DISUSUN OLEH
KUSRINA
NIM. 00320003
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami proses kelahiran,
berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturase, adaptasi
(menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi
bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk, 2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap 37-
41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang melewati vagina
tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016).
D. Penatalaksanaan
Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut:
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. Bersihkan hidung, rongga
mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain.
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta
lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi
kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril
dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat
ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau
povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan
atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat
telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3hari,
sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis0,5 1 mg I.M.
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir
secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di
daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep
mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin
1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
6. Identifikasi Bayi.
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan
pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)tanggal lahir,
nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,tanggal
lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi
baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak
lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
F. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan riwayat
pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health(DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II KPD 24
jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120x sampai
dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak kaki,
periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.
2) Dada
Gerakan
Grimace/reflek iritability Tidak ada respon Gerakan sedikit
kuat/melawan
Fleksi pada
Activity/tonus otot Lemah Gerakan aktif
ekstremitas
Menangis
Respiration Tidak ada Menangis kuat
lemah/merintih
Interpretasi skor:
0–3 : asfiksia berat
4–6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan
Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat
tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat, tidur
sehari rata-rata 20 jam.
2) Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan
bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan
metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit(tidur) sampai 180
kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60kali/menit warna ekstremitas, wajah
dan seluruh tubuh bayia dalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78
dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama
bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15
mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya
menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu tubuh
dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus,lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya
dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama didaerah lipatan dan
bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak
sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki
jugalubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat
harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
7) Refleks
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus
waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir
normal adalah2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,lingkar lengan atas dan panjang
badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis
34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada
normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-
50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen
dapat terlihat, rabas mukosa putih(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin
ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi.
B. Diagnosa Keperawatana.
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan dibuktikan dengan
sianosis, pola nafas berubah, frekuensi nafas berubah, pola nafas berubah,
mekonium di jalan nafas
2. Risiko aspirasi b/d ketidak matangan koordinasi menghisap, menelan dan
bernafas
3. Resiko Hipotermia b/d kurangnya lapisan lemak subkutan
4. Resiko Hipertermia b/d kurangnya intake cairan (menyusu)
5. Resiko ikterik b/d usia kurang dari 7 hari
6. Resiko infeksi b/d efek prosedur invasif, peningkatan paparan organisme patogen
lingkungan
C. Intervensi
No SDKI SLKI SIKI
1. Risiko aspirasi b/d Setelah dilakukan Pencegahan Aspirasi
ketidak matangan tindakan keperawatan Observasi
koordinasi menghisap, dalam 3x24 jam status 1) Monitor tingkat kesadaran, batuk,
menelan dan bernafas, menelan membaik menelan dan kemampuan menelan
kurang terpapar dengan kriteria hasil : 2) monitor status pernafasan
informasi - reflek menelan 3) Monitor bunyi nafas, terutama
meningkat setelah menyusui
- kemampuan
mengosongkan mulut Edukasi Menyusui
meningkat Observasi
- frekuensi tersedak 1) Identifikasi kesiapan dan
menurun kemampuan menerima informasi
- muntah menurun 2) Identifikasi tujuan dan keinginan
- produksi saliva menyusui
membaik Terapeutik
1) Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
4) Dukung ibu meningkatkan
kepercayaan diri untuk menyusui
5) Libatkan sistem pendukung : suami,
keluarga tenaga kesehatan dan
masyarakat
Edukasi
1) berikan konseling menyusui
2) Jelaskan manfaat menyusui bagi
ibu dan bayi
3) Ajarkan 4 posisi menyusui dan
perlekatan dengan benar
Marmi,dan K. Rahardjo. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka belajar.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tando, Naomy Marie.(2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta:
EGC