Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR


DI RUANG RAWAT INAP CEMPAKA
RSUD KOTA TANJUNGPINANG

DISUSUN OLEH
KUSRINA
NIM. 00320003

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AWAL BROS BATAM
2020/2021

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami proses kelahiran,
berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturase, adaptasi
(menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi
bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk, 2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap 37-
41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang melewati vagina
tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016).

B. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir


Ciri- ciri bayi baru lahir yang normal menurut Tando (2016)
a. Berat badan 2.500-4.000 gram.
b. Panjang badan 48-52 cm
c. Lingkar dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.
f. Pernapasan ±40-60 kali/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah sempurna.
i. Kuku agak panjang dan lemas.
j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan pada
laki- laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l. Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik.
m. Refleks grap atau menggenggam sudah baik.
n. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan.
C. Perubahan Fisiologi
Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir (Sondakh,2017)
1. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran.
Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer
yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi baru
lahir berkisar 30-60 kali/menit.
2. Perubahan sistem Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan
oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri
pulmonalis mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup.
3. Perubahan termoregulasi dan metabolik
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka bayi akan
kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi. Suhu
lingkungan yang tidak baik akan menyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma
dingin (cold injury).
4. Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna.
Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu
yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
5. Perubahan Gastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi 50mg/100 mL
dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada
jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga
kadar gula akan mencapai 120mg/100mL.
6. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari
pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
7. Perubahan Hati
Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial untuk pembekuan
darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi,
pigmen
berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah
merah.
8. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu masuk.
Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi
pada periode bayi baru lahir.

D. Penatalaksanaan

Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut:
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. Bersihkan hidung, rongga
mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain.
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta
lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril
dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat
ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau
povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan
atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat
telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3hari,
sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis0,5 1 mg I.M.
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir
secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di
daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep
mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin
1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
6. Identifikasi Bayi.
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan
pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)tanggal lahir,
nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,tanggal
lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi
baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak
lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah

b. Bayi tampak aktif atau lunglai.


c. Bayi kemerahan atau biru

F. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan riwayat
pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health(DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II KPD 24
jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120x sampai
dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak kaki,
periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.
2) Dada

Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultas iuntuk


menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam atau
tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang.
e. Nilai APGAR.
APGAR 0 1 2

Biru/pucat Badan merah, Seluruh tuubuh


Appearance/ warna kulit
seluruh tubuh ekstremitas biru merah

Pulse/denyut jantung Tidak terdengar <100x/menit >100x/menit

Gerakan
Grimace/reflek iritability Tidak ada respon Gerakan sedikit
kuat/melawan

Fleksi pada
Activity/tonus otot Lemah Gerakan aktif
ekstremitas

Menangis
Respiration Tidak ada Menangis kuat
lemah/merintih

Interpretasi skor:
0–3 : asfiksia berat
4–6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan

Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat
tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur
sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah

Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan
bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan
metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit(tidur) sampai 180
kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60kali/menit warna ekstremitas, wajah
dan seluruh tubuh bayia dalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78
dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama
bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15
mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya
menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh

Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu tubuh
dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit

Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus,lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya
dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama didaerah lipatan dan
bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas

Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak
sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki
jugalubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat

Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat
harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7) Refleks

Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :


a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan
terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki
dirangsang akan memberi reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datar atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke
sisi yang disentuh itu mencari putting susu
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu kedalam mulut bayi
akan membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan

Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus
waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir
normal adalah2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium

Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri

Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,lingkar lengan atas dan panjang
badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis
34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada
normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-
50 cm.
11) Seksualitas

Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen
dapat terlihat, rabas mukosa putih(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin
ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi.
B. Diagnosa Keperawatana.

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan dibuktikan dengan
sianosis, pola nafas berubah, frekuensi nafas berubah, pola nafas berubah,
mekonium di jalan nafas
2. Risiko aspirasi b/d ketidak matangan koordinasi menghisap, menelan dan
bernafas
3. Resiko Hipotermia b/d kurangnya lapisan lemak subkutan
4. Resiko Hipertermia b/d kurangnya intake cairan (menyusu)
5. Resiko ikterik b/d usia kurang dari 7 hari
6. Resiko infeksi b/d efek prosedur invasif, peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan

C. Intervensi
No SDKI SLKI SIKI
1. Risiko aspirasi b/d Setelah dilakukan Pencegahan Aspirasi
ketidak matangan tindakan keperawatan Observasi
koordinasi menghisap, dalam 3x24 jam status 1) Monitor tingkat kesadaran, batuk,
menelan dan bernafas, menelan membaik menelan dan kemampuan menelan
kurang terpapar dengan kriteria hasil : 2) monitor status pernafasan
informasi - reflek menelan 3) Monitor bunyi nafas, terutama
meningkat setelah menyusui
- kemampuan
mengosongkan mulut Edukasi Menyusui
meningkat Observasi
- frekuensi tersedak 1) Identifikasi kesiapan dan
menurun kemampuan menerima informasi
- muntah menurun 2) Identifikasi tujuan dan keinginan
- produksi saliva menyusui
membaik Terapeutik
1) Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
4) Dukung ibu meningkatkan
kepercayaan diri untuk menyusui
5) Libatkan sistem pendukung : suami,
keluarga tenaga kesehatan dan
masyarakat
Edukasi
1) berikan konseling menyusui
2) Jelaskan manfaat menyusui bagi
ibu dan bayi
3) Ajarkan 4 posisi menyusui dan
perlekatan dengan benar

