Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah melancarkan
kami dalam proses pembuatan tugas Keperawatan Kesehatan Jiwa 1 tentang“ Proses
Keperawatan Jiwa”. Sholawat beiring salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Yang mana telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang seperti sekarang ini.
Pada makalah yang kami susun ini, kami menjelaskan tentang Proses Keperawatan
Jiwa. Tidak lupa kami berterima kasih kepada dosen yang membimbing dalam penyusunan
makalah ini. Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap pembaca dapat mendapatkan
manfaat dari makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf bila ada
kesalahan. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
2.3. Koping.............................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2. Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
yang mempunyai efek ketergantungan bagi pemakainya ini akan merubah persepsi
seseorang kedalam hal-hal yang dapat merusak saraf motorik didalam tubuh.Selain
itu,prosesberpikir yang melibatkan kinerja otak tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya akibat pengaruh dari zat adiksi yang terkandung didalam obat-obatan
terlarang tersebut
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep stress
2. Apa saja rentang sehat sakit
3. Apa pengertian koping
C. Tujuan
1. Mengetaui apa saja konsep dari stress
2. Mengetahui rentang sehat sakit
3. Mengetahui apa itu koping
2
BAB II
PEMBAHASAN
Stres adalah reaksi atau respons psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan).
Stres dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan
intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku, dan subyektif
terhadap stres. Konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus yang
membuat stres, semuanya sebagai sistem (WHO.158).
3
2.1.2 Sumber - Sumber Stress
Catacysmic Event
Personal Stressor
Background stressor
Permasalahan yang bisa terjadi setiap hari, seperti masalah dalam pekerjaan dan
rutinitas pekerjaan.
Sarafino (1998) membagi tiga jenis sumber stres yang dapat terjadi pada kehidupan
individu:
4
Konflik merupakan sumber yang paling utama, didalam konflik individu memiliki
dua kecenderungan yang berlawanan: menjauh dan mendekat. Individu harus
memiliki dua atau lebih altermatif pilihan.
a. Stres Biasa
b. Distres Internal
Adalah stres negatif hasil dari pengalaman buruk, ancaman, atau perubahan
situasi yang tidak terduga dan tidak nyaman. Pada dasarnya, tubuh kita menginginkan
rasa aman sehingga apabila rasa tersebut terusik, tubuh pun mengalami distres.
c. Distres Akut
5
Distres akut terjadi ketika seseorang mengalami distres yang dipicu oleh
peristiwa buruk yang berlalu dengan cepat, Sementara stres kronik terjadi ketika
seseorang harus menahan stres dalam waktu yang lama. Kedua tipe stres tersebut akan
memicu timbulnya hiperstres.
d. Hipostres
Ternyata hari-hari tanpa kekhawatiran dan tantangan juga dapa memicu tipe
stres lainnya, yaitu hipostres. Hipostres merupakan "ketidakadaan" stres, tetapi bisa
juga diartikan kebosanan yang ekstrem Seseorang yang mengalami hipostres mungkin
merasa tidak tertantang tidak memiliki motivasi untuk melakukan apa pun. Hipostres
dapat memicu perasaan depresi dan kesia-siaan.
e. Eustres
Eustres merupakan stres yang sangat berguna lantaran dapat membuat tubuh
menjadi lebih waspada. Eustres membuat tubuh dan pikiran menjadi siap untuk
menghadapi banyak tantangan, bahkan bisa tanpa disadari. Tipe stres ini dapat
membantu memberi kekuatan dan menentukan keputusan, contohnya menemukan
solusi untuk masalah.
Stres tahap pertama yaitu stres yang disertai perasaan nafsu bekerja yang besar
dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan tenaga yang
dimiliki dan penglihatan menjadi tajam.
Stres tahap kedua yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi tidak
segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak
dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort), jantung berdeba,
dan punggung tegang. Hal tersebut karena cadangan tenaga tidak memadai.
6
Stres tahap ketiga yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi tidak
teratur (kadang-kadang diare), otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah
terjaga dan suli tidur kembali (middle insomnia), bangun terlalu pagi dan sulit tidur
kemabali (late insomnia), koordinasi tubuh terganggu.
Stres tahap keempat yaitu tahapan stres dengan keluhan seperti tidak mampu
bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan, respon tidak
adekuat kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur, sering menolak ajakan,
konsentrasi dan daya ingat menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.
Stres tahap kelima yaitu tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan fisik
dan mental (physical and psychological exhaustion).Ketidakmampuan menyelesaikan
pekerjaan yang sederhana dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa
takut dan cemas bingung, dan panik.
Stres tahap keenam yaitu tahapan stres dengan tanda-tanda seperti jantung
berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar, dingin, dan banyak keluar keringat, serta
pingsan atau collaps.
Rentang sehat dan sakit jiwa terdiri dari konsep sehat jiwa, psikososial, dan gangguan
jiwa. Stuart (2009), mengatakan bahwa kesehatan jiwa berada dalam sebuah rentang respon
dari adaptif sampai maladaptif, mulai dari sehat jiwa, masalah psikososial sampai gangguan
jiwa. Departemen Kesehatan (2003), mengatakan bahwa gangguan jiwa adalah respon
maladaptif terhadap stressor dari dalam atau luar lingkungan yang berhubungan dengan
perasaan dan perilaku yang tidak sejalan dengan budaya, kebiasaan atau norma setempat dan
mempengaruhi interaksi sosial individu, kegiatan atau fungsi tubuh. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa gangguan jiwa adalah adanya respon maladaptif yang dapat dilihat dari
penilaian individu secara kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial. Sehat jiwa adalah
suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan
7
manusia (respon adaptif). Masalah psikososial yaitu masalah-masalah bersifat psikologis
ataupun sosial yang timbul akibat perubahan dalam kehidupan individu. Masalah psikososial
dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa.
Ciri dari sehat jiwa adalah berpikir logis, persepsi akurat, perilaku sesuai, hubungan
sosial memuaskan. Ciri dari masalah psikososial adalah pikiran kadang, menyimpang ilusi,
reaksi emosional, perilaku kadang tidak sesuai, menarik diri. Sedangkan, ciri dari gangguan
jiwa adalah waham, halusinasi, ketidakmampuan mengendalikan emosi, ketidakteraturan,
isolasi sosial.
2.3 koping
8
lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak makan, bekerja
berlebihan, menghindar. Koping dapat diidentifikasi melalui respon, manifestasi
(tanda dan gejala) dan pernyataan klien dalam wawancara.
Menurut Lazarus dan Flokman (1984, dalam Nasir & Muhith, 2011), dalam
melakukan koping ada dua mekanisme koping yang bisa dilakukan yaitu:
Koping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah strategi
untuk penanganan stress atau coping yang berpusat pada sumber masalah,
individu berusaha langsung menghadapi sumber masalah, mencari sumber
masalah, mengubah lingkungan yang menyebabkan stress dan berusaha
menyelesaikannya sehingga pada akhirnya stress berkurang atau hilang.
Coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping) adalah strategi
penanganan stress dimana individu memberi respon terhadap situasi stress
dengan cara emosional.
9
2.3.4 Fungsi Koping Stress
Koping yang berpusat pada emosi (emotion-focused coping) berfungsi untuk
meregulasi respon emosional terhadap masalah.Sedangkan coping yang berpusat pada
masalah (problem-focused coping) berfungsi untuk mengatur dan merubah masalah
penyebab stres.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stress adalah reaksi atau respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan).
Stress dewasa ini digunakan secara bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan
intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respons fisiologis, perilaku dan subyektif
terhadap stress. Pada gejala stress, gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan
keluhan fisik tetapi dapat pula disertai keluhan stressor. Tiga kategori stressor yaitu
Catacysmic Evert, Personal Stressor, dan Background stressor. Sarafino (1998) membagi tiga
jenis sumber stres yang dapat terjadi pada kehidupan individu yaitu Sumber yang berasal dari
individu , Sumber yang berasal dari keluarga, dan Sumber stres yang berasal dari komunitas
dan masyarakat . Bentuk-Bentuk Stres yaitu Stres Biasa, Distres Internal, Distres Akut,
Hipostres, dan Eustres serta tahapan Stress ada 6 tahap.
Rentang sehat dan sakit jiwa terdiri dari konsep sehat jiwa, psikososial, dan gangguan
jiwa. Stuart (2009), mengatakan bahwa kesehatan jiwa berada dalam sebuah rentang respon
dari adaptif sampai maladaptif, mulai dari sehat jiwa, masalah psikososial sampai gangguan
jiwa. Ciri dari sehat jiwa adalah berpikir logis, persepsi akurat, perilaku sesuai, hubungan
sosial memuaskan. Ciri dari masalah psikososial adalah pikiran kadang, menyimpang ilusi,
reaksi emosional, perilaku kadang tidak sesuai, menarik diri. Sedangkan, ciri dari gangguan
jiwa adalah waham, halusinasi, ketidakmampuan mengendalikan emosi, ketidakteraturan,
isolasi sosial.
Koping merupakan suatu tindakan merubah kognitif secara konstan dan usaha tingkah
laku untuk mengatasi tuntutan internal atau eksternal yang dinilai membebani atau melebihi
sumberdaya yang dimiliki individu. Faktor yang mempengaruhi strategi koping yaitu
kesehatan fisik ,keyakinan atau pandangan positif, keterampilan memecahkan masalah,
keterampilan sosial , dukungan social, dan materi. Bentuk-bentuk koping itu sendiri ada dua
yaitu mekanisme koping adaptif dan maladaptif. Koping yang berpusat pada emosi (emotion-
focused coping) berfungsi untuk meregulasi respon emosional terhadap masalah.Sedangkan
coping yang berpusat pada masalah (problem-focused coping) berfungsi untuk mengatur dan
merubah masalah penyebab stres.
11
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan kita dapat menggunakan proses keperawatan jiwa
dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Azis. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Girdano, L A. 2005. Controlling Stress and Tension 7th edition. Sam Fransisco: Benjamin
Cumming
Budiarto, Eka & Tuti Afriani. (2017). Analisis Manajemen Stres Berbasis Aplikasi
Smartphone untuk Meningkatkan Koping Adaptif dalam Asuhan Keperawatan Jiwa:
Literature Review. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (1)
Jurnal Konseling Andi Matappa Vol. 1 No.2 Agustus 2017 Strategi Coping : Teori dan
Sumberdayanya
13