Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

BAYI BARU LAHIR

A. Konsep Dasar
1. Pengertian Bayi Baru Lahir (Neonatus atau Neonatal)
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu, biasanya lahir
pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2003).
Bayi Baru Lahir (BBL)/ Neonatus/ Neonatal adalah hasil konsepsi yang
baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan
bantuan alat tertentu dengan periode sejak bayi lahir sampai 28 hari pertama
kehidupan. Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-
42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram. (Depkes RI, 2007).
Selama beberapa minggu, neonatus mengalami masa transisi dari
kehidupan intrauterin ke extrauterine dan menyesuaikan denganlingkungan
yang baru. Masa bayi baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15
dan 30 menit setelah kelahiran
b. Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali
pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur.
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri
hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

2. Klasifikasi Bayi
1) Bayi Aterm
a. Berat badan : 2500 – 4000 gram
b. Panjang badan : 48 – 52 cm
c. Lingkar dada : 30 – 38 cm
d. Lingkar kepala : 33 – 35 cm
e. Detak jantung pada menit pertama 180 kali/menit, kemudian pada menit
berikutnya menurun menjadi 120-140 kali/menit.
f. Pernapasan pada menit pertama 80 kali/menit, menurun menjadi 40
kali/menit.
g. Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan
diliputi verniks caseosa.
h. Rambut lanugo telah terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
i. Kuku agak panjang dan lemas.
j. Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada
bayi laki-laki testis sudah turun.
k. Refleks morro sudah baik, apabila diletakkkan sebuah benda ditelapak
tangan, bayi akan menggenggamnya.
l. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam
pertama.
m. Umur kehamilan 37-42 minggu.
2) Bayi Prematur
a. Berat badam kurang dari 2.499 gram.
b. Organ-organ tubuh imatur.
c. Umur kehamilan 28-36 minggu.
3) Bayi Postmatur
a. Biasanya lebih berat dari bayi aterm.
b. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi aterm.
c. Kuku-kuku panjang.
d. Rambut kepala agak tebal.
e. Umur kehamilan lebih dari 42 minggu.

3. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir (Keilly P, 2002)


a. Berat Badan 2.500 – 4.000 gram
b. Panjang Badan 48 – 52 gram
c. Lingkar dada 30 38 cm
d. Lingkar kepala 33 – 35 cm
e. GDS 45 g/dl – 130 g/dl
f. Bunyi jantung dalam menit pertama - tama ± 180 x/menit lalu menurun 120
– 140 x/menit
g. Pernafasan pada menit –menit pertama ± 140 x/menit
h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup dan
diliputi vernik caseosa
i. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
j. Kuku agak panjang dan lemas
k. Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora untuk
laki-laki testis sudah menurun
l. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
m. Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas tangan bayi akan
menggenggam
n. Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekoneum hitam kecoklatan.

4. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan jumlah sel darah putih (SDP)
Jumlah sel darah putih 18.000/mm³, neutrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm³ hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
2) Pemeriksaan hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin 15-20 g/dl (kadar lebih rendah sehubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
3) Hematokrit (Ht)
Kadar hematokrit 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia; penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragi prenatal/perinatal.
4) Essai inhibisi Guthrie
Tes untuk melihat adanya metabolit fenilalanin, manandakan fenilketonuria
(PUK)
5) Pemeriksaan bilirubin total
Terdapat 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 hari
kehidupan, dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari kehidupan.
6) Pemeriksaan dektrosik
Tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
40 sampai 50 mg/dl, meningkat 60 sampai 70 mg/dl pada gari ketiga.
5. Penatalaksanaan Medis
1. Pencegahan infeksi
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan
bayi
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril.
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
2. Melakukan penilaian
a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka
segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas.
3. Pencegahan kehilangan panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin, seperti meja, tempat tidur, timbangan
yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas
tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
c. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin, seperti ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas
angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
d. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda
– benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi,
karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan
rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan
selimut atau kain yang baru (hangat, bersih, dan kering).
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relatif luas dan bayi
akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai
dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya,
sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan
kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan
berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam
setelah lahir.

6. Komplikasi pada Bayi Baru Lahir


Beberapa kelainan yang dapat ditemukan pada bayi baru lahir, yaitu :
1) Labioskizis/Labiopalatoskizis
Labioskizis/Labiopalatoskizis yaitu kelainan kotak palatine (bagian depan
serta samping muka serta langit-langit mulut) tidak menutup dengan sempurna.
2) Meningokel
Meningokel merupakan penyakit kongenital dari kelainan embriologis yang
disebut Neural tube defect (NTD). Meningokel disebabkan oleh banyak faktor
dan melibatkan banyak gen (multifaktoral dan poligenik). Banyak sekali
penetitian yang mengungkap bahwa sekitar tujuhpuluh persen kasus NTD dapat
dicegah dengan suplementasi asam fclai, sehingga defisiensi asam folat
dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam teratogenesis meningokel.
3) Ensefalokel
Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya
penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung
melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. Ensefalokel disebabkan oleh
kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin.
4) Hidrosefalus
Hidrosefalus (kepala air, istilah yang berasal dari bahasa Yunani: “hydro”
yang berarti air dan “cephalus” yang berarti kepala; sehingga kondisi ini sering
dikenal dengati “kepala air”) adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan
aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan itu menyebabkan
cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak
di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.
5) Fimosis
Fimosis adalah penyempitan pada prepusium. Kelainan ini juga
menyebabkan bayi atau anak sulit berkemih.
6) Atresia Esofagus
Atresia esofagus adalah esofagus/kerongkongan yang tidak terbentuk secara
sempurna, kerongkongan menyempit dan buntu tidak tersambung dengan
lambung sebagaimana mestinya. Atresia esofagus merupakan suatu kelainan
bawaan pada saluran pencernaan yang diseababkan karena penyumbatan bagian
proksimal esofagus sedangkan bagian distal berhubungan dengan trakea.
7) Obstruksi Billiaris
Obstruksi billiaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena
terbentuknya jaringan fibrosis.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
1) Identitas Bayi
2) Identitas Ibu, meliputi :
Nama, umur, alamat, agama, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan.
3) Identitas Penanggung Jawab
b. Status Gravida Ibu
1) Paritas
2) Usia kehamilan
3) Presentasi bayi
4) Pemeriksaan antenatal
c. Riwayat Persalinan
1) BB dan TB Ibu
2) Tempat persalinan
3) Tanda-tanda vital Ibu
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160
kalipermenit, tetapi dianggap masih normal jika diatas 160 kali
permenit dalam jangka waktu pendek, bebrapa kali dalam satu
hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila bayi
mengalami disstres. Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.
d) Respirasi
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa
retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. Pada
bayi kecil, mungkin terdapat retraksi dada ringan dan jika bayi
berhenti nafas secara periodic selama beberapa detik masih dalam
batas normal.
e) Suhu
36,5 C sampai 37,5 C
d. Keadaan Bayi saat Lahir
1) Tanggal lahir
2) Jenis kelamin bayi
3) Kelahiran
4) Keadaan plasenta
a) Berat 500-600 gram.
b) Ukuran 15-20 cm
c) Tebal 2-3 cm
5) Keadaan tali pusar
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai
kering dan mengkerut /mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-
10 hari.
e. Pengkajian Fisik
1) Pengukuran antopometri
a) Berat badan
Normal 2500-4000 gram.
b) Panjang badan
48-52 cm
c) Lingkar kepala
33 – 35 cm.
d) Lingkar dada
30 – 38 cm.
2) Penampilan kulit
Warna kulit Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding
bayi preterm karena kulit lebih tebal.
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil,sutura,moulase,caput
succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi:
jumlah,warna,dan adanya lanugo pada bahu dan punggung.
b) Muka
Tanda-tanda paralitis Ukuran, bentuk, posisi, kesimetrisan letak
dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan
pendengaran.
c) Mata
Ukuran, bentuk, posisi,(strabismus, pelebaran epicanthus)
dan kesimetrisan,kekeruhan kornea,katarak congenital,trauma,
keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, pendarahan
subkonjuntifa.
d) Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan
mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.
e) Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan , kebersihan.
f) Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulit kering/basah, lidah,
palatum, bercak putih pada gusi, refleks mengisap adakah
labio/palatoskisis, trush sianosis.
g) Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan,
kelainan tidorid,hemangioma, tanda abnormalitas, kromosom
dan lain-lain.
h) Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
i) Dada
Bentuk dan kelainan, bentuk dada, putting susu gangguan
pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan
j) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan
tali pusat, jumlah pemb ulu darah pada tali pusat, dinding perut
dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk
simetriks/tidak palpasi hati, ginjal.
k) Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis,testis sudah turun berada
dalam skotum, orifisium uretrae di ujung penis, kelainan
(fimosis,hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan : labia
mayora dan labia miyora, klitoris, orifisium fagina, orifisium
uretra, secret dan lain-lain
l) Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetriks/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes
equinofarus/per eguinofalgus.
m) Anus
Berlubang atau tidak, posisi, fungsi springter ani, adanya
dresia ani, meconium plug sicdrom, mega colon
n) Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura,kolumna vertebralis, skoliosis,
pembengkakan, spinabifi dakoma,mielomeningokel,
lesung/bercak berambut dan lain-lain
o) Pemeriksaan kulit
Ferniks caseosa lanugo, warna, udem, bercak, tanda lahir,
memar.
p) Reflek
Berkedip, babinski, merangkak, menari/ melangkah, ekstrusi
gallants, moros, enck rhikting,palmar grasp, rethink, starcle,
menghisap, toniknek
q) Antropometri
BB, PB, LK, LD, LP, LLA
r) Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal
bagian bawah . bayi baru lahir normal biasanya kencing kebih
dari 6 kali perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair
6-8 kali perhari.
4) Refleks
a) Refleks rooting dan sucking
b) Refleks menggenggam
c) Refleks moro
d) Refleks stepping
e) Refleks proteksi
f) Refleks batuk, bersin, menguap, berkedip
g) Refleks babinski
2. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungandengan reflekshisaptidakadekuat
2) Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
3) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
4) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
5) Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.

3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawartan Kriteria Hasil
1 Risiko tinggi perubahan Tujuan : Setelah 1. Pantau intake dan 1. Pada janin
nutrisi kurang dari dilakukan out put cairan cukup bulan
kebutuhan tubuh tindakan 2. Kaji payudara ibu mengandung
berhubungandengan keperawatan tentang kondisi (80-100 ml).
reflekshisaptidakadekuat. selama 2x24 jam putting Masukan cairan
perubahan nutrisi 3. Lakukan breast care adekuat untuk
tidak terjadi. pada ibu secara metabolisme
teratur tubuh yang
tinggi
4. Lakukan pemberian 2. Kondisi puting

Kriteria hasil : makan oral awal ibu sangat

 Penurunan dengan 5-15 ml air menentukan

BB tidak steril kemudian dalam proses

lebih dari dextrosa dan PASI menyusui,

10% BB 5. Intruksikan ibu cara kondisi puting

lahir. dan posisi menyusui inverted

 Intake dan yang tepat secara menggangu

output mandiri proses laktasi

makanan 6. Instruksikan pada 3. Perawatan

seimbang. ibu agar breast care

 Tidak ada mengkonsumsi susu untuk

tanda-tanda ibu menyusui melancarkan

hipoglikemi 7. Pantau warna, dan merangsang


konsentrasi, dan produksi air
frekuensi berkemih susu pada ibu
menyusui
4. Pemberian
makan awal
membantu
memenuhi
kebutuhan
kalori dan
cairan,
khususnya pada
bayi yang
menggunakan
100-120 kal/kg
dari BB setiap
24 jam
5. Cara dan posisi
ibu dalam
menyusui
sangat
mempengaruhi
proses laktasi,
sehingga proses
laktasi harus
dilakukan
dengan benar
6. Untuk
meningkatkan
produksi susu
ibu sehingga
proses laktasi
menjadi adekuat
7. Kehilangan
cairan dan
kurangnya
masukan oral
dengan cepat
menghabiskan
cairan
ekstraseluler
dan
mengakibatkan
penurunan
haluaran urin
2 Resiko tinggi perubahan Tujuan:Setelah 1. Pertahankan suhu 1. Dalam respon
suhu tubuh berhubungan dilakukan lingkungan dalam terhadap suhu
dengan adaptasi dengan tindakan zona termoneural lingkungan yag
lingkungan luar rahim, keperawatan yang ditetapkan rendah, bayi
keterbatasan jumlah selama 2x24 jam dengan cukup bulan
lemak. perubahan suhu mempertimbangkan meningkatkan
tubuh tidak berat badan suhu tubuhnya
terjadi. neonatus, usia dengan

Kriteriahasil: gestasi menangis atau

 Suhu tubuh 2. Pantau aksila bayi meningkatkan

normal 36- kulit, suhu timpatik aktivitas

370 C. dan lingkungan motorik karena

 Bebas dari sedikitnya setiap banyak

tanda-tanda 30-60 mnt mengkonsumsi

strees, dingin, 3. Kaji frekuensi oksigen

tidak ada pernapasan 2. Stabilisasi suhu

tremor, perhatikan takipnea mungkin tidak

sianosis dan (frekuensi > terjadi sampai

pucat. 60/mnt) 8-12 jam setelah


4. Tunda mandi lahir kecepatan
pertama sampai konsumsi
suhu 36,50 C oksigen dan
5. Mandikan bayi metabolisme
dengan cepat untuk minimal bila
menjaga agar bayi suhu kulit
tidak kedinginan dipertahankan
6. Perhatikan tanda- diatas 36,50 C
tanda dehidrasi 3. Bayi menjadi
(turgor kulit buruk, takipnea dalam
pelambatan respon terhadap
berkemih, peningkatan
kebutuhan
membrane mukosa oksigen yang
kering ) dihubungkan
7. Lakukan pemberian dengan stres
makn oral dini dingin
4. Membantu
mencegah
kehilangan
panas lanjut
karena
evaporasi
5. Mengurangi
kemingkinan
kehilangan
panas melalui
evaporasi dan
konveksi dan
membantu
menghemat
energi
6. Hilangnya
panas terjadi
melalui
vasodilatasi
perifer dan
melalui
augmentasi
pendinginan
dengan
evaporasi dan
penigkatan
kehilangan air
kast mata
7. Untuk
peningkatan 10
C (1,8 F) suhu
tubuh,
metabolisme
dan kebutuhan
cairan
meningkat kira-
kira 10%.
Kegagalan
menggantikan
kehilangan
cairan
selanjutnya
memperberat
status dehidrasi

3 Resiko tinggi terjadi Tujuan :Setelah 1. Observasi tanda- 1. Mengetahui


infeksi berhubungan dilakukan tanda infeksi adanya indikasi
dengan trauma jaringan tindakan 2. Pertahankan teknik infeksi
(pemotongan tali pusat) keperawatan septic dan aseptic. 2. Melindungi bayi
tali pusat masih basah. selama 3x24 jam 3. Lakukan perawatan dari resiko
infeksi pada tali tali pusat setiap hari infeksi
pusat tidak setelah mandi satu nosokomial
terjadi. kali perhari. 3. Potensial entri

Kriteria hasil: 4. Observasi tali pusat organisme

 Bebas dari dan area sekitar kulit kedalam tubuh

tanda-tanda dari tanda-tanda 4. Deteksi dini

infeksi. infeksi. terhadap

 TTV penyebaran

normal:S: 36- infeksi

370C, N:70-
100x/menit,
RR: 40-
60x/menit
 Tali pusar
mongering

4 Resiko tinggi Tujuan:Setelah 1. Pertahankan intake 1. Memantau


kekurangan volume dilakukan sesuai jadwal keefektifan
cairan berhubungan tindakan 2. Monitor intake dan aturan terapeutik
dengan hilangnya air perawatan selama output 2. Mengidentifikasi
(IWL), keterbatasan 2x24 jam 3. Berikan infuse sesuai keseimbangan
masukan cairan. kekurangan program antara perkiraan
volume cairan 4. Kaji tanda-tanda pemasukan dan
tidak terjadi. dehidrasi, membran kebutuhan cairan

