Anda di halaman 1dari 11

JMNS

Journal of Midwifery and Nursing Studies


Vol. 4 No. 2 November 2022
p-ISSN2797-0507
e-ISSN 2797-4073
Publisher: Akademi Kebidanan Tahirah Al Baeti Bulukumba
This journal is indexed by Google Scholar and licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

LITERATUR REVIEW
“EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI
KOMPLEMENTER MADU TERHADAP KEJADIAN
DIARE PADA BALITA”

Ratih Dwi HandayaniY1, Yuli Astuti 2, Isna Hudaya 3


1,2,3
Prodi S1 Kebidanan, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Email : dwiratih872@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang : Diare menjadi salah satu penyakit penyumbang kematian balita, total
525.000 (0,030%) balita setiap tahun. Secara global tercatat sekitar 1,7 miliar kasus diare
pada balita setiap tahun. Tujuan : Tujuan dari studi ini untuk melakukan review pada literature
tentang efektifitas pemberian terapi madu terhadap kejadian diare pada anak balita. Metode :
Tradisional/Narrative Review menggunakan acuan jurnal penelitian nasional maupun
internasional yang ada pada database Pubmed dan juga google scholar yang
berhubungan dengan manfaat madu dan kejadian diare. Hasil : Dari 7 jurnal yang telah
di review didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh terapi komplementer
madu terhadap kejadian diare pada balita berupa penurunan frekuensi dan juga lamanya masa
penyembuhan. Kesimpulan : Berdasarkan dari jurnal yang telah di review menunjukkan bahwa
terapi komplementer madu penting dalam pengobatan tradisional untuk menurunkan frekuensi
diare, mempercepat proses penyembuhan, dapat menaikkan berat badan pada anak yang
mengalami diare.
Kata kunci : Diare1, Balita 2, Terapi madu 3
ABSTRACT
Background : Diarrhea is one of the causes of under-five mortality, a total of 525,000
(0.030%) children under five every year. Globally, there are around 1.7 billion cases of
diarrhea in children under five every year.. Purpose : The purpose of this study is to review the
literature on the effect of giving honey therapy on the incidence of diarrhea in children under
five. Method : Traditional / Narrative Review uses references to national and international
research journals in the Pubmed database and also Google Scholar related to the benefits of
honey and the incidence of diarrhea. Results : From 7 journals that have been reviewed, the
results show that there is an effect of complementary honey therapy on the incidence of diarrhea
in toddlers in the form of a decrease in frequency and also the length of the healing period.
Conclusion : Based on the journals that have been reviewed, it shows that complementary
therapy of honey is important in traditional medicine to reduce frequency of diarrhea,
accelerate healing process, can increase body weight in children with diarrhea.

1
Keywords: Diarrhea 1, Children 2, Therapy Honey 3

PENDAHULUAN provinsi dengan total kasus 2.549


orang dan 29 orang meninggal dunia
Diare masih menjadi masalah dengan Case Fatality Rate (CFR)
kesehatan masyarakat di Negara sebesar 1,14%. Pada tahun 2015 KLB
berkembang contohnya di Indonesia yang di Indonesia meningkat secara
morbiditas dan mortalitasnya masih signifikan yaitu terdapat 18 KLB
tinggi (Kementerian Kesehatan RI, terjadi di 11 provinsi dengan total
2015). Diare didefinisikan sebagai kasus sebanyak 1.213 orang dan 30
kondisi BAB dengan feses tidak orang mengalami kematian (CFR
berbentuk (unformed stools) dengan 2,47%). (Kementerian Kesehatan RI,
frekuensi >3 kali dalam waktu sehari, 2015).
bila diare terjadi kurang dari 2 minggu Secara klinis diare dapat terjadi
dikatakan sebagai diare akut, bila diare akibat mengkonsumsi makanan atau
terjadi dalam waktu 2 minggu lebih minuman yang tanpa disadari telah
dikatakan sebagai diare kronik (Amin, terkontaminasi oleh virus atau bakteri
2015). yang dapat menginfeksi usus sehingga
Diare merupakan salah satu menyebabkan terjadinya diare (World
penyakit penyumbang kematian pada Organization Health, 2016). Beberapa
anak di bawah lima tahun (balita) dengan hal yang juga dapat mengakibatnya
total 525.000 (0,030%) anak setiap tahun. terjadinya diare yaitu kurangnya
Secara global tercatat sekitar 1,7 miliar ketersediaan air bersih, area
kasus diare pada balita setiap tahun lingkungan yang kumuh, dan personal
(World Organization Health). Di Afrika hygiene (pratama, 2019). Diare pada
Selatan diare juga masih menjadi suatu balita dapat menyebabkan dampak
penyakit penyumbang kematian pada buruk bagi kesehatan anak diantaranya
balita, dari survey kesehatan demografi ialah hilangnya cairan dan elektrolit
afrika selatan (SADHS) melaporkan yang ada didalam tubuh. Pada diare
prevalensi tingkat nasional sebesar 13% akut beresiko terjadinya syok
di antara balita. Dari total 1357 balita hipovolemik, hipokalemia dan asidosis
yang datang ke klinik kesehatan primer metabolic, jika penanganan terlambat
sebanyak 310 (22,8%) mengalami diare, dapat menyebabkan nekrosis tubular
dan prevalensi diare dalam komunitas akut ginjal dan beresiko terjadi nya
sekitar 15,9% dari 115 anak usia 6 bulan gagal multi organ. Komplikasi ini
sampai 2 tahun (Awotiwon, 2016). dapat juga terjadi bila penanganan
Prevalensi penyakit diare di pemberian cairan tidak adekuat
Indonesia dari data Riskesdas 2018 sehingga rehidrasi optimal tidak
terdapat sebanyak 18.225 (9%) balita terpenuhi (Amin, 2015).
diare pada kelompok usia dibawah 1 Penatalaksanaan diare secara
tahun, 73.188 (11,5%) balita diare farmakologi yaitu dengan pemberian
pada kelompok usia 1-4 tahun oralit atau oral rehydration solution
(Kementerian Kesehatan RI, 2019). (ORS). ORS atau Oralit adalah larutan
Pada tahun 2014 mengalami 6 garam dan gula, oralit akan diserap di
kejadian luar biasa (KLB) dengan usus kecil yang berfungsi untuk
masalah diare yang tersebar di lima menyuplai cairan dan juga elektrolit

2
tubuh yang terbuang disaat mengalami Dalam penelitian yang
diare, oralit dapat diberikan sampai dilakukan oleh dian puspitayani 2014
diare benar-benar berhenti (World mengenai “pengaruh pemberian madu
Organization Health). Pemberian terhadap penurunan frekuensi diare
Suplementasi zinc yang merupakan anak balita di desa ngumpul jogoroto
bagian dari zat gizi mikro yang sangat jombang dengan metode quasy
bermanfaat untuk memelihara eksperimental design dengan post test
kesehatan dan juga pertumbuhan pada only control group, sampel dalam
anak, suplemen zinc yang dikonsumsi penelitian ini adalah anak balita diare
dapat mengurangi frekuensi diare dengan jumlah 40 dibagi menjadi 20
sebesar 25% dan penurunan frekuensi responden diberikan perlakuan dan 20
tinja sebesar 30%, zinc dapat diberikan responden sebagai kelompok control,
sehari sekali selama 10 hari berturut- didapatkan adanya pengaruh
turut. Pemberian intake cairan melalui pemberian madu terhadap penurunan
intravena jika terjadi dehidrasi berat frekuensi diare anak balita
atau syok (Kementerian Kesehatan RI, (Puspitayani & Fatimah, 2014)
2019). Tujuan dari penulis melakukan
Selain terapi secara studi review pada literature untuk
farmakologi terdapat terapi mengetahui lebih dalam tentang
komplementer sebagai upaya efektifitas pemberian terapi madu
penatalaksanaan diare untuk terhadap kejadian diare pada anak
mempercepat pemulihan diare seperti balita.
baby message, seduhan jahe, air kelapa
hijau, pemberian buah pisang, METODE
pengolahan daun jambu biji, dan Penelitian ini menggunakan
pemberian madu. Madu mempunyai desain literature review dengan metode
kandungan yang dapat bersifat sebagai tradisional/narrative review yaitu
agen anti inflamasi dan juga anti memusatkan kajian spesifik dari berbagai
oksidan yang dapat menghambat referensi yang ditemukan untuk digabung
pertumbuhan bakteri dan virus dan menarik kesimpulan yang ringkas.
penyebab diare. (G Vallianou, 2014). Literature review ini menggunakan acuan
Madu adalah cairan manis jurnal penelitian nasional maupun
alami yang dihasilkan oleh lebah dari internasional yang ada pada database
sumber nektar tanaman yang diproses Pubmed dan juga google scholar dari
dan tersimpan dalam sel-sel sarang kemetrian riset dan teknologi dengan
lebah (Fatma et al., 2017). Madu alami kategori publikasi dalam 10 tahun
mempunyai kandungan 82,4% terakhir (2011- 2021), terdapat nomor
karbohidrat, 38,5% fruktosa, 31% ISSN (International Standard Serial
glukosa, 12,9% gula, 17,1% air, 0,5% Number), memiliki variabel yang
protein, asam organic, multimineral, berhubungan dengan manfaat madu dan
asam amino, vitamin, fenol, komponen kejadian diare.
bioaktif termasuk asam fenolik,
flavonoid, dan tokoferol yang sangat Populasi dan Sampel
bermanfaat bagi kesehatan (Pasupuleti, Populasi dalam literature review
2017). ini adalah jurnal internasional dan
nasional yang berkaitan dengan

3
efektifitas pemberian terapi Teknik Pengumpulan Data
komplementer madu terhadap kejadian Strategi pencarian artikel
diare pada balita. Jumlah populasi pada penelitian dengan menggunakan
jurnal internasional sebanyak 632 jurnal keywords atau kata kunci yang relevan
dan jurnal nasional sebanyak 992 jurnal. dan istilah yang mayoritas digunakan
Sampel dalam literature review dalam bahasa Inggris dan juga bahasa
ini yaitu 7 jurnal yang berkaitan atau Indonesia. Keywords dalam pencarian
relevan dengan efektifitas pemberian jurnal yaitu menggunakan kata kunci:
terapi komplementer madu terhadap Honey (madu), therapy (terapi) honey
kejadian diare pada balita. therapy (terapi madu), diarrhea (diare),
children (anak-anak).

Tabel.1 Proses skrining jurnal

Jurnal dari pencarian Jurnal dari pencarian


database pubMed database Google Scholar
(n=632) (n=992)

Total (n=1.624)

ditolak karena
diskrening Intervensi tidak
melalui judul sesuai (n=96)
dan abstrak
(120)

direview secara ditolak (tidak


keseluruhan masuk kriteria
(n=24) inklusi) (n=17)

Jurnal yang masuk


dalam analisis akhir
(n=7)

Tabel. 2 Daftar artikel hasil pencarian

No Author Judul Metode Intervensi Hasil


dan tahun Database
terbit

4
1. Sofyan “Pengaruh Rancangan Madu 20 g Terdapat perbedaan
Cholid Pemberian penelitian perhari terbagi frekuensi diare pada
2011 Madu pada menggunakan RCT. rata dalam 3 kalikelompok intervensi
Diare Akut” Jumlah sampel 70 pemberian (pada mengalami penurunan
responden balita, jam 07.00, 15,00 di hari ke dua, keempat,
dibagi menjadi satu dan 21.00) dan hari kelima
kelompok dengan dengan (p<0,05).
pemberian pengenceran Terdapat kenaikan berat
suplementasi madu menggunakan badan menunjukkan
dan satu kelompok aquadest steril peningkatan berat
kontrol. menjadi 10 cc badan pada kelompok
pada masing- intervensi madu sedikit
masing lebih tinggi (82,9%)
pemberian dibanding kelompok
tanpa intervensi madu
(80%) dengan nilai p
value=0,947.
Terdapat perbedaan
pada lama rawat inap
yaitu pada kelompok
intervensi madu 59,46
jam, kelompok kontrol
71,20 jam dengan nilai
p value=0,036.
Perawatan hari ke 3
kelompok suplementasi
madu mengalami
kesembuhan 50%
sedangkan kelompok
kontrol 25%.
2. Dian “Pengaruh Rancangan pada kelompok Terdapat adanya
Puspitayan Pemberian penelitian ini eksperimen perbedaan frekuensi
i Madu memakai desain mendapatkan diare pada kelompok
2014 Terhadap eksperimental intervensi madu intervensi yang diberi
Penurunan semu, dengan post dan oralit dan madu dan tidak
Frekuensi test only control kelompok diberikan madu,
Diare Anak group. control hanya penurunan frekuensi
Balita Di Total responden 40 mendapatkan diare sebagian besar
Desa anak balita. oralit. cepat (65%), sedangkan
Ngumpul, pada kelompok control
Jogoroto, (tidak diberi madu)
Jombang”. penurunan frekuensi
diare sebagian besar
lambat (40%).

5
3. Dwi “Madu Rancangan ini intervensi madu Dari penelitian yang
Nurmanin Sebagai memakai desain dilakukan dilakukan perbedaan
gsih Terapi quasi experiment selama lima hari yang signifikan pada
2019 Komplement semu dengan non yang kelompok perlakuan
er Untuk equivalent control dikonsumsi tiga madu yaitu penurunan
Anak Dengan group design. Total kali sehari frekuensi BAB dan
Diare Akut” responden sebanyak 5 cc. konsistensi feses setelah
sebanyak 26 balita pemberian madu (p
yang mengalami value = 0,001)
diare akut dibagi
menjadi satu
kelompok
intervensi dan satu
kelompok kontrol.
Rifka Putri “The Effect Penelitian ini Kelompok Dari penelitian ini
4. Andayani of Honey dilakukan di intervensi menunjukkan terjadinya
dkk. with ORS and padang dengan uji diberikan terapi pengaruh madu di
2019 a Honey coba terkontrol oralit dan juga kelompok intervensi
Solution in secara acak dengan madu sebanyak yaitu terjadi penurunan
ORS on teknik sampling 5 ml, kelompok frekuensi diare menjadi
Reducing the probabilitas, kontrol hanya 3,61 kali dan kelompok
Frequency of Sample pada diberikan oralit control 4,08 kali.
Diarrhea and penelitian ini tanpa madu Pada lama rawat inap
Length of berjumlah 72 juga terdapat pengaruh
Stay for responden yaitu pada kelompok
Toddlers” anak balita intervensi yaitu lebih
penderita diare. cepat proses
pemulihannya dengan
nilai rata-rata 4,22 hari
sedangkan pada
kelompok kontrol 5,22
hari.

6
5. Rifka Putri “Madu Rancangan dari Intervensi yang Hasil penelitian
Andayani sebagai penelitian ini dilakukan yaitu menyatakan adanya
2020 Terapi memakai desain dengan pengaruh terhadap
Komplement quasi experiment pemberian madu frekuensi diare sesudah
er Mengatasi non equivalent tiga kali sehari diberikan intervensi
Diare pada without control sebanyak 5 ml. madu yaitu frekuensi
Anak Balita” group. Jumlah diare menjadi menurun
responden (p<0,001).
sebanyak 20 balita
yang sedang
mengalami diare.
Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan total
Sampling.

6. Juni “Pengaruh Penelitian ini kelompok Dari hasil penelitian


Mariati terapi madu menggunakan intervensi yang dilakukan pada 10
Simarmata terhadap experiment semu mendapatkan responden didapat hasil
, dkk 2021 penurunan melalui time series terapi madu dan p < α (0,005<0,05)
frekuensi design. Sampel oralit, kelompok yang menjelaskan ada
buang air dalam penelitian ini control hanya pengaruh terapi madu
besar pada menggunakan mendapatkan terhadap penurunan
anak usia 0-2 tehnik purvosive oralit. frekuensi BAB pada
tahun yang sampling dengan anak usia 0-2 tahun
mengalami 10 orang yang mengalami diare
diare di responden, data di RSUD lubuk pakam.
rumah sakit diperoleh
umum daerah menggunakan
deli serdang lembar observasi
lubuk pakam dan paired sample
tahun 2020” t-test.
7. Abolfazl “The Effect Penelitian ini Intervensi Penelitian ini
Mahyar of Adding dilakukan dengan dilakukan menunjukan adanya
et.al Honey to desain randomized dengan pengaruh pada
2021 Zinc in the clinical trial memberikan frekuensi diare yaitu
Treatment of kemudian terbagi madu 1,5 mL pada kelompok
Diarrhea in menjadi 2 setiap intervensi mengalami
Children” kelompok yakni enam jam pada penurunan (5.1±4.1
kelompok usia 1-3 tahun kali) dan kelompok
intervensi dan dan 2 mL setiap kontrol (5.8±3.4 kali).
kontrol, sample enam jam pada Pada lama pemulihan
berjumlah 80 usia 3-5 tahun. terdapat pengaruh yaitu
responden yaitu untuk kelompok
anak yang intervensi lebih cepat

7
mengalami diare (24±30 jam) dibanding
akut. kelompok kontrol
(38±76 jam).
Pada lama rawat inap
dalam uji coba terdapat
pengaruh yaitu pada
kelompok intervensi
(19±22 jam) hari yang
artinya lebih pendek
dari pada kelompok
control (43,5±84,5
jam).
Pada peningkatan BB
untuk kelompok
intervensi mengalami
kenaikan di banding
kelompok control
(P=0,001).

artikel yang ditemukan. Penelitian RCT


Penilaian dari inklusi-ekslusi oleh Cholid (2011) menemukan bahwa
1. Kriteria Inklusi pemberian madu 3 kali 20 gr perhari
a. Penelitian asli yang memang dilakukan dapat menurunkan frekuensi diare di hari
langsung oleh peneliti (Research article) kedua, keempat, dan kelima. Penelitian
b. Full text RCT lain oleh Andayani (2019) dengan
c. Perlakuan pada terapi madu intervensi oralit dan madu 5 ml juga
d. Penelitian mampu memberikan menunjukan adanya penurunan frekuensi
informasi mengenai efek pemberian diare. Penelitian Mahyar (2021) dengan
terapi madu pada diare intervensi pemberian madu 1,5 mL setiap
e. Rentang waktu 2011-2021 enam jam pada usia 1-3 tahun dan 2 mL
setiap enam jam pada usia 3-5 tahun
2.Kriteria Ekslusi didapatkan hasil untuk kelompok
a.Judul penelitian yang tidak relevan perlakuan mengalami penurunan
b.Tahun terbit dibawah 2011 frekuensi diare lebih cepat. Pemberian
c.Tidak sesuai dengan variabel madu 3 kali sehari dengan dosis 5 cc
selama 5 hari pada anak dengan diare
HASIL DAN PEMBAHASAN juga dapat menurunkan frekuensi diare
(Nurmaningsih, 2019 dan Andayani,
Dari 7 artikel yang telah direview
2020). Dua penelitian lain dari
terdapat 4 artikel menggunakan metode
(Puspitayani, 2014 dan Juni, 2021) tidak
penelitian quasy experimental dan 3
memberikan deskripsi jelas dan rinci
artikel menggunakan RCT. Dari 7 artikel
mengenai dosis intervensi yang
tersebut semuanya menyatakan bahwa
dilakukan, namun dari hasil penelitian
adanya pengaruh pemberian madu
tersebut menunjukan adanya pengaruh
terhadap kejadian diare.
terapi madu terhadap penurunan
Frekuensi diare menjadi salah
frekuensi diare pada balita.
satu variable yang terdapat pada ke 7

8
Pengaruh terapi madu terhadap menghambat parameter inflamasi,
lama penyembuhan terdapat pada 3 angiogenesis serta menunjukkan aktivitas
penelitian RCT yaitu penelitian Cholid penghambatan yang cukup baik terhadap
(2011) didapatkan hasil pada kelompok bakteri, mengurangi peradangan dan
intervensi madu lebih cepat masa eksudasi, meningkatkan penyembuhan,
penyembuhan nya dibanding kelompok mengurangi ukuran bekas luka dan
control dengan nilai p value=0,036. merangsang regenerasi jaringan.
Penelitian ke-2 oleh Andayani (2019) Prebiotik yang terdapat pada madu
didapatkan hasil pada kelompok adalah suplemen makanan non-dicerna
intervensi mengalami lama penyembuhan yang memodifikasi keseimbangan
lebih cepat yaitu rata-rata 4,22 hari mikroflora usus merangsang
dibanding kelompok control yaitu 5,22 pertumbuhan dan aktivitas organisme
hari. Penelitian ke-3 oleh Mahyar (2021) menguntungkan dan menekan bakteri
didapatkan hasil lama penyembuhan pada yang berpotensi merusak (Oskouei et.all,
kelompok intervensi lebih pendek 2018). Kenaikan berat badan dapat
daripada kelompok control dengan didukung oleh mekanisme keseimbangan
perbandingan (19±22 jam) pada mikroflora usus yang merangsang
kelompok intervensi dan (43,5±84,5 jam) pertumbuhan.
pada kelompok control.
Pengaruh madu terhadap KESIMPULAN
kenaikan berat badan (BB) terdapat pada Dari hasil literatur review
2 artikel dengan metode RCT yaitu diketahui bahwa madu merupakan terapi
penelitian pertama dilakukan oleh Cholid komplementer yang mempunyai manfaat
(2011) didapatkan hasil bahwa adanya penting dalam pengobatan tradisional
pengaruh madu pada kelompok intervensi pada diare. Madu dapat membantu
madu mengalami peningkatan BB sedikit penurunan frekuensi diare yang
lebih tinggi (82,9%) dibanding kelompok disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus,
kontrol (80%) dengan nilai p mempercepat proses pemulihan dengan
value=0,947. Penelitian ke-2 oleh bekerja sebagai agen anti inflamasi yang
Mahyar (2021) didapatkan hasil adanya efektif, serta dapat meningkatkan
pengaruh terapi madu terhadap kenaikan kenaikan berat badan pada balita yang
BB pada kelompok intervensi madu mengalami diare. Selain manfaat tersebut
mengalami peningkatan BB di banding terapi komplementer madu juga memiliki
kelompok control dengan P=0,001. efek samping yang aman dan mudah
Madu memiliki kandungan diperoleh.
senyawa organik yang mempunyai sifat
antibakteri yaitu inhibine dari golongan
flavonoid, glikosida dan polyphenol. DAFTAR PUSTAKA
Sistem kerja senyawa organik ini sebagai
zat antibakteri ialah dengan cara Amin, L. Z. (2015). Tatalaksana Diare
meracuni protoplasma, merusak dan Akut. Cdk-230, 42(7), 504–508.
menembus dinding sel, serta Andayani, R. P. (2020). Madu sebagai
mengendapkan protein sel mikroba Terapi Komplementer Mengatasi
(Huda, 2013). Madu memiliki tindakan Diare pada Anak Balita. JURNAL
anti-inflamasi yang bebas dari efek KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s
samping yang merugikan, madu mampu Health Journal), 7(1), 64–68.

