Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

PADA BY NY. S USIA 0 HARI BBL CUKUP BULAN


SESUAI USIA KEHAMILAN BBL FISIOLOGIS
DI KLINIK PRATAMA RIENS 

Disusun Oleh :

Wiwin Werdi Rahayu


Nim : 202006090060

PRODI PROFESI KEBIDANANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN AJARAN 2020/2021
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar/Teori Neonatus


a. Definisi Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0 – 28
hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturase, adaptasi
(menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine) dan
toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi, 2015).
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dan umur kelahiran 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2.500 gram (Ilmiah, 2015).
b. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Ciri bayi baru lahir normal yaitu lahir aterm antara berat badan 2.500-4.000
gram ; panjang badan 45-52 cm ; lingkar dada 30-38 cm ; lingkar kepala 33-35
cm ; lingkar lengan 11-12 cm; frekuensi denyut jantung 120-160x/menit ;
pernafasan 40-60x/menit ; kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan
subkutan yang cukup ; rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya
telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, genetalia perempuan labia mayora
sudah menutupi labia minora pada laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.
Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik ; refleks sucking dan swallowing (isap,
dan menelan) sudah terbentuk dengan baik ; refleks morro (gerakan memeluk bila
dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik ; refleks graps (menggenggam) sudah
baik, eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Marmi, 2015).
Tanda APGAR Score
Tanda 0 1 2
A= Appearance Pucat Badan merah, Seluruh
Color (warna ekstermitas tubuh
kulit) biru kemerahan
P= Pulse (denyut Tidak ada <100 x/menit >100
jantung) x/menit
G= Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Menangis,
(reflek) mimik batuk atau
(grimace) bersin
A= Activity (tonus Lumpuh Ekstermitas Gerakan
otot) lumpuh sedikit aktif
R= Respiration Tidak ada Lemah atau Baik
(usaha nafas) tidak teratur Menangis
kuat
(Sumber : Ilmiah, 2015)

c. Adaptasi Pada Bayi Baru Lahir


Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan diluar uterus. Kemampuan
adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostatis. Bila terdapat gangguan adaptasi,
maka bayi akan sakit (Marmi, 2015).
Konsep-konsep esensial adaptasi fisiologi bayi baru lahir yaitu :
1) Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi merupakan
hal yang esensial dalam kehidupan ekstrauterin.
2) Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal (GI), hematologi,
metabolik, dan sistem neurologi bayi baru lahir harus berfungsi secara
memadai untuk maju ke arah, dan mempertahankan kehidupan ekstrauterin.
Periode transisi bayi baru lahir :
1) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6 sampai 8 jam pertama
kehidupan, yang akan di alami oleh seluruh bayi, dengan mengabaikan usia
gestasi atau sifat persalinan.
2) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah bayi baru lahir) pernafasan
cepat (dapat mencapai ’80 kali per menit) dan pernafasn cuping hidung
sementara, retraksi dan suara seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut
jantung dapt mencapai 180 kali per menit selama beberapa menit pertama
kehidupan.
3) Setelah respon awal ini, bayi baru lahir menjadi tenang rileks, dan jtuh
tertidur, tidur pertama ini (dikenal sebagai fase tidur) dalam 2 jam setelah
kelahiran dan berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam.
4) Periode kedua reaktivitas, dimulai waktu bayi bangun, di tandai dengan
respon berlabihan terhadap stimulus, perubahan warna dengan respon
berlebih terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah muda menjadi
agak sianosis dan denyut jantung cepat.
5) Lendir mulut dapat menyebabkan masalah besar, misalnya tersedak, tercekik,
dan batuk.
(Marmi, 2015)
d. Kebutuhan Dasar Neonatus
Kemudahan akses ke ibu, air susu ibu, suhu lingkungan yang sesuai,
lingkungan yang aman, pengasuhan oleh orang tua, kebersihan, pengawasan atau
tindak lanjut pada gejala sakit, akses ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila
terdapat kecurigaan atau terjadinya komplikasi, asuhan dan rangsangan kasih
sayang, perlindungan dari : penyakit, praktik membahayakan, kekerasan
(Prawirohardjo, 2013).
e. Perubahan Pada Bayi Baru Lahir
Beberapa perubahan pada bayi baru lahir dapat dilihat dari :
1) Sistem Pernapasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika mengalami
resistensi paru pada saat pernafasan pertama kali. Perkembangan sistem
pulnomer terjadi sejak masa embrio, tepatnya pada umur kehamilan 24 hari.
Pada umur kehamilan 24 hari ini bakal paru-paru terbentuk.
2) Jantung dan Sirkulasi Darah
Peredaran darah janin, nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam tubuh
janin melalui plasenta umbilikalis sebagian masuk ke vena kava inferior
melalui dukutus venosus arantii. Darah dari vena kava inferior masuk ke
atrium kanan dan bercampur dengan darah dari vena kava inferior. Darah dari
atrium kanan sebagian melalui foramen ovale masuk ke atrium kiri
bercampur dengan darah yang berasal dari vena pulmonalis. Darah dari
atrium kiri selanjutnya keventrikel kiri yang akan dipompakan ke aorta
melalui arteri koronia darah mengalir ke bagian kepala, ekstremitas kanan
dan kiri.
Perubahan pada neonatus yaitu :
a) Aliran darah menuju paru dari ventrikel kanan bertambah.
b) Tekanan darah pada atrium kiri meningkat sehingga secara fungsional
foramen ovale tertutup.
c) Penutupan secara anatomis berlangsung lama sekitar 2-3 bulan.
d) Pada saat pemotongan tali pusat aliran darah vena umbilikalis menuju
vena umbilikalis menuju vena kava inferior akan berhenti total.
3) Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan neonatus relative lebih panjang dan berat dari pada orang
dewasa. Adaptasi saluran pencernaan yaitu :
a) Pada hari ke 10 kapasitas lambung menjadi 100 cc.
