Disusun Oleh:
RAFA SUGIARTO
(0432950921002)
BEKASI
2022
A. Pengertian BBL
BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu
dengan berat badan 2500-4000 gram.
BBL normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir
dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia kehamilan 36-42
minggu, mengangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik.
BBL normal adalah adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk
menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artiya nanti bayi harus dapat
melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya.
BBL normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 2500-4000 gram.
B. Ciri – Ciri BBL Normal
Berat badan : 2500 – 4000 gram, Panjang badan : 48 – 52 cm, Lingkar dada : 30
–35 cm, Lingkar kepala : 33 – 35 cm, Detak jantung menit – menit pertama
kira – kira 180x/menit, kemudian menurun 120 – 140 x/menit.Pernafasan pada
menit pertama 80x/menit, menurun kira – kira 46 x/menit, Warna
kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi verniks
caseosa. rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
kuku agak panjang dan lemas. pada genetalia wanita labia mayora sudah
menutup, reflek-reflek pada bayi normal, untuk pengeluaran urin dan meconium
akan keluar 24 jam pertama warna meconium coklat kehitaman
C. Klasifikasi Bayi
a. Bayi Aterm
1. Berat badan 2500-4000 gram
2. panjang badan lahir 48-52 cm.
3. lingkar dada 30-38 cm.
4. lingkar kepala 33-35 cm.
5. bunyi jantung janin pada menit pertama 180x/menit
6. pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil
setelah 40x/menit
7. kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk
dan diliputi verniks kaseosa
8. rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. kuku agak panjang dan lemas
10. pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora pada bayi
laki-laki testis sudah turun
11. refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak
tangan, bayi akan menggenggamnya
13. eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam
pertama
14. umur kehamilan 37-42 minggu
a. Bayi Prematur
1. berat badan kurang dari 2499 gram
2. organ-orga tubuh imatur
3. umur kehamilan 28-36 minggu
b. Bayi Posmatur
1. biasanya lebih berat dari bayi aterm
2. tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
3. verniks kaseosa dibadan kurang
4. kuku-kuku panjang
5. rambut kepala agak tebal
6. kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
7. umur kehamilan lebih dari 42 minggu
D. Etiologi
1. His ( Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligmentum retundum
E. Manifestasi Klinis
1. Warna kulit : seluruhnya merah
2. Denyut jantung : >100 x/menit
3. Pernapasan baik menangis kuat
4. Otot : gerakan aktif, reflek baik
5. Reaksi terhadap rangsangan : menangis
F. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. banyak perubahan yang akan dialami oleh
bayi yang sempurna berada dalam lingkungan interna ( dalam kandungan
ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke
lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhnya
memerlukn bantuan orang lain untuk memenuhinya. saat ini bayi tersebut harus
mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawa setiap penyakit. periode adaptasi terhadap
kehidupan diluar rahim disebut periode transisi.periode ini berlangsung hingga 1
bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi,
sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil menggunakan glukosa
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pada Bayi Baru Lahir :
I. Komplikasi
Komplikasi pada bayi baru lahir, yaitu :
J. Pencegahan
a. Memandikan Bayi
Neonatus harus selalu dijaga kebersihannya agar tetap
bersih,hangat, dan kering. Beberapa cara untuk menjaga agar kulit
neonatus bersih dengan salah satu cara memandikan neonatus, mengganti
popok atau pakaian neonatus sesuai dengan keperluan. Memandikan
neonatus, sebaiknya ditunda sampai 6 jam kelahiran, hal ini dimaksut agar
neonatus tidak hipotermi. Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat
memandikan neonatus adalah:
1) Menjaga neonatus agar tetap hangat
2) Menjaga neonatus agar tetap aman dan selamat
3) Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin (Armini, 2017).
1) Petugas kesehatan
2) Psikologi ibu yaitu kepribadian dan pengalaman ibu, sosio budaya
3) Pengetahuan ibu tentang proses laktasi
4) Lingkungan keluarga
5) Peraturan pemasaran pengganti ASI dan jumlah anak (Amalia, Yovsyah,
2009).
d. Menyendawakan Bayi
Menyendawakan neonatus penting dilakukan dan berfungsi untuk
mengeluarkan udara yang ada di perut neonatus, semakinbanyak udara
yang masuk semakin kembung perut neonatus dan membuat tidak nyaman
dan rewel. Berikut ini teknik menyendawakan neonatus:
e. Menaruh dipundak
Nenatus digendong dipundak dengan wajah menghadap
kebelakang, lalu pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan
tangan yang satunya meegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya
sampai mulut bayi mengeluarkan suara khas sendawa.
f. Posisi terlungkup
Telungkupkan neonatus di pangkuan ibu, lalu tepuk-tepuk bagian
punggungnya ketika ibu melakukannya usahakan posisi dada neonatus
lebih tinggi dari perutnya (Armini, 2017).
g. Memijat Neonatus
Manfaat memijat neonatus yang terutama yaitu bayi akan
merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat di pijit. Selain
itu manfaat dari memijat neonatus:
1) Meningkatkan bounding and attachment antara ibu dan bayi
2) Meningkatkan berat badan
3) Serta meningkatkan kualitas tidur pada bayi
4) Meningkatkan perkembangan psikomotor
5) Membantu pertumbuhan
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap faktor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan
riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir.
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung).
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II
KPD 24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x sampai
dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic.
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di
sekitarnya.
7) Refleks
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24
jam pertama.
10) Antropometri
11) Seksualitas
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Bayi Baru Lahir (BBL)
menurut SDKI (PPNI, 2017) diantaranya :
a) Pola nafas tidak efektif.
b) Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif.
c) Hipertermia.
d) Hipotermia.
e) Resiko infeksi.
f) Resiko Cedera.
g) Defisit Nutrisi.
3. Intervensi Keperawatan
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontaindikasi
2. Ajarkan teknik batuk
efektif
3. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
6. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan
benda dapat dengan
forsep McGill
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Termoregulasi Observasi
Edukasi
2. Kolaborasi
3. Kolaborasi pemberian
cairan elektrolit
intravena, jika
diperlukan
Edukasi
Edukasi
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan
yang dilakukan secara mandiri maupun dengan kolaborasi dengan multidisiplin
yang lain. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang
berfokus pada pasien dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan
dari asuhan keperawatan dimana tindakan dilakukan dan diselesaikan,
sebagaimana digambarkan dalam rencana yang sudah dibuat (partisia et al.,
2020).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan
cara membandingkan tindakan keperawatan yang di lakukan terhadap hasil yang
diharapkan. Evaluasi juga dilakukan untuk mengidentifiksi sejauh mana tujuan
dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi,
perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami
respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan dalam kriteria hasil (Partisia et al.,
2020).
DAFTAR PUSTAKA
Amalia.l, Yovsyah. 2009 . Pemberian Asi Segera pada Bayi Baru Lahir. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional.Vol.3,No,4. Retrieved from http://
Journal.Fkm.ui.ac.id.
Armini W.N; Sriasih K.G.N; dan Marhaeni A.G. 2016. Asuhan Kebidanan
Neonatus,Bayi,Balita dan Anak Prasekolah, edisi ke-1 Yogyakarta Andi.
Hurlock, Elizabeth B, (2015) Spikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga edisi kelima.
Jumriani & Harun, A. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum
Pada
Bayi Baru Lahir Di Rskdia Pertiwi Makassar. Jurnal Kesehatan Manarang.
Volume 3, Nomor 1.
Kementrian Kesehatan Indonesia, 2010, Profil Kesehatan Tahun 2009, Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasa. Jakarat: Kementerian Kesehatan
RI. Kementerian
Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarat: Kementerian Kesehatan RI.
Kriebs M.J, Gegor L.C. 2009. Asuhan Kebidanan Varney Buku Saku, Edisi ke-2 Jakarta:
EGC.
Lissauer. (2013). Selayang Neonatalogi (II). Jakarta.
Marni K, R. dkk. 2015. Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Partisia, I., Juhdeliena,J., Kartika,L., Pakpahan, M., Siregar, D., Biantoro, B., Hutapea,
A. D., Khusniyah, Z., & Sihombing, R. M (2020) Asuhan Keperawatan Dasar
Pada Kbutuhan Manusia (Edisi I). Yayasan Kita Menulis. (diakses tanggal 28 juni
2021, jam 09.46).
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan 3 REVISI) 1 ed.). Jakarta : DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II)1ED.). Jakarta : DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan ((Cetak II) ed 1.). Jakarta : DPP PPNI.
Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC
Wagiyo ; Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru
Lahir
Fisiologi dan Patologi, Edisi ke-1 Yogyakarta.