9
https://doi.org/10.33653/jkp.v7i1.39 tjk.ac.id/index.php/JANALISKES/ar
3 ticle/view/437/410
Andayani, R. P., Nurhaeni, N., & Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil
Agustini, N. (2019). The Effect of Kesehatan RI 2015. In Profil
Honey with ORS and a Honey Kesehatan Indonesia Tahun 2015.
Solution in ORS on Reducing the Kementerian Kesehatan RI. (2019).
Frequency of Diarrhea and Length PROFIL KESEHATAN
of Stay for Toddlers. INDONESIA. In Short Textbook of
Comprehensive Child and Preventive and Social Medicine.
Adolescent Nursing, 42(sup1), 21– https://doi.org/10.5005/jp/books/112
28. 57_5
https://doi.org/10.1080/24694193.20 Mahyar, A. (2021). The Effect of Adding
19.1577922 Honey to Zinc in the Treatment of
Awotiwon, O. F. (2016). Diarrhoea in Diarrhea in Children (p. 5).
children under five years of age in Nurmaningsih, D., & Rokhaidah. (2019).
south Africa (1997-2014) (p. 12). Madu Sebagai Terapi
Cholid, S., Santosa, B., & Suhartono, S. Komplementer untuk Anak dengan
(2016). Pengaruh Pemberian Madu Diare Akut. Jurnal Kesehatan
pada Diare Akut. Sari Pediatri, Holistik, 3(1), 1–10.
12(5), 289. Oskouei et.all. (2018). Enhanced
https://doi.org/10.14238/sp12.5.201 Reader.pdf. In Nature (Vol. 388, pp.
1.289-95 539–547).
Fatma, I. I., Haryanti, S., Widodo, S., & Pasupuleti, V. R. (2017). Honey,
Suedy, A. (2017). Uji Kualitas propolis, and royal jelly: A
Madu Pada Beberapa Wilayah comprehensive review of their
Budidaya Lebah Madu Di biological actions and health
Kabupaten Pati. Jurnal Biologi, benefits (p. 21).
6(2), 58–65. pratama, L. (2019). Ketersediaan sarana
G Vallianou, N. (2014). Honey and its sanitasi dasar, personal hygiene
Anti-Inflammatory, Anti-Bacterial ibu, dan kejadian diare. 8(2), 176–
and Anti-Oxidant Properties. 182.
General Medicine: Open Access, https://doi.org/10.31219/osf.io/ekfd4
02(02). Puspitayani, D., & Fatimah, L. (2014).
https://doi.org/10.4172/2327- Pengaruh Pemberian Madu
5146.1000132 Terhadap Penurunan Frekuensi
Huda, M. (2013). Pengaruh Madu Diare Anak Balita Di Desa
terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Ngumpul, Jogoroto, Jombang.
Positif ( Staphylococcus Aureus ) Jurnal EduHealth, 4(2), 245075.
dan Bakteri Gram Negatif ( Simarmata, J. M., Ani, P., Astuti, D.,
Escherichia Coli ) Effect on the Suhaimi, S., Tarigan, B. S., Ginting,
Growth of Honey Gram-Positive S., Ginting, R., & Siregar, W. W.
Bacteria ( Staphylococcus Aureus ) (2021). Pengaruh Terapi Madu
and Gram-Negative Bacteria ( Terhadap Penurunan Frekuensi
Escherichia Coli ). Jurnal Analis Buang Air Besar Pada Anak Usia 0-
Kesehatan, 2(1), 250–259. 2 Tahun Yang Mengalami Diare Di
https://ejurnal.poltekkes- Rumah Sakit Umum Daerah Deli

10
Serdang Lubuk Pakam Tahun 2020.
Jurnal Pengmas Kestra (Jpk), 1(1),
147–152.
https://doi.org/10.35451/jpk.v1i1.75
5

11

Anda mungkin juga menyukai