Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR


DI RUANG VK RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun oleh :
Wiyana Wijid Pratiwi / 081211010

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2022
A. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram sampai
4000 gram, cukup bulan, langsung menangis dan tidak ada cacat bawaan serta
ditandai dengan perkembangan dan pertumbuhan yang cepat. Bayi baru lahir
(neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Kementerian Kesehatan RI,
2010). Bayi baru lahir adalah individu yag baru saja mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ektrauterin. Selain itu bayi baru lahir adalah individu yang sedang bertumbuh.
Sembiring (2017).
Bayi baru lahir adalah suatu orgasme yang sedang tumbuh yang baru
mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan dii dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterine. Ciri-ciri bayi baru lahir normal Menurut
Wagiyo (2016) dalam bukunya yang berjudul Asuhan Keperawatan Antenatal,
Intranatal dan Bayi Baru Lahir. Bayi baru lahir normal dan sehat memiliki ciri-
ciri diantaranya sebagai berikut :
1. Berat badan normal anatara 2500 gram sampai 4000 gram.
2. Panjang badan antar 48 cm sampai dengan 52 cm.
3. Lingkar kepala 33-35 cm d. Lingkar dada 30-38 cm
4. Detak jantung 120-140x/menit
5. Frekuensi pernafasan 30-60x/menit
6. Rambut lanugo sudah tidak terlihat
7. Rambut kepala sudah muncul
8. Warna kulit badan merahmuda dan licin.
9. Memiliki kuku yang panjang dan lemas.
10. Reflek menghisap, menelan dan mengenggam sudah baik
11. Mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam setelah lahir sebagai tanda
bahwa sistem pencernaan bayi baru lahir sudah normal. Feses bayi baru
lahir berwarna hitam kehijau-hijauan dengan konsistensi liqui atau
lengket seperti aspal.
12. Pada anak laki-laki skrotum sudah turun, sedangkan pada perempuan
labia mayora sudah menutupi labia minora

B. Etiologi
1. His (Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

C. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan
yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna
(dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (0²
dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan
segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk
mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan
melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode
Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran
untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi
adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan
dalam kemampuan mengambil menggunakan glukosa.
D. PATHWAY

Proses Persalinan

E. Klasifikasi
Neonatus dikelompokkan menjadi dua kelompok (Juwita &
Prisusanti, 2020), yaitu :
1. Neonatus menurut masa gestasinya
Masa gestasi atau dapat disebut dengan umur kehamilan merupakan
waktu dari konsepsi yang dihitung dari ibu hari pertama haid terakhir
(HPHT) pada ibu sampai dengan bayi lahir.
2. Neonatus menurut berat badan saat lahir
Bayi lahir ditimbang berat badannya dalam satu jam pertama jika
bayi lahir di fasilitasi kesehatan dan jika bayi lahir di rumah maka
penimbangannya dilakukan dalam waktu 24 jam pertama setelah
kelahiran (Novieastari, 2020).

F. MANIFESTASI KLINIS
1. Warna kulit seluruhnya merah
2. Denyut jantung > 100 x/menit
3. Pernapasan baik, menangis kuat
4. Otot gerak aktif, reflek baik
5. Reaksi terhadap rangsangan menangis
6. Lahir Aterrm antara 37-42 minggu
7. Berat badan 2500-4000 gram 3. Panjang badan 48-52 cm
8. Lingkar dada 30-38 cm
9. Lingkar kepala 33-35 cm
10. Lingkar lengan 11-12 cm
11. Frekuensi denyut jantung 120-140x/menit
12. Pernapasan kurang lebih 40-60 x/menit 9. Kulit kemerahan dan licin
karena jaringan subkutan yang cukup
13. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah muncul
14. Kuku panjang dan lemas
15. Gerakan aktif
16. Bayi lahir langsung menangis kuat
17. Reflek rooting
18. Reflek sucking
19. Reflek moro
20. Genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan
uretra
G. Komplikasi
1. Pernapasan sulit atau nadi lebih dari 60x permenit
2. Terlalu panas (>380C)
3. Kulit bayi kering, biru, pucat
4. Hisapan saat menyusui lemah, rewel, sering muntah, mengantuk
berlebihan
5. Talipusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
6. Tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah bengkak, dll
7. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer,
dll
8. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak tenang, mengasi
terus, dl
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengecekan organ vital
2. Pengukuran lingkar perut
3. Pengukuran lingkar lengan
4. Pengukuran lingkar kepala
5. Pengukuran berat badan
6. Pengukuran tinggi badan

I. PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan Fisik:
1. Nilai Apgar :

Penilaiannya :
a. berat (nilai apgar 0-3) Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan
pemberian oksigen terkendali
b. Asfiksia ringan/ sedang (nilai apgar 4-6). Memerlukan resusitasi dan
pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal. Kembali.
c. Bayi normal (nilai apgar 7-10).
2. Berat Lahir : 2.500-4.000 gram
3. Kepala :
a) Ukuran lingkar kepala 31-35 cm
b) Terdapat kaput suksedaneum
4. Mata :
a) Tertutup rapat
b) Bila terbuka mungkin agak juling
5. Hidung : batang hidung menonjol
6. Mulut :
a) Refleks mengisap sudah baik
b) Kepala jika pipi disentuh
7. Leher : bayi tidak dapat mengangkat kepalanya
8. Dada :
a) Dada bergerak simetris
b) Bentuk
c) Menempatkan
d) Bunyi nafas
e) Bunyi jantung
9. Perut :
a) Ukuran lingkar perut lebih besar sedikit dari lingkar dada
b) Perut lembek dan bundar
10. Alat Kelamin :
a) Pada bayi laki teraba buah zakar
b) Testis berada dalam skrotum
c) Penis berlubang
d) Pada bayi perempuan hymen sering tertutup
e) Uretra berlubang
f) Labia minor dan labia mayor
11. Dubur : dubur berlubang
12. Anggota gerak :
a) Semua anggota gerak dapat bergerak bebas
b) Gerakan normal
c) Jumlah jari
13. Kulit :
a) Verniks
b) Warna
c) Pembengkakan atau bercak-bercak hitam
d) Tanda-tanda lahir

J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap faktor resiko
c. Pengkajian fisik
d. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi
tampak semi koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti
tidur dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
e. Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk
menilai status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan
dan peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score.
Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung
dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh,
frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi
dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit
warna ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-
rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan
pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun
(sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah
sistolik.
f. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5-37°C.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
g. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan
padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan,
kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak
berwara putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu yang
disebut verniks kaseosa.
h. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk,
kelainan jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh
dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan
jenis kelamin.
i. Tali Pusat
Di tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.
Keadaan tali pusat harus, tidak ada perdarahan, tidak ada kering
disekitarnya.
j. Refleks
Beberapa refleksi yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar
graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleks berjalan (melangkah). Bila ditekankan pada bidang
yang akan diangkat atau akan diangkat seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
5) Refleks (mengisap). Bila memasukkan sesuatu ke dalam mulut
bayi akan membuat gerakan bergabung.
k. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan
fisiologis. Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10%
dari berat badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai
4000 gram.
l. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental
berwarna gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai
keluar dalam 24 jam pertama.
m. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
lengan atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
Lingkar kepala fronto occipitalis 34cm, suboksipito bregmantika
32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm.
Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50
cm.
n. Seksualitas
1) Genetalia wanita: Labia vagina agak kemerahan atau edema,
tanda vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih
(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada.
2) Genetalia pria; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae,
fimosis biasa terjadi.
2 . Diagnosa Keperawatan
a. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan
suplai ASI dan ketidakadekuatan refleks menghisap bayi (D.0029)
b. Resiko hipotermia berhubungan dengan adaptasi bayi baru lahir (D.
0140)
c. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit
(pemotongan tali pusat), tali pusat masih basah (0142)
3. Intervensi Keperawatan
DK: 1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan
suplai ASI dan ketidakadekuatan refleks menghisap bayi (D.0029)
Tujuan :
Status menyusui (L. 03029)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
status menyusui meningkat
Kriteria hasil:
a. Perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat (5)
b. Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar meningkat (5)
c. Suplai asi adekuat meningkat (5)
d. Intake bayi meningkat (5)
e. Hisapan bayi meningkat (5)
Rencana keperawatan :
Edukasi Menyusui (I. 12393)
Observasi :
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
Terapeutik :
c. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
d. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
e. Berikan kesempatan untuk bertanya
f. Dukung ibu meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui
g. Libatkan sistem pendukung: suami, keluarga, tenaga kesehatan dan
Edukasi :
h. Berikan konseling menyusui
i. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
j. Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan perlekatan (lacth on) dengan
benar
k. Ajarkan perawatan payudara antepartum dengan mengkompres
dengan kapas yang telah diberikan minyak kelapa
l. Ajarkan perawatan payudara postpartum (mis. memerah ASI, pijat
payudara, pijat oksitosin)
DK : 2. Risiko Hipotermia berhubungan dengan adaptasi bayi baru lahir
(0140)
Tujuan :
Termoregulasi (L.14134)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
termoregulasi membaik
Kriteria hasil:
a. Suhu tubuh membaik (5)
b. Tekanan darah membaik (5)
c. Pucat menurun (5)
d. Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan
pucat.
Rencana tindakan :
Manajemen Hipotermia (I. 14507)
Observasi
a. Monitor suhu tubuh
b. Identifikasi penyebab hipotermia (mis tarpapar suhu lingkungan
rendah, pakaian tipis, kerusakan hipotalamus, penurunan laju
metabolisme, kekurangan lemak subkutan)
c. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
Terapeutik
a. Sediakan lingkungan yang hangat (mis. atur suhu ruangan, inkubator)
b. Ganti pakaian dan/atau linen yang basahLakukan penghangatan pasif
(mis, selimut, menutup kepala, pakaian tebal)
c. Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis kompres hangat, botol
hangat, selimut hangat, perawatan metode kangguru)
d. Lakukan penghangatan aktif Internal (mis. infus cairan hangat,
oksigen hangat, lavase pentoneal dengan cairan hangat)
Edukasi
a. Anjurkan makan/minum hangat
DK: 3. Resiko Infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit
(pemotongan tali pusat), tali pusat masih basah (D. 0142)
Tujuan:
Tingkat infeksi (L.14137)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
tingkat infeksi menurun
Kriteria hasil:
a. Kemerahan menurun
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Tali pusat mengering
Rencana tindakan: Pencegahan Infeksi (I.14539)
Observasi
a. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
a. Membatasi jumlah pengunjung
b. Memberikan perawatan kulit pada area edema
c. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
d. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
a. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
c. Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka
d. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
e. Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
a. Mengkolaborasi pemberian keahlian jika perlu
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil
menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran
dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari
setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan
mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak,
dkk., 2011).
Daftar Pustaka

Noviestari, E., Ibrahim K., Deswani & Ramdaniati, S (2020). Dasar-dasar


Keperawatan.

Agustin, Juwita. 2020. Studi Literatur: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kejadian Bayi Baru Lahir.

Farida., D., Yuliana. 2017. Pemberian metode kangroo mother care


terhadap kestabilan bayi.

WR, R. D 2019. Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir Proverawati, A.


Nuha Medika; Yogyakarta,

Anda mungkin juga menyukai