2. Resiko Hipotermia b/d Setelah dilakukan Inisiasi Menyusui Dini


kurangnya lapisan tindakan keperawatan Observasi
lemak subkutan dalam 3x24 jam 1) Identifikasi tanda-tanda kesiapan
termoregulasi meyusu (mis. keluar air liur,
neonatus membaik memasukkan tangan kedalam mulut,
dengan kriteria hasil : bayi terjaga)
- suhu tubuh menurun 2) monitor tanda vital bayi dan ibu
- suhu kulit menurun 3) Monitor jalan nafas bayi
- frekuensi nadi Terapeutik
menurun 1) Buka pakaian bagian atas ibu
- pengisian kapiler 2) Keringkan tubuh bayi, kecuali
menurun bagian tangan yang akan menuntun
- ventilasi menurun bayi untuk mencari puting
- kadar glukosa darah 3) Letakkan bayi dengan posisi
menurun tengkurap untuk kontak kulit ke kulit,
diantara dua payudara dan kepala bayi
dimiringkan ke salah satu sisi
4) Berikan selimut pada punggung dan
penutup kepala bayi
Edukasi
1) Anjurkan ibu membiarkan bayi
mencari puting ibu
2) Anjurkan ibu membiarkan bayi
diperut ibu 1 jam atau menyusu
sampai selesai

3. Resiko ikterik setelah dilakukan Perawatan Neonatus


neonatorus b/d usia tindakan keperawatan Observasi
kurang dari 7 hari dalam 3x24 jam maka 1) Identifikasi kondisi awal bayi
Adaptasi neonatus setelahh lahir (mis. kecukupan bulan,
membaik, dengan air ketuban jernih atau bercampur
kriteria hasil : mikonium, menangis spontan, tonus
- Berat badan otot)
meningkat 2) Monitor tanda vital bayi (terutama
- membran mukosa suhu)
kering menurun Terapeutik
- kulit kuning 1) Lakukan inisiasi menyusui dini
menurun (IMD) segera setelah bayi lahir
- sklera kuning 2) Berikan vitamin K 1 mg
menurun intramuskular untuk mencegah
- prematuritas perdarahan
menurun 3) Mandikan selama 5-10 menit,
- keterlambatan minimal sekali sehari
pengeluaran feses 4) Mandikan dengan air hangat (36-37
0
menurun C)
- aktivitas ekstrimitas 5) Gunakan sabun yang mengandung
membaik provitamin B5
- respon terhadap 6) Oleskan baby oil untuk
stimulus sensorik mempertahankan kelembaban kulit
membaik 7) Rawat tali pusat secara terbuka
(tidak dibungkus)
8) Bersihkan tali pusat dengan air
steril atau air matang
9) Kenakan pakain dari bahan katun
10) Selimuti untuk mempertahankan
kehangatan dan mencegah hipotermia
11) Ganti popok segera jika basah
Edukasi
1) Anjurkan tidak membubuhi apapun
pada tali pusat
2) Anjurkan ibu menyusui bayi setiap
2 jam
3) Anjurkan menyendawakan bayi
setelah menyusui
4) Anjurkan ibu mencuci tangan
sebelum menyentuh bayi

4. Resiko infeksi b/d efek Setelah dilakukan Perawatan Neonatus


prosedur invasif, tindakan keperawatan Observasi
peningkatan paparan dalam 3x24 jam maka 1) Identifikasi kondisi awal bayi
organisme patogen status nutrisi bayi setelahh lahir (mis. kecukupan bulan,
lingkungan membaik dengan air ketuban jernih atau bercampur
kriteria hasil: mikonium, menangis spontan, tonus
- Berat badan otot)
meningkat 2) Monitor tanda vital bayi (terutama
- panjang badan suhu)
meningkat Terapeutik
- Kulit kuning 1) Lakukan inisiasi menyusui dini
menurun (IMD) segera setelah bayi lahir
- Skelera kuning 2) Berikan vitamin K 1 mg
menurun intramuskular untuk mencegah
- membran mukosa perdarahan
kuning menurun 3) Mandikan selama 5-10 menit,
- bayi cengeng minimal sekali sehari
menurrun 4) Mandikan dengan air hangat (36-37
0
- lapisan lemak C)
membaik 5) Gunakan sabun yang mengandung
provitamin B5
6) Oleskan baby oil untuk
mempertahankan kelembaban kulit
7) Rawat tali pusat secara terbuka
(tidak dibungkus)
8) Bersihkan tali pusat dengan air
steril atau air matang
9) Kenakan pakain dari bahan katun
10) Selimuti untuk mempertahankan
kehangatan dan mencegah hipotermia
11) Ganti popok segera jika basah
Edukasi
1) Anjurkan tidak membubuhi apapun
pada tali pusat
2) Anjurkan ibu menyusui bayi setiap
2 jam
3) Anjurkan menyendawakan bayi
setelah menyusui
4) Anjurkan ibu mencuci tangan
sebelum menyentuh bayi
DAFTAR PUSTAKA

Marmi,dan K. Rahardjo. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka belajar.

PPNI (2016). StandarDiagnosa Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan


keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Buku Acuan Nasional Pelayanan  Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka RI

Tando, Naomy Marie.(2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai