Anda di halaman 1dari 10

Nama Kelompok

Judul Massage Postpartum dan Status Fungsional Ibu Pascasalin

Jurnal Ibrahim, Ellyta Aizar, and Nur Asiah. "Massage Postpartum dan
Status Fungsional Ibu Pascasalin di Medan." Buletin Farmatera 3.1
(2018).
Tahun 2018

Volume & Halaman Vol 3 No 1

Penulis Sylvi Novia Nur’aini, Erna Sulistyawati

Riviewer

Tanggal Februari 2018

Latar belakang Massage (pijat) termasuk terapi


komplementer yang bisa diaplikasikan dalam
perawatan ibu nifas karena dapat
meningkatkan relaksasi, mengurangi stres,
dan mempercepat keseimbangan hormonal
setelah persalinan. Praktek pijat badan
tradisional yang dilakukan dengan tepat
memungkinkan mempercepat pemulihan
masa nifas dan meningkatkan produksi ASI
selama pascasalin.

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk


mengetahui pengaruh pijat tradisional nifas
terhadap pemulihan fisik ibu. Intervensi pijat
dilakukan dengan memasase seluruh badan
kecuali area genetalia dan abdomen bagian
bawah, oleh orang yang dikenal sebagai
tenaga pijat melahirkan dan diseleksi oleh
peneliti.

Subjek Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pijat tradisional nifas


terhadap status fungsional ibu serta kemampuan
perawatan diri dan bayinya dilakukan uji
Kolmogorov- Smirnov.

Metode Penelitian quasi eksperimen ini, melibatkan 60


ibu nifas persalinan normal pervaginam di Kota
Medan, nifas hari ke 1-10, ibu menyusui, bayi
sehat dan jarak kelahiran sebelumnya ≥ 3
tahun.Terdiri dari 30 ibu kelompok intervensi dan
30 ibu kelompok kontrol.

Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada 28 juni – 1 juli 2021
dan pada tanggal 30 juni – 4 juli 2021 dirumah
subyek penelitian yaitu di desa margorejo,
kecamatan jati agung, lampung selatan

Instrumen Penelitian Pengumpulan data diawali dengan penilaian


variabel dependen sebelum intervensi.
Intervensi diberikan 1 kali pada hari ke 3 atau
ke 4 nifas. Setelah penilaian awal, pada
kelompok intervensi dilakukan tindakan pijat
pada seluruh badan (kecuali area abdomen
bawah dan genetalia). Pada hari ke 7 atau hari
8 nifas dilakukan penilaian kembali pada
kedua kelompok.

Prosedur Penelitian Teknik pengumpulan data didasarkan pada


proses keperawatan, mulai dari pengkajian,
analisis data, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.

Hasil frekuensi buang air besar pada penderita diare


cukup memiliki penurunan. Sehingga terlihat
bahwa ada perbedaan bermakna yaitu
penurunan frekuensi buang air besar pada
penderita diare sebelum dan sesudah
diberikan madu

Diskusi

Kesimpulan Hasil uji statistik dengan Kolmogorov-


Smirnov dimanfaatkan untuk mengetahui
pengaruh pijat tradisional nifas terhadap
status fungsional ibu, di dapat nilai p > 0,05.
Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan
bermakna perubahan status fungsional ibu
yang dipijat tradisional nifas dengan ibu yang
tidak dipijat tradisional nifas. Begitu juga
dengan kemampuan merawat diri dan
bayinya. Ketidakbermaknaan ini sangat
dipengaruhi oleh faktor budaya dan
penglaman ibu, keberadaan dan pengaruh
pendukung, serta pengetahuan ibu yang benar
tentang perawatan diri dan bayinya selama
masa nifas.
Jurnal Pendukung
Judul UPAYA MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN DIARE

PADA BALITA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN

TAMBAHAN PUDING MADU

Jurnal Jurnal SMART Kebidanan, 2021, 8 (2), 169-175

Tahun 2021

Volume & Halaman 8 (2), 169-175

Penulis Maftuchah1, Eni Kusyati,Tri Wibawanti Nur Laksana

Riviewer

Tanggal 2021

Latar belakang Diare adalah salah satu penyakit yang masih


menjadi masalah kesehatan masyarakat di
negara-negara berkembang. Diare masih
menjadi suatu problematika dan masalah bagi
kesehatan masyarakat di negara berkembang
terutama di Indonesia. Angka mortalitas,
morbiditas dan insidennya cenderung
meningkat tidak langsung mempengaruhi
terjadinya diare. Selain itu, diare juga bisa
disebabkan karena makanan yang tidak sehat
atau makanan yang diproses dengan cara yang
tidak bersih sehingga terkontaminasi bakteri
penyebab diare seperti Salmonella,Shigella
dan Campylobacterjejuni.
Tujuan Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh Pemberian Makanan Tambahan
puding madu terhadap lama penyembuhan
diare pada Balita Usia 3-5.

Subjek Penelitian Dengan sampel penelitian ini sebanyak 20


balita diare yang dibagi menjadi dalam 2
kelompok, yang terdiri dari kelompok
intervensi PMT Puding madu dan zink oralit
(n=10) dan kelompok kontrol zink oralit
(n=10). Responden pada penelitian ini adalah
balita usia 3-5 tahun

Metode Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan


desain penelitian quasy experiment post test
only kontrol group design. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling.

Waktu dan Tempat Studi pendahulan yang dilakukan di BPM


Rusmiati Wilayah Puskesmas Winong terdapat
data balita Pada bulan Maret-Mei 2020
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
dan analisis yang digunakan adalah mann
whitney

Prosedur Penelitian

Hasil Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


puding madu terhadap lama penyembuhan
diare pada balita usia 3-5 tahun. Balita diare
yang diberikan PMT puding madu lebih cepat
sembuh dibandingkan dengan balita yang
hanya diberikan zink dan oralit.
Diskusi

Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah ada


pengaruh pemberian makanan tambahan
puding madu terhadap lama penyembuhan
balita diare pada balita usia 3-5 tahun di PMB
Rusmiyati

Jurnal Pendukung
Judul PENERAPAN PEMBERIAN MADU UNTUK

MENGATASI DIARE PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

(3 – 5 TAHUN)

Jurnal Jurnal Cendikia Muda, 1(1).

Tahun 2021

Volume & Halaman Volume 1, Nomor 1

Penulis Ega Lusiana, Immawati , Sri Nurhayati

Riviewer

Tanggal Maret 2021

Latar belakang Diare merupakan suatu kondisi buang air


besar tidak normal yaitu lebih dari 3 kali
sehari dengan konsistensi tinja yang encer
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau
lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
infalamsi pada lambung atau usus. Madu
dapat digunakan sebagai anti bakteri dan
prebiotik yang dapat mengatasi diare.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan penerapan frekuensi
pemberian madu untuk menurunkan diare
pada anak usia prasekolah (3 – 5 tahun).

Subjek Penelitian Subyek adalah anak usia prasekolah (3 – 5


tahun)yang menderita diare dengan frekuensi
diare lebih dari 3 kali dalam 1 hari.

Metode Rancangan penulisan ini menggunakan desain


studi kasus (case study) yaitu dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu
kasus yang terdiri unit tunggal.

Waktu dan Tempat Penerapan pemberian madu telah dilakukan di


Laboratorium Keperawatan Akper Dharma
Wacana Metro. Waktu penerapan dilakukan pada
tanggal 29 Juni 2020.
Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data berupa format
tahapan proses keperawatan mulai dari
pengkajian sampai evaluasi keperawatan.

Prosedur Penelitian Pemberian madu pada klien dilakukan dengan


cara melarutkan 7 cc (± 1 sendok makan)
madu yang diencerkan dengan menggunakan
aquadest steril menjadi 10 cc pada masing-
masing pemberian. Pemberian madu
dilakukan 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00
WIB, pukul 15.00 WIB dan pukul 21.00
WIB.

Hasil Penerapan pemberian madu mampu


menurunkan frekuensi diare menjadi 3 kali
sehari, konsistensi feces lunak, bising usus
normal, turgor kulit elastis dan penurunan
suhu tubuh.

Diskusi

Kesimpulan Penerapan pemberian madu mampu


menurunkan frekuensi diare menjadi 3 kali
sehari, konsistensi feces lunak, bising usus
normal, turgor kulit elastis dan suhu tubuh.

Jurnal Pendukung
Judul Madu sebagai Terapi Komplementer Mengatasi Diare pada Anak

Balita

Jurnal Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)

Tahun 2020

Volume & Halaman 7 (1) 2020: 64-68

Penulis Rifka Putri Andayani

Riviewer Kelompok 07

Tanggal Jul 12,2020

Latar belakang Salah satu penyebab kematian pada anak usia di


bawah lima tahun (balita) adalah diare di seluruh
dunia yang merupakan urutan kedua penyebab
kematian balita. Virus, bakteri, dan protozoa
merupakan penyebab terjadinya diare (Carvajal et
al., 2016). Diare merupakan penyakit endemis dan
menjadi dapat menyebabkan kematian. Di
Indonesia, khususnya Provinsi Sumbar diare
menjadi urutan ke 11 dengan 140.300 kasus dari
34 provinsi (Kemenkes, 2017).
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas madu pada frekuensi diare anak balita.

Subjek Penelitian anak usia 1-5 tahun dengan diare akut Jumlah
sampel yaitu 20 anak.

Metode quasi experiment pre test and post test


nonequivalent without control group pada 20
responden.

Waktu dan Tempat balita yang dirawat di RSI Siti Rahmah Padang.

Instrumen Penelitian Kuesioner berisi karakteristik responden yang


terdiri dari usia anak, jenis kelamin anak, sosial
ekonomi pada keluarga, pendidikan dari orangtua,
dan kebiasaan ibu atau pengasuh dalam mencuci
tangan, serta lembar observasi yang digunakan
untuk melihat perkembangan frekuensi diare
dalam 24 jam, lama hari rawat, dan madu yang
diberikan dengan cara memberi tanda check list
pada kolom yang disediakan

Prosedur Penelitian pemberian madu yaitu tiga kali dalam sehari


sebanyak 5 ml diberikan pada anak usia balita.

Hasil menunjukkan rerata karakteristik responden


berdasarkan usia anak mengalami diare yaitu
24,25 bulan. menunjukkan bahwa rerata
karakteristik responden dilihat dari frekuensi diare
anak saat sebelum diberi madu 8,15 kali dan
sesudah diberi madu frekuensi diare menjadi 3,55
kali. menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
signifikan terhadap frekuensi diare sebelum dan
setelah diberi madu (p

Diskusi

Kesimpulan Setelah dilakukan pemberian madu dengan ORS


selama 3 bulan pengambilan data, dapat
kesimpulan bahwa intervensi ini efektif
mengurangi frekuensi diare anak balita sehingga
dapat diaplikasikan di ruang rawat inap anak.

Telah Krisis Jurnal:

1. Apakah penelitian ini relevan dengan praktik? Ya. Karena Madu dapat dijadikan salah
satu alternatif terapi yang dapat diterapkan oleh perawat anak di ruang rawat inap anak
untuk menurunkan frekuensi diare pada anak.
2. Apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan oleh perawat? Ya dapat diaplikasikan karena
madu sudah di uji dan juga banyak jurnal yang hasilnya bisa menurunkan diare pada anak
3. Apakah keuntungan penelitian lebih besar daripada resikonya? Jika hasil penelitian
diaplikasikan oleh perawat? Ya
4. Kemukakan tentang pendapat anda mengenai hasil penelitian ini, apakah dapat
diaplikasikan pada praktek keperawatan anda saat ini? Jika iya kemukakan alasannya dan
jika tidak kemukakan alasannya
“ ya, karena madu mudah di cari dan terjangkau untuk pasien dan manfaat dari madu itu
sendiri sudah di buktikan di banyak jurnal”.
5. Jika dapat diamplikasikan kemukakan pendapat anda bagaimana cara
mengaplikasikannya dalam praktik. Apakah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
Ketika akan mengaplikasikan hasil penelitian tersebut.
“ dengan car akita sebagai perawt harus mengetahui kondisi pasien agar bisa menentukan
intervensi pemberian madu kepada anak anak yang mengalami gangguan diare “

Anda mungkin juga menyukai