b) Enzim tersedia untuk mengkatalisis protein dan karbohidrat sederhana
yaitu monosacarida dan disacarida.
c) Difesiensi lifase pada pancreas menyebabkan terbatasnya absorbs lemak.
d) Kelenjar lidah berfungsi saat lahir tetapi kebanyakan tidak mengeluarkan
ludah sampai usia bayi 2-3 bulan.
4) Hepar (Hati)
Metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan didalam hepar,
setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga
sudah disimpan dalam hepar. Hepar masih belum berfungsi pada neonatus
sehingga mengakibatkan ikterus fisiologis.
5) Metabolisme
Pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidarat dan pada
hari ke dua energi didapatkan dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu
kurang lebih pada hari ke-6 , pemenuhan kebutuhan energi bayi 60%
didapatkaan dari lemak dan 40% dari karbohidrat.
6) Panas Suhu Tubuh
Bayi baru lahir memiliki kecenderungan unutuk mengalami stress fisik akibat
perubahan suhu diluar uterus. Dibawah ini mekanisme kehilangan panas pada
bayi baru lahir :
a) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak
langsung dengan tubuh bayi. Contoh kehilangan panas tubuh bayi secara
konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong
yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop untuk
memeriksa bayi baru lahir.
b) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak.
Contohnya hilangnya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah
membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela,
membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas angin.
c) Radiasi
Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke lingkungan
yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai
suhu berbeda) contoh bayi mengalami kehilangan panas tubuh secara
radiasi, ialah bayi baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan AC tanpa
diberi pemanas. Bayi baru lahir dibiarkan telanjang, bayi baru lahir di
tidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat
tembok.
d) Evaporasi
Kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga dapat terjadi
ketika saat BBL tidak segera dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan
dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
7) Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar didalam tubuh seperti contohnya kelenjer
tiroid. Penyesuaian pada system endokrin adalah :
a) Kelenjar tyroid berkembang selama minggu ke-3 dan ke-4
b) Sekresi-sekresi thyroxin dimulai pada minggu ke-8.
c) Kortek adrenal dibentuk pada minggu ke-6 dan menghasilkan hormon
pada minggu ke-8 dan ke-9.
d) Pancreas dibentuk dari foregut pada minggu ke-5 sampai minggu ke-8.
e) Hyperinsulinemia dapat memblok maturasi paru sehingga dapat
menyebabkan janin dengan resiko tinggi distress pernafasan.
8) Keseimbangan Cairan dan Fungsi Ginjal
Pada neonatus fungsi ginjal belum sempurna hal ini karena jumlah nefron
matur belum sebanyak orang dewasa, tidak seimbang antara luas permukaan
glomerulus dan volume tobulus proksimal, aliran darah ginjal (renal blood
flow) pada neonatus relative kurang dibandingkan dengan orang dewasa.
9) Keseimbangan Asam Basa
Derajat keasaman (ph) darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis rendah
karena glikolisis anaerobic. Dalam 24 jam neonatus telah mengkompensasi
asidosis.
10) Susunan Syaraf
Sistem neurologis bayi secara anatomis atau fisiologis belum berkembang
secara sempurna.
11) Imunologi
Pada neonatus hanya terdapat IgG (Imunoglobulin Gamma). IgG berasal dari
ibu melalui plasenta.
(Marmi,2012)
f. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
Tidak mau menyusu, kejang-kejang, lemah, sesak nafas (Lebih besar atau
sama dengan 60 kali/menit) tarikan dinding dada bagian dalam, bayi merintih atau
menangis terus menerus, tali pusar kemerahan sampai dinding perut berbau dan
bernanah, demam/panas tinggi, mata bayi bernanah, diare/buang air besar cair
lebih dari 3 kali sehari, kulit dan mata bayi kuning, tinja bayi saat buang air besar
berwarna pucat (Kemenkes RI, 2015).
g. Neonatus Resiko Tinggi
Bayi Baru Lahir dengan resiko tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : BBL
dari kehamilan resiko tinggi, BBL dengan BB<2500 gram dana tau >4000 gram,
BBL dengan usia kehamilan <37 minggu dan atau >42 minggu, BBL yang BB
lahir kurang dari BB menurut usia kehamilan (IDER), nilai APGAR <7, BBL
dengan infeksi intrapartum, trauma jalan lahir, atau kelainan kongenital, BBL
dari keluarga problem sosial. Berdasarkan ciri tersebut, neonatus beresiko tinggi
diklasifikasikan dalam beberapa, misalnya BBLR, asfeksia neonaturum, sindroma
gangguan pernafasan, kejang, ikterus neonaturum, perdarahan tali pusat,
hypotermi, hipertermi, hypoglikemi, tetanus neonaturum, dan penyakit yang
diderita ibu selama kehamilan (Marmi, 2015).
Selain itu terdapat tanda kegawatdaruratan pada bayi baru lahir yaitu antara
lain sesak nafas, frekuensi pernafasan 60x/menit, gerak retraksi di dada, panas
atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir rendah (1500-2500 gram)
dengan kesulitan minum. Sianosis sentral (lidah biru), perut kembung, periode
apneu, kejang/periode kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning
(Prawirohardjo, 2013).
h. Pemeberian Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal
terhadap invasi mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan
infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan menyerang tubuh
kita (Marmi, 2015).
Jadwal Pemberian Imunisasi
Jenis Dosis Lokasi Usia Efek samping
BCG 0,05 mL Lengan Dibawah 2 Umumnya tidak ada, namun
Secara kanan bulan, jika lebih sebagian anak timbul
intra atas dibutuhkan tes pembengkakan kelenjar getah
Cutan mantoux terlebih bening diketiak atau leher
dahulu bagian bawah. Biasanya akan
sembuh sendiri
Hepatitis 0,5 mL Pada Sekurang- Nyeri pada suntikan, demam
B Secara paha kurangnya 12 ringan, pembengkakan,tetapi
intra lewat jam setelah bayi umumnya tidak terjadi.
Muskule anterola lahir
r teral
Polio 0,5 mL Oral Pada usia Hampir tidak ada. Sebagian
Secara 0,2,4,6 bulan, kecil mengalami pusing diare
oral pemebrian ringan, dan sakit otot.
vaksin polio
selalu dibarengi
dengan vaksin
DPT
DPT 0,5 mL Pada Sebanyak 3 kali Umumnya muncul demam
Secara paha pada usia 2,4,6 yang dapat diatasi dengan
intra lewat bulan obat penurun panas.
Muskule anterola
r teral
Campak 0,5 mL Pada Sebanyak 1 kali, Umumnya tidak ada
Secara lengan pada usia 9
sub cutan bagian bulan
kiri
(Sumber : Marmi, 2015)
i. Kunjungan bayi baru lahir
Menurut Kemenkes RI (2015) kunjungan bayi baru lahir yaitu :
1) Kunjungan Neonatal I (KN I) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir.
Asuhannya adalah :
a) Timbang berat badan bayi, bandingkan dengan berat badan lahir
b) Jaga selalu kehangatan tubuh bayi
c) Perhatikan intake dan output bayi
d) Kaji apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
e) Komunikasikan dengan orangtua bayi caranya merawat tali pusat
f) Dokumentasikan
2) Kunjungan Neonatal II (KN II) pada hari ke 3 sampai 7 hari.
Asuhannya adalah :
a) Timbang berat badan bayi, bandingkan berat badan saat ini dengan berat
saat bayi lahir
b) Jaga selalu kehangatan tubuh bayi
c) Perhatikan intake dan output bayi
d) Apakah bayi menyusu dengan baik atau tidak
e) Dokumentasikan
3) Kunjungan Neonatal III (KN III) pada hari ke 8 sampai 28 hari
Asuhannya adalah :
a) Timbang berat badan bayi, bandingkan berat badan saat ini dengan berat
saat bayi lahir
b) Jaga selalu kehangatan tubuh bayi
c) Perhatikan intake dan output bayi
d) Bayi menyusu dengan baik atau tidak
e) Dokumentasikan
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


PADA BY NY. S USIA 0 HARI BBL CUKUP BULAN
SESUAI USIA KEHAMILAN BBL FISIOLOGIS

I. Pengkajian

(Tanggal/ jam Pengkajian :18-05-2021/ 17.00 WIB)

A. Data Subyektif
1. Biodata/ Identitas
Nama Bayi : By Ny “S”
Umur : 0 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Nama Ibu : Ny “S”
Nama Ayah : Tn “G”
Suku/ Bangsa : Jawa/WNI
Agama : Islam
Alamat : Ds. Selopanggung RT/RW 02/03, kec. semen, Kab. Kediri
2. Riwayat Kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
jantung, diabetes militus, penyakit ginjal, hepatitis, hipertensi.
3. Sumber informasi : Keluarga Lain-lain
c c
4. Keluhan utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya hari ini jam 11.00 wib lahir
dengan sehat menangis kuat dan ibu merasa senang
5. Riwayat Kesehatan
a) Faktor genetik : tidak ada kelainan/gangguan sindroma genetik (down
sindrom, kelainan kromosom) dalam keluarga
b) Faktor maternal : tidak ada riwayat penyakit seperti hipertensi, DM,
jantung, abortus, preeklamsi/eklamsi
c) Faktor antenatal : ANC rutin di bidan (5x), puskesmas (1x), Dokter
(1x) dan tidak ada penyulit, dengan usia kehamilan 38-39 minggu
d) Faktor intranatal : tidak ada penyulit
e) Faktor postnatal : tidak ada penyulit
6. Pola nutrisi/eliminasi/istirahat
a) Nutrisi : diberikan ASI ibu dan dibantu sufor 2 jam sekali
b) Eliminasi : BAB ±2 kali konsistensi kental, lengket, warna hijau
kehitaman, BAK 3 kali warna kekuningan
c) Istirahat : saat ini masih suka tidur dan tidak rewel.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV, RR : 52 kali/menit
HR : 140 kali/menit
S : 37°C
Jenis kelamin : laki-laki
Berat badan : 3850 gram
Panjang badan : 51 cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Lingkar kepala : - Sub Occipito Bregmatika (SOB) : 33 cm
- Mento Occipito (MO) : 35 cm
- Fronto Occipito (FO) : 34 cm
Apgar score saat lahir : 1 menit : 8 5 menit : 9
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
a) Kepala : Tidak terdapat Molase, Tidak terdapat cepal, tidak ada
kelainan konginetal, rambut bersih dan lebat
b) Muka : Wajah tampak simetris, tidak terdapat kelainan pada wajah
c) Mata : Simetris, tidak ada strabismus, tidak terdapat secret pada mata,
tidak ikterus, tidak cyanosis, tidak ada pembesaran kelenjar palpebra
d) Telinga : Simetris, tidak ada secret, tidak ada radang atau perdarahan,
membran tymphani utuh
e) Hidung : Tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
f) Mulut : Tidak terdapat labio/palatoskisis, tidak terdapat oral trush,
tidak sianosis, tidak terjadi pembesaran kelenjar torsil
g) Leher : Tidak terdapat pembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid
h) Klafikula : Tidak ada fraktur
i) Dada : Puting susu simetris, Normal chest, bunyi jantung regular,
tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, tidak terdapat retraksi
intercostae
j) Abdomen : Bentuk normal, tidak ada pembesaran hepar, bising usus 4
x/menit, Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa steril, tidak
berbau dan tidak terjadi perdarahan.
k) Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, tidak ada polidactil dan
syndactil, tidak terdapat fraktur.
l) Genetalia : normal, terdapat lubang ureter, sudah BAK
m) Anus : Berlubang, tidak terjadi perdarahan, mekonium sudah keluar
n) Punggung : Tidak ada spinabifida, tidak ada oedema
o) Kulit : Terdapat vernix caseosa dan ada lanugo
p) Refleks :
(1) Reflek Moro : Baik, positif
(2) Reflek Rooting : Baik, positif
(3) Reflek Sucking : Baik, positif
(4) Reflek Babynski : Baik, positif
(5) Reflek Grappe : Baik, positif
(6) Reflek Swallowing : Baik, positif
(7) Reflek glabella : Baik, positif
(8) Reflek tonik neck : Baik, positif
II. Interpretasi Data Dasar
(Tanggal/ jam Pengkajian : 18-05-2021/ 17.30 WIB)
1. Diagnosa
By. Ny “S” Usia 0 hari BBL cukup bulan sesuai masa kehamilan BBL
fisiologis
2. Data Subyektif
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal 18 Mei 2021 secara
normal jam 11.00 WIB jenis kelamin laki-laki dan sehat
3. Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV, RR : 52 kali/menit
HR : 140 kali/menit
S : 37°C
Jenis kelamin : laki-laki
Berat badan : 3850 gram
Panjang badan : 51 cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar lengan atas: 11 cm
Lingkar kepala : - Sub Occipito Bregmatika (SOB) : 33 cm
- Mento Occipito (MO) : 35 cm
- Fronto Occipito (FO) : 34 cm
Refleks pada BBL : Reflek Moro : Baik, positif
Reflek Rooting : Baik, positif
Reflek Sucking : Baik, positif
Reflek Babynski : Baik, positif
Reflek Grappe : Baik, positif
Reflek Swallowing : Baik, positif
Reflek glabella : Baik, positif
Reflek tonik neck : Baik, positif
Pemeriksaan fisik
Mata : Simetris, tidak ada strabismus, tidak terdapat secret pada mata, tidak
ikterus, tidak cyanosis, tidak ada pembesaran kelenjar palpebra
Mulut : Tidak terdapat labio/palatoskisis, tidak terdapat oral trush, tidak
sianosis, tidak terjadi pembesaran kelenjar torsil
Dada : Puting susu simetris, Normal chest, bunyi jantung regular, tidak ada
ronchi, tidak ada wheezing, tidak terdapat retraksi intercostae
Abdomen : Bentuk normal, tidak ada pembesaran hepar, bising usus 4
x/menit, Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa steril, tidak berbau dan
tidak terjadi perdarahan.
Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, tidak ada polidactil dan syndactil, tidak
terdapat fraktur, akral hangat dan kemerahan
Genetalia : normal tidak ada kelainan, terdapat lubang ureter, sudah BAK
Anus : Berlubang, tidak terjadi perdarahan, mekonium sudah keluar
III. Diagnosa Potensial
Tidak ada
IV. Kebutuhan Segera
Tidak ada
V. Intervensi
(Tanggal/ jam Pengkajian : 18-05-2021/ 18.00 WIB)
1. Diagnosa
By. Ny “S” Usia 0 hari BBL cukup bulan sesuai masa kehamilan BBL
fisiologis
2. Tujuan
Bayi dalam keadaan sehat dan dapat mengetahui sedini mungkin tanda bahaya
yang terjadi pada bayi baru lahir
3. Kriteria hasil
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
TTV, HR : 120-160 ×/menit
S : 36,5-37,5ºC
RR : 30-60 ×/menit
Berat badan : 2.500-4.000 gram
Panjang badan : 45-52 cm
Lingkar dada : 30-38 cm
Lingkar lengan atas : 9,5 – 11 cm
Lingkar kepala : - SOB (Sub Occipito Bregmatica) : 33 cm
- MO (Mento Occipito) : 35 cm
- FO (Fronto Occipito) : 34cm
Refleks pada BBL : Refleks babinski : ada +
Reflek glabellar : ada +
Reflek moro : ada +
Reflek sucking : ada +
Reflek tonik neck : ada +
Reflek rooting : ada +
Refleks palmar graps : ada +
Intervensi :
1) Jalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga
R/ Langkah awal bagi bidan dalam membina hubungan komunikasi yang
efektif sehingga dalam proses KIE akan tercapai pemahaman yang
optimal.
2) Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya saat ini
R/ Informasi hasil pemeriksaan yang disampaikan membuat Ibu mengerti dan
tidak khawatir akan kondisi bayinya.
3) Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya
R/ Perlunya Menjaga kehangatan bayi baru lahir sangat penting dalam
mencegah kehilangan panas tubuh yang dapat menyebabkan terjadinya
hipotermi.
4) Beri ASI bayi sesuai kebutuhan (on demand)
R/ Pentingnya pemberian ASI sesuai kebutuhan bayi membantu dalam
mencukupi kebutuhan nutrisi pada bayi
5) Ajari ibu cara merawat tali pusat dengan benar
R/ perawatan tali pusat yang benar adalah salah satu cara untuk mencegah
terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru lahir.
VI. Implementasi
(Tanggal : 18 Mei 2021 Jam : 18.30 wib)
Diagnosis
By. Ny “S” Usia 0 hari BBL cukup bulan sesuai masa kehamilan BBL fisiologis
Implementasi
1) Menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga Merupakan langkah
awal bagi bidan dalam membina hubungan komunikasi yang efektif sehingga
dalam proses KIE akan tercapai pemahaman meteri KIE yang optimal.
2) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya :
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmetis
c) TTV, HR : 140 ×/menit
S : 37ºC
RR : 52 ×/menit
d) Berat badan : 3.850 gram
e) Panjang badan : 51 cm
f) Lingakar dada : 33 cm
g) Lingkar kepala : 34 cm
- Sub Occipito Bregmatika (SOB) : 33 cm
- Mento Occipito (MO) : 35 cm
- Fronto Occipito (FO) : 34 cm
h) Lingkar lengan atas : 11 cm
i) Refleks :
Reflek glabella : ada + Reflek rooting : ada+
Reflek sucking : ada + Refleks palmar graps : ada +
Reflek moro : ada + Refleks babinski : ada +
Reflek tonik neck : ada +
3) Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi karena hipotermi
merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian, maka dari itu dapat
dicegah dengan dikenakan tutup kepala, baju yang tebal, kenakan selimut, jika
baju bayi basah segera keringkan dan ganti baju bayi.
4) Memberi ASI pada bayi sesuai kebutuhan (on demand) untuk memenuhi
kebutuhan bayi dan mencegah bayi dehidrasi.
5) Mengajari ibu untuk merawat tali pusat yaitu apabila tali pusat kotor, cuci tali
pusat dengan sabun dan air bersih (hangat), segera keringkan dengan kain kasa
kering dan bungkus dengan kasa yang steril.
VII. Evaluasi
(Tanggal : 18 Mei 2021 Jam : 19.00 wib)
1) Ibu tampak kooperatif dan mau memberikan umpan balik
2) Ibu mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan bidan mengenai hasil
pemeriksaan bayinya
3) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai cara pencegahan
hipotermi pada bayi dan bersedia melakukan nasihat yang telah diberikan bidan
4) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan dan bersedia memberikan
ASI setiap 2 jam sekali atau (on demand)
5) Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan mengenai cara perawatan
tali pusat yang baik dan bersedia melakukan nasihat yang diberikan oleh bidan.

Anda mungkin juga menyukai