Anda di halaman 1dari 13

Review Jurnal Terkait

Transkultural pada
Ibu Nifas
Rahmi Eka Fajri 1911312017
Derline Tiara Zoema 1911312044
Ayyasa Amara 1911312029
Ariesta Dwi Putri 1911312047
BY:
KELOMPOK
Vita Delfi Yanti 1911312023
C Rachma Yulia Putri 1911312032
KELAS A2 Suci Faisal 1911312041
Salma Nur Rahma Dany 1911312038
Regina Fatikahemas 1911312020
Bungga Angrainy 1911312026
Review Jurnal Nasional
Deskripsi Jurnal

Judul : Aplikasi Kelas Ibu Hamil Sebagai Upaya Rekronstruksi


Budaya “Tarak” (Tidak Makan Makanan Telur, Ayam, Daging dan
Ikan) pada Ibu Nifas di Kabupaten Blitar
Jurnal : Jurnal Ners dan Kebidanan
Volu&Hal : Vol. 1, No 1, hlm. 184 – 190
Tahun : 2014
Penulis : Zaenal Fanani, Bisepta Prayogi. STIKes Patria Husada Blitar
Published : 3 November 2014
Sumber : https://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/37
Deskripsi Penelitian
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 24 September-06 Oktober 2013 di ruang
nifas RS.Ngudi Waluyo Blitar didapatkan 17 dari 20 ibu post partum tidak mau makan masakan
ayam, daging dan telor karena takut jahitannya tidak sembuh dan gatal-gatal. Padahal makanan-
makanan yang menjadi pantangan tersebut merupakan makanan yang tinggi protein. Protein sangat
dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka episiotomi maupun pada bayi yang disusui, kondisi
tersebut perlu dilakukan sebuah intervensi untuk merekonstruksi budaya pemenuhan nutrisi pada
ibu post partum. Berdasarkan keterangan dari tenaga kesehatan setempat kelas ibu hamil sudah
jarang dilakukan karena keterbatasan tenaga. Intervensi keperawatan pada teori model Medeline
Leinenger bagi budaya pasien yang merugikan atau bertentangan dengan konsep hidup sehat adalah
merekonstruksi budaya tersebut (Tommey and Alligood, 2006).
Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh pelaksanaan klas ibu
hamil terhadap pengetahuan sikap dan perilaku ibu nifas dalam pemenuhan nutrisi di kabupaten
Blitar sebagai Upaya Rekronstruksi Budaya “Tarak”(Tidak Makan Makanan Telur, Ayam, Daging
Dan Ikan) Pada Ibu Nifas Di Kabupaten Blitar.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kelas ibu terhadap Metode penelitian
Rekronstruksi Budaya “Tarak” (Tidak Makan Desain dalam penelitian ini adalah pre test
Makanan Telur, Ayam, Daging Dan Ikan) Pada and post test nonequivalent control group
Ibu Nifas Di Kabupaten Blitar.
Subyek Penelitian Variabel Dependen
Ibu hamil yang masuk pada trimester 3 di Kelas ibu hamil
wilayah kerja Puskesmas Wonodadi bulan Maret
2014 sebanyak 60, Sampel sebanyak 40 orang.
Variabel Independen
Kriteria inklusi dan ekslusi penelitian : Ibu
Budaya “ Tarak “
Hamil 34-37 minggu, tidak ada penyakit
penyerta, tidak mempunyai alergi telor, ayam,
daging dan ikan, ibu hamil yang menganut Instrument Penelitian
budaya “ Tarak “. Kuisioner dan booklet
Hasil dan Pembahasan :

A. Pengetahuan Ibu terhadap Budaya


“Tarak”

Pada jurnal didapatkan hasil bahwa ibu yang


mengikuti kelas ibu hamil rata-rata mengalami
peningkatan pengetahuan tentang nifas. Hal ini
karena para ibu yang mengikuti kelas ibu hamil
mendapatkan pengetahuan berupa hubungan
protein dengan penyembuhan luka dan
pentingnya gizi bagi ibu dan bayinya. Pada
pemberian pengetahuan kepada ibu-ibu tersebut,
media yang digunakan adalah LCD dan booklet
sehingga ibu-ibu yang mengikuti kelas akan
mendapat informasi yang lebih banyak.
LANJUTAN>>>

Selain itu, ibu-ibu yang mengikuti kelas


Sedangkan pada ibu yang tidak megikuti
adalah orang-orang yang memiliki
kelas ibu hamil, rata-rata mereka tidak
riwayat pendidikan yang lebih tinggi
mengalami peningkatan pengetahuan.
sehingga semakin mudah dan semakin
Dikarenakan mereka hanya mendapatkan
baik dalam menerima informasi.
pengetahuan dari bidan (kontrol saat
Pendidikan tersebut baik secara formal
kehamilan). Selain itu, media yang
maupun non formal. Selain itu, sebagian
digunakan hanya pemberian leaflead
besar ibu-ibu tersebut sudah memiliki
sehingga kurangnya informasi yang di
pengalaman menjadi ibu nifas.
dapatkan oleh ibu.
C. Perilaku “Tarak” Ibu Nifas

B. Sikap Ibu Terhadap Budaya


“Tarak”

Berdasarkan hasil penelitian, ketika ibu telah mengikuti klas kehamilan,


rata-rata mengalami pengingkatan sikap baik (berdasarkan
perbandingan nilai pre tes dan post tes). Menurut Notoatmodjo (2010)
sikap utuh ditentukan oleh peran penting dari pengetahuan, pikiran,
keyakinan dan juga emosi. Sikap ibu yang mengikuti klas ibu hamil
pada post tes didasari oleh pengetahuan responden yang baik pula, hal
responden menganggap klas ibu hamil yang mereka ikuti sangat
bermanfaat karena ibu hamil yang mengikuti klas ini sangat heterogen.
Begitupun dengan sebaliknya sikap ibu yang tidak mengikuti klas ibu
hamil berdasarkan hasil pre tes dan post tes tidak mengalami perubahan
sikap.
LANJUTAN>>>

Dengan begitu dapat


disimpulkan bahwa nilai
sikap ibu hamil dipengaruhi
oleh pengetahuan. Menurut
Notoatmodjo (2010) ada 3
hal yang dapat membentuk
sikap antara lain
kepercayaan, ide, dan konsep
terhadap suatu objek,
kehidupan emosioal dan
kecendrungan untuk
bertindak
C. Perilaku “tarak” Ibu Nifas

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan antara perilaku “tarak” pada ibu yang
mengikuti klas kehamilan dan tidak mengikutinya. Salh satu tujuan klas kehamilan menurut
Depkes RI (2009) adalah mengubah mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
Kelas ibu hamil merupakan aplikasi dari keperawatan transkultural yang dilakukan oleh
peneliti. Karena peniliti menganggap budaya “tarak” akan merugikan ibu nifas, yaitu luka
yang tak kunjung sembuh ataupun gizi bayi yang kurang baik
Berdasarkan penelitian didapatkan adanya peningkatan pengetahuan tentang gizi ibu nifas
pada ibu yang mengikuti klas ibu hamil dan diikuti oleh adanya perilaku “tarak” yang lebih
sedikit pada ibu nifas yang mengikuti klas ibu hamil dibandingkan dengan yang hanya
mendapat pendidikan kesehatan dari bidan. Hal ini didukung oleh teori bahwa salah satu
unsur pada budaya adalah pengetahuan. Selain pengetahuan unsur lain yang terkait dengan
sosial budaya antara lain kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
kemampuan serta kebiasaan yang telah dilakukan oleh masyarakat (Waqid iqbal.M, 2012).
Simpulan & Sasaran

Ada perubahan pengetahuan pada kelompok, perlakuan menunjukan bahwa


ada perubahan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan.
Pada kelompok control menunjukan bahwa tidak terjadi perubahan
pengetahuan. Pada uji T test menunjukan bahwa ada perbedaan pengetahuan
antara kelompok perlakuan dan kelompok control. Pada pengukuran sikap
menunjukkan bahwa ada perubahan sikap antara sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan. Pada uji Independent T Test menunjukkan
bahwa ada perbedaan sikap antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Pada pengukuran perilaku “Tarak” menunjukkan bahwa ada perbedaan
proporsi perilaku tarak antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
identifikasi Prinsip Asuhan Keperawatan Transkultural

1. Culture care acommodation 2. Culture Care Repattering


merupakan prinsip membantu, Culture care repattering adalah prinsip
memfasilitasi atau memperhatikan mengkontruksi atau mengubah desain
fenomena budaya yang merefleksikan untuk membantu memperbaiki kondisi
cara-cara untuk beradaptasi atau kesehatan dan pola hidup ke arah lebih
bernegosiasi atau mempertimbangkan baik. Sehingga klas ibu hamil ini
kondisi kesehatan dan gaya hidup individu merupakan aplikasi dari keperawatan
atau klien. Di dalam jurnal yang kelompok traskultural yang dilakukan oleh peneliti.
bahas, didapatkan prinsip Culture care Karena peneliti menganggap budaya
acommodation, dimana tenaga kesehatan “tarak” khususnya tidak makan makanan
memberikan fasilitas berupa kelas ibu telur, ayam, daging dan ikan dinilai akan
hamil pada masyarakat di wilayah kerja merugikan ibu nifas yaitu luka yang tak
Puskesmas Wonotirto Kabupaten Blitar. kunjung sembuh atau pun gizi bayi yang
kurang baik.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai