Disusun Oleh :
Viantika Agustin
cucum Rosmala
Sulistyorini
2019
BAB 1
1. TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang
sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus
neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan
empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan
1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4
Ukur tinggi fundus uteri.
Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan dengan cera meraba perut
dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin, serta mengetahui posisi
janin dalam rahim.Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak
rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan.Jika diperoleh
besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka direncanakan
pemeriksaan lanjutan.
Pemberian tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku
diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan
Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap
penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin
yang dikandungnya.
D. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda presumsi
a. Subyektif
b. Obyektif (probabilitas)
Pembesaran rahim
Uterin shouffle adalah goyangan, desiran nadi yang terdengar di atas uterus
ibu hamil.
Kontraksi Braxton Hicks
Ballotement, pantulan yang terjadi ketika bayi pemeriksa mengetuk janin
yang mengapung dalam uterus, menyebabkan janin berenang menjauh dan
kemudian kemudian kembali ke posisinya semula.
Hegar sign : melunaknya segmen bawah rahim
Goodell sign : melunaknya serviks.
Test kehamilan positif.
Terlihat bentuk tubuh janin melalui USG dan rangka janin pada X-Ray
Terdengar detak jantung janin
Teraba bagian-bagian janin
Teraba gerakan janin.
E. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur dari indung telur, kemudian
terjadi peningkatan hormon estrogen sehingga selaput lendir mulai menebal dan
terjadi proses ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur). Kehamilan terjadi
bila senggama (koitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi (14 hari atau 2 minggu
setelah haid). Apabila tidak terjadi pembuahan, maka sel telur akan berdegenerasi
dan sel telur akan keluar bersama-sama dengan darah haid. Apabila terjadi
pembuahan (bertemunya sel telur dan sel sperma), terjadi penyatuan kedua
pronuklei yang disebut dengan zigot, kemudian akan mengalami pembelahan
(mitosis).
Fathway ANC
2. Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus
haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.
Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk primigravida
gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan multigravida 16 minggu.
Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang
pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti penyakit
jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan riwayat menstruasi,
kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada
pada ibu.
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status gizi dan
tanda vital.Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik, edema
kelopak mata, dan kloasma gravidarum.Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi
lokal.Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara lengkap.
4. Pemeriksaan Obstetri
5. Pemeriksaan luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu sampai
dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi
dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi
kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.
Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap.
Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka ibu,
sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan
tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi,
tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia
kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula
bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat,
sedangkan bokong lunak dan tidak bulat. Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan
batas samping uterus dan posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak
lintang ditentukan kepala. Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang
berada di bawah. Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah,
juga bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum
masuk PAP teraba balotemen kepala.
Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural atau
doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu,
sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, persentase
janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack.Perhitungan penting
sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara spontan.
Rumus tersebut:
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) – N) X 155.
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.
6. Pemeriksaan dalam
Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan
larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang,
atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna
porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan
memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di
liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak,
bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan
pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara palpasi
bimanual.
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan
8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar
kepala bayi atau tinju orang dewasa.
7. Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena jaringan
dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Masukkan
telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari ke
promontorium, coba untuk merabanya.Bila teraba, tentukan panjang konjugata
diagonalis.Dengan ujung jari menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin,
tentukan bagian yang teraba.Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika
kiri dan kanan menonjol ke dalam.Raba dinding pelvik, apakah luruh atau konvergen ke
bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum.Arahkan bagian palmar jari-jari
tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os pubis kiri dan
kanan.
8. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung
leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.
Frekuensi kunjungan
Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara dan senam
hamil), vaksin TT I
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan kehamilan ada beberapa pemeriksaan penjunjang yang dilakukan :
1. Laboratorium
Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)
2. USG
Jenis kelamin
Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion
Pengkajian ANC
Anamnesa
Keadaan umum
Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu
bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki
panggul sempit.
Berat badan
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.
Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15
mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
Denyut nadi
Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada
infeksi dalam kehamilan.
Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami
peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai
mempunyai penyakit jantung.
Pemeriksaan fisik
2. Payudara
Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak simetris,
dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
Retraksi akibat adanya lesi
Masa atau pembesaran pembuluh limfe
3. Abdomen
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
5. Pemeriksaan panggul
a) Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina
untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi,
jumlah, bau)
b) Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
1. Dari Janin :
2. Dari ibu :
Bising rahim
Bising aorta
Peristaltik usus
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP
Pemeriksaan Dalam
Dapat dinilai :
Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan napsu makan, mual dan muntah
2. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual
dan muntah
3. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma sekunder
kehamilan
4. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
5. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
6. Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus
Intervensi keperawatan
Intervensi
Intervensi :
Auskultasi DJJ
Tentukan beratnya mual/muntah
Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
Anjurkan mempertahankan asupan cairan
Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang BB
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama hamil
Kaji adanya haemoroid
Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
Anjurkan latihan ringan
Implementasi
Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA