Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. S


DENGAN ANOREXIA
PANTI SOSAL TRESNA WERDHA MARGAGUNA 3
JAKARTA

OLEH:
ARI SUNARI
(11121056)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2016
A. PENDAHULUAN
Anoreksia adalah kelainan psikis yang diderita seseorang berupa kekurangan
nafsu makan meski sebenarnya lapar dan berselera terhadap makanan.
Dorongan untuk makan umumnya didasarkan pada nafsu makan dan rasa
lapar. Dua hal tersebut adalah gejala yang berhubungan tetapi memiliki arti
berbeda. Nafsu makan adalah keadaan yang mendorong seseorang untuk
memuaskan keinginannya dalam hal makan, ini berhubungan dengan konsep
budaya yang berbeda antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya.
Sedangkan lapar menggambarkan keadaan kekurangan gizi yang dasar dan
merupakan konsep fisiologis.

B. DEFINISI
Anoreksia Nervosa /AN adalah sebuah gangguan makan yang ditandai
dengan kelaparan secara sukarela dan stres dari melakukan latihan. AN
merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan
komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya
ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT,[hingga disfungsi hati
akut pada tingkat lanjut. Anoreksia nervosa diartikan sebagai sebagai
suatu gangguan makan yang terutama menyerang wanita muda dan ditandai
oleh penurunan berat badan yang ekstrim dan disengaja oleh diri
sendiri,. periode menstruasi yang tidak stabil pada wanita yang telah
puber Tanda-tanda Anoreksia Nervosa:Berat badan turun secara drastic,Diet
berkelanjutan,Ketakutan bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan
ketika berat badannya dibawah rata rata,Gejala yang tidak semestinya pada
bentuk/ berat badan dalam eveluasi diri,Sibuk menghitung kalori makanan
dan nutrisi,Lebih memilih makan sendirian,Latihan berlebih,Rambut atau
kuku pecah-pecah dan depresi. (Dona L wong, 2008).
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal
ynag minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran
tubuh atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah.(Sheila L. Videbeck,
2008)
C. ETIOLOGI
1. Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya
2. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu
merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
3. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk
mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan
yang gizinya seimbang.
4. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, emmasak atau memakan makanannya.
5. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk
meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
6. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
7. Penyalahgunaan alcohol
Mengurangi asupan kalori dan tidak berkalori seperti asupan energy
dengan sedikit factor nutrisi lain
8. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia.
Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Gigi tidak lengkap dan ompong
2. Nafsu makan menurun
3. Lesu
4. Tidak semangat
5. BB kurang / lebih dari normal
6. Perut terasa kembung
7. Sukar menelan
8. Mual muntah

E. PATOFISIOLOGI
Produksi saliva menurun → mempengaruhi proses perubahan kompleks
karbohidrat menjadi disakorida
Fungsi ludah menurun → sukar menelan
Fungsi kelenjar pencenaan menurun → perut terasa tidak enak / kembung
Banyak gigi yang lepas (ompong) → nafsu makan berkurang
Dengan proses menua terjadi gangguan motilitas otot polos oesofagus.

Dari proses perubahan-perubahan pada proses menua pada lansia


menyebabkan intake makanan pada lansia berkurang yang nantinya akan
mempengaruhi status gizi pada lansia.

F. KOMPLIKASI
1. Diabetes mellitus
2. Hipertensi
3. Penyakit jantung
4. Gastritis
5. Ulkus peptikum

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
2. Radiografi dengan kontras barrem.
H. PENATALAKSANAAN
1. Memperhatikan kebutuhan gizi pada lansia. Kecukupan energy sehari yan
dianjurkan untuk pria berusia lebih tua atau sama dengan 60 tahun dengan
berat badan sekitar 62 kg adalah 2200 kkal sedangkan untuk perempuan
adalah 1850 kkal
2. Memperhatikan bentuk dan variasi makanan yang menarik agar tidak
membosankan (bentuk cair, bubur saring, bubur, nasi tim, nasi biasa)
3. Menambah makanan cair lain / susu bila lansia tidak bias menghabiskan
makanannya
4. Bila terdapat penyakit metabolic seperti DM, gula sederhana dihindari,
bila terdapat penyakit gagal ginjal sebaliknya dipilih asam amino yang
esensial.
5. Perubahan sederhana untuk memperbaiki diet bagi manula yaitu : Minum
satu gelas sari buah yang murni (jangan dicampuri air ataupun gula),
Sarapan dengan biji-bijian utuh (misalnya havermout, beras merah) dan
telur setiap pagi, Mengusahakan makan daging atau ikan paling tidak
sekali dalam sehari, Minum segelas susu pada waktu akan tidur, Paling
sedikit makan satu porsi sayuran setiap hari.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Ketidaseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak mampu
dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan
2. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d intake berlebih
3. Kurang perawatan diri makan b/d kelemahan atau kelelahan
4. Konstipasi b/d kebiasaan makan yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai