Anda di halaman 1dari 11

Nama Kelompok  Destamaya Sholina Wibowo

 Iva Ulviana
 M. Nur Anifan

Judul STUDI KASUS PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASCA


PERSALINAN DENGAN PERAWATAN TRADISIONAL DI
DESA JRAKAH KAB. PEMALANG TAHUN 2017

Jurnal Setiadi, Nur Aziz, Djoko Nugroho, and Ronny Aruben.


"Studi Kasus Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pasca Persalinan
Dengan Perawatan Tradisional Di Desa Jrakah Kab.
Pemalang Tahun 2017." Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip) 5.4 (2017): 823-829.

Tahun 2017

Volume & Halaman vol. 5.4 halaman 823-829

Penulis Sylvi Novia Nur’aini, Erna Sulistyawati

Riviewer

Tanggal 1 juli 2022

Latar belakang Diare merupakan suatu kondisi atau keadaan


dimana konsistensi feses lembek atau cair bahkan
bisa saja berupa air dan frekuensinya lebih dari
batas normal yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari
(Huda, 2013). Terkadang diare merupakan gejala
infeksi di saluran pencernaan, yang disebabkan
oleh berbagai bakteri, virus, dan parasit. Infeksi
menyebar melalui makanan dan air minum yang
terkontiminasi dari kebersihan lingkungan yang
buruk (WHO, 2017). Beberapa faktor yang
menyebabkan diare, antara lain adalah faktor
lingkungan, faktor sisiodemografi dan faktor
perilaku.

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah penulis


mampu mengaplikasikan madu sebagai terapi
komplementer pada pasien diare akut dengan
pendekatan asuhan keperawatan dengan
tujuan khusus adalah penulis mampu
melakukan pengkajian, analisis data, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi,
evaluasi dan mampu mengidentifikasi
kuatintas frekuensi BAB, konsistensi feses
sebelum dan sesudah pemberian madu
sebagai terapi komplementer

Subjek Penelitian Penelitian Sakri, (2015)menjelaskan bahwa madu


memiliki manfaat yang tinggi bagi dunia medis.
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau mikroba
dapat iatasi dengan madu. Madu dapat digunakan
untuk mengatasi diare karena efek antibakteri dan
kandungan nutrisinya yang mudah dicerna.
Manfaat madu lainnya ialah membantu dalam
penggantian cairan tubuh yang hilang akibat diare.
Dalam cairan rehidrasi, madu dapat menambah
kalium dan serapan air tanpa meningkatkan
serapan natrium. Madu merupakan agen anti-
inflamasi dapat membantu memperbaiki mukosa
usus yang rusak dan merangsang pertumbuhan
jaringan baru (Oskouei, T.E., & Najafi, 2013).

Metode Metode yang digunakan yaitu melakukan


pemberian madu pada anak diare, tanya jawab
dengan keluarga, evaluasi tindakan dengan cara
mempraktikan pemberian madu terhadap anak
diare

Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada 28 juni – 1 juli 2021
dan pada tanggal 30 juni – 4 juli 2021 dirumah
subyek penelitian yaitu di desa margorejo,
kecamatan jati agung, lampung selatan

Instrumen Penelitian Teknik pengambilan penelitian Kegiatan ini


dilaksanakan dengan mendatangi subjek yang
telah kontrak waktu dengan peneliti, dan
dilanjutkan dengan melakukan pemberian
madu pada klien, tanya jawab, evaluasi
tindakan dengan subjek serta kontrak waktu
untuk pertemuan selanjutnya terkait dengan
pemberian madu.

Prosedur Penelitian Teknik pengumpulan data didasarkan pada


proses keperawatan, mulai dari pengkajian,
analisis data, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.

Hasil frekuensi buang air besar pada penderita diare


cukup memiliki penurunan. Sehingga terlihat
bahwa ada perbedaan bermakna yaitu
penurunan frekuensi buang air besar pada
penderita diare sebelum dan sesudah
diberikan madu

Diskusi

Kesimpulan Kegiatan ini ialah mengetahui karakteristik


pasien, mengidentifikasi frekuensi diare
sebelum dan sesudah diberikan madu pada
pasien diare di desa Margorejo, Kecamatan
Jati Agung, Lampung Selatan dari kegiatan
ini didapatkan hasil yaitu frekuensi diare
sebelum pemberian madu yaitu sebanyak 7
kali kemudian setelah pemberian madu pada
penderita diare yaitu didapatkan frekuensi
diare menurun menjadi 2 kali sehari
Jurnal Pendukung
Judul UPAYA MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN DIARE

