.
b. Kegiatan harian
Normal, istirahat jika lelah
c. Perubahan fisiologi (normal ) yang akan terjadi
Peningkatan berat badan
Breast change
Penurunan tenaga
Mual dan muntah serta punggung kiri di trimester I
Rasa panas
Varises
Oedema
d. Segera mencari pertolongan medis jika mendapati tanda-tanda bahaya, seperti:
Perdarahan pervaginam
Sakit kepala luar biasa
Gangguan penglihatan
Pembengkakan pada wajah ataupun tangan
Nyeri abdomen
Janin tidak bergerak (tidak seperti biasa)
e. Merencanakan kebutuhan persiapan kelahiran
f. Menjaga kebersihan diri
Seperti perawatn gigi, pakaian, mandi, dan perawatan vulva.
g. Perawatan payudara
Selama kehamilan payudara harus dipersipkan untuk fungsi unuknya dalam
menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir.
h. Memberikan zat besi
i. Pemberian Tetanus Toksoid (I, II atau Ulang) 0,5 ml.

B. DATA YANG PERLU DIKAJI / ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Anamnesa
Alasan kunjungan
Keluhan-keluhan
Riwayat obstetri, meliputi :
Gravida, para, abortus, dan anak hidup (GPAH)
Berat badan bayi baru lahir dan usia gestasi
Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan dan
penolong persalinan
Jenis anestesi dan kesulitan persalinan
Komplikasi maternal seperti : diabetes, hipertensi, infeksi, dan
perdarahan
Komplikasi pada bayi
Riwayat menstruasi
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menentukan tafsiran
persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPTP dapat digunakan rumus
Naegle, yaitu : hari pertama ditambah 7, bulan dikurangi 3, tahun
disesuaikan.
Contoh : HPTP 30 Agustus 2004, berarti TP 6 Juni 2005. Aturan Naegle
lebih akurat dilakukan pada ibu dengan siklus menstruasi yang teratur 28
hari, kurang akurat pada ibu dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Riwayat kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual janin.
Riwayat penyakit dan operasi
Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus,
hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh
karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada
persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
Riwayat kesehatan, meliputi :
Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok
risiko tinggi untuk masalah genetis seperti anemia sickle sel, talasemia)
Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi
Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung
Penyakit sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberculosis
Riwayat dan perawatan anemia
Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan)
Jumlah konsumsi kafein setiap hari seperti kopi,teh, coklat dan
minuman ringan lainnya
Merokok, jumlah batang per hari
Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risiko terinfeksi toxoplasma
Alergi dan sensitifitas obat
Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit
Riwayat keluarga (penyakit keturunan)
Riwayat kesehatan pasangan
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh
pada kemampuan keluarga menghadapi kehamilan dan persalinan.
Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan
janin, terutama risiko mengalami komplikasi pernapasan akibat
perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu
dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat
terjadi.
(Mitayani, 2009 : 3)
c. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : sebaiknya di ambil pada posisi duduk dengan lengan
sejajar posisi jantung
b) Nadi : frekuensi normalnya 60-90 kali permenit. Takikardi dapt terjadi
pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa dengan
satu menit penuh. Nadi diperiksa untuk mengetahui masalah pada
sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c) Pernapasan : frekuensi napas selama hamil berkisar antara 16-24 kali
permenit.takipnea terjadi karena infeksi pernapasan atau penyakit
jantung. Suara napas harus sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan
lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d) Suhu normal wanita hamil adalah 36,2-37,6 oC. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
Muka
Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah),
selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.
Leher (kelenjar tiroid : membesar / tidak )
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
Dada dan axial
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu, adakah
coloctrum.
Ekstremitas (oedema, varises, reflek patella)
Abdomen (inspeksi, palpasi, auskultasi)
Genetalia ( vulva, vagina, perineum)
Keadaan perineum, adakah asites, tanda Chadwick.
Sistem kardiovascular
a) Bendungan vena : biasanya terjadi pada tungkai, vulva, rektum.
Bendungan vena bisa berkembang menjadi varises
b) Oedema
Oedema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intersitiil.
Odeman pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut
karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
Sistem muskuloskeletal
a) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan,
keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
b) Tinggi dan berat badan
Barat badan awal kunjungan sebagai dasar menentukan kenaikan berat
badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45
kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm, ibu berisiko melahirkan bayi
prematur dan BBLR. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg
dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi kehamilan,
persalinan secara seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
c) Abdomen
Kontur, ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi di atas simpisis pubis. Kandung
kemih harus dikosongkan saat pemeriksaan untuk memperoleh hasil
yang akurat.
Sistem neurologi
Tidak diperlukan pemeriksaan neurologi lengkap bila ibu tidak memiliki
tanda dan gejala yang mengindikasikan terjadi masalah. Hanya saja
pemeriksana refleks tendon terutama patella perlu dilakukan karena
hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.
Sistem integumen
Pucat menandakan anemia, jaundice menandakan gngguan pada hepar,
lesi, hiperpigmentasi, seperti choasma gravidarum serta linea nigra
berkaitan dengan kehamilan serta strie. Penampang kuku berwarna merah
muda berarti pengisian kapiler baik.
Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebih
menandakan hipertiroid
Sistem gastrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulcerasi, gusi berwarna kemerahan, oedema akibat efek peningkatan
esterogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik.
b) Usus
Bising usus berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi
apabila menderita diare.
Sistem urinarius
Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah.
Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang
ada dalam urin yang menandakan masalah.
a) Protein
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya
kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada
kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa dlam
jumlah besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urin setelah mealkukan aktivitas berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.

d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urin berkaitan dengan infeksi saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.
Sistem reproduksi
a) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puting, dan pengeluaran
kolostrum. Adanya benjolan atau tidak simetris pada payudara.
b) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa
dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut perineum
c) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna
merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik
(Mitayani, 2009 : 4)

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma ke atas ditandai
dengan sesak, sulit bernapas
b. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual dan muntah
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
d. Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek hormon kehamilan pada
wajah (chiasma) dan perubahan bentuk tubuh, oedema, dan varises
e. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan meningkatnya frekuensi berkemih
f. Nyeri akut berhubungan dengan kram otot
g. Risiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan
uterus, dan efeksamping vitamin penambah darah SF.
D. RENCANA TINDAKAN
Dx 1 : Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual dan muntah
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan
pemenuhan nutrisi klien adekuat.
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
Klien mengikuti diet yang dianjurkan yaitu mengandung vitamin, mineral,
protein, dan besi.
Klien mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep
Klien menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai
Rencana tindakan :
1) Timbang berat badan klien, pastikan berat badan pregravidal biasanya
R : ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatal dan/dibawah berat
badan normal masa kehamilan, meningkatkan risiko retardasi pertumbuhan
intrauterin (IUGR) pada janin dengan BBLR
2) Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah
R : mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status nutrisi
pranatal, khususnya pada periode krisis perkembangan janin
3) Ukur pembesaran uterus
R : malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin
4) Ajurkan makan sedikit-sedikit tapi sering
R : untuk meminimalkan muntah dan memberikan nutrisi pada ibu
5) Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen
vitamin / zat besi setiap hari.
R : materi referensi yang dapat dipelajari di rumah meningkatkan kemungkinan
klien memilih diet seimbang

Dx 2 : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma ke atas


ditandai dengan sesak, sulit bernapas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan
pola napas efektif.
Kriteria evaluasi :
Melaporkan keluhan sesak menurun
Mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernapasan
Frekuensi napas normal 16-24 kali permenit, suara napas harus sama bilateral,
ekspansi paru simetris
Rencana tindakan :
1) Kaji status pernapasan (misal sesak pada pergerahan tenaga, kelelahan)
R : menentukan beratnya masalah yang terjadi pada kurang lebih 60 % penyakit
prenata. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat
kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh karena
pembesaran uterus.
2) Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (alergi,
asma, TB)
R : masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan
oksigenasi jaringan ibu/janin
3) Kaji kadar Hb dan Ht, tekankan pentingnya masukan vitamin/fero sulfat pranatal
setiap hari. (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit)
R : peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24-32 mengencerkan
kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas
pembawa oksigen
4) Berikan informasi untuk mengurangi masalah pola napas, seperti : menghindari
merokok, memberi makanan yang sedikit tapi sering, duduk atau tidur dengan posisi
semifoler
R : postur yang baik dan makan sedikit mebantu memaksimalkan penurunan
diafragmatik, memeningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru.
Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu dan janin.
Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansiparu sesuai ukuran
gravid.

Dx 3 : Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus,


peningkatan tekanan intra abdomen,
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit diharapkan
klien dapat memahami perubahan eliminasi yang terjadi
Kriteria evaluasi :
Mengungkapkan penyebab sering kencing
Mengidentifikasi cara mencegah stasis urinarius
Rencana tindakan :
1) Berikan informasi perubahan berkemih

R : memantau klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih dan


nokturia
2) Anjurkan menghindari posisi tegak dan supine dalam waktu lama

R : posisi iini memungkinakan terjadinya sindrom vena kava dan menurunkan


aliran vena cava
3) Berikan informasi intake cairan 6-8 gls/hr, penurunan intake 2-3 jam pra rest

R : mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuaat yang


mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonik
4) Tekankan higiene toileting, memakai celana dari katun dan menjaga vulva tetap

kering

R : celana dari katun dapat menyerap keringat dan cairan yang mungkin keluar
dari vulva dan mengurangi risiko infeksi
5) Kolaborasi : Kaji riwayat medis (hipertensi, peny. ginjal & jantung)

R : maslaha yang mempengaruhi funsi ginjal disertai dengan peningkatan


volume cairan dan statis meningkatkan risiko klien terhadap masalah
sirkulasi yang mempengaruhi janin.

