Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN


Pengaruh Mengkonsumsi Madu terhadap penyembuhan Diare

Dosen Pembimbing
DR. Dr. Ahmad Watik P, PhD
Disusun Oleh:
Dini Marini
2012730030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal penelitian dengan judul Pengaruh Mengkonsumsi Madu terhadap


penyembuhan Diare ini telah disetujui dan disahkan pada bulan Januari 2015 yang
disusun oleh :
1. Dini Marini

: 2012730030

Mengetahui,
Dekan FKK UMJ

Dr.dr.Toha Muhaimin, M.Sc

Dosen Pembimbing

DR.Dr.Ahmad Watik P, PhD

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt.atas rahmat dan


hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul
Pengaruh Mengkonsumsi Madu terhadap penyembuhan Diare.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad S.A.W. yang telah membimbing kita ke zaman yang penuh
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Shalawat dan salam
selalu

tercurah

juga

kepada

keluaganya,

sanak

semoga

saudaranya,

para

sahabatnya, serta kepada kita semua selaku ummatnya. Amin ya


robbalalamin..
Terima kasih saya ucapkan kepada DR. Dr. Ahmad Watik P, PhD
selaku dosen pendamping yang telah mendukung dan membimbing saya
sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan. Terima kasih saya
ucapkan teman seperjuangan mahasiswa FKK UMJ angkatan 2012 yang
selalu memberikan dukungan dan bantuan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan proposal penelitian ini.
Saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam proposal
penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar proposal penelitian ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Saya

juga

memberikan

mengharapkan
manfaat

demi

semoga

proposal

kemashlahatan

penelitian

umat

dan

ini

dapat

memberikan

sumbangsih bagi perkembangan dunia kedokteran islam. Amin ya robbal


alamin
Wassalammualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.

LEMBAR PENGESAHAN.......

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI......

BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang....

1.2 RumusanMasalah......

1.3 TujuanPenulisan....

1.4 ManfaatPenulisan.......

: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare...............................................................................................

2.2 Madu..............................................................................................

11

2.2.1.Pengaruh mengonsumsi madu terhadap penyembuhan

11

diare......................................................................................................
.
2.3 Kerangka Teori...............................................................................

12

2.3.1. Skema Kerangka Teori...............................................................

12

2.4 Hipotesis.........................................................................................

12

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


3.1Ruang lingkup Penelitian................................................................. 13
3.2 Ruang lingkup waktu......................................................................

13

3.3RancanganPenelitian........................................................................ 13

3.4Skema Rancangan Penelitian .......................................................... 13


3.5 Definisi Operasional......................................................................

13

3.6 Subjek Penelitian............................................................................

14

3.7 Cara pengumpulan

14

data ....... ..........................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Banyak masyarakat yang menganggap diare sebagai penyakit yang ringan
karena kurangnya pengetahuan. Karena kurangnya pengetahuan tentang diare dapat
berakibat fatal. Sudah banyak masyarakat mengkonsumsi madu karena mudah untuk
didapatkan. Madu murni memiliki aktivitas bakterisida yang dapat melawan
beberapa organisme eneropathogenic.
Penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama di
Indonesia pada tahun 2003 angka kesakitan diare 374 per 1.000 penduduk dan
episode pada balita 1,08 kali per tahun. Angka kesakitan ini meningkat bila
dibandingkan dengan hasil survei tahun1996 yaitu 280 per 1.000 penduduk. Tahun
2004, diare merupakan penyakit dengan frekuensi kejadian luar biasa (KLB) kelima
terbanyak setelah DBD, campak, tetanus neonatorum dan keracunan makanan.
Penyebab diare bersifat multifaktorial, disamping adanya agent penyebab,
maka unsur kerentanan dan perilaku pejamu serta faktor lingkungan sangat
berpengaruh, oleh karena program pencegahan dan pemberantasan diare diarahkan
untuk memperkuat daya tahan tubuh, merubah lingkungan dan perilaku ke arah yang
konduksif untuk kesehatan. Diare secara alamiah merupakan mekanisme pertahanan
tubuh. Cairan yang dikeluarkan ada yang bertujuan untuk membersihkan kehilangan
cairan, elektrolit, dan kehilang bahan makanan melalui feses.
Madu dikenal oleh masyarakat dunia sejak waktu yang sangat lama.
Masyarakat dunia dari berbagai budaya dan agama, telah mengenal madu sebagai
jenis konsumsi yang bernilai tinggi. Dari studi laboratorium dan uji klinis, madu
murni memiliki aktivitas bakterisidal yang dapat melawan beberapa organisme

enteropathogenic, termasuk diantaranya spesies dari Salmonella, Shigella, dan E.


Coli.
Penelitian lain yang menguji madu sebagai prebiotik pada tahun 2002 telah
dilakukan, membandingkan tingkat pertumbuhan Bifidobacterium spp. yang
merupakan flora normal pada saluran cerna manusia. Penelitian tentang pemberian
madu pada penderita diare akut masih sangat jarang. Bertujuan untuk mengevaluasi
pengaruh pemberian suplemen madu pada penderita diare akut dalam hal frekuensi
diare.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
Apakah dengan pemberian madu dapat mempengaruhi penyembuhan diare?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum :
Untuk membuktikan adanya penyembuhan diare dengan terapi pemberian
madu dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan madu.
1.3.2. Tujuan Khusus :
1. Untuk menilai dan membuktikan penyembuhan diare pada penderita diare
dengan mendapatkan terapi madu akan berkurang dibandingkan dengan
yang tidak diberikan apapun.
2. Untuk menilai dan membuktikan seberapa besar khasiat dari madu
terhadap penderita diare.
1.4. Manfaat Penelitian

Untuk Masyarakat
Menambah wawasan tentang efektifitas pemberian madu pada penderita diare
terhadap volume dan lamanya diare.

Untuk Lembaga Kesehatan dan Pemerintah


Melalui proposal penelitian ini diharapkan mampu memberi asupan bahwa
pemberian madu dapat mempercepat waktu penyembuhan pada penderita
diare.

Untuk Penelitian Lebih Lanjut

Mengetahui hubungan pemberian madu dengan penderita diare, dengan cara


perlakuan yang diberikan adalah pemberian secara langsung (suplementasi)
madu terhadap penderita diare.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Diare

Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari, dengan/tanpa darah dan lendir dalam
tinja.Diare dikatakan sebagai keluarnya tinja berbentuk cair sebanyak tiga kali atau lebih
dalam dua puluh jam pertama, dengan temperatur rectal di atas 38C, kolik, dan muntahmuntah

Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi
buang air besar sudah lebih dari 4 kali. Sedangkan untuk bayi berumur lebih dari satu
bulan dan anak dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali.

Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu serangan (onset) yaitu diare akut dan
diare kronik.Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu.
Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan meningkatnya frekuansi buang air
besar yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terusmenerus atau berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat suatu penyakit berat.
Etiologi Diare
Penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi:

Virus: Rotavirus (40-60%), Adenovirus.

Bakteri: Escherichia coli (20-30%), Shigela sp. (1-1%), Vibrio cholerae, dan
lain-lain.

Parasit: Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lambia, Crystosporidium (411%).

Keracunan makanan

Malabsorbsi: karbohidrat, lemak dan protein.

Alergi: makanan, susu sapi

Imunodefisiensi: AIDS

Epidemiologi Diare
Penyakit diare lebih sering terjadi pada bayi daripada anak yang lebih besar. Kejadian diare
pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan.Hasil survei Program
Pemberantasan (P2) Diare di Indonesia menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di
Indonesia pada tahun 2011 sebesar 301 per 1.000 penduduk dengan episode diare balita
adalah 1,0 1,5 kali per tahun. Survei Departemen Kesehatan tahun 2011 penyakit diare
menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima
pada semua umur. Kejadian Penyakit diare tidak hanya terdapat di negara-negara berkembang
atau terbelakang saja, akan tetapi juga dijumpai di negara industri bahkan di negara yang
sudah maju sekalipun, hanya saja di negara maju keadaan penyakit diare infeksinya jauh
lebih kecil.

Berdasarkan Ditjen PPM & PL tahun 2011 bahwa KLB diare yang paling tinggi yang paling
besar terjadi pada daerah NTT dengan jumlah penderita 2.194 orang dengan CFR sebesar
1,28% diikuti oleh Kota Banten dengan jumlah pederita 1.371 orang dan CFR 1,9% . Hali ini
di sebabkan tingkat sanitasi masyarakat yang msih rendah, dimana pada daerah NTT tersebut
terjadi kekurangan air, sehingga aktivitas mereka terbatasi dengan minimnya persediaan air.

Pada tahun 2012, di Indonesia diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima
setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorum dan keracunan makanan. Angka kesakitan diare
di Kalimantan Tengah dari tahun 2011-2012 fluktuatif dari 15,87 sampai 23,45. Pada tahun
2010 kasus diare 37,53% terjadi pada balita

Berbagai penelitian tetang diare telah dilakukan di berbagai tempat. Hasil penelitian Kasman
di Puskesmas Air Dingin Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (2013)
dengan desain cross sectional didapatkan proporsi diare pada anak balita sebesar 69,1%.

Tanda dan Gejala

Adapun tanda-tanda dan gejala-gejala yang ditimbulkan akibat diare:

-Diare dengan dehidrasi ringan, dengan gejala sebagai berikut:

1) Frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari

2) Keadaan umum baik dan sadar

3) Mata normal dan air mata ada

4) Mulut dan lidah basah

5) Tidak merasa haus dan bisa minum

-Diare dengan dehidrasi sedang, kehilangan cairan sampai 5-10% dari berat badan, dengan
gejala sebagai berikut :

1) Frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan sering

2) Kadang-kadang muntah, terasa haus

3) Kencing sedikit, nafsu makan kurang

4) Aktivitas menurun

5) Mata cekung, mulut dan lidah kering

6) Gelisah dan mengantuk

7) Nadi lebih cepat dari normal, ubun-ubun cekung

-Diare dengan dehidrasi berat, kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan,

dengan gejala:

1) Frekuensi buang air besar terus-menerus

2) Muntah lebih sering, terasa haus sekali

3) Tidak kencing, tidak ada nafsu makan

4) Sangat lemah sampai tidak sadar

5) Mata sangat cekung, mulut sangat kering


6) Nafas sangat cepat dan dalam
7) Nadi sangat cepat, lemah atau tidak teraba
8) Ubun-ubun sangat cekung

Komplikasi

Kehilangan cairan dan elektrolit yang secara mendadak dapat mengakibatkan berbagai
macam komplikasi, yaitu:

Dehidrasi : ringan, sedang, dan berat.

Renjatan hipovolemik yaitu kejang akibat volume darah berkurang.

Hipokalemia yaitu kadar kalium dalam darah rendah dengan gejala meteorismus
(kembung perut karena pengumpulan gas secara berlebihan dalam lambung dan
usus), hipotonik otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram.

Hipoglikemia yaitu kadar glukosa darah yang rendah.

Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defesiensi enzim laktase karena


kerusakan vili mukosa usus halus.

Kejang terutama pada hidrasi hipotonik.

Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan (masukan makanan berkurang, pengeluaran bertambah).