Kriteria hasil: mukosa, ubun-ubun, 3. Ketentuan

 Bayi tidak turgor kulit, mata dukungan cairan

menunjukkan 5. Monitor temperatur didasarkan pada

tanda-tanda setiap 2 jam perkiraan

dehidrasi yang kebutuhan bayi

ditandai 4. Deteksi dini

dengan output terhadap

kurang dari 1- keadaan

3ml/kg/jam. kekurangan

 Membran cairan tubuh

mukosa 5. Peningkatan

normal. suhu tubuh

 Ubun-ubun merupakan

tidak cekung. faktor resiko

 Temperature meningkatnya

dalam batas pengeluaran

normal. cairan tubuh


melalui
mekanisme
konveksi, radiasi
dan evaporasi
5 Kurangnya pengetahuan Tujuan :Setelah 1. Tentukan tingkat 1. Mengidentifikasi
orangtua berhubungan dilakukan pemahaman ibu atau area
dengan kurang tindakan orang tua tentang permasalahan /
terpaparnya informasi. perawatan selama kebutuhan fisiologis kebutuhan yang
1x24 jam orang bayi dan adaptasi memerlukan
tua mengetahui terhadap kehidupan informasi
perawatan ekstrauterus tambahan atau
pertumbuhan dan 2. Lakukan demonstrasi
perkembangan pemeriksaan fisik aktivitas
bayi. bayi saat orang tua perawatan

Kriteria hasil: ada. Berikan 2. Membantu orang

 Orang tua informasi tentang tua mngenali

mengatakan variasi normal dan variasi normal,

memahami karakteristik seperti : dan dapat

kondisi bayi pseudomentruasi, menurunan

 Oaring tua pembesaran payudara ansietas

berpartisipasi 3. Demonstrasikan dan 3. Meningkatkan

dalam awasi aktivitas pemahaman

perawatan bayi perawatan bayi yang tentang prinsip-


berhubungan dengan prinsip dan
posisi menyusui dan tekhnik
menggendong perawatan bayi
4. Diskusikan baru lahir
kebutuhan nutrisi 4. Menghilangkan
bayi, variabilitas kekhawatiran
napsu makan dari yang potensial
satu pemberian terjadi bila
makan ke berikutnya masukan bayi
dan cara mengkaji bervariasi dari
keadekuatan hidarasi pemberian
dan nutrisi makan ke
5. Tekanan kebutuhan pemberian
bayi baru lahir untuk makan
tindak evaluasi degan selanjutnya.
pemberi pelayanan Membantu
kesehatan menjamin
persiapan dan
pemberian
formula yang
tepat
5. Evaluasi terus
menerus penting
untuk
pemantauan
pertumbuhan
dan
perkembangan
DAFTAR PUSTAKA

Arrdian, Amin. Referat Ilmu Kesehatan Anak Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru
Lahir.Available:https://www.academia.edu/7327870/REFERAT_ILMU_KE
SEHATAN_ANAK_PEMERIKSAAN_FISIK_PADA_BAYI_BARU_LAHI
R. Diakses pada 10 Desember 2016
Saifudin, Abdul Bahri, Prof, Dr, SPOG, MPH. 2000. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan bina Pustaka Sarwono
Wisnasari, Shila. Laporan Pendahuluan Bayi Baru Lahir.
Available:https://www.academia.edu/5744274/LP_BBL. Diakses pada 10
Desember 2016
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Nanda.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatn NANDA Nic Noc. Yogyakarta;
Mediaaction
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015 – 2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue., et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition.
Mosby an Imprint of Elsevier Inc.
Bulecheck, Gloria M., et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) sixth
Edition. Mosby an Imprint of Elsevier Inc.

Anda mungkin juga menyukai