Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESIDENSI II

RS PANTI WILASA DR. CIPTO SEMARANG

Disusun Oleh :
1. Ardian Zaenal Abidin 25000119410003
2. Andi Karisma Nurdiyansyah 25000119410007
3. Winda Ningsih 25000119410022

KONSENTRASI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021

i
LAPORAN RESIDENSI II
DI RS PANTI WILASA DR. CIPTO SEMARANG

Disusun oleh :

1. Ardian Zaenal Abidin 25000119410003


2. Andi Karisma Nurdiyansyah 25000119410007
3. Winda Ningsih 25000119410022

Semarang, 25 Januari 2021


Menyetujui

Ketua Konsentrasi
Administrasi Rumah Sakit

Dr. Septo Pawelas Arso, SKM., MARS


NIP. 197209301997021001

Mengetahui
Ketua Program Studi
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dr. Dra. Chriswardani Suryawati, M.Kes


NIP. 196301241989022001

ii
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan
Pandemi Covid-19 kini telah menerpa hampir seluruh negara secara global.
Penyakit ini disebabkan Corona virus yang diberi nama SARS-CoV-2. Awalnya
Corona Virus Infeksi pertama kali di identifikasi pada bulan desember 2019 di
Wuhan, China. Virus.Corona virus merupakan virus yang menyebabkan infeksi
covid-19 yang sifatnya sangat mudah menular sehingga dalam waktu singkat infeksi
menyebar ke seluruh dunia. SARS- CoV-2. Salah satu aspek yang menerima
dampak paling besar dari pandemi ini adalah bidang kesehatan termasuk Rumah
Sakit karena merupakan Garda Terdepan Melawan Pandemi Covid-19.
Kebutuhan fasilitas kesehatan akan menurun karena utilitas menurun, untuk
yang mengalami putus kerjasama, akan sulit bekerjasama kembali. Mulai persiapan
penerapan KDK (Kebutuhan Dasar Kesehatan), pembatasan manfaat JKN.
Persiapan implementasi Kelas Standar bagi peserta JKN dan tarif standar akan
mempengaruhi klaim JKN. Pembayaran klaim JKN diperkirakan cukup lancar di
tahun 2021.
Data statistik menunjukkan belanja Kesehatan perorangan masih relative
besar kemungkinan ada ceruk pasar untuk dikembangkan. Dana public (crowd
funding) maupun dana Lembaga untuk pembiayaan kesehatan sesama yang kurang
mampu, masih tersedia. Asuransi akan memberikan manfaat tambahan bagi peserta
JKN, atau melalui urun biaya “out of pocket” peserta JKN. Untuk penyakit ringan dan
sedang, Sebagian pasien bersedia menjadi pasien umum, untuk layanan yang
dianggap “lebih nyaman”. Permintaan layanan Kesehatan di luar Gedung Rumah
Sakit akan meningkat. Berikut adalah skema pembiayaan belanja kesehatan
Indonesia pada Tahun 2010-2016:

Gambar 1. Skema Pembiayaan Belanja Kesehatan Indonesia Tahun 2010 - 2016


Sumber: NHA (2018)
Terlihat adanya Indikator Keberhasilan dari Program Jaminan Kesehatan
dimana Skema Pembiayaan yang berasal dari kantong Rumah Tangga mengalami
penurunan dari tahun ke tahun, sedangkan Skema Asuransi Kesehatan Sosial dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pemodal baru dalam dan luar negeri akan
relatif lebih mudah membuka RS di Indonesia. RS yang ada bisa bekerjasama
dengan pemodal untuk pengembangan usaha. Persyaratan fasilitas RS sesuai
regulasi (jumlah TT, jumlah ICU, dan sarana), akan ditegakkan akan tetapi perlu
penyesuaian. Ada wacana rumah sakit akan diidentifikasi berbasis kompetensi

1
(bukan RS umum dan khusus). Rujukan berjenjang akan tidak bermakna, saat
rumah sakit berbasis kompetensi dan single tarif. Kelas perawatan akan menjadi
Kelas Standar dan Kelas Privat. Akan banyak rumah sakit baru di daerah yang
“pasar” nya cukup berpotensi (kota sedang dan besar). Secara fasilitas, relatif rumah
sakit baru lebih sesuai regulasi. Akan terjadi “perebutan” spesialis antar rumah sakit.
Biaya operasional, khususnya biaya pemeliharaan dan SDM di rumah sakit baru
relatif lebih efisien. Akan terjadi rumah sakit lama akan “kalah” berkompetisi dengan
RS baru, yang akan mengancam sustainabilitas. Investor peralatan maupun
kemitraan sarana RS akan makin banyak.
Transformasi digital telah berperan dalam hal revolusi berbagai industri,
khususnya dalam bidang kesehatan. Teknologi di bidang kesehatan memungkinkan
seorang individu untuk mendapatkan hidup yang lebih sehat, usia harapan hidup
yang lebih panjang, dan kehidupan yang lebih produktif. Sebagai contoh, pada tahun
2015, telemedicine diakses oleh lebih dari satu juta penduduk. Angka ini meningkat
secara signifikan di tahun 2018, dimana jumlah penduduk yang
mengakses telemedicine telah mencapai 7 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa
teknologi telah memberdayakan pasien bahkan sampai di area terpencil sekalipun
untuk mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Selain telemedicine, beberapa teknologi kesehatan lainnya di era industri 4.0
yang sudah berkembang dan dimanfaatkan oleh berbagai fasilitas pelayanan antara
lain adalah artificial intelligence/ kecerdasan artifisial, blockchain, IoT (internet of
things), dan pelayanan robotic. Seiring berbagai kemajuan yang ada, semakin
banyak perusahaan kesehatan yang memandang bahwa teknologi bukan hanya
dimanfaatkan sebagai sarana prasarana tapi juga sebagai aset strategis. Dari fakta
ini, muncul pemikiran bahwa teknologi yang dimanfaatkan secara optimal akan
memberikan insight atau masukan yang sangat berguna terhadap kemajuan bisnis.
Analisis data yang tepat dapat digunakan untuk meningkatkan akses pelayanan
kepada masyarakat, meningkatkan efektifitas sumber daya manusia, meningkatkan
kualitas pelayanan, dan mengurangi biaya layanan kesehatan.
Pemanfaatan teknologi kesehatan di kalangan konsumen juga turut membuka
kesempatan kepada pasien maupun keluarga pasien, agar semakin mudah
mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai penyakit, pilihan pengobatan,
serta dengan mudah mengakses maupun memilih rumah sakit ataupun sarana
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan menyadari manfaat
transformasi digital tersebut, semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam
bidang kesehatan termasuk rumah sakit, berinisiatif untuk mengadopsi transformasi
digital ini ke dalam sistem manajemen mereka guna menghasilkan kualitas
pelayanan kesehatan yang lebih baik
Namun demikian, tidak semua fasilitas kesehatan siap untuk menyambut era
disrupsi 4.0 yang penuh dengan digitalisasi ini. Berbagai kendala terkait sumber
daya manusia, sumber dana, business process, regulasi pemerintah dan peraturan,
serta tidak adanya sistem integrasi data kerapkali menjadi tantangan dalam
mewujudkan hal tersebut. Dalam hal ini, diperlukan komitmen bersama dari berbagai
pihak seperti manajemen rumah sakit, pemerintah dalam hal ini kementerian terkait,
asosiasi profesi, dan dokter pelaksana untuk dapat senantiasa
melakukan kolaborasi dan terbuka terhadap proses pembaruan serta pembelajaran.

2
Kementerian kesehatan senantiasa mendukung upaya digitalisasi rumah
sakit, dimana ditunjukkan dalam berbagai inovasi yang sudah ada antara lain konsep
smart e-health seperti telemedicine dan SIMRS (Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit), SISRUTE (Sistem Informasi Rujukan
Terintegrasi), aplikasi SehatPedia, sistem JKN (Jaminan Kesehatan Nasional),
dan e-medical record. Tentunya digitalisasi ini tidak lepas dari
perlunya regulasi yang jelas dan mendukung pertumbuhan sistem dengan satu
tujuan yaitu peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat Indonesia.
Rencana mendatang sistem Smart Healthcare akan menjadi desentralisasi dan
berpusat pada pasien, dengan harapan lebih memudahkan dan efektif dalam
pemberian layanan Kesehatan, biaya medis rendah, dan meningkatkan kualitas
pelayanan serta aturan yang jelas dan tanggung jawab.
Rumah Sakit Pantiwilasa dr. Cipto adalah salah satu rumah sakit swasta
nasional di bawah YAKKUM (Yayasan Kesehatan Kristen Umum) yang berada di
Wilayah Semarang Jawa Tengah. RS Pantiwilasa dr. Cipto saat ini menuju ke arah
Smart Hospital dengan komitmen menyediakan layanan Kesehatan yang berkualitas
dari staf berdedikasi dan professional dengan menggunakan teknologi terkini dan
fasilitas berstandar tinggi bagi masyarakat. Hal tersebut mulai diwujudkan dengan
memberikan pelayanan administrative dan medis kepada pasien dengan
pemanfaatan teknologi terkini diantaranya pendaftaran online, telemedicine,
pelayanan Tindakan URS Laser, Phacoemulsification, dan lain sebagainya.
Dalam pelaksanaan menuju Smart Hospital, terdapat tantangan dan kendala
yang dihadapi setiap rumah sakit diantaranya adalah kompetensi jenis layanan,
kompetensi SDM, Jumlah SDM, Sistem Informasi, Pemasaran, Mutu Layanan, dan
lain sebagainya. Tugas dari pihak manajemen adalah memikirkan Langkah strategis
agar rumah sakit tetap bertumbuh di tengah situasi seperti ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka kegiatan Residensi II yang dilaksanakan
oleh Mahasiswa S2 Administrasi Rumah Sakit secara virtual adalah kegiatan yang
mencari permasalahan yang sedang dihadapi oleh rumah sakit dan memberikan
masukan yang dapat menjadi pemecahan masalah. Berkaitan dengan kegiatan ini,
kami akan mempelajari permasalahan yang ada di RS Pantiwilasa dr. Cipto, salah
satu rumah sakit swasta yang berada di Semarang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang
didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Rumah Sakit Panti wiloso Dr.Cipto dapat tetap bertumbuh (Sustain,
Profit, Capital Efficient ) Di tengah situasi perumahsakitan seperti ini
2. Apa “langkah strategis” menuju “smart hospital” yang sesuai untuk situasi kota
semarang

3
BAB II
PEMBAHASAN

Dimasa pandemi Covid-19 terus berlanjut mengakibatkan jumlah orang yang


terkonfirmasi terus meningkat mengakibatkan banyak rumah sakit kewalahan
menangani lonjakan pasien yang terinfeksi corona virus, namun tidak sedikit pula Rumah
Sakit yang mengalami penurunan jumlah pasien, khususnya Rumah Sakit yang tidak
ditunjuk sebagai Rumah Sakit Rujukan Covid-19 sehingga rumah sakit terancam kolaps
di depan mata. Untuk mengantisipasi hal tersebut pengelola rumah sakit perlu
perubahan yang cepat dan respon yang cepat dari manager puncak mengenai arah
kelangsungan usaha rumah sakit agar tidak kolaps ditengah pandemi.
A. Bagaimana Rumah Sakit Panti wiloso Dr.Cipto dapat tetap bertumbuh (Sustain,
Profit, Capital Efficient ) Di tengah situasi perumahsakitan seperti ini.
1. Management’s Commitment to Sustainability
Rumah Sakit Panti wiloso Dr.Cipto berkomitmen sepenuhnya untuk menjalankan
bisnis secara berkelanjutan, yang mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan dalam setiap kegiatan usahanya. Komitmen ini kami wujudkan
melalui programprogram keberlanjutan yang dilaksanakan di seluruh unit Rumah
Sakit bersamaan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan nilai tambah kepada
yayasan. Sebagai entitas bisnis yang bergerak di bidang kesehatan, Rumah
Sakit Panti wiloso Dr.Cipto mendukung upaya Pemerintah dalam mencapai
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terutama dalam Tujuan Global-3 yaitu
‘Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik’. Melalui upaya yang
berkesinambungan, Rumah Sakit Panti wiloso Dr.Cipto memberikan kontribusi
langsung melalui penyediaan pelayanan kesehatan dan kegiatan tanggung
jawab sosial dan lingkungan (CSR) kepada masyarakat sekitar.
2. Our Achievement in Sustainability
a. Bidang sosial
1) Rumah Sakit Panti wiloso Dr.Cipto dapat menyediakan pelayanan
kesehatan bagi jutaan rakyat Indonesia, dan ikut serta sebagai penyedia
jasa bagi pasien BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan) sehingga akses pelayanan kesehatan yang
berkualitas dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat.
2) Selain memberikan kontribusi secara langsung melalui kegiatan rumah
sakit, rumah sakit dan jaringannya dapat menyelenggarakan kegiatan
perawatan dan edukasi kesehatan kepada masyarakat di sekitar rumah
sakit untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama
prasejahtera. Secara proaktif para dokter dan perawat Siloam Hospitals
terlibat bersama komunitas lokal untuk meningkatkan kesadaran akan
kesehatan melalui penyelenggaraan seminar, presentasi kesehatan,
dan konsultasi kesehatan gratis. Ini kami lakukan agar manfaat
kehadiran ini turut dirasakan bagi masyarakat yang lebih luas.
b. Pelayanan berkualitas
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, rumah sakit
Perseroan harus memenuhi Persyaratan Akreditasi Rumah Sakit Nasional
dan standar akreditasi rumah sakit global (Joint Commission International

4
(JCI), Australian Health Standards Board (ACHS). Untuk menjamin
keselamatan pasien dan tenaga medis, rumah sakit menerapkan sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit (SMK3RS)
sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah. Sistem-sistem manajemen
tersebut bekerja berkesinambungan untuk memastikan Perseroan
memberikan pelayanan yang paling optimal setiap saat kepada pasien
maupun kepada keluarganya.
c. Bidang lingkungan hidup
Rumah sakit dapat melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi
pemakaian listrik dan air serta memastikan pelaksanaan pengelolaan,
pemantauan dan pelaporan lingkungan yang tepat waktu kepada instansi
terkait. Rumah sakit Bekerja sama dengan pemangku kepentingan dalam
Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri dalam
penggunaan alat kesehatan, sehingga kini tidak lagi menggunakan bahan
yang mengandung merkuri yang biasanya dijumpai pada termometer dan
tensimeter. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan, sebaiknya
mengupayakan sistem pemusnahan limbah medis menjadi sistem yang lebih
ramah lingkungan yang saat ini sedang dalam tahap kajian dan pengajuan
perizinan kepada regulator.
d. Bidang Ekonomi
Rumah sakit dapat meningkatkan kapabilitas pelayanan di seluruh Rumah
Sakit untuk memperbaiki waktu tunggu dan pelayanan bagi para pasien
menambah atau membangun rumah sakit baru untuk meningkatkan
pendapatan.
e. Demonstrating Hospital’s Market Position
Yaitu dengan membuat Strategi untuk bertumbuh dalam jangkauan dan
cakupan dengan membangun jaringan rumah sakit swasta terbesar di
Indonesia dengan membangun pusat keunggulan di setiap unit rumah sakit
sebagai contoh pelayanan Gamma Knife Center, MRI dan pusat onkologi
tercanggih, Pusat Urologi dan lain sebagainya
f. BidangTransformasi Digital menuju Era Kesehatan 4.0
1) Rumah sakit memasuki era inovasi digital dimana pasien mencari
pelayanan yang langsung mampu menjawab kebutuhan mereka karena
terbatas oleh kesibukan sehari-hari. Menurut data DMN3, konsumen yang
mencari informasi medis di internet, sebesar 47% mencari informasi
mengenai dokter, 38% rumah sakit dan fasilitas kesehatan, serta 77%
untuk melakukan booking jadwal pemeriksaan kesehatan. Berdasarkan
fakta tersebut, perlunya upaya dari tim manajemen rumah sakit untuk
mencari tahu kebutuhan target konsumen atau pasien dan
menggabungkannya ke dalam sistem digital (misalnya kemudahan akses
dengan menggunakan smartphone). Kebutuhan pasar inilah yang
sedang dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan health technology yang
akhir-akhir ini semakin marak berkembang di masyarakat.
2) Pentingnya Big data dengan menggabungkan informasi dalam jumlah
yang sangat besar serta format yang beragam yaitu dari penggunaan
media sosial, e-commerce, transaksi online, transaksi keuangan,

5
serta mengidentifikasi suatu tren dan pola bisnis di masa depan. Dalam
industri kesehatan, big data dapat memberikan beberapa keuntungan,
termasuk tingkat kesalahan medis yang lebih rendah, memfasilitasi
kesehatan pencegahan, dan prediksi yang lebih akurat untuk merekrut
SDM (misalnya dengan membantu RS dan klinik memprediksi adanya
peningkatan jumlah pasien di suatu masa tertentu sehingga membantu
manajemen memutuskan untuk menambah jumlah staf di waktu
tersebut). Selain kebutuhan investasi di bidang big data, pengolahan dan
analisa dari data tersebut juga diperlukan
untuk mengidentifikasi kelemahan bisnis dan membantu manajemen
untuk lebih memahami target pasien yang dituju.
3) Memanfaatkan Teknologi Virtual Reality (VR) yang tidak hanya digunakan
di salah satu bidang kedokteran saja tetapi sudah meluas
penggunaannya untuk mengobati nyeri, kecemasan, PTSD (post-
traumatic stress disorder), dan penyakit stroke. Beberapa dokter dan
residen juga telah memanfaatkan VR untuk mempertajam keterampilan
mereka di bidang pembedahan. VR dalam bentuk headset dapat
membantu si pemakai untuk beraktivitas dan anak-anak
dengan autisme untuk belajar mengenal sekitarnya. VR dan AR
(augmented reality) pada skala global diprediksi mencapai nilai sekitar
$5.1 miliar pada tahun 2025. VR diharapkan dapat menjadi metode
komunikasi yang membuat penyedia layanan kesehatan dapat
memahami kebutuhan pasien dan berkomunikasi dengan cara yang lebih
baik.
4) Di era digital saat ini, pasien sudah mulai fokus pada kesehatan
pencegahan dan lebih peduli untuk mengetahui berbagai hal yang
berkaitan dengan informasi medis. Implikasinya, beberapa perusahaan
telah berinvestasi dalam bidang alat kesehatan yang dapat dipakai
pasien untuk menentukan status kesehatan mereka. Alat kesehatan yang
sudah ada antara lain seperti detektor detak jantung, pelacak olahraga,
alat pengukur debit keringat, alat untuk mengukur kadar gula darah, dan
kadar oksigen. Berbagai alat kesehatan tersebut dapat meningkatkan
efisiensi keuangan pelayanan kesehatan, yang ditunjukkan dengan data
dari US bahwa teknologi tersebut mampu menghemat dana sampai
dengan $7 juta per tahunnya.
5) Pelayanan berbasis analisis prediktif yaitu Informasi besar yang
dikumpulkan dari big data dan sumber lainnya (seperti media sosial)
dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan layanan
rekomendasi kesehatan kepada pasien. Ini yang disebut dengan
pelayanan kesehatan prediktif, dimana kita sekarang dapat
memperkirakan penyakit dan kelainan apa saja yang dapat mewabah di
masa depan. Dari perkiraan penyakit atau wabah yang akan terjadi,
sarana kesehatan tentunya dapat mengantisipasi hal tersebut dan
mempersiapkan langkah-langkah pencegahan atau penanganan yang
dibutuhkan

6
6) Pemanfaatan Artificial intelligence (AI) yang merupakan
suatu inovasi yang sangat besar di bidang kesehatan. Banyak pihak di
industri kesehatan yang bersedia untuk berinvestasi di AI senilai jutaan
dolar. AI yang berkembang saat ini memiliki banyak versi, salah satunya
adalah robot droid yang dirancang untuk membantu pekerjaan perawat di
RS dan melakukan tugas rutin seperti mengecek stok atau persediaan
obat. Diperkirakan bahwa di masa depan, kekuatan AI akan semakin
diperluas manfaatnya seperti dalam bidang precision
medicine, radiologi, penemuan obat terbaru, dan ilmu genomic.
7) Pemanfaatan Blockchain dan rekam medis elektronik.
Blockchain merupakan suatu kumpulan file atau data transaksi yang
tertuang di dalam database komputer atau dalam bentuk
digital. Blockchain memungkinkan terjadinya pertukaran informasi
transaksi keuangan yang aman antara satu pihak dengan yang lainnya.
Dalam bidang pelayanan kesehatan, blockchain terbukti efektif untuk
mencegah kebocoran data, meningkatkan akurasi data di rekam medis,
dan melakukan efisiensi biaya. Berbagai tren teknologi yang sedang
berkembang, tentunya rumah sakit juga perlu mengetahui beberapa
manfaat yang bisa diperoleh konsumen atau pasien sehubungan dengan
perkembangan digitalisasi di era kesehatan 4.0 ini.
8) Melakukan Interaksi harmonis antara dokter dengan pasien karena
menurut sebuah survey, hanya sekitar 20-30% pasien yang memiliki
akses digital untuk konsultasi medis atau pengingat elektronik (electronic
reminder). Industri kesehatan membutuhkan pendekatan yang berpusat
pada pasien. Transformasi digital diharapkan dapat menjadi solusi agar
dokter dapat menggali informasi yang lebih dalam mengenai pasien
mereka. Berbagai tren dan manfaat yang ada di era kesehatan 4.0 dapat
membuat rumah sakit semakin berinisiatif dan memiliki daya saing untuk
ikut mengembangkan sistem serupa di fasilitas pelayanan masing-
masing. Akan tetapi, hal ini tentunya tidak terlepas dari berbagai
hambatan dan tantangan dalam proses pelaksanaannya.

B. Apa “langkah strategis” menuju “smart hospital” yang sesuai untuk situasi kota
semarang
Smart Hospital adalah terciptanya sistem yang terintegrasi. Integrasi yang
dimaksudkan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit meliputi,
integrasi pelayanan pasien (pelayanan rujukan antar fasilitas kesehatan yang
berbeda), integrasi stakeholder ( rumah sakit sebagai bagian dari entitas pelayanan
kesehatan perlu didukung oleh stakeholder yang lain seperti kementerian kesehatan,
dinas kesehatan, BPJS kesehatan dan lembaga-lembaga lainnya) dan integrasi
teknologi (menggunakan teknologi dalam mengintegrasikan sistem informasi
manajemen rumah sakit, sistem rujukan terpadu, telemedicine).
1. Tujuan Smart Hospital
a. Meningkatkan efisiensi & kecepatan akses data/ informasi kesehatan
b. Meningkatkan keterjangkauan, kecepatan & mutu pelayanan kesehatan
c. Sistem pelayanan kes terintegrasi secara vertikal maupun horizontal

7
d. Penguatan seluruh aspek manajemen Rumah Sakit khususnya pelayanan
dengan berbasis IT & pemanfaatan IoT
e. Meningkatkan pemberdayaan berbagai sumber daya yang ada
f. Memungkinkan setiap individu mempunyai data kesehatan perorangan yg
mudah di monitor dan digunakan kepentingan kesehatannya
2. Langkah penting dalam membangun smart hospital :
a. Pembentukan tim persiapan & manajemen proyek
b. Mapping sumber daya yang ada
c. Identifikasi masalah & kebutuhan
d. Penyusunan prioritas, terkait dengan kemampuan anggaran dan urgensi
e. Penyusunan Plan of action & budgeting
f. Membangun kemitraan dengan pihak yang bisa mendukung program
g. Implementasi program secara bertahap & berlanjut
h. Progress report secara periodik
i. Monev periodik & berkesinambungan
j. Susun pengembangan program lanjutan Tahapan dimulai dengan yang
paling urgent & relatif mudah dilaksanakan
3. Untuk menjadi Rumah Sakit smart hospital maka berikut langkah stategis yang
di lakukan:
a. Menyusun master plan.
b. Road map yang jelas dan mudah dimengerti oleh semua aspek atau lini di
rumah sakit
c. Standarisasi sistem pelayanan Rumah Sakit yang mengacu pada Patient
safety dan quality Improvement
d. Memiilih partner implementasi SIMRS yang fleksibel sehinga terwujudnya
kesuksesan dalam digitalisasi dan smart hospital.”

8
BAB III
KESIMPULAN

Dalam masa pandemi Covid-19 maka didapatkan 5 langkah learning process yang dapat
dijalankan oleh Rumah Sakit untuk dapat bertahan dimasa Covid-19 menuju new normal
dan dalam meningkatkan profit rumah sakit dan meningkatkan kepuasan pasien maka
rumah sakit melakukan pemanfaatan teknologi informasi untuk inovasi layanan
kesehatan.
Langkah penting dalam membangun smart hospital maka rumah sakit Rumah Sakit
Panti Wilasa Dr. Cipto semarang
1. Pembentukan tim persiapan & manajemen proyek
2. Mapping sumber daya yang ada
3. Identifikasi masalah & kebutuhan
4. Penyusunan prioritas, terkait dengan kemampuan anggaran dan urgensi
5. Penyusunan Plan of action & budgeting
6. Membangun kemitraan dengan pihak yang bisa mendukung program
7. Implementasi program secara bertahap & berlanjut
8. Progress report secara periodik
9. Monev periodik & berkesinambungan
10. Susun pengembangan program lanjutan Tahapan dimulai dengan yang paling
urgent & relatif mudah dilaksanakan

9
DAFTAR PUSTAKA

Adella, April 2019, “Digitalisasi Pelayanan Kesehatan dengan Penerapan Revolusi


Industri 4.0” diunduh dari https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/digitalisasi-
pelayanan-kesehatan-dengan-penerapan-revolusi-industri-4-0/
Chilukuri and Kuiken, 2017, “Four keys to successful digital transformations in
healthcare”, diunduh dari https://www.mckinsey.com/business-
functions/mckinsey-digital/our-insights/four-keys-to-successful-digital-
transformations-in-healthcare
Kathleen M. La Tour. 2010: Health Information Management Concept, Principles, and
Practice, Third Edition. 233 North Michigan Avenue, Suite 2150, Chicago, Illionis,
AHIMA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Kesiapsiagaan
MenghadapI Coronavirus Disease (Covid-19). Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit. Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2020. Pedoman pencegahan dan
pengendalian coronavirus disease (Covid-19). Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (P2P). Jakarta
Kleyman, 2017, “Utilizing People, Process, and Technology in Health Data
Security”, diunduh dari https://healthitsecurity.com/news/utilizing-people-
process-and-technology-in-health-data-security
Laksono trisnantoro. 2020 mengenai Keberlangsungan Usaha RS di masa COVID-19:
Apakah akan menuju New-Normal? Perspektif learning organization.
“Lima Tantangan Transformasi Digital Pelayanan Kesehatan di Indonesia”, 26
Maret 2019, diunduh dari https://medigo.id/jurnal/lima-tantangan-transformasi-
digital-pelayanan-kesehatan-di-indonesia, pada tanggal 26 Januari 2021
Newman, 2019, “Top 6 Digital Transformation Trends In Healthcare For 2019”,
diunduh dari https://www.forbes.com/sites/danielnewman/2019/01/03/top-6-
digital- transformation-trends-in-healthcare-for-2019/#7c7c0af36911
Nur Hidayah, 2020. Strategi Rumah sakit merespon pandemi covid-19 di era new
normal. https://mars.umy.ac.id/wp-content/uploads/2020/09/NUR_Strategi-
Rumah-Sakit-Merespon-Pandemi-Covid-19.pdf. Diakses 26 Januari 2021
WHO. Telemedicine: Opportunities and Developments in Member States. Report on
the second global survey on eHealth. Global Observatory for eHealth series –
Volume 2. World Health Organization. 2009. Available at
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44497/9789241564144_eng.pdf
?sequence=1&isAllowed=y
World Health Organization (WHO). 2020. WHO Director-General's remarks at the media
briefing on 2019-nCoV on 11 February 2020.
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-sremarks-at-the-
media-briefing-on-2019-ncov-on-11-february-2020.
World Health Organization, WHO Director-General’s opening remarks at the media
briefing on COVID-19 – 11 March 2020, diakses dari
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-general-s-opening-
remarks-at-the-media-briefing-on-covid-19—11-march-2020.

10

Anda mungkin juga menyukai