Pencegahan Diare

Menjaga kebersihan lingkungan terutama pada air yang setiap harinya di pakai untuk
kebutuhan rumah tangga seperti memasak,mandi,Dll

Jangan makan sembarangan apalagi memakan makanan yang tercemar bakteri yang
bisa menyebabkan diare

Hindari makanan yang terlalu pedas,asam dan bersantan dalam waktu yang
bersamaan

Menjaga kondisi tubuh dengan olahraga dan banyak minum air putih minimal 8-12
gelas sehari serta istirahat yang cukup

Mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan,sesudah


buang air besar

Sebaikanya bila ibu yang masih menyusui,berikan ASI pada bayinya setiap hari

Mencuci botol susu anak dengan baik dan benar

Membersihkan bahan-bahan makanan dengan air bersih

2.2 Madu
Adalah cairan yang menyerupai sirup,madu lebih kental dan berasa manis,dihasilkan oleh
lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga.Rasa manis madu di sebabkan oleh unsur
monosakarida fruktosa dan glukosa dan memiliki rasa manis yang hampir sama dengan gula
Komposisi madu:

Moisture
Fruktosa
Glukosa
Sukrosa
Maltosa
Asam glukomat
Glukonolakton
Nitrogen

2.2.1. Pengaruh Mengkonsumsi Madu terhadap penyembuhan Diare


Pengobatan altenatif untuk penyembuhan Diare adalah mengkonsumsi madu.Menurut
penelitian jika seorang penderita diare mengkonsumsi madu, secara teratur pada penderita
diare dapat mempengaruhi penyembuhan diare.Berikut ini adalah dosis pemberian madu :
Dosis pemberian madu

Pusat penelitian dan pengembangan gizi di Bogor menyatakan pemberian madu

sebanyak 20 gr setiap hari


Menurut Muhilal 2-3 sendok makan madu 2 x sehari, cukup memadai untuk
kesehatan tubuh. Sebaiknya dikonsumsi 2 jam sebelum makan atau 3 jam sesudah
makan.

2.3 Kerangka Teori

Meng
konsu
msi
madu
(varia
bel
bebas
)

2.3.1.Skema Kerangka Teori

Penyem
buhan
diare
(variabe
l
tergant
ung)

Usia
Nutrisi
(Variabe
l luar)
(variabe
l luar)

2.4 Hipotesis
Pemberian madu secara teratur pada penderita diare dapat mempengaruhi penyembuhan
diare

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Ruang lingkup penelitian


Penelitian ini dilakukan di RSUD Bogor
3.2 Ruang lingkup waktu
Lokasi penelitian terdapat di FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan waktu
penelitian pada bulan Oktober-November 2014
3.3 Rancangan penelitian

Peneliti menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan memberi perlakuan


mengkonsumsi madu dibandingkan dengan kelompok kontrol

Memberikan madu 20 gr perhari secara rata 3 x pemberian, kemudian dilakukan


pencatatan frekuensi diare 2 x sehari.

3.4 Skema Rancangan Penelitian

r = o x o

oo

3.5 Definisi Operasional


1.Variabel bebas : mengkonsumsi madu

Level of measurement : nominal


Penyembuhan diare dengan mengkonsumsi madu
Definisi operasional
Pemberian madu sebanyak 20 gr setiap hari.

2.Variabel tergantung : penyembuhan diare

Level of measurement : ordinal


diare
Definisi operasional
Keadaan kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja, sehingga terjadi perubahan
konsistensi tinja dengan frekuensi lebih dari 3 x sehari.

3. Variabel Luar

Usia

Definisi operasional: Usia responden terhitung sejak berusia 5 tahun

Level of Measurement: Ratio (sesuai range usia dari pasien)

Nutrisi

Definisi operasional: petanda nutrisi atau gizi seseorang

Level of Measurement: Nominal

(Baik atau Buruk)

3.6 Subjek Penelitian

Sampel 10 orang dari RSUD Bogor yang berusia 1-5 tahun penderita diare.

Bersedia menaati prosedur penelitian.

Subjek dibagi dua secara random, kemudian kelompok perlakuan diberikan konsumsi
madu.

3.7 Cara Pengumpulan Data

Pra Konsumsi

Dilakukananamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang kepada pasien


mengenai tanda dan gejala yang dirasakan.

Pasca Konsumsi

Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang kepada pasien


apakah ada pengurangan gejala setelah mengonsumsi madu

Anda mungkin juga menyukai