Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.

2, Maret 2020

GAMBARAN SIKAP IBU POSTPARTUM PADA KEPERCAYAAN


BUDAYA MELAYU
Mirawati1, Dian Roza Adila2, Sekani Niriyah3
Program Studi Keperawatan STIKes Hangtuah Pekanbaru
1,2,3

STIKes Hang Tuah Pekanbaru Jalan Mustafa Sari No. 5


Tangkerang Selatan Pekanbaru Riau Kode Pos 28000 Indonesia
Email: mira.asus5@gmail.com

Abstrak

Periode postpartum dimulai sejak bayi dilahirkan dan kembalinya sistem organ reproduksi kekeadaan
normal seperti semula, atau disebut juga trimester keempat kehamilan. Kebanyakan perilaku ibu pada
masa postpartum dipengaruhi oleh faktor budaya yang memiliki berbagai kepercayaan dan praktik
tradisional. Praktik kesehatan tradisional ini sering diterapkan wanita dan keluarga yang masa periode
postpartum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap ibu postpartum dengan
kepercayaan budaya Melayu. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
desain pendekatan retrospektif. Jumlah sampel penelitian 43 orang yang diambil menggunakan teknik
non random sampling. Data dianalisis secara univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil
penelitian diperoleh sebanyak 31 (72,1%) orang responden memiliki sikap negatif pada budaya
Melayu. Selama postpartum sikap ibu sudah baik sesuai dengan kesehatan, ibu sudah menjauhi
kepercayaan budaya melayu selama masa postpartum.

Kata Kunci : Budaya Melayu, Postpartum, Sikap

Abstract

The postpartum period starts from the time the baby is born and the reproductive organ system
returns to its normal state as before, or also called the fourth trimester of pregnancy. Most maternal
behavior in the postpartum period is influenced by cultural factors that have various traditional
beliefs and practices. This traditional health practice is often applied by women and families in the
postpartum period. The purpose of this study was to determine the description of postpartum mothers'
attitudes with Malay cultural beliefs. This research is a type of quantitative research using a
retrospective approach design. The number of research samples 43 people taken using non random
sampling techniques. Data were analyzed univariately using a frequency distribution. The results
obtained by 31 (72.1%) of respondents have a negative attitude to Malay culture. During postpartum
the mother's attitude is good in accordance with health, the mother has shunned the cultural beliefs of
Malay during the postpartum period.

Keywords: Malay Culture, Postpartum, Attitude

PENDAHULUAN Periode post partum dikatakan secara


Periode postpartum (masa nifas) tradisional berlangsung 6 minggu dan
dimulai sejak bayi dilahirkan dan lamanya bervariasi pada setiap wanita.
kembalinya sistem organ reproduksi ke Perubahan fisiologis yang terjadi selama
keadaan normal seperti semula, atau masa nifas mulai dari kembalinya uterus
disebut juga trimester keempat kehamilan. kebentuk semula, serviks akan memendek

1
Mirawati1, Dian Roza Adila2, Sekani Niriyah3, Gambaran Sikap Ibu Postpartum
Kepercayaan Budaya Melayu

dan mengeras selama 12-18 jam kedepan, serta menguatkan otot-otot punggung.
vagina perlahan akan mengecil kembali, Dalam proses pemulihan masa post partum,
abdomen kembali semula selama 6 minggu, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi
fungsi ginjal menurun dan kembali normal asupan makanan yang mengandung tinggi
dalam 1 bulan, dan penurunan kadar protein, kalori dan cairan untuk memenuhi
hormon pada payudara kembalinya hormon kebutuhan gizi ibu (Lowdermilk, Perry &
ditentukan apakah ibu menyusui atau tidak Cashion 2013).
(Lowdermilk, Perry & Cashion 2013). Selain dalam segi kesehatan
Masa setelah persalinan atau periode perawatan periode post partum juga dilihat
post partum sangat penting karena dari konteks sosial budaya atau keyakinan
merupakan fase kritis dalam kehidupan ibu yang dipercayai oleh ibu selama masa post
dan bayi yang baru lahir. Periode ini partum. Kepercayaan dan keyakinan
memiliki resiko kesehatan yang besar bagi budaya terhadap perawatan ibu post partum
ibu dan bayi baru lahir. Perawatan pada masih banyak dijumpai dilingkungan
periode setelah post partum sangat penting, masyarakat. Mereka meyakini budaya
tidak hanya untuk bertahan hidup tetapi perawatan ibu setelah melahirkan dapat
juga untuk masa depan ibu dan bayi baru memberikan dampak yang positif dan
lahir. Perubahan yang terjadi pada periode menguntungkan bagi mereka. Hal ini
ini akan menentukan kesejahteraan ibu dan terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh
bayi pada kesehatan masa depan (WHO, Rahayu, Mudatsir, dan Hasballah (2017)
2010). pada 10 orang ibu post partum di
Periode post partum ini penting Kecamatan Tanah Aceh Jambo Aye
diperhatikan oleh tenaga kesehatan karena Kabupaten Aceh Utara menjelaskan
pada periode ini rencana perawatan pengalaman ibu setelah melahirkan
meliputi pencegahan infeksi pada perineum didapatkan kepercayaan dan keyakinan
agar mencegah infeksi diarea sistem meliputi tradisi Badapu yaitu memanaskan
perkemihan. Setelah melahirkan ibu tubuh ibu pada pagi dan sore hari dengan
dianjurkan untuk beristirahat dan tidur nyala api tungku. Melakukan tradisi
karena harus memenuhi kebutuhan bayi Madeung dan Toet Batee merupakan
dimalam hari sehingga sering terbangun. perawatan budaya ibu nifas yang meyakini
Ibu post partum juga dianjurkan untuk mempercepat pemulihan masa persalinan,
beraktivitas atau latihan kegel sesering membersihkan darah kotor,
mungkin untuk menggerakkan otot vagina

2
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret

mengembalikan otot dan merampingkan


tidak selaras dengan persepsi ilmu
tubuh.
kesehatan yang menganjurkan ibu
Kebanyakan perilaku ibu pada masa
mengkonsumsi daging dan ikan
post partum dipengaruhi oleh faktor budaya
secukupnya untuk kesehatan ibu dan
yang memiliki berbagai kepercayaan dan
bayinya. Kemudian ada juga perawatan
praktik tradisional. Praktik kesehatan
khusus seperti memakai gurita yang
tradisional ini sering diterapkan wanita dan
sebelumnya diolesi tapel atau krim khusus
keluarga yang masa periode post partum.
bersalin pada daerah perut ibu dengan
Perilaku keluarga dalam mencari pelayanan
tujuan untuk membuat perut ibu menjadi
kesehatan dan hubungan dengan petugas
ketat. Pemakaian gurita tidak baik untuk
kesehatan dipengaruhi oleh kepercayaan
kesehatan karena dapat mengganggu
serta nilai-nilai kesehatan yang terkait
kenyamanan ibu.
budaya. Pada akhirnya semua faktor ini
Berdasarkan studi pendahuluan yang
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 5 Juni
kesehatan ibu dan anak. Kepercayaan
2018 di kelurahan Kampung Bandar
tersebut meliputi ibu tidak boleh bergerak,
peneliti mewawancarai 4 orang ibu bersuku
tidak mandi dan harus ditempat tidur untuk
Melayu. Maka didapatkan hasil 3 ibu
mencegah udara dingin masuk ditubuhnya
mengatakan bahwa setelah melahirkan ibu
(Lowdermilk, Perry & Cashion 2013).
dilarang keluar rumah sebelum 40 hari, dan
Berdasarkan penelitian Sembiring
dilarang memakan telur, daging, santan dan
(2011) mengatakan masyarakat suku
pedas-pedas. Ibu hanya boleh memakan
Melayu masih banyak melestarikan
ikan dan sayuran bening seperti jantung
budaya-budaya para pendahulunya.
pisang, daun katuk dan toge, 1 orang ibu
Berbagai fenomena perawatan masa nifas
mengatakan bahwa menganggap tidak
yang dilakukan oleh ibu-ibu suku Melayu
peduli terhadap larangan atau petuah yang
mencakup pantangan makan seperti
diberikan oleh orangtua karena mereka
dilarang mengkonsumsi sayuran (kangkung
beranggapan larangan tersebut tidak masuk
dan genjer) karena dianggap menyebabkan
akal.
vagina menjadi licin. Sebaliknya dalam
Berdasarkan fenomena di atas,
ilmu kesehatan ibu nifas dianjurkan lebih
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
banyak mengkonsumsi sayuran hijau untuk
mengenai “Gambaran Sikap Ibu Post
kesehatan ibu dan bayi. Kemudian
Partum pada Kepercayaan Budaya
beberapa pantangan seperti dilarang
Melayu”
mengkonsumsi daging dan ikan, hal ini

12
Mirawati1, Dian Roza Adila2, Sekani Niriyah3, Gambaran Sikap Ibu Postpartum
Kepercayaan Budaya Melayu

METODE PENELITIAN berpendidikan SMA sebanyak 28 orang


Penelitian ini menggunakan metode (65,1%).
penelitian kuantitatif, dengan menggunakan
desain pendekatan retrospektif. Populasi Tabel 2
dalam penelitian ini adalah ibu yang Distribusi frekuensi analisis kuesioner
No Pernyataan f %
sudah melahirkan yang berjumlah 43 orang
1 Saya tidak makan: kangkung,
ibu. Jenis teknik sampling menggunakan genjer, daun kacang setelah
melahirkan.
teknik non random sampling dengan Sangat setuju 33 76,7
Setuju 10 23,3
menggunakan metode purposive sampling. 43 100,0
Total
Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan 2 Saya menjaga untuk tidak
makan daging selama masa
Kampung Bandar Pekanbaru, pengambilan nifas.
data dimulai 23 Februari 2019 di RW 006. Sangat setuju 28 65,1
Setuju 25 34,9
Intstrumen penelitian menggunakan lembar Total 43 100,0
3 Saya menjaga untuk
kuesioner. Dalam penelitian ini peneliti
tidak makan yang pedas-
melakukan uji validitas. Peneliti kemudian pedas. Sangat tidak 19 44,2
setuju 3 7,0
melakukan pengolahan data melalui Tidak setuju 21 48,8
Setuju 43 100,0
program komputer. Peneliti menganalisis Total
4 Saya menjaga untuk tidak
data yang meliputi analisa univariat terkait makan nangka dan es.
Sangat setuju 39 90,7
karakteristik responden, usia, pendidikan 4 9,3
Setuju
terakhir dan variabel sikap ibu postpartum. Total 43 100,0
5 Saya tidak boleh keluar
rumah selama 40 hari setelah
masa nifas.
HASIL PENELITIAN Sangat setuju 36 83,7
A. Karakteristik responden Setuju 6 14,0
Tabel 1 Sangat tidak setuju 1 2,3
Total 43 100,0
Distribusi frekuensi karakteristik
6 Saya dianjurkan untuk tidak
responden boleh banyak bergerak
Karakteristik f %
selama masa nifas.
Usia Sangat setuju 33 76,7
Dewasa muda (20-40) 36 83,7 Setuju 10 23,3
Dewasa tengah (40-60) 7 16,3 Total 43 100,0
Pendidikan 7 Saya mengoleskan
SD 3 7,0 bengkuang yang sebelumnya
SMP 4 9,3 diolesi dengan tapel dengan
SMA 28 65,1 daun jarak atau mengkudu
Perguruan Tinggi 8 18,6
diperut setelah melahirkan.
Sangat setuju 38 88,4
Setuju 5 11,6
Berdasarkan tabel 1 diatas mayoritas 43 100,0
Total
responden berusia 20-40 tahun yaitu 8 Saya membersihkan
kemaluan saya dengan air
sebanyak 36 orang (83,7%), dan sirih yang sudah dimasak
selama masa nifas.
36 83,7
12
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret

No Pernyataan f %
No Pernyataan f %
Setuju 7 16,3 Sangat tidak setuju 41 95,3
Total 43 100,0 Tidak setuju 2 4,7
Total 43 100,0
9 Saya meneteskan ke mata air
19 Saya tidak mkan telur
bilasan keramas yang
selama masa nifas.
terakhir.
37 86,0 Sangat setuju 39 90,7
Sangat setuju
6 14,0 Setuju 4 9,3
Setuju
43 100,0 Total 43 100,0
Total
20 Saya dilarang untuk duduk
10 Saya memakai bubuk rempah
mencangkung.
yang dicairkan (parem)
Sangat tidak setuju 31 72,1
dikening.
Tidak setuju 1 2,3
Sangat setuju 37 86,0
Setuju 11 25,6
Setuju 6 14,0
Total 43 100,0
Total 43 100,0
21 Saya tidak mendekatkan
11 Setelah melahirkan saya
benda tajam seperti gunting
mandi seluruh badan
dan peniti selama masa nifas.
(wiladah).
Sangat tidak setuju 41 95,3
Sangat tidak setuju 22 51,2
Tidak setuju 2 4,7
Tidak setuju 1 2,3
Total 43 100,0
Setuju 20 46,5
Total 43 100,0 22 Saya menutup kepala dengan
12 Saya meminum ramuan handuk saat keluar rumah.
Sangat setuju 39 90,7
tradisional kunyit, kencur,
Setuju 4 9,3
jahe dan rempah ratus setelah
Total 43 100,0
melahirkan.
40 93,0 23 Saya mengikat rambut
Sangat setuju
Setuju 3 7,0 dengan kuat menggunakan
Total 43 100,0 paku selama masa nifas.
Sangat setuju 38 88,4
13 Saya dianjurkan untuk minum
Setuju 5 11,6
banyak selama masa nifas.
Total 43 100,0
Sangat tidak setuju 37 86,0
Setuju 6 14,0 24 Saya tidak percaya larangan
Total 43 100,0 yang dikatakan orang tua
14 Saya tidak boleh menambah saya selama masa nifas.
makan nasi selama masa nifas Sangat tidak setuju 41 95,3
Sangat tidak setuju 39 90,7 Tidak setuju 2 4,7
4 9,3 Total 43 100,0
Tidak setuju
Total 43 100,0
15 Saya tidak bleh memakan Dari hasil analisis kuesioner
santan selama masa nifas.
Sangat setuju 37 86,0 tergambar bahwa ibu paling tinggi
Setuju 6 14,0
Total 43 100,0 dianjurkan untuk tidak memakai stagen
16 Saya mengkonsumsi jantung
pisang, daun katuk dan toge yang diikat diperut (95,3%), tidak
selama asa nifas. mendekatkan benda tajam seperti gunting
Sangat tidak setuju 18 41,9
Setuju 25 58,1 dan peniti selama masa nifas (95,3%), tidak
Total 43 100,0
17 Saya mengkonsumsi ikan percaya larangan yang dikatakan orang tua
sungai dan ikan laut selama
masa nifas. selama masa nifas (95,3%).
Sangat tidak setuju 38 88,4
Setuju 5 11,6
Total 43 100,0
18 Saya dianjurkan untuk tidak
memakai stagen yang diikat
diperut selama masa nifas.

12
Mirawati1, Dian Roza Adila2, Sekani Niriyah3, Gambaran Sikap Ibu Postpartum
Kepercayaan Budaya Melayu

Tabel 3 nifas primigravida berpendidikan SMA.


Distribusi frekuensi analisis sikap ibu
postpartum pada kepercayaan budaya Wawan dan Dewi (2010) menjelaskan
Melayu semakin tinggi pendidikan seseorang maka
Sikap F %
Positif 12 27,9 semakin mudah juga menerima informasi.
Negatif 31 72,1
B. Sikap Ibu Postpartum pada
Hasil penelitian menunjukkan sikap ibu
Kepercayaan Budaya Melayu
postpartum pada kepercayaan budaya
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
Melayu sebanyak sebanyak 31 responden
mayoritas ibu postpartum memiliki sikap
mempunyai sikap negatif.
negatif terhadap kepercayaan budaya

PEMBAHASAN Melayu (72,1%). Artinya ibu sudah

A. Karakteristik Responden meninggalkan, menjauhi, dan menghindari

1. Usia budayannya sesuai dengan kesehatan. Hal

Dari hasil penelitian yang dilakukan di ini bertolak belakang dengan penelitian

kelurahan kampung bandar Pekanbaru Wulansari dan Yudha (2017), sebagian

terhadap 43 responden berusia 20-40 tahun besar ibu selama masa nifas memiliki sikap

yaitu 36 responden (83,7%). Penelitian positif (80%).

Wulansari dan Yudha (2017) Sikap adalah respons terhadap

menggambarkan bahwa, salah satu faktor stimulasi sosial yang telah sesuai dengan

yang mempengaruhi pengetahuan ibu kondisi yang terjadi terhadap kesiapan atau

pantang makanan selama masa nifas adalah antisipatif untuk menyesuaikan diri dalam

usia 15-25 tahun (63,3%). Wawan dan situasi sosial, atau secara umum dan

Dewi (2010) menjelaskan Semakin cukup sederhana dalam menjalani masa

tingkat kematangan dan kekuatan postpartum (Azwar, 2012). Menurut

seseorang akan lebih matang dalam berfikir Wawan dan Dewi (2010) ada dua sikap

dan bekerja . yang diungkapkan oleh seseorang terhadap

2. Pendidikan suatu objek. Sikap yang positif cenderung

Hasil penelitian menggambarkan bertindak antara lain mengharapkan,

bahwa sebagian besar responden menyenangi, mendekati, dan menyukai

berpendidikan SMA yaitu sebanyak 28 sebuah objek. Sikap negatif lebih

orang (65,1%). Penelitian ini sejalan cenderung untuk menghindari tidak

dengan penelitian yang dilakukan oleh menyukai, menjauhi, bahkan membenci

Wulansari dan Yudha (2017), mengatakan terhadap budaya yang ia miliki.

bahwa sebanyak 15 responden (50%) ibu

12
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret

Berdasarkan penelitian Sembiring


anjuran orang tua terdapat 10 orang ibu
(2011) didapatkannya filosofi kesehatan
nifas (41,67%), dan mengatakan bekung
suku Melayu tentang perawatan ibu pada
karena merasa nyaman ada 14 orang ibu
masa nifas berhubungan dengan keadaan di
(58,33%). Hasil dari kegiatan ini terdapat
masa tua. Nilai-nilai yang mendasari
24 ibu yang menggunakan bekung.
praktik budaya terdiri dari pantangan
Beberapa ibu nifas menyampaikan keluhan
perilaku yaitu tidak boleh keluar selama 40
karena pemakian bekung yang salah
hari, perilaku khusus yang dilakukan
terdapat 9 ibu nifas mengatakan kaki
seperti keramas selama seminggu dan
bengkak, 10 ibu mengatakan gatal-gatal
memakai pilis di kening. Pantangan
dikulit dan dan 3 orang ibu merasa sesak.
makanan seperti pantang makan sayuran
Dapat disimpulkan cara pemakaian bekung
kangkung, genjer, ikan, dan daging.
yang salah justru akan merugikan ibu nifas
Perilaku tersebut tidak sesuai dengan ilmu
itu sendiri.
kesehatan. Berbeda halnya dengan
Ibu budaya Melayu Riau juga sudah
pantangan mengkonsumsi nangka,
meninggalkan kebiasaan untuk tidak
makanan pedas-pedas dan es sesuai dengan
mendekatkan benda tajam seperti gunting
ilmu kesehatan. Ramuan tradisional seperti
dan peneliti sebanyak (95,3%). Ermiati,
meminum pati jahe, kencur dan kunyit juga
Amrullah dan Santoso (2017) menjelaskan
dikonsumsi oleh suku Melayu. Praktek
praktik budaya Sunda dalam aktivitas ibu
perawatan nifas terdiri dari aktivitas seperti
Postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas
tidak boleh banyak bergerak dan bekerja,
Griya Antapani Bandung ibu postpartum
pemeliharaan kebersihan diri seperti mandi
tidak menyimpan gunting dibawah bantal
wiladah dan perawatan khusus seperti
sebanyak 10 orang (40%). Meskipun pada
memakai air daun sirih untuk
budaya Sunda tersebut diharuskan untuk
membersihkan vagina dan memakai
menyimpan benda tajam, gunting yang
bekung.
diletakkan didekat ibu untuk menangkal
Disamping itu, hasil penelitian ini
datangnya makhluk halus. Kesimpulan dari
berbeda dengan penelitian Sembiring.
penelitian diatas adalah ibu postpartum
Sikap ibu nifas terhadap pantang perilaku
sudah memiliki sikap yang negatif yaitu
sebagian besar sudah meninggalkan
sudah meninggalkan budayanya tidak
pantang seperti tidak memakai bekung
menyimpan benda tajam.
(stagen) yang diikat diperut sebanyak
Pada penelitian ini didapatkan
(95,3%). Penelitian Rahayu (2018)
gambaran bahwa ibu budaya Melayu tidak
mengatakan ibu memakai bekung karena
mempercayai larangan orang tua (95,3%).
12
Mirawati1, Dian Roza Adila2, Sekani Niriyah3, Gambaran Sikap Ibu Postpartum
Kepercayaan Budaya Melayu

