Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR

Disusun Oleh:

RAFA SUGIARTO
(0432950921002)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

BEKASI

2022
A. Pengertian BBL
BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu
dengan berat badan 2500-4000 gram.
BBL normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir
dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia kehamilan 36-42
minggu, mengangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik.
BBL normal adalah adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk
menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artiya nanti bayi harus dapat
melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya.
BBL normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 2500-4000 gram.
B. Ciri – Ciri BBL Normal
 Berat badan : 2500 – 4000 gram, Panjang badan : 48 – 52 cm, Lingkar dada : 30
–35 cm, Lingkar kepala : 33 – 35 cm, Detak jantung menit – menit pertama
kira – kira 180x/menit, kemudian menurun 120 – 140 x/menit.Pernafasan pada
menit pertama 80x/menit, menurun kira – kira 46 x/menit, Warna
kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi verniks
caseosa. rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
kuku agak panjang dan lemas. pada genetalia wanita labia mayora sudah
menutup, reflek-reflek pada bayi normal, untuk pengeluaran urin dan meconium
akan keluar 24 jam pertama warna meconium coklat kehitaman
C. Klasifikasi Bayi
a. Bayi Aterm
1. Berat badan 2500-4000 gram
2. panjang badan lahir 48-52 cm.
3. lingkar dada 30-38 cm.
4. lingkar kepala 33-35 cm.
5. bunyi jantung janin pada menit pertama 180x/menit
6. pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil
setelah 40x/menit
7. kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk
dan diliputi verniks kaseosa
8. rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. kuku agak panjang dan lemas
10. pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora pada bayi
laki-laki testis sudah turun
11. refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak
tangan, bayi akan menggenggamnya
13. eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam
pertama
14. umur kehamilan 37-42 minggu
a. Bayi Prematur
1. berat badan kurang dari 2499 gram
2. organ-orga tubuh imatur
3. umur kehamilan 28-36 minggu
b. Bayi Posmatur
1. biasanya lebih berat dari bayi aterm
2. tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
3. verniks kaseosa dibadan kurang
4. kuku-kuku panjang
5. rambut kepala agak tebal
6. kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
7. umur kehamilan lebih dari 42 minggu
D. Etiologi
1. His ( Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ketegangan dan kontraksi ligmentum retundum
E. Manifestasi Klinis
1. Warna kulit : seluruhnya merah
2. Denyut jantung : >100 x/menit
3. Pernapasan baik menangis kuat
4. Otot : gerakan aktif, reflek baik
5. Reaksi terhadap rangsangan : menangis
F. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. banyak perubahan yang akan dialami oleh
bayi yang sempurna berada dalam lingkungan interna ( dalam kandungan
ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke
lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhnya
memerlukn bantuan orang lain untuk memenuhinya. saat ini bayi tersebut harus
mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawa setiap penyakit. periode adaptasi terhadap
kehidupan diluar rahim disebut periode transisi.periode ini berlangsung hingga 1
bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi,
sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil menggunakan glukosa
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pada Bayi Baru Lahir :

a. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukan status praasidosis,


tingkat rendah menunjukan gangguan asfiksia bermakna.
b. Hemoglobin mencapai 15-20 g. hemaktokrit berkisar antara 43% - 61%.
c. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentuksn adanya kompleks
antigen-antibodi pada membrane sel darah merah yang menunjukan kondisi
hemolitik.
d. Bilirubin total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2
hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bayi baru lahirsebagai berikut:

1. Pemotongan dan perawatan tali pusat


Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau
mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian Kesehatan
RI, 2013). Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan
sebelum memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara,
membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karena menghambat
pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus (Lissauer,
2013).
2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD selama
1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu. Jika
bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih
dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60
menit berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2
jam, lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang,
pemberian vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang pengenal)
kemudian dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar menyusu
(Kementerian Kesehatan RI, 2013).
3. Pencegahan Kehilangan Panas
Melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta
menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2013)
4. Pemberian salep mata/ tetes mata
Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata.
Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika, Pemberian salep atau tetes mata
harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak
efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran (Kementerian
Kesehatan RI, 2013).
5. Pencegahan pendarahan
Melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri Semua bayi baru
lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg
intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Pemberian vitamin K sebagai
profilaksis melawan hemorragic disease of the newborn, dapat diberikan
dalam waktu 6 jam setelah lahir (Lissauer, 2013).
6. Pemberian imunisasi
Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha Kanan Imunisasi Hepatitis B
diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan vitamin K1 yang
bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi.
(Kementerian Kesehatan RI, 2010)
7. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
8. Pemberian ASI ekslusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan
dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2
tahun.

I. Komplikasi
Komplikasi pada bayi baru lahir, yaitu :

a. Pernafasan sulit atau nadi lebih dari 60 x permenit.


b. Terlalu panas( > 380C ) atau telalu dingin (< 360C).
c. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama) biru, pucat atau memar.
d. Hisapan saat menyusui lemah, rewel, sering muntah, mengantuk
berlebihan.
e. Talipusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah.
f. Tanda – tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah bengkak, bau
busuk, keluar cairan, pernafasan sulit.
g. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer,
sering berwarna hijau tua, ada lendir atau darah.
h. Mengigil, rewel, lemas mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis
terus menerus. (KIA,2017).

J. Pencegahan

Pencegahan Bayi Baru Lahir :

a. Memandikan Bayi
Neonatus harus selalu dijaga kebersihannya agar tetap
bersih,hangat, dan kering. Beberapa cara untuk menjaga agar kulit
neonatus bersih dengan salah satu cara memandikan neonatus, mengganti
popok atau pakaian neonatus sesuai dengan keperluan. Memandikan
neonatus, sebaiknya ditunda sampai 6 jam kelahiran, hal ini dimaksut agar
neonatus tidak hipotermi. Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat
memandikan neonatus adalah:
1) Menjaga neonatus agar tetap hangat
2) Menjaga neonatus agar tetap aman dan selamat
3) Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin (Armini, 2017).

b. Perawatan Tali Pusat


Perawatan tali pusat adalah kegiatan merawat tali pusat bayi
setelah talipusat dipotong sampai sebelum lepas. Teknik perawatan yang
salah dapat mempengaruhi lama pelepasan tali pusat. Perawatan tali pusat
harus dilakukan secara bersih agar tidak terinfeksi perawatan tali pusat
hanya menggunakan kassa kering yang di bungkus di tali pusat tampak
menambahkan apapun. Proses pelepasan tali pusat perlu difasilitasi oleh
udara terbuka agar tidak lembab dan mudah terinfeksi sehingga dapat
memperlambat puputnya tali pusat.
Tali pusat harus dibersikan 2 kali sehari atau ketika terkena urine atau
feses. Perawatan tali pusat terbuka akan membantu mengeringkan talin
pusat lebih cepat karena pada tali pusat terdapat jeli Wharton yang banyak
mengandung air yang jika terkena udara akan berubah strukturnya dan
secara fisiologis berubah fungsi menjadi padat dan mengklem tali pusat
secara otomatis sehingga menyebabkan aliran darah pada pembulu darah
di dalam sisa tali pusat terhambat atau bahkan tidak mengalir lagi yang
membuat tali pusat kering. (Jurnal ilmiah kesehatan dan Aplikasinya,
2018).
c. Memberikan minum ASI pada neonatus
Memastikan segera bayi diberikan minum setelah lahir, bayi baru
lahir normal dapat segera disusui hanya dalam waktu 1-2 menit pada setiap
payudara. Bayi baru lahir segera mungkin dilakukan IMD proses ini
berlangsung minimal 1 jam pertama setelah neonatus lahir. Manfaat
pemberian ASI segera setelah melahirkan adalah:
1) Pencernaan dan penyerapan ASI dalam lambung dan usus bayi
berlangsung dengan cepat dan baik
2) Mengurangi gangguan pencernaan karena mengurangi pemberian makanan
pralakteal
3) Menghentikan perdarahan ibu
4) Memberikan sentuhan emosional yang mempengaruhi hubungan batin
antara ibu dan bayi serta perkembangan jiwa anak dan membantu
menjarakan kehamilan (Amalia,Yovsyah, 2009).

IMD berfungsi untuk mempererat hubungan batin antara ibu dan


anak, selain itu IMD juga memiliki fungsi untuk mempercepat keluarnya
kolostrum. Kolostrum adalah asi yang keluar pertama kali, yang berwarna
kekuningan dan kental yang mengandung tissue debris dan residual
material. Fungsi dari kolostrum yaitu:
1) Kolostrum berisi immunoglobulin A yang berfungsi melindungi neonatus
dari infeksi tenggorokan, hati dan usus.
2) Kolostrum berisi protective white cell yang mebantu memusnahkan
penyakit yang disebabkan karena bakteri dan virus.
3) Kolostrum berisi banyak antibodi dan growth factor. Growth factor ini
meningkatkan perkembangan system pencernaan neonatus dan antibody
untuk meningkatkan sistem imun neonatus.
4) Kolostrum memiliki antioksidan dan anti inflammatory.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pertama yaitu:

1) Petugas kesehatan
2) Psikologi ibu yaitu kepribadian dan pengalaman ibu, sosio budaya
3) Pengetahuan ibu tentang proses laktasi
4) Lingkungan keluarga
5) Peraturan pemasaran pengganti ASI dan jumlah anak (Amalia, Yovsyah,
2009).

Tanda-tanda bayi menyusui dengan benar yaitu:

1) Bayi tampak tenang


2) Badan bayi menepel pada perut ibu
3) Mulut bayi terbuka lebar
4) Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5) Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi
6) Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7) Putting susu tidak terasa nyeri
8) Kepala bayi agak menengadah

d. Menyendawakan Bayi
Menyendawakan neonatus penting dilakukan dan berfungsi untuk
mengeluarkan udara yang ada di perut neonatus, semakinbanyak udara
yang masuk semakin kembung perut neonatus dan membuat tidak nyaman
dan rewel. Berikut ini teknik menyendawakan neonatus:
e. Menaruh dipundak
Nenatus digendong dipundak dengan wajah menghadap
kebelakang, lalu pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan
tangan yang satunya meegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya
sampai mulut bayi mengeluarkan suara khas sendawa.

f. Posisi terlungkup
Telungkupkan neonatus di pangkuan ibu, lalu tepuk-tepuk bagian
punggungnya ketika ibu melakukannya usahakan posisi dada neonatus
lebih tinggi dari perutnya (Armini, 2017).
g. Memijat Neonatus
Manfaat memijat neonatus yang terutama yaitu bayi akan
merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat di pijit. Selain
itu manfaat dari memijat neonatus:
1) Meningkatkan bounding and attachment antara ibu dan bayi
2) Meningkatkan berat badan
3) Serta meningkatkan kualitas tidur pada bayi
4) Meningkatkan perkembangan psikomotor
5) Membantu pertumbuhan

K. Tinjauan Teoritis Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas
b. Pengkajian terhadap faktor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan
riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir.
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung).
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II
KPD 24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x sampai
dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic.
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum

c. Pengkajian Fisik

1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak


kaki, periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung
sambil mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.

2) Dada : Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi


untuk menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap
dada.

a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam atau


tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat.

b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.


d. Pemeriksaan Penunjang.
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi
koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah
dapat digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat
dilihat dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah,
ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal
berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran),
dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit
(menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.Tekanan
darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42,
tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan pertama kelahiran.
Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama
satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya
menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu tubuh bayi biasanya berkisatan antara 36,5oC-37 oC. pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan
selangkangan.Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih
kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks
kaseosa.

5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas


Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.

6) Tali Pusat

Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di
sekitarnya.

7) Refleks

Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :

a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang


mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.

b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang


akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak
kaki dirangsang akan memberi reaksi.

c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang


datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.

d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh


kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.

e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut


bayi akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan

Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan


fisiologis.Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari
berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000
gram.

9) Mekonium

Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24
jam pertama.

10) Antropometri

Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas


dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala
fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis
35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11
cm. Panjang badan normal 48-50 cm.

11) Seksualitas

Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda


vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Bayi Baru Lahir (BBL)
menurut SDKI (PPNI, 2017) diantaranya :
a) Pola nafas tidak efektif.
b) Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif.
c) Hipertermia.
d) Hipotermia.
e) Resiko infeksi.
f) Resiko Cedera.
g) Defisit Nutrisi.
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosis Tujuan Intervensi


(SDKI) (SLKI) (SIKI)

1 Pola napas Luaran utama : pola napas Manajemen jalan napas


tidak efektif
Kriteria hasil : Observasi :
1. Ventilasi semenit
1. Monitor pola napas
meningkat
(frekuensi, kedalaman,
2. Kapasitas vital
usaha napas)
meningkat
2. Monitor bunyi napas
3. Diameter thoraks
3. Monitor sputum
anterior-posterior
(jumlah, warna, aroma)
meningkat
4. Tekanan ekspiasi
meningkat Terapeutik
5. Tekanan inspirasi 1. Pertahankan kepatenan
meningkat jalan napas dengan
6. Dispnea menurun head-tilt dan chin-lift
7. Penggunaan otot bantu 2. Posisikan semi-fowler
napas menurun atau fowler
8. Pemanjangan fase 3. Berikan minum hangat
ekspirasi menurun 4. Lakukan fisioterapi
9. Ortopnea menurun dada, jika perlu
10. Pernapasan pursed-lip 5. Lakukan penghisapan
menurun lendir kurang dari 15
11. Pernapasan cuping detik
hidung menurun 6. Lakukan hiperoksigenasi
12. Frekuensi napas sebelum penghisapan
membaik endotrakeal
13. Kedalaman napas 7. Keluarkan sumbatan
membaik benda padat dengan
forsep mcgill
3. Ekskursi
8. Berikan oksigen, jika
dada
perlu
membaik

Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontaindikasi
2. Ajarkan teknik batuk
efektif

3. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu

2 Bersihan Jalan Luaran Utama: Manajemen jalan napas


Napas Tidak
Bersihan jalan napas Observasi
Efektif

Kriteria hasil : 1. Monitor pola napas


(frekuensi, kedalaman,
1. Batuk efektif
usaha napas)
2. Produksi sputum
2. Monitor bunyi napas
3. Mengi
bertambah (mis.
4. Mekonium (pada
Gurgling, mengi,
neonatus)
wheezing, ronkhi
5. Dispnea kering)
6. Ortopnea 3. Monitor sputum
7. Sulit bicara (jumlah, warna, aroma)
8. Sianosis
9. Gelisah
Terapeutik
10. Frekuensi napas
11. Pola napas 1. Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan
head-tilt chin-lift (jaw-
Luaran Tambahan :
thrust jika curiga
1. Kontrol gejala trauma servikal)
2. Pertukaran gas 2. Posisikan semi fowler
3. Respons alergi lokal atau fowler
4. Respons alergi 3. Berikan minum hangat
sismtemik 4. Lakukan fisioterafi
5. Respons ventilasi dada
mekanik 5. Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
1. Tingkat infeksi
detik

6. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal

7. Keluarkan sumbatan
benda dapat dengan
forsep McGill

8. Berikan oksigen, jika


perlu
Edukasi

1. Anjurkan asupan cairan


2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk
efektif

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

3 Hipertermia Luaran Utama: Manajemen Hipertermia

Termoregulasi Observasi

Kriteria hasil : 1. Identifikasi penyebab


hipertermia (mis.
1. Mengigil meningkat
Dehidrasi, terpapar
2. Kejang meningkat
lingkungan panas,
3. Akrosianosis
penggunaa inkubator)
meningkat
2. Monitor suhu tubuh
4. Konsumsi oksigen
3. Monitor kadar elektrolit
meningkat
4. Monitor haluaran urine
5. Piloereksi meningkat
5. Monitor komplikasi
6. Vaksokonstriksi
meningkat
7. Kutis memorata
Terapeutik
meningkat
8. Pucat meningkat 1. Sediakan lingkungan
9. Takikardi meningkat yang dingin
10. Takipnea meningkat 2. Longarkan atau
11. Bradikardi meningkat lepasakan pakaian
12. Dasar kuku sianolik 3. basahi dan kipasi
meningkat permukaan tubuh
13. Hipoksia meningkat 4. berikan cairan oral
5. ganti linen setiap hari
atau lebih sering jika
Luaran Tambahan : mengalami
hiperhidrasis (keringet
1. Perfusi perifer
berlebihan)

2. Status cairan 6. lakukan pendinginan


eksternal (mis. Selimut
1. Status knyamanan hipotermia atau
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen, aksila).
7. Hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
8. Berikan oksigen, jika
perlu

Edukasi

1. Anjurkan tirah baring

2. Kolaborasi
3. Kolaborasi pemberian
cairan elektrolit
intravena, jika
diperlukan

4 Hipotermia Luaran Utama : Observasi


Termoregulasi
Monitor suhu tubuh
Kriteria hasil :
1. Identifikasi penyebab
1. Menggigil menurun hipotermia (mis.
2. Kulit merah menurun Terpapar suhu
3. Kejang menurun lingkungan rendah,
4. Akrisianosis menurun pakaian tipis, kerusakan
5. Kosumsi oksigen hipotalamus, penurunan
menurun lajunmetabolisme,
6. Piloereksi menurun kekurangan lemak
7. Vasokontriksi perifer subkutan)
menurun 2. Monitor tanda dan gejala
8. Kutis memorata akibat hipotermia
menurun ( hipotermia ringan:
9. Pucat menurun takipnea, disartria,
10. Takikardi menurun menggigil, hipertensi,
11. Takipnea menurun diuresis. Hipotermia
12. Bradikardi menurun sedang: arutmia,
13. Dasar kuku sianolik hipotensi, apatis,
menurun koagulopati, reflex
14. Hipoksia menurun menurun, hipotermi
15. Suhu tubuh membaik berat: oliguria, refleks
16. Suhu kulit membaik menghilang, edema
paru, asam-basa
17. Luara tambahan : abnormal)
termoregulasi neonatus
18. Mengigil meningkat
Terapeutik
19. Anoreksia meningkat
20. Piloereksi meningkat 1. Sediakan lingkungan
21. Kosumsi oksigen yang hangat (mis: atur
meningkat suhu ruangan incubator)
22. Kutismemorata 2. Ganti pakaian dan/atau
meningkat linen yang basah
23. Dasar kuku sianolik 3. Lakukan penghangatan
meningkat pasif (mis:selimut,
penutup kepala, pakaian
tebal)
4. Lakukan penghangatan
aktif (mis: kompres
hangat, botol hangat,
selimut hangat,
perawatan metode
kangguru)
5. Lakukan perawatan aktif
internal (mis: infus
cairan hangat, oksigen
hangat, lavase
peritoneal, dengan
cairan hangat)

Edukasi

1. Anjurkan makan dan


minum hanngat

5 Defisit nutrisi Luaran tambahan : Status Observasi


Nutrisi Bayi
1. Identifikasi status nutrisi
Kriteria hasil: 2. Indetifikasi alergi dan
intoleransi makanan
1. Berat badan meningkat
3. Identifikasi makanan
2. Panjang badan
meningkat yang disukai
3. Kulit kuning menurun 4. Identifikasi kebutuhan
4. Sklera kuning menurun kalori den jenis nutrien
5. Membrane mukosa 5. Identifikasi perlunya
kuning menurun penggunaan selang
6. Prematuritas menurun nasogastric
7. Bayi cengeng menurun 6. Monitor asupan
8. Pucat menurun makanan
9. Kesulitan makan 7. Monitor berat badan
menurun 8. Monitor hasil
10. Alergi makan menurun pemeriksaan
11. Pola makan membaik laboratorium
12. Tebal lipatan kulit
membaik
13. Proses tumbuh Terapeutik
kembang membaik
1. Lakukan oral hygiene
13. Lapisan lemak sebelum makan jika
membaik perlu
2. Pasilitasi menentukan
pedoman diet (mis:
piramida mkanan)
3. Sajikan makanan yang
menarik dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan yang
tinggi serata untuk
mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasoogastrik jika asupan
oral dapat di toleransi

Edukasi

1. Anjurkan posisi duduk


jika mampu
2. Ajarkan diet yang di
programkan
3. Kolaborasi
4. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis: Pereda
nyeri, antiemetic,) jika
perlu
5. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

6 Risiko Infeksi Luaran Utama ; Intervensi Utama :

1. Tingkat Infeksi 1. Pencegahan Infeksi

Luaran Tambahan : Intervensi Pendukung :

1. Integritas kulit dan 1. Perawatan area insisi


Jaringan 2. Perawatan kehamilan
2. Kontrol Risiko risiko tinggi
3. Status Imun 3. Perawatan luka
4. Status Nutrisi 4. Perawatan pasca
persalinan
5. Perawatan perineum
6. Perawatan persalinan
7. Perawatan persalinan
risiko tinggi
8. Selang
9. Perawatan selang dada
10. Perawatan selang
gastrointestinal
11. Perawatan selang
umbilical
12. Perawatan sirkumsisi
13. Perawatan skin graft
14. Perawatan terminasi
kehamilan

7 Resiko Cedera Luaran Utama : Tingkat Observasi


Cedera
1. Identifikasi kesiapan dan
Kriteria hasil : kemampuan menerima
informasi
1. Toleransi aktivitas
2. Nafsu Makan
3. Toleransi Makanan
Terapeutik

1. Sediakan materi dan


Luara tambahan : media pendidikan
kesehatan
1. Edukasi
2. fungsi sensori 2. Jadwalkan pendidikan
3. keamanan lingkungan kesehatan sesuai
rumah kesepakatan
4. keseimbangan
3. Berikan kesempatan
5. kinerja pengasuh
untuk bertanya
6. control kejang
7. koordinasi pergerakan
8. mobiliitas
Edukasi
9. orientasi kognitif
10. tingkat delirium 1. Anjurkan selalu
11. tingkat dimensia mengawasi bayi
12. tingkat jatuh 2. Anjurkan tidak
meninggalkan bayinya
sendiri
3. Anjurkan menjauhkan
benda yang beresiko
membahayakan bayi
4. Anjurkan memasang
penghalang pada sisi
tempat tidur
5. Anjurkan menutup
sumber listrik yang
terjangkau oleh bayi
6. Anjurkan mengatur
perabotan rumah tangga
dirumah
7. Anjurkan memberikan
pembatasan pada area
beresiko
8. Anjurkan menggunakan
kursi atau sabuk
pengaman khusus bayi
saat berkendara
9. Anjurkan penggunaan
sabuk pengaman pada
stoller, kursi khusus bayi
dengan aman
10. Anjurkan tidak
meletakan bayi pada
tempat tidur yang tinggi.

4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan
yang dilakukan secara mandiri maupun dengan kolaborasi dengan multidisiplin
yang lain. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang
berfokus pada pasien dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan
dari asuhan keperawatan dimana tindakan dilakukan dan diselesaikan,
sebagaimana digambarkan dalam rencana yang sudah dibuat (partisia et al.,
2020).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan
cara membandingkan tindakan keperawatan yang di lakukan terhadap hasil yang
diharapkan. Evaluasi juga dilakukan untuk mengidentifiksi sejauh mana tujuan
dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi,
perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami
respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan dalam kriteria hasil (Partisia et al.,
2020).
DAFTAR PUSTAKA

Amalia.l, Yovsyah. 2009 . Pemberian Asi Segera pada Bayi Baru Lahir. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional.Vol.3,No,4. Retrieved from http://
Journal.Fkm.ui.ac.id.
Armini W.N; Sriasih K.G.N; dan Marhaeni A.G. 2016. Asuhan Kebidanan
Neonatus,Bayi,Balita dan Anak Prasekolah, edisi ke-1 Yogyakarta Andi.
Hurlock, Elizabeth B, (2015) Spikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga edisi kelima.
Jumriani & Harun, A. 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum
Pada
Bayi Baru Lahir Di Rskdia Pertiwi Makassar. Jurnal Kesehatan Manarang.
Volume 3, Nomor 1.
Kementrian Kesehatan Indonesia, 2010, Profil Kesehatan Tahun 2009, Jakarta :
Kementrian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasa. Jakarat: Kementerian Kesehatan
RI. Kementerian
Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarat: Kementerian Kesehatan RI.
Kriebs M.J, Gegor L.C. 2009. Asuhan Kebidanan Varney Buku Saku, Edisi ke-2 Jakarta:
EGC.
Lissauer. (2013). Selayang Neonatalogi (II). Jakarta.
Marni K, R. dkk. 2015. Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Partisia, I., Juhdeliena,J., Kartika,L., Pakpahan, M., Siregar, D., Biantoro, B., Hutapea,
A. D., Khusniyah, Z., & Sihombing, R. M (2020) Asuhan Keperawatan Dasar
Pada Kbutuhan Manusia (Edisi I). Yayasan Kita Menulis. (diakses tanggal 28 juni
2021, jam 09.46).
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan 3 REVISI) 1 ed.). Jakarta : DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II)1ED.). Jakarta : DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan ((Cetak II) ed 1.). Jakarta : DPP PPNI.
Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC
Wagiyo ; Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi Baru
Lahir
Fisiologi dan Patologi, Edisi ke-1 Yogyakarta.

Rachmah,Maya.2013. Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir.


(https://www.scribd.com/doc/161051797/Laporan-Pendaluan-Asuhan-
Keperawatan-Bayi-Baru-Lahir-Maya), diakses pada tanggal 11 september 2017.

Perawatan, Serbi. 2013. Asuhan Keperawatan pasca Bayi Baru Lahir.


(https://www.asuhankeperawatan.com/2013/02/asuhan-keperawatan-pada-bayi-baru-
lahir.html).

Anda mungkin juga menyukai