Dx 4 : Risiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan

uterus

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit, diharapkan
tidak terjadi konstipasi pada klien.
Kriteria evaluasi :
Mempertahankan pola fungsi usus normal
Mengidentifikasi perilaku beresiko atau memberatkan
Melaporkan tindakan untuk meningkatkan eliminasi
Rencana tindakan :
1) Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama hamil

R : pola eliminasi dipertahankan bila mungkin. Peningkatan kadar progesterone


merilekskan otot polos saluran GI, mengakibatkan penurunan peristaltic dan
meningkatkan reabsorpsi air dan elektrolit. Suplemen zat besi juga bisa
memperberat maslah konstipasi
2) Kaji adanya haemoroid
R : varises rektum seringkali terjadi pada konstipasi yang lama, mengejan atau
sebagai akibat peningkatan volume sirkulasi dan relaksasi hormonal
pembuluh darah.
3) Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat

R : bulk dan konsistensi dalampilihan diet membantu meningkatkan keefektifan


pola defekasi.
4) Anjurkan latihan ringan

R : menigkatkan peristaltikdan membantu mencegah konstipasi. Latihan keras


dianggap dapat menurunkan sirkulasi uteroplasenta.
5) Kolaborasi : berikan pelunak feces bila diet tak efektif

R : mungkin perlu untuk membantu mengatasi konstipasi.

Dx 5 :Risiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek hormon kehamilan


pada wajah (chiasma) dan perubahan bentuk tubuh, oedema, dan varises
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x... menit, diharapkan
klien tidak mengalami gangguan citra tubuh
Kriteria evaluasi :
Klien mengungkapkan pemahaman/penerimaan perubahan tubuh
Klien dapat mendemostrasikan citra diri yang positif dengan mempertahankan
kepuasan terhadap penampila secara menyeluruh.
Rencana tindakan :
1) Tentukan sikap terhadap kehamilan, perubahan citra tubuh, dan situasi pekerjaan dan
bagaimana hal ini dipandang oleh orang terdekat
R : perasaan klien terhadap kehamilan mempengaruhi kemmapuannya untuk
dapat mengembangkan perasaan positifterhadap perubahan bentuk
tubuhnya sebagaimana kemampuannya beradaptasi positif terhadap peran
menjadi orang tua
2) Identifikasi hal yang mendasari harga diri klien sehubungan dengan perubahan
karena hamil dan tanggung jawab yang berhubungan dengan peran baru tersebut
R : perubahan citra tubuh terjadi secara normal karena perubahan bentuk
tubuh. Hal ini dapat menimbulkan krisis situasi yang berdampak negatif
terhadap kehamilan maupun kemampuan menjadi orang tua pada klen
dengan harga diri buruk dan identitas ego lemah
3) Kaji sistem pendukung seperti bibi, nenek, curturaealer dsb.
R : dukungan yang adekuat dapat membantu klen mengatasi perubahan bentuk
tubuhnya secara positif dan mempertahankan harga diri positif
4) Kolaborasi : rujuk pada sumber-sumber lain sesuai indikasi (misalnya konseling atau
terapis)
R : klien mungkin memerlukan intervensi intensif yang lebih untuk memudahkan
penerimaan diri/kehamilan
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M. dkk., 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Mansjoer, A. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Ed.3, Media Aesculapius FKUI,
Jakarta.
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2. Jakarta : EGC
Mitayani. 2009, Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba medika
Hamilton, Persis Mary. 1995, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E., 2001. Rencana Perawatan Maternal Atau Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC
PATOFISIOLOGI
Sel Telur (ovum) Sel sperma (spermatozoa)

Fertilisasi

Zigot (Proses Kehamilan)

S. Kardiovaskuler S. Pernapasan S. Perkemihan S. Muskuloskeltal S. Integumen S. Peraraf an

Hemokonsentrasi Uterus membesar Uterus membesar Kurangnya asupan Uterus membesar


(darah ibu dibagi kalsium & phospor Sekresi progesterone
untuk ibu & kelenjar lemak & esterogen
plasenta Terdesaknya Desakan Kompresi saraf
difragma ke atas pembesaran rahim Kram otot panggul/statis
kerja & keluarnya Pigmentasi vaskuler
Tekanan darah kel. sebasea pada wajah
Bentuk & ukuran kapasitas Nyeri
rongga dada Hemoroid
kandung kemih pada anus
Kelelahan berubah Keringat Bintik - bintik
berlebihan hitam
Inkontinensia
Intoleransi Bernafas cepat Konstipasi
Aktivitas Resiko
Perubahan Pola
Sesak Eliminasi Gangguan Reiko
Citra Tubuh Tinggi
konstipasi
Pola nafas Tidak
Efektif
TAMBAHAN

S. Gastrointestinal

Progesterone

Melambatnya Sekresi saliva


kontraksi otot- menjadi asam
otot polos lebih banyak

Gerakan peristaltic Mual & Muntah


usus menurun

Resiko Perubahan
Resiko Konstipasi Nutrisi

Anda mungkin juga menyukai