Hal ini disebabkan oleh perkembangan SIMPULAN


globalisasi yang semakin pesat yang Hasil penelitian menunjukkan
diiringi dengan modernisasi. Modernisasi mayoritas ibu postpartum pada suku
merupakan suatu proses perubahan ketika Melayu berusia 20-40 tahun pendidikan
masyarakat yang sedang memperbaharui SMA. Sementara itu sikap ibu terhadap
dirinya berusaha mendapatkan ciri-ciri atau pantangan sudah sesuai dengan kesehatan,
karakteristik yang dimiliki masyarakat karena sudah meninggalkan pantang seperti
modern (Martono, (2012) dalam Nasution tidak memakai stagen, tidak mendekatkan
2017)). Menurut Comte manusia sangat benda tajam gunting dan peniti serta tidak
mengedepankan akal sehat pada masa era percaya larangan yang dikatakan orang
globalisasi. Pikiran manusia menyingkirkan tuanya selama masa nifas.
hal-hal yang dianggapnya mitos ataupun
kepercayaan bersifat abstrak, tahayul dan SARAN
mistis ataupun yang bersifat susah untuk a. Bagi Ilmu Keperawatan
dipikirkan melalui akal sehat, oleh sebab Bagi pendidikan keperawatan sebagai
itu masyarakat modern lebih mempercayai sumber informasi yang berguna untuk
hal-hal yang sifatnya nyata dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
diterima oleh panca indra mereka (Harara, perawatan ibu postpartum dalam budaya
(2016) dalam Nasution 2017)). Iqbal Melayu mana yang boleh dilakukan dan
(2012) mengatakan kebudayaan atau kultur mana tidak boleh dilakukan.
dapat membentuk kebiasaan dan respons b. Bagi Tenaga Kesehatan
terhadap kesehatan dan penyakit dalam Tetap berperan aktif dalam memberikan
masyarakat tanpa memandang motivasi dan promosi kesehatan antara
tingkatannya. Orang Melayu mempunyai pandangan budaya dari segi kesehatan.
animisme yaitu suatu kepercayaan yang c. Bagi Responden
masih menerapkan kehidupan yang Diharapkan bagi ibu postpartum dalam
sederhana dikalangan masyarakat seperti melakukan perawatan selama masa nifas
kepercayaan masyarakat terhadap pantang agar tetap memperhatikan fungsi kesehatan.
larang yang umum dalam kehidupan sehari- d. Bagi Peneliti Selanjutnya
hari (Hamid, 1988). Hasil penelitian selanjutnya
diharapakan dapat dijadikan bahan
masukkan mengenai sikap ibu postpartum
pada kepercayaan budaya melayu.

12
Jurnal Ners Indonesia, Vol.10 No.2, Maret

Diharapkan peneliti selanjutnya dengan


wanita hamil masyarakat Melayu
metode kualitatif wawancara mendalam,
Kuantan Singingi Riau. Marwah:
sehingga didapatkan hasil yang lebih Jurnal Perempuan, Agama dan Jender,
memuaskan. 14 (2), 129-144.
Lowdermilk, Perry, & Cashion. (2013).
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan maternitas ( 8 th Ed):
Arifin, B. S. (2012). Dukungan sosial Indonesia.
terhadap penggunaan jamu tradisional Manga & Maryni. (2012). Ilmu sosial
dalam perawatan ibu post partum di budaya dasar kebidanan. EGC
wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Maryunani, A. (2009). Asuhan pada ibu
Sragen. dalam masa nifas (post partum). CV.
Azwar, S. (2012). Sikap manusia teori dan Trans Info Media: Jakarta
pengukurannya: Pustaka Pelajar Maritalia, D. (2012). Asuhan kebidanan
BPOM RI. (2011) Mari minum obat bahan nifas dan menyusui. Pustaka Pelajar:
alam dan jamu dengan baik dan benar. Yogyakarta
BPOM 12, 1-12. Moehji, S. (2002). Ilmu Gizi 1:
Darma, K.K. (2011). Metodologi penelitian Pengetahuan dasar ilmu gizi. Jakarta:
keperawatan: panduan melaksanakan Papas Sinar Sinanti
dan menerapkan hasil penelitian. Munawaroh. (2013). Panduan memahami
Jakarta Timur: CV. Trans Info Media metodologi penelitian. Malang:
Dewi & Sunarsih. (2011). Buku ajar Intimedia
maternitas asuhan keperawatan edisi Nasution, R. D. (2017). Pengaruh
4. Jakarta : EGC perkembangan teknologi informasi
Donsu, J. D. T. (2016). Metodologi komunikasi terhadap eksistensi budaya
penelitian keperawatan. Yogyakarta: lokal. Jurnal penelitian komunikasi
Pustaka Baru Press dan opini publik, 21 (1), 30-42.
Ermiati., Amrullah, J. F., & Santoso, A. A. Potter, P. A., Perry, A.G. (2005). Buku ajar
(2017). Praktik budaya Sunda pada ibu fundamental keperawatan: konsep,
postpartum di wilayah kerja proses, dan praktik. Ed 4. Vol 1.
Puskesmas Griya Antapani. Jakarta: EGC
Fadhillah, I. (2018). Perilaku ibu nifas Rahayu, I. S., Mudatsir, M., & Hasballah,
tentang pantang makan di Desa K. (2017). Faktor budaya dalam
Ngebrak kecamatan Gampengrejo perawatan ibu nifas. Jurnal Ilmu
kabupaten Kediri. Jurnal Keperawatan, 5 (1), 36-49.
Keperawatan, 9 (2), 100-108. Rahayu, D. T. (2018). Pendidikan
Hamid, I. (1988). Masyarakat dan budaya komunitas tentang pemakaian
melayu: Kuala Lumpur. bengkung pada ibu nifas di Desa
Kartikowati, S., & Hidir, A. (2015). Sistem Keling kecamatan Kepung kabupaten
kepercayaan di kalangan ibu hamil Kediri. at-tamkin: Jurnal pengabdian
dalam masyarakat melayu. Jurnal kepada masyarakat, 1(1), 35-44.
Parallela, 1(2), 159-167. Rahman, L.M., Marni, T., & Zulkarnain.
Kartikowati, R. S. (2017). Pola edukasi (2003). Alam melayu sejumlah
dalam sistem kepercayaan di kalangan gagasan menjemput keagungan. Unri
Press: Publisher.
13
Mirawati1, Dian Roza Adila2, Sekani Niriyah3, Gambaran Sikap Ibu Postpartum
Kepercayaan Budaya Melayu

Rini, Y. (2017). Perilaku keluarga suku sikap ibu tentang pantang makanan
melayu dalam merawat ibu nifas di selama masa nifas di BPM Sri
Puskesmas Desa Lama kecamatan Sei Lumintu. URECOL, 151-156.
Lepan kabupaten Langkat. Yugistyawati, A. (2013). Pengaruh
Riyanto, A. (2011). Aplikasi metodologi pendidikan kesehatan masa nifas
penelitian kesehatan. Yogyakarta: terhadap kemampuan perawatan
Yuha Medika mandiri ibu nifas post sectio caesarea
Saam, Z & Wahyuni, S. (2014). Psikologi (SC). Jurnal Ners dan Kebidanan
keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers Indonesia, 1 (3), 96-100.
Sembiring, D. E. (2011). Pengalaman suku Yusuf, A. M. (2014). Meteodologi
melayu dalam perawatan masa nifas di penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan
Desa Perhiasan kecamatan Selesai penelitian gabungan. Jakarta:
kabupaten Langkat. Pengalaman suku Kencana
melayu dalam perawatan masa nifas di
Desa Perhiasan kecamatan Selesai
kabupaten Langkat.
Saminem. (2009). Buku ajaran
keperawatan maternitas. Jakarta: EGC
Setiadi., & Elly, M. (2008). Ilmu Sosial dan
Budaya dasar. Prenada Media Group:
Jakarta.
Surjarweni, W. V. (2014). Metodologi
penelitian lengkap, praktis dan mudah
dipaham. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Suwardi. (2008). Dari melayu ke
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Swasono, M.F. (2004). Kehamilan,
kelahiran, perawatan ibu dan bayi
dalam konteks budaya. Jakarta: UI
Press
Wawan, A & Dewi, M. (2010). Teori dan
pengukuran pengetahuan, sikap dan
perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika
Widagdho, J., dkk. (2012). Ilmu budaya
dasar (12 th Ed 1). Jakarta: Bumi
Aksara.
World Health Organization. (2010). WHO
technical consultation on post partum
and postnatal care.
Wulansari, M. A., & Yudha, E. A. L.
(2017). Gambaran pengetahuan dan

13

Anda mungkin juga menyukai