PADA BALITA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN

TAMBAHAN PUDING MADU

Jurnal Jurnal SMART Kebidanan, 2021, 8 (2), 169-175

Tahun 2021

Volume & Halaman 8 (2), 169-175

Penulis Maftuchah1, Eni Kusyati,Tri Wibawanti Nur Laksana

Riviewer

Tanggal 2021

Latar belakang Diare adalah salah satu penyakit yang masih


menjadi masalah kesehatan masyarakat di
negara-negara berkembang. Diare masih
menjadi suatu problematika dan masalah bagi
kesehatan masyarakat di negara berkembang
terutama di Indonesia. Angka mortalitas,
morbiditas dan insidennya cenderung
meningkat tidak langsung mempengaruhi
terjadinya diare. Selain itu, diare juga bisa
disebabkan karena makanan yang tidak sehat
atau makanan yang diproses dengan cara yang
tidak bersih sehingga terkontaminasi bakteri
penyebab diare seperti Salmonella,Shigella
dan Campylobacterjejuni.
Tujuan Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh Pemberian Makanan Tambahan
puding madu terhadap lama penyembuhan
diare pada Balita Usia 3-5.

Subjek Penelitian Dengan sampel penelitian ini sebanyak 20


balita diare yang dibagi menjadi dalam 2
kelompok, yang terdiri dari kelompok
intervensi PMT Puding madu dan zink oralit
(n=10) dan kelompok kontrol zink oralit
(n=10). Responden pada penelitian ini adalah
balita usia 3-5 tahun

Metode Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan


desain penelitian quasy experiment post test
only kontrol group design. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling.

Waktu dan Tempat Studi pendahulan yang dilakukan di BPM


Rusmiati Wilayah Puskesmas Winong terdapat
data balita Pada bulan Maret-Mei 2020
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
dan analisis yang digunakan adalah mann
whitney

Prosedur Penelitian

Hasil Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


puding madu terhadap lama penyembuhan
diare pada balita usia 3-5 tahun. Balita diare
yang diberikan PMT puding madu lebih cepat
sembuh dibandingkan dengan balita yang
hanya diberikan zink dan oralit.
Diskusi

Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah ada


pengaruh pemberian makanan tambahan
puding madu terhadap lama penyembuhan
balita diare pada balita usia 3-5 tahun di PMB
Rusmiyati

Jurnal Pendukung
Judul PENERAPAN PEMBERIAN MADU UNTUK

MENGATASI DIARE PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

(3 – 5 TAHUN)

Jurnal Jurnal Cendikia Muda, 1(1).

Tahun 2021

Volume & Halaman Volume 1, Nomor 1

Penulis Ega Lusiana, Immawati , Sri Nurhayati

Riviewer

Tanggal Maret 2021

Latar belakang Diare merupakan suatu kondisi buang air


besar tidak normal yaitu lebih dari 3 kali
sehari dengan konsistensi tinja yang encer
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau
lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
infalamsi pada lambung atau usus. Madu
dapat digunakan sebagai anti bakteri dan
prebiotik yang dapat mengatasi diare.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan penerapan frekuensi
pemberian madu untuk menurunkan diare
pada anak usia prasekolah (3 – 5 tahun).

Subjek Penelitian Subyek adalah anak usia prasekolah (3 – 5


tahun)yang menderita diare dengan frekuensi
diare lebih dari 3 kali dalam 1 hari.

Metode Rancangan penulisan ini menggunakan desain


studi kasus (case study) yaitu dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu
kasus yang terdiri unit tunggal.

Waktu dan Tempat Penerapan pemberian madu telah dilakukan di


Laboratorium Keperawatan Akper Dharma
Wacana Metro. Waktu penerapan dilakukan pada
tanggal 29 Juni 2020.
Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data berupa format
tahapan proses keperawatan mulai dari
pengkajian sampai evaluasi keperawatan.

Prosedur Penelitian Pemberian madu pada klien dilakukan dengan


cara melarutkan 7 cc (± 1 sendok makan)
madu yang diencerkan dengan menggunakan
aquadest steril menjadi 10 cc pada masing-
masing pemberian. Pemberian madu
dilakukan 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00
WIB, pukul 15.00 WIB dan pukul 21.00
WIB.

Hasil Penerapan pemberian madu mampu


menurunkan frekuensi diare menjadi 3 kali
sehari, konsistensi feces lunak, bising usus
normal, turgor kulit elastis dan penurunan
suhu tubuh.

Diskusi

Kesimpulan Penerapan pemberian madu mampu


menurunkan frekuensi diare menjadi 3 kali
sehari, konsistensi feces lunak, bising usus
normal, turgor kulit elastis dan suhu tubuh.

Jurnal Pendukung
Judul Madu sebagai Terapi Komplementer Mengatasi Diare pada Anak

Balita

Jurnal Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)

Tahun 2020

Volume & Halaman 7 (1) 2020: 64-68

Penulis Rifka Putri Andayani

Riviewer Kelompok 07

Tanggal Jul 12,2020

Latar belakang Salah satu penyebab kematian pada anak usia di


bawah lima tahun (balita) adalah diare di seluruh
dunia yang merupakan urutan kedua penyebab
kematian balita. Virus, bakteri, dan protozoa
merupakan penyebab terjadinya diare (Carvajal et
al., 2016). Diare merupakan penyakit endemis dan
menjadi dapat menyebabkan kematian. Di
Indonesia, khususnya Provinsi Sumbar diare
menjadi urutan ke 11 dengan 140.300 kasus dari
34 provinsi (Kemenkes, 2017).
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas madu pada frekuensi diare anak balita.

Subjek Penelitian anak usia 1-5 tahun dengan diare akut Jumlah
sampel yaitu 20 anak.

Metode quasi experiment pre test and post test


nonequivalent without control group pada 20
responden.

Waktu dan Tempat balita yang dirawat di RSI Siti Rahmah Padang.

Instrumen Penelitian Kuesioner berisi karakteristik responden yang


terdiri dari usia anak, jenis kelamin anak, sosial
ekonomi pada keluarga, pendidikan dari orangtua,
dan kebiasaan ibu atau pengasuh dalam mencuci
tangan, serta lembar observasi yang digunakan
untuk melihat perkembangan frekuensi diare
dalam 24 jam, lama hari rawat, dan madu yang
diberikan dengan cara memberi tanda check list
pada kolom yang disediakan

Prosedur Penelitian pemberian madu yaitu tiga kali dalam sehari


sebanyak 5 ml diberikan pada anak usia balita.

Hasil menunjukkan rerata karakteristik responden


berdasarkan usia anak mengalami diare yaitu
24,25 bulan. menunjukkan bahwa rerata
karakteristik responden dilihat dari frekuensi diare
anak saat sebelum diberi madu 8,15 kali dan
sesudah diberi madu frekuensi diare menjadi 3,55
kali. menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
signifikan terhadap frekuensi diare sebelum dan
setelah diberi madu (p

Diskusi

Kesimpulan Setelah dilakukan pemberian madu dengan ORS


selama 3 bulan pengambilan data, dapat
kesimpulan bahwa intervensi ini efektif
mengurangi frekuensi diare anak balita sehingga
dapat diaplikasikan di ruang rawat inap anak.

Telah Krisis Jurnal:

1. Apakah penelitian ini relevan dengan praktik? Ya. Karena Madu dapat dijadikan salah
satu alternatif terapi yang dapat diterapkan oleh perawat anak di ruang rawat inap anak
untuk menurunkan frekuensi diare pada anak.
2. Apakah hasil penelitian dapat diaplikasikan oleh perawat? Ya dapat diaplikasikan karena
madu sudah di uji dan juga banyak jurnal yang hasilnya bisa menurunkan diare pada anak
3. Apakah keuntungan penelitian lebih besar daripada resikonya? Jika hasil penelitian
diaplikasikan oleh perawat? Ya
4. Kemukakan tentang pendapat anda mengenai hasil penelitian ini, apakah dapat
diaplikasikan pada praktek keperawatan anda saat ini? Jika iya kemukakan alasannya dan
jika tidak kemukakan alasannya
“ ya, karena madu mudah di cari dan terjangkau untuk pasien dan manfaat dari madu itu
sendiri sudah di buktikan di banyak jurnal”.
5. Jika dapat diamplikasikan kemukakan pendapat anda bagaimana cara
mengaplikasikannya dalam praktik. Apakah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
Ketika akan mengaplikasikan hasil penelitian tersebut.
“ dengan car akita sebagai perawt harus mengetahui kondisi pasien agar bisa menentukan
intervensi pemberian madu kepada anak anak yang mengalami gangguan diare “

Anda mungkin juga menyukai